BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Jala, Sudut Proteksi dan Bola Bergulir Pada Sistem Proteksi Petir Eksternal yang Diaplikasikan pada Gedung [Emmy Hosea, et al.

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Petir di Gedung Rumah Sakit Permata Hijau dengan Metode Konvensional dan Elektrostatis

DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK

EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II SISTEM PENANGKAL PETIR

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

by: Moh. Samsul Hadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) SENAYAN JAKARTA

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II Teori Dasar. 2.1 Sumber-sumber Tegangan Lebih

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan

EVALUASI INSTALASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA GEDUNG XYZ

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI

SISTEM PENANGKAL PETIR

PERENCANAAN SISTEM INSTALASI PENANGKAL PETIR JENIS ELEKTROSTATIK BERDASARKAN PUIPP

IMPLEMENTASI PENANGKAL PETIR TIPE EMISI ALIRAN MULA ( EARLY STREAMER EMISSION ) GUNA MENGURANGI DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

DAFTAR PUSTAKA. 1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Badan Standarisasi

Nurudh Dhuha

Evaluasi Sistem Proteksi Listrik Kantor Bupati Landak

BAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Proses terjadinya petir

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

PENENTUAN LOKASI PEMASANGAN LIGHTNING MASTS PADA MENARA TRANSMISI UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN PERLINDUNGAN AKIBAT SAMBARAN PETIR

BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN

SISTEM PROTEKSI EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP SAMBARAN PETIR PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

PT. Ciriajasa Cipta Mandiri

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR

Perancangan Kinerja Penangkal Petir Menggunakan Metoda Bola Gelinding Pada Gedung Perpustakaan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI PETIR MASJID RAYA MUJAHIDIN MENGGUNAKAN METODE BOLA BERGULIR (ROLLING SPHERE METHOD)

Perbandingan Metode Protective Angle Dan Metode Rolling Sphere Pada Proteksi Tegangan Lebih Saluran Distribusi 13,8 Kv PT. Chevron Pacivic Indonesia

PENDAHULUAN Perumusan Masalah

Analisa Susunan Terminal Udara Sistem Proteksi Petir Menggunakan Metode EGM Eriksson Pada Bangunan PT. TELKOM Pekanbaru

Analisis Sistem Pengaman Menara Seluler Smartfren Pada Perumahan Masyarakat Di Kelurahan Umban Sari

Kajian Perancangan Sistem Penangkal Petir Eksternal Pada Gedung Pusat Komputer Universitas Riau

BAB II FENOMENA ALAMIAH TERBENTUKNYA PETIR

Penentuan Daerah Perlindungan Batang Petir

STUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN

Sistem proteksi petir pada bangunan gedung

UNIVERSITAS INDONESIA OPTIMALISASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL MENGGUNAKAN JENIS EARLY STREAMER (STUDI KASUS UPT LAGG BPPT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Sistem Proteksi Petir Eksternal Site Radar 214 dengan Metode Sudut Lindung, Bola Bergulir dan Pengumpulan Volume

ANALISIS PROTEKSI SAMBARAN PETIR EKSTERNAL MENGGUNAKAN METODE COLLECTION VOLUME STUDI KASUS GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Perancangan Sistem Proteksi Petir Eksternal Menggunakan Metoda Collecting Volume pada Gudang TNT di PT Dahana (Persero)

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Aplikasi Konsep Fisika Pada Proses Terjadinya Petir dan Pentingnya Penggunaan Penangkal Petir Pada Bangunan *) Nia Nopeliza **)

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK

a. Bahwa tenaga kerja dan sumber produksi yang berada ditempat kerja perlu di jaga keselamatan dan produktivitasnya.

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Ari Wibisono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

Perancangan Sistem Penangkal Petir Batang Tegak Tunggal, Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

BAB II PETIR DAN PENANGKAL PETIR

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan bangunan yang menggunakan energi listrik yang memiliki

DASAR SISTEM PROTEKSI PETIR

Desain Dan Analisa Sistem Proteksi Petir Pada Rumah Sakit Universitas Riau

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 85 Vol. 4, No. 2 : 85-92, Agustus 2017

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

ANALISIS LUAS DAERAH PROTEKSI PETIR JENIS EARLY STREAMER PADA TOWER SUTT `1.

BAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

EVALUASI SISTEM PROTEKSI PETIR MENARA TELEKOMUNIKASI PT DAYAMITRA TELEKOMUNIKASI (TELKOM GROUP) SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEODOLITA. VOL. 15 NO. 2, Desember 2014 ISSN DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIK

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. efisiensi dan efektivitas (Masri, 2010: 27). Kedua hal tersebut merupakan masalah

MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

STUDI EVALUASI SISTEM TERMINASI UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT DENGAN METODE BOLA BERGULIR, SUDUT PERLINDUNGAN DAN METODE JALA SKRIPSI

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

1 Universitas Indonesia

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Proteksi Penangkal Petir Gedung Rumah Sakit Permata Hijau Berdasarkan data gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau dan data hari guruh tahun 2010 propinsi DKI Jakarta maka diperoleh besarnya kebutuhan suatu bangunan akan adanya sistem proteksi penangkal petir adalah : 4.1.1. Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan adanya sistem proteksi penangkal petir dapat ditentukan berdasarkan indeks-indeks yang menyatakan faktor-faktor tertentu sesuai dengan (PUIPP) seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 1 yakni Tabel 1 sampai dengan Tabel 5 dan Tabel 6 merupakan penjumlahan dari indeks-indeks yang dipilih dari tabel-tabel sebelunya. Hasil penjumlahan indeks-indeks tersebut (R) merupakan indeks perkiraan bahaya akibat sambaran petir seperti pada persamaan (2.14) : R=A+B+C+D+E Semakin besar nilai R semakin besar pula bahaya serta kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh sambaran petir berarti semakin besar pula kebutuhan bangunan tersebut akan adanya sistem penangkal petir. Berdasarkan Tabel 1 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks : A sebesar 3 yakni gedung yang berisi banyak sekali orang sebagai tempat rumah sakit Berdasarkan Tabel 2 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks B sebesar 2 yakni bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dan atap bukan logam. Berdasarkan Tabel 3 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks C sebesar 4 yakni tinggi bangunan lebih dari 20 meter. Berdasarkan Tabel 4 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks D sebesar 0 yakni di tanah datar pada semua ketinggian. Hari guruh di Jakarta sebanyak 98 hari/tahun, maka berdasarkan Tabel 5

gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks E sebesar 6. Berdasarkan nilai indeks-indeks tersebut maka nilai indeks R untuk gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau, yaitu : R =A+B+C+D+E = 3+2+4+0+6 = 15 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh R = 15 sehingga sesuai dengan Tabel 6 nilai tersebut menunjukkan bahwa gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki perkiraan bahaya sambaran petir besar dan sangat dianjurkan untuk memiliki sistem proteksi petir yang baik. 4.1.2. Berdasarkan National Fire Protection Association (NFPA) 780 National Fire Protection Association (NFPA) 780 juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kebutuhan suatu bangunan akan adanya sistem proteksi penangkal petir. Cara penentuan yang digunakan pada standar NFPA hampir dengan yang digunakan pada standar yang digunakan PUIPP yaitu dengan menjumlahkan indeks yang mewakili keadaan lokasi bangunan seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 2 yaitu Tabel 7 sampai Tabel 11. Hasil penjumlahan pada Tabel 12. Perkiraan bahaya akibat sambaran kilat ditunjukkan pada Tabel 13 secara matematik dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.15) : R = (A+B+C+D+E) / F Berdasarkan Tabel 7 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks A sebesar 10 yakni bangunan yang berisi banyak orang. Berdasarkan Tabel 8 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau meiliki Indeks B sebesar 3 yakni kerangka struktur berupa beton bertulang dan jenis atap campuran aspal, ter, atau genteng. Berdasarkan Tabel 9 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks C sebesar 5 yakni bangunan kecil, melingkupi area lebih dari 929 m2. Berdasarkan Tabel 10 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks D sebesar 1 yakni berada pada tanah datar. Berdasarkan Tabel 11 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks E sebesar 8

yakni pelayanan umum seperti bandara dan kantor polisi Berdasarkan Tabel 12 gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau memiliki indeks F sebesar 1 yakni gedung tersebut berada pada lokasi yang memiliki hari guruh atau iso keraunic level sebesar 98 hari/tahun. Nilai indeks R berdasarkan National Fire Protection Association 780 untuk gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau yaitu : R = (A+B+C+D+E) / F R= (10+3+5+1+8) / 1 R = 27 Hasil hasil perhitungan di atas diperoleh R = 27 sehingga sesuai dengan Tabel 13 dengan nilai menunjukkan bahwa gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau sangat diperlukan untuk mendapat sistem proteksi penangkal petir yang baik. 4.1.3. Standard IEC 1024-1-1 Daerah proteksi (Ae) pada gedung terminal utama yang mempunyai panjang bangunan (p = 55 m), lebarnya (l = 42.4 m), dan ketinggian (h = 22.5 m). Ae = ((2(p+l).3h)+(3,14.9h2)) = ((2(55+42.4)(3)(22.5))+((3,14)(9)(22.5 2 ))) = 13,162.5 + 14,306.625 = 27,469.125 m2 = 0,0275 km 2 Kerapatan sambaran petir ke tanah rata-rata tahunan (Ng) di daerah tempat bagunan berada berdasarkan persamaan (2.2). Ng = 4. 10-2. T 1.26 = 4. 10-2. 193 1,26 = 30.33 sambaran/km2/tahun Frekuensi sambaran petir langsung setempat yang diperkirakan ke struktur yang diproteksi berdasarkan persamaan (2.1) adalah : Nd = Ng. Ae = (30.33)(0,0275)

= 0,834/tahun Berdasarkan data Stasiun Meteorologi Geofisika Jakarta diperoleh nilai frekuensi tahunan setempat (Nc) yang diperoleh sebesar 0,1/tahun karena nilai Nd lebih besar dari nilai Nc maka diperlukan suatu sistem proteksi dengan efisiensi berdasarkan persamaan (2.16). E 1 Nc/Nd 1 (Nc/Nd) = 1 (0.1/0.834) = 0.88 Pada gambar 2.5 efisiensi sistem proteksi petir di atas 80 atau > 0,8 adalah pada tingkat III, sehingga pada tabel 2.6 terlihat bahwa nilai efisiensi tersebut berada pada tingkat proteksi III dengan nilai efisiensi pendekatan 0.9. Tinggi gedung terminal utama 22.5 meter, berdasarkan tabel 2.7 tergolong kedalam golongan ketinggian 20 meter sehingga tingkat proteksi untuk gedung utama adalah tingkat III dengan sudut perlindungan 45 0. Gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau dengan dua finial tegak masing-masing 1 m dan ketinggian gedung 22.5 meter, sehingga tinggi finial dari permukaan tanah yakni 22.5 m + 1 m sebesar 23.5 m. Radius proteksi pada gedung utama Rumah Sakit Permata hijau dengan memperhatikan segitiga seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Radius Proteksi pada Gedung Utama Tan 45 0 = r / 23.5 1 = r / 23.5 r = 23.5 meter Hasil perhitungan radius perlindungan oleh penangkal petir pada gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau adalah 23.5 meter. Metode yang digunakan pada penangkal petir gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau sebelumnya adalah metode konvensional atau sudut proteksi. Pada gedung tersebut dipasang empat puluh lima batang finial dengan panjang 1 m. Daerah perlindungan penangkal petir pada gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau tampak depan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Daerah Perlindungan Penangkal Petir pada Gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau (tampak depan) Berdasarkan Gambar 4.2. dapat dianalisa bahwa dengan menggunakan metode konvensional yang diketahui merupakan metode awal perancangan proteksi petir eksternal, yang sebelumnya digunakan oleh Rumah Sakit Permata Hijau, belum cukup melindungi gedung tersebut dari bahaya sambaran petir. Bagian-bagian bangunan yang berada di luar daerah proteksi (bidang segitiga proteksi) tidak terlindungi oleh penangkal petir. Daerah perlindungan penangkal petir pada gedung utama tampak samping dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Daerah Perlindungan Penangkal Petir pada Gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau (tampak samping) Terlihat bahwa daerah perlindungan pada Gambar 4.3 diketahui semua bagian bangunan belum terlindungi. Perlindungan efektif adalah jika semua bagian bangunan/atap sudah terlindungi oleh penangkal petir atau berada dalam bidang segitiga proteksi sehingga pada gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau perlu adanya evaluasi, baik nantinya berupa penambahan jumlah finial maupun panjang finial pada atap gedung. Untuk mendapatkan proteksi yang maksimal dari proteksi petir dengan menggunakan metode yang sama yakni konvensional, dilakukan sebuah perancangan ulang (evaluasi) berdasarkan dasar perhitungan yang sama pula, yang terlihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4. Evaluasi Daerah Perlindungan Penangkal Petir pada Gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau (tampak depan) Berdasarkan hasil evaluasi pada daerah perlindungan tampak depan pada gambar 4.4, terlihat bahwa dibutuhkan penambahan panjang untuk setiap dudukan penyangga proteksi petir dengan panjang 1 m, sehingga total panjang dari proteksi petir tersebut menjadi 2 m, agar seluruh bagian dag gedung rumah sakit permata hijau dapat terlindungi dengan baik. Hasil perancangan ulang (evaluasi) sudut perlindungan dari gedung rumah sakit permata hijau tampak samping dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Evaluasi Daerah Perlindungan Penangkal Petir pada Gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau (tampak samping) Hasil evaluasi dari sudut perlindungan yang dibentuk oleh proteksi petir dari tampak samping, sudah dapat melindungi bangunan dengan baik. Perlindungan efektif adalah jika semua bagian bangunan sudah terlindungi oleh proteksi petir atau berada dalam bidang segitiga proteksi. Perubahan proteksi petir dari keadaan semula dapat dirincikan ke dalam tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Penentuan dan Penambahan Jumlah Proteksi Petir Pada Gedung Utama Rumah Sakit Permata Hijau

Lokasi Panjang Finial Radius Jumlah Proteksi (Rp) Dag Gedung Utama Rumah Sakit Permata Hijau 2 meter ( penambahan 1 meter pada pipa dudukan penyangga penangkal petir yang sebelumnya berukuran 1 m ) 24.5 meter 44 batang 4.1.4 Standard Perancis (French National Standard NF C 17-102, July1995) Standard Perancis ini menerapkan sistem proteksi elektrostatis dengan memproteksi area bangunan yang akan diproteksinya denan sistem radius. Dimana untuk menghitung radius proteksinya harus dilihat terlebih dahulu parameter dalam perhitungan proteksi. Parameter dalam perhitungan Rp (Radius Proteksi) : T diperoleh dari hasil pengetesan : Elektrostatis 15 = T (µs) 15 Elektrostatis 30 = T (µs) 30 Elektrostatis 50 = T (µs) 50 Elektrostatis 60 = T (µs) 60 h = Tinggi tiang proteksi petir yang terpasang pada bangunan yang akan di proteksi (m) D (dalam m) tergantung dalam pemilihan level proteksi, level proteksi terlampir pada annex B dalam standard Perancis (French National Standard NF C 17-102). D = 20 m untuk level proteksi level 1 (High Protection) D = 45 m untuk level proteksi level 2 (Medium Protection) D = 60 m untuk level proteksi level 3 (Standard Protection) Untuk mendapatkan perlindungan maksimal dari penangkal petir dan dari pihak Rumah Sakit Permata Hijau menginginkan proteksi metode baru yaitu sistem proteksi petir elektrostatis,

yang dengan hanya satu proteksi petir dapat memproteksi area yang akan di proteksi dengan radius proteksinya. Sistem proteksi petir elektrostatis ini mengacu kepada suatu standard Perancis (French National Standard NF c 17-102). Dimana yang telah disebutkan diatas, Standard Perancis mempunyai rumus sebagai berikut. Rp = h(2d-h) + T(2D+ T) untuk h 5m, Karena di gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau telah terpasang proteksi petir dengan spesifikasi Elektrostatis 50, maka nilai dari T = 50. Untuk level proteksi menggunakan proteksi level 3, maka nilai D = 60 m. Dan tiang proteksi petir yang terpasang sepanjang 7 meter, maka : Rp = h(2d-h) + T(2D+ T) Rp = 7 (2.60 7) + 50 (2.60 + 50) Rp = 791 + 8500 Rp = 96 meter

Gambar 4.6. Evaluasi daerah Perlindungan Gedung Terminal Utama (tampak depan) dengan Metode Konvensional Berdasarkan Gambar 4.6. analisa yang dilakukan dengan menggunakan metode non konvenbsional (elektrostatis) dengan besar radius yang diperoleh berdasarkan perhitungan yakni 96 meter, menghasilkan banyak perubahan, dimana semua area dapat di protek oleh satu proteksi petir dengan tingkat proteksi, standard protection. Luas daerah terproteksi atau ruang proteksi yang terbentuk dan dapat di proteksi oleh sudut yang di bentuk penangkal petir dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7. Luas Daerah Terproteksi Atau Ruang Proteksi Gedung Terminal Utama dari Hasil Evaluasi Penangkal Petir Sebelumnya. Hasil evaluasi sistem penangkal petir gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau dengan menggunakan metode elektrostatis dapat dilihat pada Tabel 4.2. No. Keadaan Semula Tabel 4.2. Hasil Evaluasi Sistem Penangkal Petir Gedung Utama Rumah Sakit Permata Hijau dengan Menggunakan Metode Non-Konvensional 1. Menggunakan 44 penangkal petir diatas atap bangunan. 2. Masih ada beberapa titik yang tidak dapat diproteksi oleh penangkal petir sebelumnya. (Elektrostatis) Hasil Evaluasi dengan metode Elektrostatis Menggunakan 1 penangkal petir untuk memproteksi seluruh area bangunan. Berdasarkan perhitungan, dapat memproteksi seluruh bangunan dengan radius proteksi 96 meter.