BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak dari

Tugas Ekonomi Internasional Teori Perdagangan Internasional Klasik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Perdagangan antarnegara atau dikenal dengan perdagangan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA TEORITIS. adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor. Samanhudi, 2009 meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. harga selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

B. TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)

BAB II URAIAN TEORITIS. 10 cm panjang dan 5 cm lebar. Bunga kopi yang berwarna putih berbunga

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana

BAB 2 LANDASAN TEORI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta. Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor dan impor suatu negara terjadi karena adanya manfaat yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Menurut Sukirno (2013) teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan para penjual. Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain: a. Harga barang itu sendiri b. Harga barang-barang lain c. Biaya produksi d. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut e. Tingkat teknologi yang digunakan Menurut Pindyck (2003) kurva penawaran (supply curve) menunjukkan jumlah barang yang bersedia dijual oleh para produsen pada harga yang akan diterimanya di pasar. Kurva penawaran merupakan hubungan antara jumlah barang yang bersedia dijual oleh produsen dan harga barang tersebut. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Q S = Q S (H)... (2.1) 16

17 Sumber: Pindyck, 2003 Gambar 2.1 Kurva Penawaran Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dan yang mempengaruhi penawaran diantaranya harga barang itu sendiri, harga barang pengganti (substitusi), teknologi, pajak, biaya produksi, jumlah penduduk, ekspektasi di masa yang akan datang, tujuan perusahaan (wikipedia,2012). Pihak produsen menyediakan berbagai barang dan jasa hasil produksi kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi. Hukum penawaran berbunyi: bila tingkat harga mengalami kenaikan maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun. Dalam hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan berbanding lurus dengan tingkat harga, di hukum penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.

18 Hukum ekonomi berlaku ceteris paribus (di luar objek yang diselidiki, keadaannya tetap tidak berubah). Singkatnya hukum penawaran adalah: Penawaran akan bertambah apabila harga naik dan akan berkurang apabila harga turun. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa teori penawaran merupakan jumlah barang yang ditawarkan pada harga tertentu dalam waktu tertentu demi memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda-beda. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah harga barang itu sendiri, harga barang-barang lain, biaya produksi, tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut dan tingkat teknologi yang digunakan. Penawaran ekspor merupakan jumlah barang ekspor yang ditawarkan pada harga tertentu dan dalam waktu tertentu kepada negara lain dengan tujuan melakukan perdagangan internasional demi mendapatkan keuntungan dan menjalin kerjasama kepada negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di setiap masing-masing negara. 2.1.2 Teori Penawaran Ekspor Ekspor adalah berbagai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual ke luar negeri. Menurut Salvatore (1977), menyatakan bahwa volume ekspor suatu negara ditentukan oleh harga komoditi tersebut di pasar domestik, harga internasional dan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar (exchange rate), mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa antara harga dan jumlah komoditi yang ditawarkan memiliki hubungan yang positif,

19 yaitu jika harga naik maka jumlah yang akan ditawarkan meningkat pula, begitupun sebaliknya. Penawaran suatu komoditas baik berupa barang maupun jasa adalah jumlah yang ditawarkan oleh produsen pada konsumen dalam suatu pasar dalam tingkat harga dan waktu tertentu. Penawaran mempengaruhi harga secara negatif jika penawaran meningkat maka harga akan cenderung turun karena jumlah komoditas yang ada lebih besar dari yang diinginkan oleh konsumen (Nicholson,1999). Penawaran ekspor merupakan jumlah barang yang diekspor ke luar negeri. Sehingga penawaran terhadap suatu barang sama dengan ekspor barang ke luar negeri. Dan dapat ditulis ke dalam fungsi persamaan seperti berikut. S = f (X 1, X 2, X 3,..., X n )... (2.2) dan S = f ( EKS )... (2.3) sehingga EKS = f (X 1, X 2, X 3,..., X n )... (2.4) dimana: S EKS = penawaran pada tahun tertentu = nilai ekspor pada tahun tertentu X 1, X 2, X 3,..., X n = variabel yang mempengaruhi pada tahun tertentu Dengan demikian ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ekspor kopi ada bertambah atau berkurang yakni harga kopi di pasar internasional,

20 barang substitusi, jumlah produksi kopi, jumlah penduduk dan kurs dalam periode tertentu. 2.1.3 Teori Perdagangan Internasional Menurut Nopirin (1999) perdagangan internasional merupakan suatu hubungan antara satu negara dengan negara lain dalam bentuk hubungan ekonomi seperti jual beli barang dan jasa maupun uang dengan tujuan memperoleh keuntungan (gain) dan untuk menjalin kerjasama di bidang internasional. Terjadinya perdagangan internasional antara satu negara dengan negara lainnya dapat mendorong kerja sama yang lebih erat antar sesama negara di dunia. Sehingga dengan adanya perdagangan luar negeri dapat menguntungkan antar negara satu sama lainnya, baik di bidang ekonomi maupun bidang sosial lainnya. Menurut Sukirno (2003), manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut: a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya: kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi

21 oleh negara lain, tetapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. c. Memperluas pasar dan menambah keuntungan. Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. d. Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. Dengan demikian terjadinya perdagangan internasional antar satu negara dengan negara lainnya dapat disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya disebabkan karena perbedaan harga, selera, pendapatan, karena jumlah produksi domestik dan disebabkan karena kurs yang terdepresiasi atau terapresiasi. Tujuan perdagangan internasional adalah memperoleh keuntungan antar negara yang satu dengan negara yang lainnya dalam pasar internasional. Menurut Fajrina (2008) teori perdagangan internasional terbagi atas 3 yaitu sebagai berikut: a. Teori Klasik 1) Absolute Advantage Adam Smith

22 Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Tehory of value). Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi. 2) Comparative Advantage JS Mill Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. b. Comparative Cost David Ricardo 1) Cost Comparative Advantage Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara

23 tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage. 2) Production Comparative Advantage Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif. c. Teori Modern H-O Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah: 1) Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara. 2) Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.

24 Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perdagangan internasional karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki oleh setiap negara. Dengan demikian salah satu kegiatan perdagangan internasional tersebut adalah ekspor dan impor demi memenuhi kebutuhan masyarakat di masing-masing negara dan mencari keuntungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi setiap negara. Adanya perdagangan akan memudahkan pemahaman mengenai perlunya menyelaraskan penawaran ekspor dengan persediaan nasional. Hal ini pada gilirannya akan memunculkan peluang bagi pembeli dan penjual barang tertentu. Permintaan impor kopi ke berbagai negara dari Indonesia dapat tercukupi, karena persediaan kopi nasional mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk. Jumlah dan harga komoditas yang diekspor ditentukan setelah diketahui kurva penawaran dan persediaan yang merupakan perangkat geometris utama yang digunakan dalam rangka menganalisa pilihan kebijaksanaan dalam perdagangan. Secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut. Sumber: Salvatore, 1997 Gambar 2.2 Keseimbangan Harga di Pasar Internasional

25 Pf Pd a : harga keseimbangan harga pasar internasional : harga keseimbangan di negara A sebelum adanya perdagangan internasional Pd b : harga keseimbangan di negara B sebelum adanya perdagangan internasional Oy 1 Oy 4 : konsumsi di negara A sebelum adanya perdagangan internasional : konsumsi di negara B sebelum adanya perdagangan internasional DA : permintaan domestik negara A SA D S : penawaran domestik negara B : permintaan di pasar internasional : penawaran di pasar internasional DB : permintaan domestik negara B SB G H I : penawaran domestik negara B : titik keseimbangan komoditas y di negara A : titik keseimbangan komoditas y di negara B : permintaan domestik negara A setelah adanya perdagangan internasional J : penawaran domestik negara A setelah adanya perdagangan internasional K : penawaran domestik negara B setelah adanya perdagangan internasional L : permintaan domestik negara B setelah adanya perdagangan internasional

26 Gambar menunjukkan terjadinya perdagangan internasional antara dua negara. Sebelum adanya perdagangan internasional di negara A harga keseimbangan komoditas y pada titik G di negara A dan pada titik H di negara B. sedangkan konsumsi di negara A sebesar OY 1 dan OY 4 di negara B. pf adalah harga keseimbangan di pasar internasional yaitu diantara harga komoditas di negara A dan negara B. apabila harga y naik menjadi pf di negara A setelah adanya perdagangan internasional, maka konsumsi domestik menjadi OY 2, sedangkan total penawaran komoditas y sebesar OY 3 atau di titik J. dengan demikian jumlah komoditas y yang diekspor sebesar Y 2 -Y 3, sedangkan di negara B konsumsi domestik menjadi OY 6, sedang total penawaran komoditas y sebesar OY 5 atau di titik K, sehingga jumlah yang diimpor sebesar Y 5 -Y 6. 2.1.4 Teori Harga Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah salah satu dari empat bauran pemasaran yaitu produk, harga distribusi dan promosi. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh oleh produsen. Ciri hubungan antara penawaran barang dan tingkat harga diterangkan oleh teori penawaran yang merupakan suatu hipotesa: semakin tinggi harga suatu barang maka penawaran akan barang tersebut akan meningkat, dan sebaliknya semakin rendah harga suatu barang

27 maka penawaran akan barang tersebut akan menurun (cateris paribus) (Sukirno,2003). Menurut Oktima (2012) harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa. Harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau beli suatu produk barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang menentukan komparasi produk atau barang sejenis. Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsen/pemilik komoditi. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Oleh karena itu dalam penelitian ini harga pasar kopi Sumatera Utara akan ditinjau dari sisi penawaran pasar. 2.1.5 Teori Produksi Teori produksi merupakan analisis dengan perpindahan faktor masukan menjadi keluaran, sesuai dengan fungsi produksi. Dimana produksi tergantung pada teknologi, perpaduan faktor masukan, faktor harga dan faktor produksi marjinal. Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses, pengolahan dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih (Sukirno,2013).

28 Dengan demikian, produksi ialah persamaan masukan atau input, menjadi keluaran atau hasil (output). Merupakan proses ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan komoditas yang dapat berubah. Mencakup produksi, penyimpanan, pelabuhan dan pengemasan. Sehingga produksi merupakan suatu proses yang menggunakan waktu dan ruang. 2.1.6 Ekspor Kopi Menurut Raharjo (2013) ekspor kopi merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Indonesia adalah sebagai suatu negara pengekspor kopi yang menempati posisi lima besar karena produksi kopi dalam negeri meningkat dari tahun ke tahun. Kualitas kopi Indonesia mendunia karena bijibiji kopi (coffea) hasil tanam petani kopi lokal banyak diminati oleh banyak negara. Dengan demikian ekspor kopi Indonesia merupakan penawaran kopi Indonesia keluar negeri. Hasil produksi yang tinggi mendorong peningkatan ekspor dan luas lahan kebun kopi pun turut menentukan tinggi rendahnya jumlah produksi kopi di dalam negeri. Negara-negara tujuan ekspor kopi Indonesia adalah negara-negara utama di belahan benua Amerika dan Eropa. Konsumsi kopi negara-negara maju sangat menentukan volume ekspor kopi Indonesia di pasar Internasional per tahun. Selain menambah peningkatan produksi barang untuk dikirim keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri, sehingga secara langsung ekspor memperbesar output industri-industri itu sendiri, dan secara tidak langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri untuk

29 mempergunakan faktor produksinya, misalnya modal dan juga menggunakan metode-metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar perdagangan internasional. 2.1.7 Penduduk Penduduk dalam suatu negara adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara tertentu selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap (Oktima,2012). Jumlah penduduk di suatu negara mempunyai kebutuhan ekonomi dalam mengkonsumsi barang yang berbeda-beda. Dengan demikian, semakin banyak jumlah penduduk suatu negara yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar penawaran terhadap barang tersebut. Ini yang mempengaruhi penawaran barang di suatu negara, karena konsumsi penduduk yang berkebutuhan berbeda terhadap barang-barang tertentu dapat mempengaruhi peningkatan penawaran barang di suatu negara. 2.1.8 Kurs Kurs atau nilai tukar merupakan salah satu faktor yang menentukan arus perdagangan internasional. Tingkat kurs mata uang adalah harga dari mata uang sebuah negara dilihat dari segi mata uang negara lain. Kurs merupakan rasio dimana dua mata uang saling dipertukarkan (Case dan Fair,2004). Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar mata uang (Salvatore,1997). Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara

30 dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Dan nilai tukar perdagangan suatu negara adalah rasio harga komoditas ekspor terhadap harga komoditas impor. Karena dalam dunia dua-negara, ekspor suatu negara adalah impor dari mitra dagang, nilai tukar perdagangan dari negara yang lain adalah sama dengan kebalikan, atau timbal balik dari negara pertama (Salvatore,2014). Kurs atau nilai tukar dalam penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana nilai tukar masing-masing negara tujuan ekspor (Singapura, Inggris, Italia) diperbandingkan dengan mata uang US dollar yang dikenal mata uang dunia dilihat dari sisi eksternal yang berperan terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Nilai tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar akan selalu berubah di setiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi berkurang apabila permintaan kurang dari suplai yang tersedia. Apabila nilai mata uang suatu negara terhadap US dollar sebagai mata uang dunia terapresiasi, akan berakibat pada meningkatnya kemampuan suatu negara untuk membeli kopi yang dihasilkan Indonesia, begitu pula sebaliknya. Sehingga ini akan mempengaruhi penawaran kopi dari Indonesia di pasar internasional. Nilai tukar mata uang antar negara merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain lebih murah atau lebih mahal dari barang-barang yang diproduksi di dalam negeri.

31 2.2 Penelitian Terdahulu Raharjo (2013), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Penentu Ekspor Kopi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor kopi Indonesia antara lain PDB riil negara pengimpor, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, harga kopi ritel di negara pengimpor. Namun, krisis moneter 1998 tidak berpengaruh terhadap ekspor kopi Indonesia. Saputra (2011), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Penawaran Kopi Indonesia Tahun 2001-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga kopi, baik harga internasional kopi arabika dan robusta berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Variabel harga internasional gula dan teh berpengaruh signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia (barang komplementer dan substitusi). Biji coklat tidak berpegaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Dan secara bersama-sama seluruh variabel independen berpengaruh terhadap penawaran kopi Indonesia. Purba dan Hayati (2011), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Ekspor Kopi Indonesia Ke Amerika Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kopi domestik memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor kopi Indonesia ke Amerika. Harga kopi internasional memiliki pengaruh positif terhadap ekspor kopi Amerika, pendapatan Amerika Serikat dan kurs rupiah terhadap dollar memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia ke Amerika. Dan konsumsi kopi Amerika memiliki pengaruh yang signifikan dan elastis terhadap ekspor kopi Indonesia ke Amerika.

32 Widayanti (2009), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Ekspor Kopi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas ekspor kopi Indonesia adalah harga ekspor kopi (FOB), harga kopi dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan penawaran kopi tahun t-1. Berarti bahwa pada saat harga ekspor meningkat kuantitas ekspor kopi Indonesia menurun. Yang mempengaruhi penawaran kopi dalam negeri adalah harga kopi dalam negeri, tingkat teknologi dan penawaran kopi tahun t-1. Sedangkan yang mempengaruhi permintaan kopi dalam negeri adalah tingkat pendapatan masyarakat dengan elastisitas permintaan kopi terhadap pendapatan. Romdhon dan Sukiyono (2005), melakukan penelitian yang berjudul Estimasi Permintaan dan Penawaran Ekspor Kopi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang sangat responsif terhadap harga internasional dan PDB Amerika Serikat. Ekspor kopi Indonesia sangat ditentukan oleh mekanisme harga di tingkat pasar ekspor internasional karena pasar kopi domestik sangat terintegrasi dengan pasar kopi internasional baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dan elastisitas harga kopi dalam jangka panjang lebih besar dari jangka pendek. Nasution (2013), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Determinan Permintaan Ekspor Kopi Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Sumatera Utara yaitu harga kopi dunia, konsumsi kopi AS dan pendapatan per kapita AS. Secara parsial harga kopi domestik dan kurs rupiah terhadap dollar AS negatif mempengaruhi volume ekspor kopi Sumatera Utara. Sesuai dengan hasil studi diharapkan lahan kopi Sumatera Utara dapat lebih meningkatkan produksi dengan

33 mempertahankan kualitas kopi. Pemerintah provinsi Sumatera Utara juga perlu melakukan kebijakan standarisasi kopi lebih lanjut untuk harga domestik maupun internasional sehingga meningkatkan volume ekspor kopi Sumatera Uatra secara keseluruhan. Komaling (2013), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Determinan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Periode 1993-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan per kapita Jerman, harga kopi dunia dan konsumsi kopi Jerman berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Implikasi dari penelitian ini adalah eksportir kopi di Indonesia sebaiknya memperhatikan fluktuasi harga kopi di Jerman karena mempengaruhi besarnya permintaan dan konsumsi kopi. Sari dkk (2013), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Arabika Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh. Produksi kopi Arabika Aceh memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh dan harga kopi luar negeri memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh. Sanjaya (2008), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Kopi Provinsi Bali Periode 1990-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga rata-rata ekspor kopi, kurs dollar AS dan kebijakan ekspor kopi berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kopi provinsi Bali periode 1990-2006. Pada periode yang sama kedua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume ekspor

34 kopi provinsi Bali periode 1990-2006, dengan volume ekspor sesudah kebijakan ekspor lebih rendah daripada periode sebelum kebijakan diberlakukan. Variabel kurs dollar AS merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap volume ekspor kopi provinsi Bali periode 1990-2006. Wulandari (2010), melakukan penelitian yang berjudul Perbandingan Ekspor Kopi Dua Pemasok Utama Dunia Indonesia dan Brazil: Sebuah Analisis Ekonomi Data Panel 2001-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima variabel yang dihipotesiskan hanya tiga variabel yang berpengaruh terhadap ekspor kopi Indonesia yaitu harga kopi Indonesia, selera konsumen negara tujuan ekspor, dan harga kopi Brazil, sedangkan variabel pendapatan negara tujuan ekspor dan jarak dari negara tujuan ekspor ke Indonesia tidak sesuai hipotesis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu: 1. Variabel penelitian Pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah: a. Jumlah produksi kopi, yakni jumlah produksi kopi yang ada di provinsi Sumatera Utara dalam satuan ton, dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan variabel penelitian yang sama. b. Jumlah penduduk negara tujuan ekspor, yakni jumlah seluruh penduduk yang ada di tiga negara (Singapura, Inggris dan Italia) tujuan ekspor kopi Sumatera Utara, dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan variabel penelitian yang sama. c. Kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar, yakni kurs mata uang masing-masing dari tiga negara (Singapura, Inggris dan Italia) tujuan ekspor kopi Sumatera Utara terhadap US dollar sebagai mata uang

35 dunia, dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan variabel penelitian yang sama. 2. Waktu penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan periode penelitian dari tahun 2000 sampai dengan 2012 sebagai time series dan menggunakan tiga negara sebagai cross-section (Singapura, Inggris dan Italia) dimana tidak ada satupun penelitian terdahulu yang menggunakan waktu penelitian yang sama. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka berfikir menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Menurut Sugiyono (2012) kerangka konseptual atau kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Kerangka konseptual dibuat berupa skema sederhana yang memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan secara keseluruhan yang dapat diketahui secara jelas dan terarah. Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan adanya hubungan antara harga kopi internasional, harga teh internasional, jumlah produksi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor, kurs masing-masing negara tujuan ekspor (Singapura, Inggris, Italia) terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Kerangka konseptual dalam penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:

36 harga kopi internasional (HK) harga teh internasional (HT) jumlah produksi kopi (JK) jumlah penduduk negara tujuan ekspor (P) Ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara (EKS) kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar (K) Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Analisis Ekspor Kopi di Provinsi Sumatera Utara 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah pendapat sementara dan pedoman serta arah dalam penelitian yang disusun berdasarkan pada teori yang terkait, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Sugiyono,2012). Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Harga kopi internasional berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.

37 2. Harga teh internasional berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara. 3. Jumlah produksi kopi berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara. 4. Jumlah penduduk negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara. 5. Kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara. 6. Harga kopi internasional, harga teh internasional, jumlah produksi kopi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor dan kurs mata uang negara tujuan ekspor terhadap US dollar berpengaruh terhadap ekspor kopi di Provinsi Sumatera Utara.