PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

dokumen-dokumen yang mirip
Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS POTENSI LOKAL KERAJINAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA SMA

666 Isu-Isu Kontemporer Sains, Lingkungan, dan Inovasi Pembelajarannya

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

Mahardika Intan Rahmawati

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB III METODE PENELITIAN

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

PROFIL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMPN1 WERU MELALUI IMPLEMENTASI MODUL IPA MENGGUNAKAN MODEL SAINTIFIK

PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MIND MAPPING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ANDROID SEBAGAI SUPLEMEN MATERI ASAM BASA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

ANALIS BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SMA/MA DI KABUPATEN KARANGANYAR PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI pada Materi Teori Kinetik Gas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA GAME SENYAWA HIDROKARBON PADA PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA BATIK 1 SURAKARTA DAN SMA BATIK 2 SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah

PENGEMBANGAN APLIKASI KAMUS ISTILAH FISIKA BERBASIS VISUAL BASIC SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PESERTA DIDIK SMA/MA

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

Pengembangan Modul Berbasis Project Based Learning untuk Mengoptimalkan Life Skills pada Siswa Kelas X SMA N 1 Petanahan Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS.

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA

Atina Nur Faizah, Eko Setyadi Kurniawan, Nurhidayati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

PROFIL PEMENUHAN 8 SNP, PROSES PEMBELAJARAN DAN RELEVANSI BUKU AJAR YANG DIGUNAKAN DI SALAH SATU SMP DI NGAWI

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA SMA/MA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) KIMIA SMA/MA BERBASIS LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI LAJU REAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROJECT BASED LEARNING GUNA MELIHAT KEATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATERI MENGOPERASIKAN SOFTWARE PROTEUS

PENGEMBANGAN INSTRUMEN AUTENTIK ASSESMEN BERUPA PENILAIAN PROYEK DENGAN PRODUK MIND MAPPING PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

ANALISIS KEBUTUHAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS TAKSONOMI THE STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME PADA MATERI KONSEP LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS STRATEGI PQ4R DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

ANALISIS BAHAN AJAR KIMIA SMA PADA MATERI KESETIMBANGAN KELARUTAN BERDASARKAN SINTAKS MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA di SMA DENGAN MODEL CTL

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

PROFILE ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SMA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol 6, No.2 pp , May 2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMORI PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA CHEM PUZZLE

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

*keperluan korespondensi, telp/fax : ,

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID Rina Setyawati 1, Sri Mulyani 2, Ashadi 3 1,2,3 Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126 Email korespondensi : rinasetya99@gmail.com Abstrak Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pengembangan dan kelayakan modul kimia berbasis saintifik 5M dengan panduan mind map pada materi koloid. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D) dengan modifikasi tahapan Borg & Gall. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain dengan angket dan wawancara. Kelayakan modul dinilai berdasarkan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang diujicobakan pada uji coba skala kecil, menengah dan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) modul kimia berbasis saintifik 5M dengan panduan mind map pada materi koloid yang dikembangkan telah divalidasi dan direvisi sesuai dengan saran para ahli dan telah diujicobakan kepada pengguna pada uji coba skala kecil, menengah dan lapangan; (2) modul kimia berbasis saintifik 5M dengan panduan mind map pada materi koloid yang dikembangkan berdasarkan hasil respon pada tahap uji coba skala kecil, menengah dan lapangan mendapat penilaian dengan kategori Sangat Baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Kata Kunci: Bahan Ajar, Borg & Gall, Uji Kelayakan. Pendahuluan Konsep pendekatan saintifik diatur dalam kurikulum 2013 dan Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruki konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati bentuk, mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014). Langkah-langkah dalam pembelajaran saintifik 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Dari hasil analisis/asosiasi data/informasi siswa mampu mengkomunikasikan/ menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya dapat dilanjutkan dengan mencipta: menginovasi, mencipta mendesain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari (Sajidan, 2014). Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, antara lain adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. Dengan demikian maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. Jika guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya (Depdiknas, 2008). Mind Map (Peta Pikiran) dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan konsep, ide, tugas atau informasi lainnya dalam bentuk susunan diagram radial yang tidak linear. Mind map membantu dalam belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang diinginkan, dan mengelompokkannya dengan cara yang alami Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 199

(Buzan, 2014). Mind Map pada umumnya menyajikan informasi yang terhubung dengan topik sentral, dalam bentuk kata kunci, gambar (simbol), dan warna sehingga suatu informasi dapat dipelajari dan diingat secara cepat dan efisien. Informasi teridentifikasi secara lebih baik karena tema utama dinyatakan sangat jelas di tengah dan informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dekat dengan tema utama serta hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali. Peta pikiran efektif untuk menciptakan lingkungan belajar di mana siswa merasa berkeinginan untuk belajar dan digunakan dalam berbagai tahapan proses pembelajaran (Evrekli, 2009). Dalam penelitian Sari, dkk (2013) guna membantu siswa menentukan cara agar mudah dalam belajar fisika, diperoleh bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan metode peta pikiran lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional dan peta konsep. Penerapan koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai peran penting karena karakteristik koloid yang dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen serta bersifat stabil. Oleh sebab itu, koloid banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang industri seperti dalam produksi susu, mentega, kosmetik, cat, tinta, dan lainnya. Koloid juga berperan penting dalam pembentukan delta sungai, penjernihan air, penggumpalan darah pada saat terjadi luka, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil angket dan wawancara diketahui bahwa kesulitan yang dihadapi siswa pada waktu mengerjakan soal pada materi koloid adalah siswa kurang paham tentang pengelompokan koloid sehingga sering terbolak-balik dalam menentukan fase terdispersi dan fase pendispersinya serta siswa juga kurang paham mengenai cara pembuatan koloid. Materi koloid juga sering diabaikan oleh para pendidik karena materi tersebut diajarkan pada semester yang sama dengan materi yang lebih rumit seperti larutan asam basa, hidrolisis garam, larutan penyangga serta kelarutan dan hasil kali kelarutan. Oleh karena itu, perbaikan dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan agar siswa lebih mudah dalam penguasaan materi koloid. Dalam penelitian Abidin (2014) diperoleh nilai rata-rata siswa mengalami kenaikan setelah penerapan modul fisika berbasis scientific, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan modul dengan pendekatan maupun model pembelajaran akan efektif digunakan. Penelitian Kiong, et al. (2012) yang menerapkan teknik pemetaan pikiran Buzan pada modul untuk siswa juga menunjukkan bahwa menggunakan Modul Buzan Mind Mapping bermanfaat terhadap prestasi tes siswa. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D) Borg and Gall (1983) yang dimodifikasi menjadi 9 tahap sedangkan tahap 10 yaitu diseminasi dan implementasi tidak dilakukan. Kesembilan tahapan dari penelitian ini antara lain : (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan produk awal, (4) Uji coba skala kecil, (5) Revisi produk awal, (6) Uji coba skala menengah, (7) Revisi produk hasil uji skala menengah, (8) Uji coba lapangan, dan (9) Penyempurnaan produk akhir. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA dari SMA Batik 2 Surakarta dan SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara untuk analisis kebutuhan serta angket respon untuk uji coba produk. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengembangan Produk Tahapan pengembangan produk dalam penelitian ini antara lain: Analisis Kebutuhan Awal Berdasarkan hasil analisis angket dan wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa proses pembelajaran di SMA Batik 2 Surakarta dan SMA MTA Surakarta sudah menerapkan pendekatan saintifik namun belum menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan pendekatan saintifik. Sebagian siswa masih mengandalkan LKS untuk belajar 200 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 mandiri yang hanya menyajikan materi secara instan dan latihan soal. Dari hasil wawancara juga diperoleh bahwa siswa menginginkan agar materi tersaji dalam bentuk ringkasan dalam bagan atau diagram agar lebih mudah dalam mempelajarinya. Perencanaan Modul yang dikembangkan dengan pendekatan saintifik 5M dilengkapi dengan panduan mind map agar pembelajaran lebih bermakna. Materi koloid yang bersifat informatif yang mengharuskan siswa untuk banyak menghafal akan lebih mudah dipadukan dengan penggunaan mind map untuk memudahkan dalam belajar dan penguasaan materi pelajaran. Pengembangan Draf Awal Modul Modul yang dikembangkan dengan 5 tahapan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi mengolah data, dan mengkomunikasikan. Pada modul diberikan contoh mind map yang telah dibuat oleh penulis untuk setiap indikator sebagai gambaran dan panduan bagi siswa agar lebih mudah untuk berlatih secara mandiri dalam membuat mind map sesuai dengan pemahaman dan kreativitas mereka. Pada akhir pertemuan siswa dituntun untuk membuat mind map dari semua indikator pembelajaran materi koloid yang telah dipelajari. Produk yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli dan direvisi sesuai dengan saran dari para validator. Uji Coba Skala Kecil Uji coba skala kecil dilakukan untuk mengetahui keterbacaan modul setelah siswa diberi materi koloid secara umum. Hasil ratarata pada uji coba skala kecil berdasarkan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan diperoleh modul dengan kriteria Sangat Baik. Hasil angket respon siswa dan guru terhadap modul yang dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Respon pada Uji Coba Skala Kecil. No. Aspek Skor (%) Kategori Skor (%) Kategori 1. Isi 79,17 Sangat Baik 75 Baik 2. Bahasa 81,67 Sangat Baik 83,33 SangatBaik 3. Penyajian 82,5 Sangat Baik 83,33 Sangat Baik 4. Kegrafikan 72,5 Baik 75 Baik Rata-rata 78,96 Sangat Baik 79,17 Sangat Baik Revisi Hasil Uji Coba Skala Kecil Berdasarkan hasil uji coba skala kecil dari angket yang diberikan kepada 2 orang guru dan 10 orang siswa maka dilakukan revisi sesuai masukan yang diberikan. Uji Coba Skala Menengah Pada uji coba skala menengah dilakukan kepada 2 orang guru kimia dan 32 untuk menguji kalayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan dari modul. Hasil uji keterbacaan modul berdasarkan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan diperoleh modul dengan kriteria Sangat Baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Respon pada Uji Coba Skala Menengah. No. Aspek Skor (%) Kategori Skor (%) Kategori 1. Isi 80,47 Sangat Baik 79,17 Baik 2. Bahasa 79,17 Sangat Baik 87,5 Baik 3. Penyajian 82,03 Sangat Baik 87,5 Sangat Baik 4. Kegrafikan 75,78 Sangat Baik 83,33 Sangat Baik Rata-rata 79,36 Sangat Baik 84,38 Sangat Baik Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 201

1. Revisi Uji Coba Skala Menengah Revisi pada tahap uji coba skala menengah dilakukan berdasarkan masukan dari para responden untuk memperoleh kualitas modul yang lebih baik lagi untuk diujicobakan ke tahap selanjutnya. 2. Uji Coba Lapangan Uji coba lapangan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas modul kimia dengan mind map berbasis saintifik pada skala luas. Pada uji coba lapangan menggunakan sampel yang lebih besar yaitu kepada 3 orang guru kimia dan 65 orang siswa. Hasil uji keterbacaan modul berdasarkan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan diperoleh modul dengan kriteria Sangat Baik. Data angket respon siswa dan guru pada tahap ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Respon pada Uji Lapangan. No. Aspek Skor (%) Kategori Skor (%) Kategori 1. Isi 86,15 Sangat Baik 80,56 Sangat Baik 2. Bahasa 82,95 Sangat Baik 88,89 Sangat Baik 3. Penyajian 84,1 Sangat Baik 88,89 Sangat Baik 4. Kegrafikan 75,26 Baik 83,33 Sangat Baik Rata-rata 82,12 Sangat Baik 85,42 Sangat Baik 3. Penyempurnaan & Produk Akhir Penyempurnaan modul yang dilakukan berdasarkan masukan para responden dari hasil angket pada uji coba lapangan untuk kesempurnaan produk yang telah dikembangkan. Kelayakan Modul Uji kelayakan modul meliputi aspek isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan. Hasil uji kelayakan modul yang dilakukan dalam uji coba skala kecil, menengah dan lapangan dirangkum dalam Tabel 4. Tabel 4. Rerata Skor Penilaian Kelayakan Modul Uji Coba Jumlah Skor Jumlah Skala Kriteria Skor (%) Kriteria responden (%) responden Kecil 10 78,96 SB 2 79,17 SB Menengah 32 79,36 SB 2 84,38 SB Operasional 65 82,12 SB 3 85,42 SB Berdasarkan data tersebut, modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori layak digunakan dalam pembelajaran dengan kriteria Sangat Baik pada semua uji coba yang telah dilakukan. Modul ini membantu siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik dan dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri karena komponen materi dalam modul sudah cukup lengkap. Modul ini dilengkapi dengan panduan mind map yang menuntun siswa dapat berlatih membuat mind map pada materi koloid secara bertahap sehingga siswa dapat mengulang materi yang telah diajarkan dengan cara yang mudah dan memberi penguatan pemahaman materi koloid. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran menurut Depdiknas (2008) yaitu pengulangan akan memperkuat pemahaman [3]. Simpulan, Saran, dan Rekomendasi 1. Pengembangan modul kimia dengan berbasis saintifik 5M panduan mind map pada materi koloid dilakukan berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) Borg dan Gall yang dimodifikasi sampai pada tahap sembilan yaitu penyempurnaan produk akhir. 2. Modul kimia dengan panduan mind map berbasis saintifik 5M pada materi koloid yang dikembangkan mendapat penilaian dengan kategori Sangat Baik sehingga modul ini sangat layak digunakan berdasarkan penilaian dari validator dan hasil respon. 202 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 Daftar Pustaka Abidin, T. 2014. Pengembangan Modul Fisika Berbasis Scientific pada Materi Elastisitas di SMA Negeri 2 Purwokerto. Tesis. Program Studi Pendidikan Sains. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Borg. W.R. dan Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. New York: Longman Buzan, T. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Jakarta. Evrekli, E., Balim, A.G., Inel, D. 2009. Mind mapping applications in special teaching methods courses for science teacher candidates and teacher candidates opinions concerning the applications. Procedia Social and Behavioral Sciences 1 (2009) 2274 2279. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 kunci sukses implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kiong, T.T., Yunos, J.M., Mohammad, B., Othman, W., Heone, Y.M., & Mohamad, M.M. (2012). The Development and Implementation of Buzan Mind Mapping Module. Procedia - Social and Behavioral. Procedia - Social and Behavioral Sciences 69 ( 2012 ) 705 708 Sajidan. 2014. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik pada Implementasi Kurikulum 2013, Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS. Sari, S. Sriyono, dan Desy F, S. 2013. Perbedaan Hasil Belajar antara Metode Konvensional, Peta Konsep dan Peta Pikiran Bagi Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Muhammadiyah Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Fisika. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Radiasi.Vol.3.No.2.Sartika Sari. Pertanyaan: 1. Ryzal perdana: a. Modul menggunakan 5M dan mind map, dasar teori penggabungan kedua model tersebut? b. Kriteria penilaian 78 sangat baik, sangat baik menurut siapa? Jawab: a. Merujik ke Tony Buzan b. Ada menurut siapa tapi lupa 2. Ari Puspitowati a. Produk boleh dilihat tidak? b. 5m nya dimana? Jawab: a. Produk contoh penggunaan mond map, penggunaan koloid b. Modul langkahnya 5 M tapi mind map nya hanya pelengkap saja. Di modul sudah disediakan mind map hanya kolom tengah saja Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 203

204 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21