HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGAKSES SITUS FACEBOOK PADA MAHASISWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sekarang ini mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motif-motif yang harus dipenuhinya. Maslow (dalam Sobur, 2003) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan teknologi e-commerce dalam berinteraksi dengan para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas

BAB I PENDAHULUAN. sepi dari pembaharuan-pembaharuan. Pembaharuan itu dapat berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi tersebut adalah internet. menjadi fenomena masa modern ini adalah facebook.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan inovasi media komunikasi di bidang teknologi informasi dan

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : KUISIONER Pra-Analisis Bee-Friend. I. DATA PRIBADI 1. Berapa umur Anda sekarang? tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

Pada Bab ini akan di jelaskan latar belakang keberadaan jaringan sosial maupun sejarah berdiri-nya

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini kemajuan teknologi sudah sangat berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

MAJAS SARKASME DALAM PENULISAN KOMENTAR PADA GRUP FACEBOOK CICAK VS BUAYA

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. materialistis yang tercipta dalam dunia maya. berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak

BAB I PENDAHULUAN. serta menerima perubahan yang ada. Dampak yang terlihat adalah trend

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam aktifitas promosi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan narapidana. Didalam UU No 12/1995 (kitab undang -undang hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersendiri. Fungsi PR untuk mendapat serta menjaga citra dan reputasi baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pengguna internet yang terus meningkat mengindikasikan bahwa komputer sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa

ANALISIS SWOT PADA FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan

mengembangkan dirinya melalui respons-respons terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan teman baru, 20% menganggap instant massaging paling cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian yang dilakukan oleh We Are Social pada Januari 2016, dari 7,395 milyar

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari

Internet Sehat dan Aman (INSAN)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai pengguna internet urutan keenam di dunia menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Dampak perkembangan teknologi di antaranya adalah perkembangan jaringan

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok adalah penggunaan gadget dalam melakukan aktivitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan sebuah media massa baru (new media) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial, politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak pernah terlepas dari suatu proses komunikasi. Sejarah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. internet. Kehadiran web memberikan peluang yang cukup besar kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan ini juga menyebabkan perubahan-perubahan peran para. individu dalam kehidupanya (Tancer 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjajikan di Asia ( Hal ini terkait dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

DAMPAK NEGATIF dan POSITIF SOCIAL NETWORKING

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan juga dapat membawa budaya baru bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar (Sadirman,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia. Pengguna internet dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Transkripsi:

0 HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : ESTI WIKA ARANI NIM F 100 050 069 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kecenderungan terhadap facebook sekarang ini terkenal dengan istilah demam facebook, karena kehadiran situs yang didirikan oleh Mark Zuckerberg, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes ini telah memiliki jumlah pengguna 34 juta orang per Juli 2007. Posisinya sebagai situs populer terus meranjak naik, dari posisi 60 pada September 2006 menjadi 7 pada September 2007. Sementara menurut Alexa, situs pembuat rangking web di dunia, facebook menempati urutan 8, dengan traffic rank 5. Sementara menurut situs ensiklopedia virtual, Wikipedia, facebook menjadi situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya. Di Indonesia, facebook per bulan dikunjungi 13 juta orang, hingga menjangkau angka 73% dari seluruh pengguna internet di Indonesia, total kunjungan keseluruhan per bulan sebanyak 51 juta kunjungan, dan total halaman yang dibuka di facebook selama sebulan yaitu 1,1 milyar halaman (Robi, 2009). Banyaknya pengguna facebook karena facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status what are you doing now yang dinilai lebih keren dari Friendster (Nurhoiri, 2009). Situs facebook ini dikembangkan dari prinsip jejaring sosial. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang dibangun atas node (bisa berupa orang/individu 1

2 maupun organisasi) yang terikat satu sama lain dengan lebih dari satu model ikatan. Jenis-jenis ikatan tersebut misalnya kesamaan nilai, visi, ide, kepentingan, finansial, pertemanan, ketidak sukaan, konflik dan perdagangan. Melalui Facebook, seseorang dapat mengetahui secara lengkap seperti nama, tanggal lahir, foto wajah, alamat, pekerjaan atau semua informasi seseorang yang disertakan di dalamnnya. Semakin mudah jaringan tersebut mengakomodasi individu atau kelompok membuat jaringan baru, maka jaringan tersebut akan semakin mudah dan menarik (Robi, 2009). Jejaring sosial facebook kini seolah telah menjadi candu bagi pengguna internet di tanah air. Data dari Google (Robi, 2009) menunjukkan, di bulan Juli 2007 relatif tidak ada data pencarian ke facebook. Di awal 2009, situs ini dikunjungi sebanyak 1,4 juta orang per hari, dengan rata-rata waktu berkunjung 32 menit per kunjungan. Sebuah angka yang tinggi untuk satu situs web. Sedangkan pengguna facebook di Indonesia kebanyakan adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional. Dan terhitung sampai 22 Februari 2009, sejumlah 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook yang mana sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun), dimana usia tersebut adalah termasuk dalam kategori dewasa awal yakni dimulai dari usia 18 hingga 30 tahun. Sedangkan dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan (Nurhoiri, 2009). Facebook banyak dikunjungi karena mempunyai keunggulan dibanding situs jejaring sosial lainnya, yakni memudahkan seseorang untuk menelusuri

3 teman-teman lama yang sudah lama tidak ketemu dan juga sangat terbuka untuk mencari kenalan-kenalan baru. Keunggulan dan kemudahan itulah yang membuat banyak individu hampir tiap hari menggunakan internet untuk membuka situs facebook. Dimitri dan Skoric (Mubarak, 2008) pernah melakukan penelitian tentang tingkat kecenderungan menggunakan facebook. Facebook sebagai salah satu sarana dalam komunikasi melalui internet telah memotivasi individu untuk melakukan kegiatan tersebut. Tingkat kecenderungan yang tinggi terhadap facebook tersebut berhubungan dengan umur, jenis kelamin, pola teladan pemakaian, perilaku, dan hubungan antar individu. Melalui facebook, individu dapat mengetahui seseorang secara lengkap seperti nama, tanggal lahir, foto wajah, alamat, pekerjaan atau semua informasi seseorang yang disertakan di dalamnnya. Manfaat facebook memang tidak cuma untuk pergaulan, tapi juga sarana komunikasi, mencari pekerjaan, hingga kampanye. Seperti yang dilaporkan oleh Nurhoiri (2009) diungkapkan bahwa pengguna facebook kebanyakan adalah usia produktif dan termasuk dalam tahap perkembangan sosio-psikologis dewasa awal, yang mana juga dijelaskan oleh Havighurst (dalam Haditono, 1991) bahwa pada masa ini individu cenderung mencari kelompok sosial yang cocok dan menarik. Sehingga banyak para dewasa awal memanfaatkan facebook, untuk mencari sebanyak-banyaknya teman baru maupun menelusur teman-teman lama. Pemanfaatan facebook dalam mencari teman sebanyak-banyaknya tersebut pada gilirannya juga akan mengacu pada tingkat intensitas menggunakan facebook yang semakin tinggi, sebab untuk mendapatkan jejaring teman dari teman perlu

4 diterima dulu perintah konfirmasi dari yang menerima pertemanan, padahal penerimaan konfirmasi mau menjadi teman biasanya akan dibalas di hari berikutnya. Sehingga mau tidak mau user pengguna facebook harus sering membuka facebook untuk melihat apakah ajakan berteman sudah mendapat persetujuan atau belum. Intensitas itu sendiri merupakan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan. Semakin sering dewasa awal membuat facebook semakin banyak teman dalam interaksi sosialnya, namun bila facebook ini sudah menggejala terlalu tinggi untuk seorang individu maka dikhawatirkan akan menjadi sebuah sarana untuk menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan seseorang, yakni misalnya berkurangnya perhatian kepada keluarga atau berkurangnya aktivitas lainnya yang lebih bermanfaat karena waktu telah tersita untuk situs web facebook. Kaloh (dalam Astuti, 2000) berpendapat bahwa intensitas merupakan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan tersebut. Intensitas kegiatan seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan perasaan. Perasaan senang terhadap kegiatan yang akan dilakukan dapat mendorong orang yang bersangkutan melakukan kegiatan tersebut secara berulang-ulang. Sebaliknya, orang yang mempunyai perasaan tidak suka terhadap suatu kegiatan akan jarang melakukan kegiatan yang tidak disukai, seperti halnya membuat facebook.

5 Adanya facebook memungkinkan individu dapat mengembangkan sosialisasinya sampai ke luar pulau dan bahkan luar negara. Sosialisasi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Rasa sosialisasi itu sendiri bisa didasari oleh berbagai motif, yakni dorongan untuk mencari teman atau persahabatan bahkan pasangan hidup. McClelland (Aryana, 2007) menjelaskan bahwa kebutuhan sosialisasi ini merupakan bagian dari motif afiliasi. Motif afiliasi merupakan dorongan untuk ramah, berhubungan secara hangat dengan orang lain, dan menjaga hubungan itu sebaik-baiknya. Motif afiliasi terefleksikan dalam perilaku yang ditujukan kepada orang lain. Dalam teori McClelland (Aryana, 2007) bahwa perilaku mencari teman dan hubungan sebanyak-banyaknya itu termasuk dalam kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain, yang mana hal itu dikategorikan dalam kebutuhan berafiliasi atau disebut dengan motif afiliasi. Selanjutnya dijelaskan bahwa motif afiliasi merupakan dorongan untuk ramah, berhubungan secara hangat dengan orang lain, dan menjaga hubungan itu sebaik-baiknya. Motif afiliasi membantu individu dalam mengadakan sosialisasi, bekerja sama, dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Swenson (2000) menambahkan bahwa motif afiliasi terefleksikan dalam perilaku yang ditujukan kepada orang lain. Sedangkan Lestiana (2007) berpendapat bahwa kebutuhan afiliasi merupakan suatu dorongan untuk membentuk hubungan sosial yang memiliki unsur loyalitas, afeksi, dan empati. Dayakisni dan Hudaniah (2003) berpendapat bahwa afiliasi merupakan suatu keinginan untuk melakukan kontak dengan orang lain, pada umumnya

6 dilandasi adanya imbalan sosial yang dapat diperoleh individu jika berhubungan dengan orang lain. Individu dapat melakukan analisa terhadap fenomena ini dari dua hal yaitu perbandingan sosial (social comparison) dan dukungan emosional (emotional support). Berdasar analisa perbandingan sosial, individu membutuhkan orang lain sebagai standar untuk mengevaluasi perilaku individu. Sementara hubungan dengan perhatian akan memberikan dukungan emosional dalam bentuk perhatian dan kasih sayang. Hubungan dengan orang lain dapat memberikan tambahan ganjaran lainnya yaitu, pertama dapat memberikan perasaan positif yang dihubungkan dengan kedekatan (keintiman) hubungan antar pribadi, persahabatan, afeksi, komunikasi, dan cinta. Kedua, orang lain dapat memberikan berbagai tipe perhatian kepada individu dalam bentuk penghargaan, pengakuan, status, dan sebagainya. Tingginya motif afiliasi para dewasa awal tersebut akan sangat berguna bagi individu itu sendiri, karena memang pada masa-masa ini, tugas perkembangan sosial dewasa awal yakni mulai bersiap-siap mencari pekerjaan maupun pasangan hidup (Haditono, 1991). Situs web facebook ini dapat dimanfaatkan untuk menjaring relasi sebanyak-banyaknya sehingga peluang untuk mendapatkan pekerjaan dapat terbuka lebar. Sehingga dapat diasumsikan bahwa pada individu dewasa awal menggunakan facebook dalam intensitas yang tinggi terkait karena adanya motif afiliasi yang tinggi pula, yaitu dorongan untuk mencari hubungan pertemanan, persahabatan, komunikasi dan juga dapat berupa cinta.

7 Namun pada kenyataanya, individu yang tingkat motif afiliasinya tinggi justru akan kurang puas bila hanya berteman di dunai maya / cyber, bahwa individu yang motif afiliasinya tinggi akan lebih terpuaskan bila berhubungan atau berkomunikasi secara langsung face to face dengan lingkungan sekitar termasuk dengan teman-temannya, selain itu intensitas yang tinggi dalam menggunakan facebook tidak hanya dipengaruhi oleh motif afiliasi, tapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti: cuma mengikuti mode/trend karena tidak mau ketinggalan jaman atau dikatakan gaptek. Sehingga berdasarkan uraian di atas muncul permasalahan, intensitas yang tinggi dalam menggunakan facebook pada dewasa awal karena adanya motif afiliasi yang tinggi pula pada diri mereka Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul, HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motif afiliasi dengan intensitas menggunakan facebook pada dewasa awal. C. Manfaat Penelitian

8 sebagai berikut : Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat mempunyai manfaat 1. Manfaat Teoritis Sebagai masukan bagi para ilmuwan dalam usaha mengembangkan ilmu-ilmu psikologi khususnya psikologi sosial yang berkaitan dengan psikologi perkembangan. 2. Manfaat Praktis Apabila hipotesis teruji maka penelitian ini akan bermanfaat bagi para pengguna facebook agar lebih memahami tujuan diri sendiri kaitannya dengan penggunaan facebook sehingga media facebook dapat dimaksimalkan untuk tujuan-tujuan positif. Apabila hipotesis tidak teruji maka disarankan kepada para peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lain yang berkaitan dengan intensitas menggunakan facebook dengan variabel lain yang lebih bersifat praktis dan dampak negatif penggunaan facebook misalnya dampaknya pada keutuhan jalinan perkawinan.