MAKALAH TRANSPARANSI PENGADILAN. Oleh: DR. IBRAHIM, S.H, M.H, LL.M.

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN NOMOR: 144/KMA/SK/VIII/2007

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

Mengembalikan kewibawaan dan kepercayaan terhadap pengadilan. Menguatkan prinsip peradilan yang terbuka dan akuntabel

Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M Hakim Agung/Wakil Koordinator Tim Pembaruan Peradilan.

SOP PERMINTAAN INFORMASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 PPID PPATK

FGD Analisa dan Evaluasi Hukum Dalam rangka Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik. Oleh : Nevey Varida Ariani SH.,M.

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 071/PUU-II/2004

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 67/PUU-XIII/2015 Beban Penyidik untuk Mendatangkan Ahli dalam Pembuktian Perkara Pidana

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR

KEBIJAKAN KPTA TENTANG MEJA INFORMASI DI WILAYAH PTA PALANGKA RAYA 1

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 105/PUU-XIV/2016 Kewajiban Mematuhi Putusan Mahkamah Konstitusi

Hak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K

- 1 - GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WONOSARI NOMOR : W12-A4/0199/HM.00/I/2014 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

Pusat Pelayanan Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

Pengadilan Negeri Jantho Tahun 2015

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;;

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GIANYAR

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA LABUHA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

V. PENUTUP. 1. Alasan yang menjadi dasar adanya kebijakan formulasi Hakim Komisaris. dalam RUU KUHAP Tahun 2009 atau hal utama digantinya lembaga pra

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI JAYAPURA NOMOR : W30-U/ 03 /KPT/SK/4/2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENGADILAN PADA PENGADILAN TINGGI JAYAPURA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2016

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PUTUSAN. LP/272/Iv/2010/Bareskrim tanggal 21 April 2010 atas

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

Pokok-Pokok Pikiran UU KIP. Oleh: Mahyudin Yusdar

KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN PADA PENERAPAN SISTEM PENELUSURAN ALUR PERKARA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KEBUMEN Nomor : W.11-A10/111/OT.01.3/I/2013

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

Maklumat Pelayanan Informasi Publik. Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

TERWUJUDNYA KESATUAN HUKUM & BADAN PERADILAN YANG PROFESIONAL

Info Lengkap di: buku-on-line.com 1 of 14

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN - 1 -

URGENSI PERADILAN TATA USAHA MILITER DI INDONESIA. Oleh: Kapten Chk Sator Sapan Bungin, S.H.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XIII/2015 Beban Penyidik untuk Mendatangkan Ahli dalam Pembuktian Perkara Pidana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA,

Oleh : Octiawan Basri

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 134/KMA/SK/IX/2011 TENTANG SERTIFIKASI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP

KATA PENGANTAR. Tabanan, 04 Januari 2017 Pengadilan Agama Tabanan, Drs. Zainal Arifin, M.H. NIP

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 17/PUU-XIII/2015 Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK) terhadap Putusan Hukuman Mati

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

No MENU KODE A INFORMASI YANG WAJIB DIUMUMKAN SECARA BERKALA A1 Informasi Profil dan Pelayanan Dasar Pengadilan 1

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH ARAH REFORMASI PERADILAN BLUE PRINT PENGEMBANGAN MAHKAMAH AGUNG RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REFORMASI TATA KELOLA PERADILAN. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

Peranan Peradilan Dalam Proses Penegakan Hukum UU No.5/1999. Putusan KPPU di PN dan Kasasi di MA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMERKUATAN PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK HAKIM SELURUH INDONESIA Hotel Santika Makassar, 30 Mei 2 Juni 2011 MAKALAH TRANSPARANSI PENGADILAN Oleh: DR. IBRAHIM, S.H, M.H, LL.M.

TRANSPARANSI PENGADILAN OLEH : DR. IBRAHIM, S.H, M.H, LL.M. DISAMPAIKAN DALAM ACARA PEMERKUATAN PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK HAKIM SELURUH INDONESIA HOTEL SANTIKA MAKASSAR, 2 JUNI 2011

KONSEP DASAR TRANSPARANSI Transparansi adalah suatu keadaan atau sifat yang mudah dilihat dengan jelas. Transparansi adalah asas untuk membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan (UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN). Transparansi memiliki kedudukan yang penting dalam mengimplementasikan Good Governance, karena transparansi merupakan cara untuk mewujudkan pertanggungjawaban (accountability), serta mendorong efektifitas partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan negara.

MENGAPA PERLU TRANSPARANSI? 1. Untuk menjamin hak-hak yang berkaitan dengan prinsip keterbukaan yaitu: Hak publik untuk memantau dan mengamati perilaku pejabat publik; Hak publik atas informasi; Hak untuk mengajukan keberatan 2. Mendorong akuntabilitas para penyelenggara negara 3. Prasyarat partisipasi publik yang efektif dalam pengambilan keputusan

URGENSI TRANSPARANSI PENGADILAN urgensi keterbukaan pengadilan adalah untuk : 1. Bentuk akuntabilitas Hakim dan Pengadilan 2. Sarana bagi pendidikan publik dan pengembangan hukum 3. Menjamin pelaksanaan hak-hak asasi bagi warga negara 4. Mengeliminasi terjadinya penyimpangan dalam proses penegakan hukum (praktik mafia hukum ) 5. Menegakkan pengadilan kemandirian dan kepercayaan terhadap institusi 6. Mencapai terwujudnya negara hukum yang demokratis. Hanya dengan keterbukaanlah pengawasan terhadap segala bentuk ketidakadilan di lembaga peradilan dapat dilakukan. Selama tidak ada keterbukaan, tidak ada keadilan. (Jeremy Bentham)

JAMINAN TRANSPARANSI PENGADILAN 1. UUD 1945: Kekuasaan Kehakiman Merupakan Kekuasaan Yang Merdeka Untuk Menyelenggarakan Peradilan Guna Menegakkan Hukum dan Keadilan (Pasal 24 ayat 1); Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 Ayat 1); Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian ukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (Pasal 28D ayat 1); Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi,.. (Pasal 28F); Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu (Pasal 28I ayat 2)

JAMINAN TRANSPARANSI PENGADILAN 2. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan; hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi; kewajiban Badan Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana; pengecualian bersifat ketat dan terbatas; kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi. 3. UU No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik dapat dirangkum menjadi beberapa item penting meliputi; (1) Standar Baku Pelayanan (menyangkut Biaya, Waktu, Pejabat berwenang, Mekanisme Pengaduan); (2) Prosedur yang jelas & Pasti; (3) Kompensasi & Kapasitas SDM yang memadai; (4); Kelembagaan yang efektif dan responsif; (5) Adanya open akses.

JAMINAN TRANSPARANSI PENGADILAN 4. UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Dalam ketentuan Pasal 52 mengamanatkan: 1) Pengadilan wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan putusan dan biaya perkara dalam proses persidangan.; 2) Pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan kepada para pihak dalam jangka waktu yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan; 5. SK I44SK No.144/KMA/SK/VIII/2007 TENTANG Keterbukaan Informasi di Pengadilan (Direvisi menjadi SK No. 1 144/KMA/SK/I/2011)

KETERBUKAAN INFORMASI PENGADILAN Transparansi merupakan pintu keadilan dan kebenaran. Tanpa transparansi, akan muncul penyimpangan dalam penegakan hukum. (Harifin A.Tumpa) Berdasarkan SK 144, telah diakomodasi prinsip-prinsip umum yang berkaitan dengan akses publik terhadap informasi, yaitu; A. Akses maksimum dan pengecualian terbatas (Maximum Access Limited Exemption- MALE), yang menghendaki agar mayoritas informasi yang dikelola oleh pengadilan bersifat terbuka dan pengecualian untuk menutup suatu informasi hanyalah untuk kepentingan publik yang lebih besar, privasi seseorang, dan kepentingan komersial seseorang atau badan hukum; B. Permintaan informasi oleh masyarakat kepada pengadilan yang tidak perlu disertai alasan; C. Penyelenggaraan akses terhadap informasi di pengadilan yang murah, cepat, akurat dan tepat waktu; D. Penyediaan informasi yang utuh dan benar; E. Penyampaian (pengumuman) informasi secara pro aktif informasi-informasi yang penting untuk diketahui oleh publik; oleh pengadilan terhadap F. Ancaman sanksi admininistratif bagi pihak-pihak yang dengan sengaja menghalangi atau menghambat akses publik terhadap informasi di pengadilan; dan; G. Mekanisme keberatan dan banding yang sederhana bagi pihakpihak yang merasa hakhaknya untuk memperoleh informasi di pengadilan tidak terpenuhi

KETERBUKAAN INFORMASI PENGADILAN Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) SK KMA No. 144/ 2007, informasi yang harus diumumkan oleh setiap pengadilan adalah: a. Gambaran umum pengadilan meliputi: fungsi, tugas, yurisdiksi dan struktur organisasi pengadilan,serta telepon, faksimili, nama dan jabatan pejabat pengadilan non Hakim; b. Gambaran umum proses beracara di pengadilan; c. Hak-hak pencari keadilan dalam proses peradilan; d. Biaya yang berhubungan dengan proses penyelesaian perkara serta biaya hakhak kepaniteraan sesuai dengan kewenangan, tugas dan kewajiban Pengadilan; e. Putusan dan penetapan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; f. Putusan dan penetapan Pengadilan Tingkat Pertama dan Pengadilan Tingkat Banding yang belum berkekuatan hukum tetap dalam perkara-perkara tertentu (perkara korupsi, terorisme, narkotika/psikotropika, pencucian uang, atau perkara lain yang menarik perhatian publik); g. Agenda sidang pada Pengadilan Tingkat Pertama; h. Agenda sidang pembacaan putusan, bagi Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Kasasi; i. Mekanisme pengaduan dugaan pelanggaran yang dilakukan Hakim dan Pegawai; dan j. Hak masyarakat dan tata cara untuk memperoleh informasi di pengadilan.

KETERBUKAAN INFORMASI PENGADILAN Sementara untuk Mahkamah Agung, selain informasiinformasi tersebut, juga harus mengumumkan: A. Peraturan Mahkamah Agung; B. Surat Edaran Mahkamah Agung; C. Yurisprudensi Mahkamah Agung; D. Laporan tahunan Mahkamah Agung; E. Rencana strategis Mahkamah Agung; dan F. Pembukaan pendaftaran untuk pengisian posisi Hakim atau Pegawai Pada prinsipnya kecuali untuk putusan atau penetapan pengadilan, semua informasi di atas setidaknya harus dimuat (ditempel) di papan pengumuman pengadilan. Jika sebuah pengadilan telah memiliki situs (website), maka informasi-informasi tersebut dapat dimuat dalam situs

KETERBUKAAN INFORMASI PENGADILAN informasi lain yang dapat diminta oleh masyarakat dengan cara konvensional, yakni dengan mendatangi dan meminta langsung. Informasi yang dapat diminta kepada pengadilan, meliputi: A. Informasi tertentu mengenai perkara; B. Informasi tertentu mengenai kegiatan pengawasan internal terhadap hakim dan pegawai pengadilan; C. Informasi yang berkaitan dengan organisasi, administrasi,kepegawaian dan keuangan pengadilan; D. Informasi mengenai jumlah serta tanda bukti pengeluaran ataupenggunaan uang perkara, bagi pihak-pihak yang berperkara; dan E. Informasi yang selama ini sudah dapat diakses melalui publikasi pengadilan.

KETERBUKAAN INFORMASI PENGADILAN Ketentuan mengenai prosedur dalam pelayanan informasi, yang meliputi: a. Kepada pengadilan mana dan dengan siapa masyarakat pencari informasi itu harus berhubungan; b. Tahapan yang harus dilalui untuk meminta dan melayani permintaan informasi; c. Biaya yang diperlukan untuk memperoleh informasi; d. Waktu yang diperlukan untuk memperoleh informasi; dan sebagainya. hak dan prosedur bagi pencari informasi untuk mengajukan keberatan atas pelayanan yang diberikan pengadilan, antara lain jika: a. Permohonan ditolak dengan alasan bahwa informasi yang diminta tidak sesuai dengan keputusan ini; b. Tidak tersedianya informasi yang seharusnya diumumkan oleh pengadilan; c. Pengenaan biaya yang mahal; dan d. Pelayanan yang lambat (melebihi jangka waktu yang ditentukan).

KETERBUKAAN INFORMASI PENGADILAN Mekanisme Keberatan dan Sanksi Untuk memastikan keputusan ini benar benar ditegakkan oleh seluruh jajaran pengadilan, SK KMA No. 144/2007 juga mengatur mengenai mekanisme pengajuan keberatan bagi pemohon informasi yang merasa tidak mendapatkan pelayanan informasi sebagaimana yang telah ditentukan. Penanggungjawab dan petugas informasi dan dokumentasi yang dengan sengaja membuat informasi yang tidak benar atau dengan sengaja menghalangi pelaksanaan Keputusan ini dapat dijatuhi sanksi administratif.

KENDALA & TANTANGAN Keterbatasan SDM dalam penguasaan teknologi informasi. Adanya kelemahaan peraturan yang membuka penafsiran bahwa informasi tertentu tidak boleh dibuka untuk umum Keberlanjutan pengelolaan informasi karena ketergantungan dana dari (donor) yang terbatas. Belum semua lembaga pengadilan menerapkan prinsip keterbukaan informasi Masih kuatnya budaya ketertutupan, baik karena ragu/takut atau karena unsur kesengajaan. Lemahnya dukungan negara (legeslatif-eksekutif) untuk memberikan jaminan yang maksimal bagi keterbukaan pengadilan.

Sekian & Terimakasih