PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang. Latar Belakang. Ketersediaan Kapas dan Kapuk. Kapas dan Kapuk. Komposisi Kimia Serat Tanaman

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

PROSES PEMBUATAN NITROSELLULOSA BERBAHAN BAKU BIOMASSA SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disusun oleh : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

BAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

Kajian Pembuatan α-selulosa dari Batang Pisang sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Kertas dengan Proses Delignifikasi LAPORAN PENELITIAN

Program Studi Kimia FMIPA Unlam Jln. Ahmad Yani Km 35,8 Banjarbaru ABSTRACT

ANALISIS KIMIA KAYU BATANG, CABANG DAN KULIT KAYU JENIS KAYU LEDA

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

TINJAUAN PUSTAKA. Kata elaeis berasal dari bahasa Yunani yang berarti minyak, sedangkan guineensis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Cellulose Murni dari Bagasse Ampas Tebu dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Popularitas salak sebagai buah meja semakin meningkat sejak petani di

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PROSES PEMBUATAN PULP DARI AMPAS TEBU MENGGUNAKAN PROSES ACETOSOLV

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram Kondisi Energi Nasional 2014 (Sumber: Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral 2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat, baik dalam bidang material logan maupun non logam. Selama ini keberadaan material logam dalam bidang industri sangat

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

(Pra <Rancangan <Pa6rik\,'Furfurat dariampas Tebu (Bagasse) Xapasitas ton pertahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PRODUKSI NITROSELLULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU PROPELAN DARI LIMBAH PELEPAH SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI KINERJA DIGESTER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PROSES PULPING JERAMI PADI

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Noor Azizah, 2014

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kajian Proses Isolasi α-selulosa dari Limbah Batang Tanaman Manihot esculenta Crantz yang Efisien.

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan kawasan negara agraris, dimana jagung. merupakan salah satu hasil pertanian utama yang dijadikan sebagai makanan

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Sesuai dengan trend global, saat ini banyak produk pangan yang berlabel kesehatan.

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

I. PENDAHULUAN. Plastik sebagai kemasan produk menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang terus menipis mendorong para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Transkripsi:

KULIAH UMUM 2010 29 Desember 2010 PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI Oleh: Ir. Yusup Setiawan, M.Eng. Balai Besar Pulp dan KertasBandung JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 1 PENDAHULUAN Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang sangat menarik, dinamis dan berkembang secara aplikatif. Produk Polimer : kertas, plastik, ban dll. Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit unit berulang sederhana. 2

SUMBER SELULOSA 1) Kayu 2) Bukan Kayu : a) Serat buah/biji (Seed fibres) : Kapas, kapuk b) Serat kulit (Bast fibres) : Rami, kenaf, rosela dll c) Serat daun (Leaf Fibres) : nenas, pisang abaca dll d) Residu pertanian (Agricultural Residues) : bagas, jerami, merang, tandan kosong sawit (TKS), tongkol jagung. e) Bambu f) Nonvegetable : bacterial cellulose (BC) sebagai bahan akustik, kertas khusus. 9 1). KAYU Sumber utama serat/selulosa untuk pulp adalah kayu. Lebih dari 90% kebutuhan pulp dunia dipenuhi oleh pulp kayu, sedangkan sisanya berasal dari bahan nonkayu terutama ampas tebu (bagas), jerami dan bambu. Di Indonesia ada > 3.000 jenis kayu : jenis kayu jarum dan kayu daun Kayu jarum banyak digunakan sebagai serat panjang. 1.1. Kayu Jarum Kayu jarum berserat panjang, ratarata antara 3 4 mm, 90 95% sel serat dan 5 10% sel nonserat. Sumber serat panjang di Indonesia diwakili oleh Pinus Merkusii Kayu Pinus Merkusii merupakan jenis yang sangat penting bagi industri pulp dan kertas 10

1.2. Kayu Daun Kayu daun yaitu kayu pohon berdaun lebar dikenal sebagai kayu berserat pendek rata rata panjang serat antara 0,6 1,8 mm. Beberapa jenis kayu daun diantaranya ialah jenis Eucalyptus, Acacia dan Albizzia (sengon). Kadar nonserat dari kayu daun jauh lebih tinggi dibanding dengan kayu jarum. Eucalyptus Pelita 11 2. NonKayu 2.1. Kapas Selulosa = 88 96% Non selulosa = 4 12% Panjang serat = 25 34 mm Kebutuhan kapas Indonesia = 550.000 ton/tahun Produksi kapas Indonesia = 25.000 ton/tahun Kontribusi terhadap Industri Tekstil dan Produksi Tekstil (ITPT) < 0,5% 12

2.2. RAMI (Bohmeria nivea) Penggunaan serat sebagai bahan baku tekstil Serat rami/haramay merupakan bahan baku substitusi kapas bahan utama industri tekstil. Batang rami mengandung serat sebesar 3 6 % Serat rami hasil pemurnian mengandung sekitar 85% selulosa. Kandungan Serat = 3% Limbah (daun + batang) = 97% Hasil serat/th = 2.320 kg/th 13 2.3. KENAF (Hibiscus cannabis) Tanaman kenaf dapat tumbuh dilahan bonorowo dan tumpang sari dengan jagung Kandungan serat = 4 6% Panen = 4 5 bulan Hasil serat = 4.120 kg/ha Harga serat =Rp.2000/kg Penggunaan serat = karung goni, interior mobil Toyota Batang kenaf mempunyai potensi dibuat pulp. 14

2.4. Tandan Kosong Sawit (TKS) TKS merupakan limbah perkebunan dari pengolahan minyak sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil). Potensi sebagai bahan baku pulp cukup tinggi sebanyak ± 1,7 juta ton kering/ha. TKS memiliki panjang serat ratarata 0,74 mm dan termasuk serat pendek. 15 Tabel 1. Komposisi kimia kayu Kayu Jarum 42 ± 2% Selulosa rantai panjang tidak bercabang 27 ± 2% Hemiselulosa rantai pendek bercabang Kayu daun 45 ± 2% 30 ± 5% 28 ± 3% Lignin 20 ± 4% 5 ± 3% Zat Ekstraktif 3 ± 2% Bahan baku nonkayu umumnya mengandung lignin lebih rendah antara 12 16%, kadar hemiselulosa lebih tinggi antara 38 40%, dan kadar selulosa antara 36 38%. 16

Tabel 2. Analisa kimia beberapa bahan baku Parameter 1. SiO 2 (%) 2. Abu (%) 3. Lignin (%) 4. Holoselulosa 5. α Selulosa (%) 6. Sari (%) 7. Pentosan (%) 8. Kelarutan dalam : Air Dingin (%) Air panas(%) 1% NaOH (%) TKS (Nonkayu) 0,70 4,08 18,80 67,88 45,39 23,40 8,56 29,72 Ampas Tebu (Nonkayu) 3,01 3,82 22,09 37,66 1,81 27,97 0,96 3,32 37,07 Rami (nonkayu ) 7,87 7,97 23,45 65,85 41,90 2,51 12,29 7,39 7,55 35,85 Pinus Merkusii (Kayu Jarum) 0,47 27,90 42,59 5,00 11,94 1,25 3,08 13,93 Jerami (nonkayu) 21,26 23,75 12,94 37,66 1,81 19,79 8,68 12,82 34,66 17 INDUSTRI PULP DAN KERTAS Industri pulp dan kertas merupakan salah satu komoditi andalan ekspor yang sangat potensial dan terus berkembang Sistem pengelolaan lingkungan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan akan memberikan keuntungan besar bagi pengembangan industri. Pengintegrasian efisiensi ekonomi dan efisiensi ekologi : Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan tidak menggunakan proses yang merusak lingkungan, Dapat meningkatkan citra perusahaan, Meningkatkan daya saing dalam perdagangan global. 18