Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

dokumen-dokumen yang mirip
ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HIJAUAN PAKAN

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

KESUBURAN TANAH Jangan terlalu Kesuburan fisik: miring * Struktur tanah * Kedalaman Kesuburan kimia: * Unsur hara yang Tersedia dalam Tanah

SOSIALISASI SISTEM TIGA STRATA (STS) UNTUK MENGATASI MASALAH HIJAUAN MAKANAN TERNAK PADA PETANI TERNAK SAPI PERBIBITAN DI DESA SAKTI, NUSA PENIDA

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

BAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

UJI COBA PEMBERIAN DUA JENIS LEGUMINOSA HERBA TERHADAP PERFORMANS SAPI BALI DI DESA TOBU, NUSA TENGGARA TIMUR

Teknologi Produksi Ubi Jalar

PRODUKSI TANAMAN NURSERY

Ekologi Padang Alang-alang

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

POTENSI KING GRASS SEBAGAI PAKAN TERNAK DAN TANAMAN PENGUAT TERAS DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

nutrisi yang rendah. Meskipun demikian, kebutuhan akan tanaman pakan sebagai sumber hijauan makanan ternak ruminansia tetaplah penting.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

LUMBUNG PAKAN RUMINANSIA. Bernadete Barek Koten 1), Lilo J.M. Ch. Kalelado 1) dan Redempta Wea 1)

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

A. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI PENGENDALIAN LONGSOR

Pengembangan Peternakan Terpadu dan Pakan Ternak yang dapat Mendukung Program Posdaya

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

I. MATERI DAN METODE

SILASE SEBAGAI PAKAN SUPLEMEN SAPI PENGGEMUKAN PADA MUSIM KEMARAU DI DESA USAPINONOT

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai September 2013 di Desa

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

III. MATERI DAN METODE

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

Transkripsi:

Siti Nurul Kamaliyah SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

DEFINISI Suatu cara penanaman & pemotongan rumput, leguminosa, semak & pohon shg HMT tersedia sepanjang rahun : m. hujan : rumput & leguminosa ( stratum 1) Pertengahan m kering : semak (stratum 2) Akhir m kering : pohon-pohonan

Three Strata Forage System Figure 217. - Proposed integration of the three-strata forage system with plantation crops. (After Nitis et al., 1991).

Three Strata Forage System Figure 2a The Concept of Alley Cropping<BR>

Source:B.T.Kang<I>etal.</I>1986 Figure 2 Conservation Methods Used in Upland Farming, Indonesia

Stratum 1 Stratum 2 Palawija Palawija Palawija Pagar :Stratum 2 dan Stratum 3 Ujung bagian datar : Stratum 2 setiap 1-2 m sebagai pencegah erosi Tampingan teras : Stratum 1 DISKRIPSI STS DI LAHAN MIRING

DISKRIPSI Inti : tanaman pangan/palawija Selimut : rumput dan leguminosa Pinggir : semak (gamal, lamtoro, akasia, kaliandra, flemingia} dengan jarak 10-20 cm. Pohon {waru, ambar, nangka, dsb) setiap 5 m.

DISKRIPSI SISTEM TIGA STRATA 50 m 50 m 1600 m 2 : pohon : semak Pinggir Selimut Inti 900 m 2

Three Strata Forage System Figure 217. - Proposed integration of the three-strata forage system with plantation crops. (After Nitis et al., 1991).

Three Strata Forage System Figure 2a The Concept of Alley Cropping<BR>

Source:B.T.Kang<I>etal.</I>1986 Figure 2 Conservation Methods Used in Upland Farming, Indonesia

Stratum 1 Stratum 2 Palawija Palawija Palawija Pagar :Stratum 2 dan Stratum 3 Ujung bagian datar : Stratum 2 setiap 1-2 m sebagai pencegah erosi Tampingan teras : Stratum 1 DISKRIPSI STS DI LAHAN MIRING

Stratum 3 Stratum 2 Stratum 1 Palawija

Stratum 1 Palawija Stratum 2 Palawija Palawija Pagar :Stratum 2 dan Stratum 3 Tampingan teras : Stratum 1 sebagai pencegah erosi Ujung bagian datar : Stratum 2 setiap 1-2 m sebagai pencegah erosi DISKRIPSI STS DI LAHAN MIRING

LOKASI lahan kering : curah hujan < 1500 mm 8 bulan kering, 4 bulan hujan Lahan kering yg kurang produktif utk tanaman pangan (datar/miring) Lahan perkebunan yg mengintegrasikan ternak ruminansia

PENDEKATAN ketrpaduan antara STS, tan pangan & ternak Peran STS : Strata 2 & 3 : pagar terhadap ternak & angin, sumber hijauan Stratum 1 : sumber hijauan, pada lahan miring dpt mengurangi erosi & run off, menambah kesuburan tanah

Peran Tanaman Pangan : Petani merawat tan pangan STS ikut terawasi Jerami sbg pakan cadangan Memenuhi kebutuhan pangan Menambah penghasilan Peran Ternak Makan tan STS tidak menaungi Pupuk kandang kesuburan tanah Tenaga kerja (sapi) Menambah penghasilan

MANFAAT STS 1. Meningkatkan ketersediaan hijauan : kuantitas (± 48%), kualitas (10 15%) 2. Kontinyuitas ketersediaan hijauan sepanjang tahun dg mengatur waktu potong 3. Mempercepat pertumbuhan ternak : kualitas hijauan baik pertumb ternak cepat berat standar cepat dicapai cepat dijuan

4. Mengurangi waktu mmemelihara ternak : pakan tersedia waktu tersisa utk kegiatan lain (ternak ayam, lebah madu, bekicot) 5. Meningkatkan daya tampung : hijauan meningkat jumlah ternak meningkat ( 1 STS : 1 ekor sapi/ 7 ekor kambing) 6. Meningkatkan kesuburan tanah : leguminosa bintil akar N tanah meningkat (Stylo : 240 kg/ha/th, Calopo : 200 kg/ha/th), ternak pupuk kandang

7. Mengurangi erosi 45 % ( terutama di lahan miring) 8. Menyediakan kayu api (daun utk pakan, kayu utk kayu bakar, 1 STS : ± 1,6 ton kayu bakar/th) 9. Menyediakan bibit utk perluasan STS 10. Memperkuat pagar 11. Merangsang timbulnya kegiatan lain ( bunga lebah madu, biji rumput + legum ayam kampung, bekicot diintensifkan)

12. Meningkatkan pendapatan petani 36 % 13. Menambah kehijauan & keindahan lingkungan KENDALA 1. Kehilangan hasil palawija 900 m 2 2. Petani menunggu 1 tahun utk hasil hijauan 3. Biaya investasi pertama cukup besar

PERSIAPAN LAHAN Lahan : Datar/miring, masih/akan ditanami palawija, tdk harus persegi empat Persiapan : Awal musim hujan : dibajak & digaru Batas/pagar dibuat lubang setiap 5 m sedalam 30 cm utk tan pohon Diantara lubang dibuat larikan utk biji tan semak (akasia/lamtoro), utk gamal lubang 20 cm

Bagian selimut dibuat petak 9 x 5 m 2, dibuat larikan berjarak 10 cm utk biji rumput & legum Lahan miring : bag bawah teras dibuat lubang utk semak setiap 1 m, rumput & legum ditanam di dinding & selimut PENANAMAN STRATUM 3 Stek pohon : panjang 2-2.5 m, diameter 5-10 cm Stek ditanam, lubang ditutup, dipadatkan

STRATUM 2 Stek gamal : panjang 1-1.5 cm, diameter 3-4 cm, dalam 10-25 cm, jarak 10 cm Akasia/lamtoro : benih direndam air 24 jam, ditanam sedalam 2-3 cm, jarak 10 cm Bagian bawah teras ditanami gamal setiap 1 m STRATUM 1 Biji legum direndam air hangat 24 jam, ditanam Biji rumput dicelup air hangat 30 menit, ditanam Penanaman dpt campuran/sendiri-sendiri Dinding teras ditanam campuran rumput/legum Ditanam bersamaan dengan palawija

Penyulaman 2 bulan setelah tanam PEMELIHARAAN Rumput & legum, lamtoro disulam bila 25% tdk tumbuh Pemeliharaan Gulma tdk perlu dicabut Renovasi rumput tahun ke 5, legum ke 8 Perlu penanganan hama & penyakit

Stratum 1 tdk disabit selama 1 tahun akar kuat, biji jatuh dpt tumbuh Stratum 2 tdk dipangkas selama 1 tahun akar kuat, cabang utk bibit, biji utk benih Stratum 3 tdk dipangkas selama 2 tahun pohon kuat, cabang utama > 2 m, regrowth baik Ternak diintegrasikan tahun ke 2

PEMANGKASAN Rumput & legum 15 cm dari permukaan tanah Gamal 2 m, lamtoro & akasia 1 m, cabang yg tumbuh kearah rumput & legum dipangkas, tahun ke 4 bonggol cabang dipotong PALAWIJA Penanaman, jenis tanaman, waktu panen sesuai kebiasaan Jerami dikeringkan utk pakan Ketela pohon : pucuk utk pakan, batang utk bibit

SAPI : 1 unit STS : TERNAK 2 ekor berat 100 kg/ 1 ekor berat 200 kg per th Penggemukan sapi jantan 250-300 kg selama musim hujan KAMBING/DOMBA : 1 unit STS selama 1 tahun 12 ekor berat 15 kg/ 8 ekor berat 25 kg/ 4 ekor berat 50 kg

KANDANG Bahan : yg ada di daerah setempat Letak : dekat unit STS, daerah miring : kandang di atas Cukup sinar, cukup sejuk, terlindung dari angin, selalu bersih, tdk lembab Kotoran & sisa pakan ditumpuk utk pupuk Pupuk kandang disebar di STS 2 kali/tahun

SISTEM PEMBERIAN PAKAN Pakan hijauan M hujan M kering Sapi 12% 10% Kambing/domba 20% 15% (bobot hidup)

Sapi bobot 300 kg Rumput & legum M hujan M kering awal M kering akhir % kg % kg % kg 70 ± 26 10 ± 3 10 ± 3 Semak 20 ± 7 70 ± 21 20 ± 6 Daun pohon 10 ± 3 20 ± 6 70 ± 21 ± 36 ± 30 ± 30

Rumput & legum Kambing bobot 50 kg M hujan M kering awal M kering akhir % kg % kg % kg 70 ± 7 10 ± 1 10 ± 1 Semak 20 ± 2 70 ± 5 20 ± 1.5 Daun pohon 10 ± 1 20 ± 1.5 70 ± 5 ± 10 ± 7.5 ± 7.5 Bila hijauan habis, ternak diberi jerami palawija yg disimpan

Rumput, legum, semak & daun pohon yg berlebihan (akhir m hujan) dpt diawetkan dan disimpan Pengawetan : 1. Kering (hay) 2. Basah (silase)