Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober Desember 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, asam lemak, mineral dan vitamin. Telur juga

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

BISNIS TELOR ASIN KHAS BREBES

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

PELUANG BISNIS TELOR ASIN ASLI BREBES

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

Diversifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele

Peluang Bisnis Top ~ 1

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

Meisji Liana Sari 2), Fitri Nova Liya Lubisi 2), Muhakka 2), 2) Dwi Probowati Sulistiyani, 2) Afnur Imsya ABSTRAK

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi pangan hewani seperti daging, telur, susu dan ikan (Jafrinur, 2006).

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

I. PENDAHULUAN. Beternak merupakan usaha yang dikembangkan untuk mendapat keuntungan.

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) PENINGKATAN DAYA SAING USAHA TELUR ASIN DI KABUPATEN SUKOHARJO. Emi Widiyanti, Harini dan Arief Iman Santoso ABSTRAK

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

USAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Astawan, 1989). Telur itik yang diolah menjadi telur asin, dapat meningkatkan

PENGOLAHAN TERNAK ITIK AFKIR SEBAGAI PANGAN ASUH DI DESA SEMAU KECAMATAN BRAM HITAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti, Lina Winarti Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstrak

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

Transkripsi:

PELATIHAN DAN PENYULUHAN PEMBUATAN TELUR ITIK ASIN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN BARU DI DESA TANJUNG HARAPAN CUPAK KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI Yusma Damayanti, Suandi, dan Emi Kernalis Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat pada Kelompok Tani Keluarga Damai dan Maju Jaya Mandiri di Desa Tanjung Harapan Cupak bertujuan untuk memberi pengetahuan dan keterampilan tentang analisis usaha telur asin, pengetahuan tentang kepribadian, jiwa wirausaha dan manajemen, pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan telur asin yang benar, serta pengetahuan tentang pengemasan teknologi hasil produk dan kiat pemasaran telur asin. Hasil pelatihan ini duharapkan agar para anggota Kelompok Tani mendapat bekal pengetahuan praktis yang dapat digunakan sebagai basis wirausaha dikemudian hari dan dapat dijadikan salah satu alternatif cabang usaha yang potensial dari sisi ekonomis dan pasar. Kegiatan pengebadian pada masyarakat ini dilakukan dengan metode interaksi aktif antara pelaksana kegiatan dengan kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu: Kelompok Tani/UMKM Keluarga Damai dan Kelompok Tani/UMKM Maju Jaya Mandiri di Desa Tanjung Harapan Cupak Kabupaten Kerinci. Kelompok Tani/UMKM ini masingmasing beranggota 15 petani peternak yang merupakan pengelola usaha peternakan itik. Beberapa metode pelaksanaan untuk pencapaian target wirausaha telur asin: (1). penyuluhan dan pelatihan, (2) partisipatif aktif anggota Kelompok Tani/UMKM de ngan pembentukan Layanan Konsultasi Teknis (LKT) yang merupakan forum konsultasi dan dialog antara tim pelaksana dengan petani peternak itik. (3), praktek lansung pembuatan telur asin di tingkat KelompokTani/UMKM., serta (4). pelaksanaan monitoring dan eva luasi (MONEV) pelaksanaan program pengabdian pada Kelompok Tani/UMKM. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: (1). Program pengabdian pada masyarakat dengan kegiatan pelatihan dan penyuluhan pembuatan telur itik asin dalam upaya pengembangan kewirausahaan baru di Desa Tanjung Harapan Cupak dapat dilaksanakan dan direspon dengan baik. (2). Pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi peternak, dan Institusi Pelaksana karena dapat menjadi menjadi media transfer Ilmu pengetahuan dan Teknologi khususnya dalam wirausaha telur asin yang selama ini masih kurang banyak dilakukan, sehingga tidak optimal dalam hasil kajian dan usaha pengembangan komoditi telur pasca panen di pedesaan, dan (3). Pengembangan usaha telur asin dengan skala rumah tangga (500 butir telur asin) akan memberi peluang usaha yang menjanjikan bagi petani peternak itik dan masyarakat, kondisi ini didukung oleh potensi pasar dan harga jual yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga akan memberi kontribusi pendapatan yang layak bagi petani peternak itik. Kata Kunci : Telur, Kewirausahaan, Itik PENDAHULUAN Permintaan telur itik segar maupun olahan semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai sumber pangan yang bergizi. Seperti diketahui telur itik merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi dengan harga yang lebih terjangkau/murah dibandingkan sumber protein hewan lainnya (seperti daging sapi atau daging ayam). Berdasarkan data Badan Pusat Satistik (BPS) Propinsi Jambi (2013), Kabupaten Kerinci merupakan salah satu sentra produksi telur itik di Provinsi Jambi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1 tersebut terlihat bahwa produksi telur itik tertinggi adalah Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci 36

Kota Jambi yang produksinya mencapai 1.141.970,59 kg atau 29,45%, kemudian diikuti oleh Kabupaten Kerinci yang produksinya sebanyak 1.009.012,80 kg atau 26,02% dan selanjunya Kota Sungai Penuh yang produksinya sebanyak 436.882,53 kg atau 11,27% dari total produksi telur itik di Provinsi Jambi. Pemeliharaan itik di Kabupaten Kerinci pada umumnya menggunakan itik Kerinci, dimana itik ini merupakan salah satu unggas lokal potensial yang umumnya dipelihara masyarakat di pedesaan sebagai penghasil telur. Menurut Adrizal (2004) melaporkan bahwa itik Kerinci secara formal belum masuk ke dalam dokumen FAO, dan hal ini sangat mungkin karena belum tersedianya data yang memadai mengenai itik Kerinci. Sementara itu itik Kerinci sebagai plasma nutfah ternak lokal perlu dipertahankan, dan produksi utama dari itik ini adalah telur. Pemeliharaan itik tersebut dapat dilakukan secara sambilan dan sewaktu-waktu dapat dijual untuk keperluan mendesak. Dan pemeliharaan itik Kerinci juga masih dilakukan secara ekstensif, yaitu digembalakan di areal persawahan. Sementara bentuk produksi dari ternak itik yang dijual, sebagian besar masih berupa telur itik mentah. Atau dapat dikatakan juga, masih sedikit peternak itik di Kabupaten Kerinci yang melakukan usaha pengolahan hasil dari produksi ternak itik/telur itik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kerinci dalam Putra (2012), bahwa usaha pengolahan telur itik di Kabupaten Kerinci, baru sejumlah 10 unit usaha dan itupun hanya berupa telur asin dan terpusat di Kecamatan Air Panas. Hal ini berarti, usaha telur itik asin merupakan salah satu bentuk usaha pengolahan produk ternak itik yang masih memiliki peluang usaha bagi peternak itik di Kecamatan lain (term asuk Kecamatan Danau kerinci) dalam rangka meningkatkan nilai tambah dari hasil ternak itik (telur) yang akan berdampak kepada peningkatan pendapatan peternak. Selain itu, pengolahan telur itik menjadi telur asin, juga dapat meningkatkan kandungan kalsium telur itik dan daya simpan telur itik. Sebagaimana menurut Anonim (2014), kandungan Kalsium telur itik akan meningkat 2,5 kali setelah proses pengasinan dan dapat juga meningkatkan daya tahan simpan yang lebih lama. Di Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci memiliki Kelompok Tani Keluarga Damai dan Maju Jaya Mandiri yang didirikan pada tahun 2004, Kelompok Tani ini bergerak pada awalnya dibidang tanaman pangan (padi sawah) dan peternakan itik dengan jumlah anggota masing-masing 15 orang. Kelompok Tani ini sekarang lebih serius ke bidang peternakan itik lokal Kerinci, karena memang komoditi itik ini mempunyai peluang pasar yang potensial dikembangkan dengan skala lebih besar dan memberi kontribusi pendapatan yang cukup menjanjikan bagi peternak dan anggota kelompok taninya. Jumlah ternak itik yang dipelihara oleh Kelompok Tani ini pada awalnya berjumlah 324 ekor (tahun 2007) dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 420 ekor. Bentuk penjualan hasil ternak itik masih berupa telur itik mentah (tanpa ada pengolahan). Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah: terbentuknya kewirausahaan telur itik asin yang bahan baku berasal dari telur itik peternak itu sendiri, tercapainya standar mutu produksi telur itik asin, peningkatan daya saing penjualan produk telur itik asin, dan meningkatkannya pendapatan petani peternak itik. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini dilakukan dengan penekanan pada metode interaksi aktif antara pelaksana kegiatan dengan sasaran kelompok tani. Kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan ini adalah petani peternak itik sebanyak 30 orang anggota kelompok tani. Pendekatan pada metode ini diharapkan kelompok sasaran dapat meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan dan menguasai proses pembuatan telur itik asin yang memiliki kualitas lebih baik serta startegi pemasaran produk. Beberapa solusi yang ditawarkan Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci 37

untuk pencapaian target penerapan teknik pengolahan telur itik asin untuk pengembangan kewirausahaan baru dan pemecahan masalah yang ada pada Kelompok tani adalah: penyuluhan dan pelatihan pembuatan telur itik asin, manajemen kewirausahaan, serta strategi pemasaran produk dan partisipatif aktif anggota Kelompok Tani sangat diharapkan. METODE PELAKSANAAN Kegiatan pengebadian pada masyarakat ini dilakukan dengan metode interaksi aktif antara pelaksana kegiatan dengan kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu: Kelompok Tani/UMKM Keluarga Damai dan Kelompok Tani/UMKM Maju Jaya Mandiri di Desa Tanjung Harapan Cupak Kabupaten Kerinci. Kelompok Tani/UMKM ini masing-masing beranggota 15 petani peternak yang merupakan pengelola usaha peternakan itik. Beberapa metode pelaksanaan untuk pencapaian target wirausaha telur asin: (1). penyuluhan dan pelatihan, (2) partisipatif aktif anggota Kelompok Tani/UMKM dengan pembentukan Layanan Konsultasi Teknis (LKT) yang merupakan forum konsultasi dan dialog antara tim pelaksana dengan petani peternak itik. (3), praktek lansung pembuatan telur asin di tingkat KelompokTani/UMKM., serta (4). pelaksanaan monitoring dan evaluasi (MONEV) pelaksanaan program pengabdian pada Kelompok Tani/UMKM. Teknik Pelaksanaan Kegiatan Program Penerapan Ipteks ini melakukan alih teknologi dan pendampingan peternak itik untuk mengusahakan pengolahan hasil ternaknya/telur itik secara terpadu. Masing-masing kelompok tani ( Tani Keluarga Damai dan Maju Jaya Mandiri ) terdiri dari 15 orang melakukan program Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan telur itik asin. Masing-masing kelompok tani ini dilakukan berbagai pelatihan dan pendampingan secara sinergi, dengan materi: (a). Kecakapan Hidup, terdiri dari : Pemahaman Individu, Dinamika Kelompok, Kreativitas, dan Kemampuan Psikomotor. (b). Kewirausahaan, terdiri dari : Perspektif Kewirausahaan, ( Inovasi dan Strategi Usaha), dan Manajemen Usaha. (c). Keterampilan Profesi, terdiri dari : teori pengasinan telur itik secara kering, dan basah, serta teori pemrosesan dan pengepakan telur itik asin. Pelatihan dan pendampingan secara teori ini dilakukan hanya 30 persen, dan dilanjutkan dengan kegiatan praktek sebanyak 70 persen dari total kegiatan pelatihan dan pendampingan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan. Pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat pada Kelompok Tani Keluarga Damai dan Maju Jaya Mandiri di Desa Tanjung Harapan Cupak bertujuan untuk memberi pengetahuan dan keterampilan tentang analisis usaha telur asin, pengetahuan tentang kepribadian, jiwa wirausaha dan manajemen, pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan telur asin yang benar, serta pengetahuan tentang pengemasan teknologi hasil produk dan kiat pemasaran telur asin. Hasil pelatihan ini duharapkan agar para anggota Kelompok Tani mendapat bekal pengetahuan praktis yang dapat digunakan sebagai basis wirausaha dikemudian hari dan dapat dijadikan salah satu alternatif cabang usaha yang potensial dari sisi ekonomis dan pasar. Untuk analisis usaha telur asin meliputi perhitungan biaya usaha, seperti : pembelian telur, abu gosok, tanah liat, garam dapur, baskom, ember, wadah. penyimpanan telur. Sedangkan untuk perhitungan penerimaan usaha meliputi harga penjualan per butir telur hasil teknologi pengasinan. Perhitungan kelayakan usaha dilihat secara sederhana dari berapa hasil penjualan dibandingkan dengan berapa biaya yang dikeluarga per satu unit telur asin, sehingga didapat nilai angka kasar penerimaan (R)/biaya (C) = R/C revenue cost ratio). Untuk keberlanjutan usaha telur asin maka dicari pemasaran Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci 38

melalui jalur-jalur lingkungan Desa melalui warung-warung, penjualan langsung di rumah dan ke rumah makan, serta promosi di luar Desa. Pelatihan untuk peningkatan pengetahuan jiwa wirausaha, kepribadian bisnis dan manajemen meliputi materi: pemahaman jiwa individu berbisnis, dinamika kelompok, kreativitas dan inovasi, kemampuan psikomotor, perspektif kewirausahaan, strategi usaha, serta manajemen usaha, sehingga pada akhir pelatihan para peserta memahami tentang jiwa seorang wirausaha, mampu berinovasi produksi, serta mampu memimpin dan memanajemen usaha telur asinnya. Pelatihan pembuatan telur asin bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peserta dalam bidang pembuatan telur asin yang baik dan berkualitas, materi yang disampaikan meliputi: pemilihan telur itik yang baik dijadikan telur asin, cara membuat telur asin dengan beberapa metode pembuatan (metode basah dan metode kering), penggunaan bahan-bahan pelapis dalam pembuatan telur asin, serta penentuan panen yang tepat dalam pembuatan telur asin.sedangkan pelatihan tentang pengemasan telur asin bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam cara pengelolaan pasca penen, hal ini bertujuan meningkatkan nilai tambah saat penjualan produk. Pelatihan pemasaran produk telur asin dengan tujuan agar produk yang dibuat laku di pasaran, para peserta pelatihan diberi kiat pemasaran melalui beberapa cara, seperti; menjual langsung di warung Desa atau rumah makan yang di dekat dengan Desa setempat, mencari pasar di luar Desa atau di Kabupaten dengan bekerjasama dengan tenaga pemasaran, serta menjual langsung di rumah dengan cara promosi sehingga konsumen bisa langsung memesan produk telur asin dengan mendatangi rumah produksi telur asin. Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan Evaluasi keberhasilan pelatihan dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum dilakukan pelatihan dan evaluasi pada akhir dilakukan pelatihan, pengetahuan yang dievaluasi meliputi: pengetahuan cara analisis usaha telur asin, pengetahuan tentang jiwa dan kepribadian wirausaha, manajemen usaha telur asin, pengetahuan tentang pembuatan telur asin dan pengemasannya, serta pengetahuan tentang pemasaran produk telur asin. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, sehingga dari evaluasi ini akan diketahui batas pengetahuan, keterampilan peserta pelatihan, serta kegiatan apa lagi yang akan dilakukan untuk menunjang keberhasilan yang telah dicapai dan target pelatihan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tingkat pengetahuan peserta pelatihan mengalami peningkatan dari beberapa aspek materi penyuluhan yang disampaikan dan di kategorikan berhasil. Tingkat pengetahuan tentang analisis usaha telur asin berkatagori baik, dimana tingkat pengetahuan sebelum melakukan penyuluhan hanya 40,00 % dan meningkat menjadi 70,00 %, keadaan ini menunjukkan bahwa peserta pelatihan telah mengetahui cara menghitung untung rugi usaha telur asin, menghitung kelayakan dan keberlanjutan usaha telur asin, sehingga peserta telah mampu membuat perencanaan dan manajemen biaya dalam skala kecil usaha telur asin. Sedangkan untuk aspek kepribadian dan jiwa wirausaha tingkat pengetahuan juga meningkat dari 30,00 % menjadi 60,00 %, artinya peserta pelatihan sudah mengetahui jiwa, kepribadian jujur, semangat, dan pantang menyerah bagi seorang wirausaha. Tingkat pengetahuan tentang manajemen usaha telur asin sebelum dilakukannya pelatihan hanya 35,00 % dan meningkat menjadi 75,00 % setelah dilakukannya pelatihan, keadaan ini menunjukkan bahwa peserta pelatihan sudah mengetahui tentang asal limbah sawit/bungkil inti sawit, kualitas limbah sawit/bungkil inti sawit, peserta pelatihan telah mampu membuat perencanaan usaha, mengorganisasi usaha dan kelompok tani sesuai dengan fungsi/tugas masing-masing, Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci 39

melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang dibuat, serta mampu mengevaluasi capaian target kegiatan yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk pengetahuan cara membuat telur asin 50,00 % sebelum pelatihan dan meningkat menjadi 80,00 % setelah pelatihan, artinya peserta pelatihan sudah mampu membuat telur asin dengan baik dan berkualitas. Peserta pelatihan sudah dapat memilih telur yang akan dijadikan telur asin, mengetahui cara-cara pembuatan telur asin yang baik, mampu menentukan saat panen, dan mengetahui metode pengemasan telur asin dengan baik. Pengetahuan tentang pemasaran produk telur asin masih berkatagori rendah 30,00 %, karena selama ini belum pernah dilakukan oleh petani peternak. Setelah melakukan pelatihan, pengetahuan petani peternak meningkat menjadi 70,00 % artinya petani telah mengetahui tentang cara memasarkan produk yang meliputi: menjual langsung di warung Desa atau rumah makan yang di dekat dengan Desa setempat, mencari pasar di luar Desa atau di Kabupaten dengan bekerjasama dengan tenaga pemasaran, serta menjual langsung di rumah dengan cara promosi sehingga konsumen bisa langsung memesan produk telur asin dengan mendatangi rumah produksi telur asin. Perhitungan Analisis Usaha Telur Asin. Perhitungan nilai ekonomis usaha telur asin dengan skala kecil 500 butir pembauatan telur asin dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Perhitungan Sederhana Secara Ekonomis Usaha Telur Asin No Keterangan Volume Harga Satuan (Rp) Total (Rp) Perhitungan Produksi Periode Pertama. A. Biaya Produksi 1. Biaya Tetap Pembelian telur itik Abu Gosok Garam 500 butir 20 kg 6 kg 1.700,00 850.000,00 100.000,00 30.000,00 2. Biaya Variabel Baskom Ember Tempat Pemeraman 5 buah 5 buah 1 unit 30.000,00 20.000,00 200.000,00 150.000,00 100.000,00 200.000,00 Total Biaya (1 + 2) 1.430.000,00 B. Pendapatan 1. Penjualan Telur Asin 500 butir 3.500,00 1.750.000,00 C. Keuntungan (B A) 320.000,00 Perhitungan Produksi Periode ke Dua (dan seterusnya). A. Biaya Produksi 1. Biaya Tetap Pembelian telur itik Abu Gosok Garam 500 butir 20 kg 6 kg 1.700,00 850.000,00 100.000,00 30.000,00 2. Biaya Variabel 50.000,00 (Penyusutan) Total Biaya (1 + 2) 1.030.000,00 Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci 40

B. Pendapatan 1. Penjualan Telur Asin 500 butir 3.500,00 1.750.000,00 C. Keuntungan (B A) 720.000,00 Perhitungan ekonomis untuk usaha telur asin menunjukkan bahwa skala kecil 500 butir pada produksi periode pertama masih mendapatkan keuntungan sebesar Rp 320.000,- Keuntungan ini akan meningkat pada periode ke dua produksi, dimana biaya investasi tidak memperhitungkan lagi biaya variabel, seperti: pembelian baskom, ember, dan tempat pemeraman telur asin, cukup dihitung biaya penyusutan saja. Pada produksi periode ke 2 biaya investasi menurun menjadi Rp. 50.000,- sehingga keuntungan pada periode ke dua akan meningkat menjadi Rp. 720.000,- untuk 500 butir pembuatan telur asin. Bila dihitung kelayakan secara R/C maka angka menunjukkan 1,69 dan meningkat dibanding dengan periode produksi pertama yaitu 1,22, artinya usaha telur asin dengan skala 500 butir layak untuk diusahakan dan menguntungkan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Program pengabdian pada masyarakat dengan kegiatan pelatihan dan penyuluhan pembuatan telur itik asin dalam upaya pengembangan kewirausahaan baru di Desa Tanjung Harapan Cupak dapat dilaksanakan dan direspon dengan baik. 2. Pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi peternak, dan Institusi Pelaksana karena dapat menjadi menjadi media transfer Ilmu pengetahuan dan Teknologi khususnya dalam wirausaha telur asin yang selama ini masih kurang banyak dilakukan, sehingga tidak optimal dalam hasil kajian dan usaha pengembangan komoditi telur pasca panen di pedesaan. 3. Pengembangan usaha telur asin dengan skala rumah tangga (500 butir telur asin) akan memberi peluang usaha yang menjanjikan bagi petani peternak itik dan masyarakat, kondisi ini didukung oleh potensi pasar dan harga jual yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga akan memberi kontribusi pendapatan yang layak bagi petani peternak itik. DAFTAR PUSTAKA Adrizal, H. Nur, Z. Zakaria, and Yusrizal. 2004. Kerinci duck: Phenotypic characteristic and performance under scavenging. XXII World s Poultry Congress. Istanbul Turkey. Adrizal, 2013. Ragam Cara Membuat Telur Asin, Sederhana tapi Masir. http://sudutbacaan.blogspot.com/2013/11/raga m-cara-membuat-telur-asinsederhana.html (Diakses, 28 Maret 2014). Adrizal, 2014. Analisis Usaha: Cara Cerdas Memulai Usaha. http://www.analisisusaha.com/anali sis-usaha-telur-asin/. (Diakses, 28 Maret 2014). BPS, 2013. Jambi Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Jambi. Pasaribu, A, M. 2012. Kewirausahaan Berbasis Agribisnis. Penerbit: Andi. Yogyakarta. Putra, R. 2012. Pengaruh Pendidikan, Permodalan, dan Pembinaan dalam Meningkatkan Kinerja Industri Kecil Hasil Pertanian. http://raswanputra.blogspot.com/ (Diakses, 28 Maret 2014). Sumarsono, S. 2013. Kewirausahaan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Supriyadi. 2011. Beternak Itik Hibrida Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Supriyadi. 2014. Itik Petelur Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci 41

Desa Tanjung Harapan Cupak Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci 42