PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AMPIRAN (PLP2K-BK) BUKU PANDUAN PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

2 Menteri Perumahan Rakyat tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasaran

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan

KATA PENGANTAR. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan. Dr. Hazaddin TS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10 /PERMEN/M/2007

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017

2 menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman B

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

FORMAT SURAT PERMOHONAN PEMBERIAN BANTUAN PSU KOP PELAKU PEMBANGUNAN. Nomor :..., Lampiran :

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH TAHUN 2016

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUKU PANDUAN BANTUAN PSU PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TA 2013

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN DAN RELOKASI PERUMAHAN MASYARAKAT

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 8 Tahun : 2017

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2011

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

TENTANG SINERGITAS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH YANG BERKELANJUTAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2017 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerj

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 39 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN BELITUNG

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 96 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, perlu upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh melalui kebijakan, strategi serta pola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan dan ekonomis; b. bahwa pola-pola penanganan terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh perlu mendapat perhatian Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam bentuk pemberian bantuan stimulan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tersebut di atas perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Pedoman Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-undang...

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia; 11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat; 13. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2011; 14. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 2014; MEMUTUSKAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang selanjutnya disebut dengan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas (BSPK) adalah suatu upaya untuk menata dan meningkatkan kualitas terhadap permukiman kumuh secara berkelanjutan melalui pendekatan tridaya, penyediaan PSU yang memadai sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan mengintegrasikan konsep penanganannya dengan memanfaatkan potensi wilayah di sekitarnya. 2. Pendekatan tridaya adalah upaya pemberdayaan sosial kemasyarakatan, pendayagunaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan dan permukiman serta pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi masyarakat setempat. 3. Dokumen rencana adalah dokumen perencanaan yang disusun sebagai acuan dalam penanganan permukiman kumuh dan permukiman kumuh yang berbasis kawasan dapat berupa rencana rinci, pra DED dan DED. 4. Detailed Engineering Design yang selanjutnya disingkat DED adalah perencanaan pekerjaan secara rinci yang memuat ketentuan umum dan spesifikasi konstruksi termasuk gambar dan biaya. 5. Tenaga pendamping masyarakat selanjutnya disingkat TPM adalah masyarakat lokal untuk menjadi pendamping masyarakat selama pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas. 6. Pusat kegiatan adalah kawasan dimana berbagai kegiatan masyarakat seperti perdagangan, jasa pelayanan dan/atau pemerintah serta sarana sosial budaya berkumpul. 7. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. 8. Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian. 9. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. 10. Prasarana adalah...

10. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. 11. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. 12. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. 13. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 14. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 15. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat. 16. Menteri adalah Menteri Perumahan Rakyat. 17. Deputi adalah Deputi Bidang Pengembangan Kawasan. BAB II TUJUAN, SASARAN DAN LINGKUP Pasal 2 Bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) bertujuan untuk: a. meningkatkan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan serta terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota melalui pendekatan tridaya; b. mendorong terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak huni. Pasal 3 Sasaran bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) adalah masyarakat berpenghasilan rendah yang bermukim di lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Pasal 4 Lingkup pengaturan pedoman bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mencakup: a. tugas dan wewenang; b. pola penanganan; c. prosedur pelaksanaan; dan d. pendanaan. BAB III

BAB III TUGAS DAN WEWENANG Pasal 5 Tugas dan wewenang dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pasal 6 Pemerintah dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mempunyai tugas dan wewenang: a. melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan program dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; b. melakukan verifikasi administrasi dan teknis/fisik/lapangan; c. menetapkan lokasi permukiman kumuh berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota dan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf b; d. memfasilitasi penyusunan rencana, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian pembangunan fisik pada lokasi penanganan yang telah ditetapkan; e. merevisi atau membatalkan alokasi anggaran apabila terjadi perubahan kebijakan; f. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program; g. menyerahkan hasil pelaksanaan pembangunan fisik kepada pemerintah kabupaten/kota;dan h. melakukan pembinaan pelaksanaan program. Pasal 7 Pemerintah provinsi dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mempunyai tugas dan wewenang: a. memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi program; b. mengajukan usulan lokasi kepada Pemerintah berdasarkan usulan dari pemerintah kabupaten/kota; c. melakukan koordinasi dengan Pemerintah untuk verifikasi administrasi dan teknis/fisik/lapangan; d. mengalokasikan anggaran untuk mendukung keberlanjutan pelaksanaan program melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi; e. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah;dan f. menyampaikan...

f. menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program kepada Pemerintah. Pasal 8 Pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mempunyai tugas dan wewenang: a. memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi program; b. mengajukan usulan lokasi kepada pemerintah provinsi; c. menetapkan lokasi permukiman kumuh melalui Surat Keputusan Bupati/Walikota; d. melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait; e. memfasilitasi penyusunan perencanaan dan pengawasan pembangunan fisik pada lokasi penanganan yang telah ditetapkan; f. mengalokasikan anggaran untuk mendukung keberlanjutan pelaksanaan program melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota; g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah; h. menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program kepada pemerintah provinsi; i. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dalam rangka keberlanjutan; j. memfasilitasi TPM;dan k. mengelola dan memelihara hasil pelaksanaan program. BAB IV POLA PENANGANAN Pasal 9 (1) Pola penanganan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b meliputi pemugaran, peremajaan dan atau permukiman kembali. (2) Pemugaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk perbaikan dan/atau pembangunan kembali rumah atau perumahan dan PSU dalam permukiman kumuh agar menjadi permukiman yang layak huni. (3) Peremajaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah atau perumahan dan PSU dalam permukiman kumuh agar menjadi lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat sekitar. (4) Pemukiman kembali sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah atau perumahan yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat. (5) Pemugaran...

(5) Pemugaran dan peremajaan rumah atau perumahan serta pemukiman kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) ditangani melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). BAB V PROSEDUR PELAKSANAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 10 Prosedur pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c meliputi: a. syarat dan kriteria prioritas pemilihan lokasi; b. tahapan penetapan lokasi; c. tahapan pelaksanaan; d. pengawasan dan pengendalian;dan e. pelaporan. Bagian Kedua Syarat dan Kriteria Prioritas Pemilihan Lokasi Pasal 11 (1) Syarat pemilihan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a meliputi: a. lokasi sesuai rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota; b. sudah ditetapkan sebagai permukiman kumuh oleh bupati/walikota melalui surat keputusan bupati/walikota;dan c. lokasi yang akan, sedang atau telah mendapatkan bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) sesuai dengan Surat Keputusan Deputi Bidang Perumahan Swadaya. (2) Kriteria prioritas pemilihan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a meliputi: a. lahan bebas dari sengketa dan memenuhi aspek legal tanah; b. memiliki potensi perekonomian yang dapat dikembangkan; c. terdapat program penanganan kumuh; d. terdapat keterlibatan masyarakat; e. tersedia alokasi APBD untuk keberlanjutan kegiatan; f. intensitas kekumuhan cukup tinggi; g. intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan cukup tinggi;dan h. kondisi prasarana, sarana dan utilitas umum tidak lengkap atau terjadi penurunan kualitas PSU. Bagian Ketiga

Bagian Ketiga Tahapan Penetapan Lokasi Pasal 12 Tahapan penetapan lokasi sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf b meliputi: a. sosialisasi; b. verifikasi usulan lokasi;dan c. penetapan lokasi. Paragraf 1 Sosialisasi Pasal 13 (1) Sosialisasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) untuk memberikan penjelasan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota mengenai kegiatan penataan lingkungan permukiman kumuh yang merupakan salah satu kegiatan dalam program pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kementerian Perumahan Rakyat. (2) Sosialisasi bantuan stimulan peningkatan kualitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis. (3) Rapat Koordinasi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan selain untuk sosialisasi program juga untuk menjaring usulan lokasi dan membahas kesiapan usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK). Paragraf 2 Usulan Lokasi Pasal 14 (1) Usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) dilaksanakan melalui tahapan: a. pemerintah kabupaten/kota menyampaikan usulan calon lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) kepada pemerintah provinsi dengan tembusan kepada Kementerian; b. pemerintah provinsi menyampaikan usulan pemerintah kabupaten/kota dan calon lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas kepada Kementerian;dan c. Kementerian menyusun daftar calon lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sesuai dengan usulan yang telah disampaikan oleh pemerintah kabupaten/kota dan/atau pemerintah provinsi. (2) Dalam hal usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilaksanakan oleh pemerintah provinsi. (3) Ketentuan mengenai surat usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini. Paragraf 3

Paragraf 3 Verifikasi Usulan Lokasi Pasal 15 (1) Verifikasi usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) meliputi administrasi dan teknis. (2) Verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: d. data lokasi; e. surat usulan pemerintah kabupaten/kota dan/atau surat usulan pemerintah provinsi; f. surat pernyataan bupati/walikota;dan g. penetapan lokasi permukiman kumuh oleh pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah provinsi untuk Provinsi DKI Jakarta; (3) Verifikasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kesesuaian lokasi dengan peruntukan perumahan dalam RTRW kota/kabupaten; b. luas permukiman kumuh; c. tingkat kepadatan penduduk di lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh; d. pola hunian; e. kedekatan dengan pusat-pusat kegiatan; f. keberadaan program sejenis; g. kesiapan masyarakat; h. kesiapan pemerintah daerah; i. proporsi alokasi APBD untuk keberlanjutan kegiatan; j. intensitas kekumuhan; k. intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan;dan l. kesiapan lahan. Pasal 16 (1) Verifikasi usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilaksanakan oleh Tim Verifikasi. (2) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Kementerian. (3) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan Keputusan Deputi. (4) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh pihak ketiga sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Paragraf 4

Paragraf 4 Penetapan Lokasi Pasal 17 (1) Lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) ditetapkan dengan Keputusan Deputi. (2) Penetapan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan atas: a. verifikasi usulan lokasi; b. usulan lokasi pemerintah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan perencanaan teknis; c. lokasi bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS);dan d. kebijakan Kementerian. Bagian Keempat Tahapan Pelaksanaan Pasal 18 Tahapan pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf c meliputi: a. pembentukan Tim Pelaksana; b. penyiapan TPM dan tugas TPM; c. penyusunan dokumen rencana; d. pelaksanaan pembangunan fisik; e. serah terima hasil pembangunan dan pengelolaan;dan f. pelaksanaan tindak lanjut program. Paragraf 1 Pembentukan Tim Pelaksana Pasal 19 (1) Tim pelaksana bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi serta dapat melibatkan tenaga ahli perorangan. (2) Tim pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan Keputusan Deputi. Paragraf 2

Paragraf 2 Penyiapan TPM Pasal 20 (1) Penyiapan TPM bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b dilakukan oleh masyarakat setempat dan diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada Kementerian dengan kriteria meliputi: a. tokoh masyarakat atau individu/perorangan yang berkompeten dan menguasai bidang pemberdayaan masyarakat; b. berdomisili di kabupaten/kota lokasi penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh; c. mempunyai pengalaman di bidang sosial dan kemasyarakatan;dan d. memiliki pemahaman mengenai program pemerintah yang terkait dengan penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh; (2) Dalam hal di lokasi penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh sudah ada TPM yang pernah menangani BSPS dapat ditetapkan sebagai TPM bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK). Pasal 21 (1) Tugas TPM sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf b meliputi: a. membantu mensosialisasikan pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) kepada masyarakat; b. memfasilitasi masyarakat untuk melaksanakan musyawarah warga; c. bersama Tim Pelaksana, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat lainnya melaksanakan survey lapangan;dan d. menyusun Laporan Bulanan TPM. (2) Musyawarah warga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah pertemuan masyarakat dalam rangka membahas dan mengusulkan kebutuhan komponen penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang difasilitasi oleh TPM dan pemerintah kabupaten/kota. Paragraf 3 Penyusunan Dokumen Rencana Pasal 22 (1) Penyusunan dokumen rencana bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c dapat dilakukan oleh Tim Pelaksana secara swakelola atau oleh pihak ketiga sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tahapan penyusunan dokumen rencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. persiapan pelaksanaan; b. pelaksanaan survey dan pengumpulan data lapangan; c. pengkajian dan...

c. pengkajian dan analisis data lapangan; d. penyusunan indikasi program prioritas penanganan;dan e. penyusunan rencana teknis. (3) Dokumen rencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari: a. dokumen penataan lingkungan permukiman kumuh; b. dokumen DED. Paragraf 4 Pelaksanaan Pembangunan Fisik Pasal 23 (1) Pelaksanaan pembangunan fisik bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d dilaksanakan dengan mengacu pada Surat Keputusan Deputi atau Surat Keputusan Sekretaris Kementerian (Sesmenpera) tentang penetapan lokasi penerima bantuan dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). (2) Pelaksanaan pembangunan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pembangunan beberapa komponen PSU secara stimulan yang dilaksanakan dengan mengacu kepada dokumen DED yang telah disusun. (3) Komponen PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. jalan lingkungan; b. jalan setapak; c. saluran drainase; d. instalasi pengolahan air limbah (IPAL); e. prasarana dan sarana air bersih; f. persampahan; g. MCK komunal; h. bangunan serbaguna; i. ruang terbuka hijau (RTH); j. penerangan jalan umum (PJU); k. dermaga atau tambatan perahu;dan l. sarana umum lainnya. (4) Dalam hal perubahan lokasi dan/atau perubahan alokasi anggaran wajib mendapatkan persetujuan Deputi. (5) Dalam hal perubahan pelaksanaan pembangunan fisik terkait dengan kondisi lapangan wajib dilakukan revisi DED serta mendapat persetujuan dari Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan. Paragraf 5

Paragraf 5 Serah Terima Hasil Pembangunan dan Pengelolaan Pasal 24 (1) Serah terima hasil pembangunan dan pengelolaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf e dilakukan oleh Kementerian kepada pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah provinsi khusus untuk Provinsi DKI Jakarta. (2) Ketentuan mengenai serah terima hasil pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pengelolaan terhadap hasil pembangunan dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan atau masyarakat. (4) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan permukiman secara berkelanjutan. Paragraf 6 Pelaksanaan Tindak Lanjut Program Pasal 25 (1) Pelaksanaan tindak lanjut program bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf f dapat mengacu kepada dokumen rencana yang telah disusun. (2) Pelaksanaan tindak lanjut program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinisiasi dan diwujudkan oleh pemerintah daerah bekerjasama dengan masyarakat. (3) Dalam pelaksanaan tindak lanjut program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kementerian dimungkinkan untuk memberikan bantuan lanjutan pada lokasi penanganan. Bagian Kelima Pengawasan dan Pengendalian Pasal 26 (1) Pengawasan dan pengendalian bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf d dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya. (2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi sampai dengan Kementerian dan dapat melibatkan pemangku kepentingan. (3) Berdasarkan hasil pengawasan dan pengendalian Kementerian dimungkinkan untuk memberikan bantuan lanjutan pada lokasi penanganan. Bagian Keenam

Bagian Keenam Pelaporan Pasal 27 (1) Pelaporan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf e meliputi: a. pelaporan teknis yang terdiri dari kemajuan pelaksanaan fisik dan realisasi keuangan;dan b. pelaporan hasil pengawasan dan pengendalian pelaksanaan; (2) Pelaporan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan. (3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disampaikan kepada Deputi setiap bulan. (4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan kepada Deputi dengan tembusan kepada Menteri setiap 3 (tiga) bulan. BAB VI PENDANAAN Pasal 28 (1) Sumber pendanaan untuk pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) dapat berasal dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten/kota dan sumber-sumber pendanaan lainnya. (2) Sumber pendanaan yang berasal dari APBD provinsi maupun APBD kabupaten/kota dapat dialokasikan dalam rangka sinergi dan keberlanjutan program di lokasi penanganan. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengaturan mengenai pelaksanaan bantuan penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan (PLP2K-BK) dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 29/PERMEN/M/2011 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dinyatakan tidak berlaku. BAB VIII

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, DJAN FARIDZ Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR...

Lampiran Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Tentang Pedoman Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) Nomor : 05 TAHUN 2013 Tanggal : 10 APRIL 2013 Lampiran I : Lampiran II : Surat Kuesioner Penilaian Lokasi i. Form A : Surat Usulan Pemerintah Provinsi untuk Lokasi Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) ii. Form B : Surat Usulan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Lokasi Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) iii. Form C : Surat Keputusan Walikota/Bupati tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) iv. Form D : Surat Pernyataan Walikota/Bupati tentang Kesediaan Kerjasama Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) v. Form E : Surat Pernyataan Walikota/Bupati tentang Kesiapan Lahan untuk Pembangunan Fisik PSU Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK)

Lampiran I Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 05 TAHUN 2013 Tanggal : 10 APRIL 2013 Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN... 1) DESA/KELURAHAN 2) KECAMATAN 3) KABUPATEN/KOTA 4) PROVINSI BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS) TAHUN ANGGARAN... UNIT Keterangan: 1. Lokasi merupakan lokasi BSPS pada tahun anggaran sebelumnya. 2. Diharapkan masing-masing pemerintah kabupaten/kota mengusulkan maksimal 3 (tiga) lokasi BSPS 100 unit dan mengelompok....,... DIISI OLEH, DIKETAHUI OLEH, ( ) PEJABAT ESELON III ( ) SEKRETARIS DAERAH ATAU KEPALA BAPPEDA/DINAS TERKAIT

I. DATA LOKASI 1.1. ADMINISTRASI a. KELURAHAN (dapat diisi lebih dari 1 kelurahan) b. KECAMATAN (dapat diisi lebih dari 1 kecamatan) c. KABUPATEN/KOTA (dicoret salah satu) d. PROVINSI e. STATUS KEPEMILIKAN TANAH 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) MILIK PERSEORANGAN 2) DIKUASAI PEMERINTAH 3) LAINNYA,..... 1.2. UMUM a. LUAS HEKTAR b. JUMLAH RUMAH UNIT c. JUMLAH PENDUDUK JIWA d. JUMLAH KEPALA KK KELUARGA e. DOMINASI PERMUKIMAN (tipologi berdasarkan mata pencaharian) 1 ) PERMUKIMAN PEKERJA 2) PERMUKIMAN NELAYAN 3) LAINNYA,. II. KRITERIA LOKASI KLASIFIKASI KETERANGAN 2.1. BENTUK LOKASI 2.2. PERUNTUKAN DALAM RTRW KAB./KOTA 2.3. BAGIAN DARI KEBIJAKAN DAN PROGRAM 1 ) MENGELOMPOK (CLUSTER) 2) TERPENCAR (SCATTERED) 1) HUNIAN 2) LAINNYA, 1) YA 2) DALAM PROSES

PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (PENETAPAN PERDA) 2.4. APAKAH ADA KETERSEDIAAN DANA APBD UNTUK MENGALOKASIKAN KEGIATAN INI? 2.5. APAKAH PERNAH ADA PROGRAM SERUPA DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH? 2.6. DALAM PENANGANAN SEJENIS, APAKAH ADA KETERLIBATAN MASYARAKAT? 2.7. KESEDIAAN UNTUK MENGALOKASIKAN APBD UNTUK MELANJUTKAN PROGRAM (PASCA STIMULAN)? 2.8. INTENSITAS KEKUMUHAN A. KEPENDUDUKAN 3) LAINNYA, 1) YA 2) DALAM PROSES 3) LAINNYA, 1) YA, KEGIATAN 2) LAINNYA, 1) YA, KEGIATAN 2) LAINNYA,. 1) YA, DENGAN PROPORSI.. % 2) LAINNYA, 1. TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK 1.1. KOTA METROPOLITAN 1.2. KOTA BESAR a. > 750 jiwa/ha b. 700-750 jiwa/ha c. 600-700 jiwa/ha d. 500-600 jiwa/ha e. 250-500 jiwa/ha a. > 500 jiwa/ha

1.3. KOTA SEDANG 1.4. KOTA KECIL 2. JUMLAH RATA-RATA KK PERRUMAH b. 450-500 jiwa/ha c. 350-450 jiwa/ha d. 250-350 jiwa/ha e. 150-250 jiwa/ha a. > 250 jiwa/ha b. 225-250 jiwa/ha c. 200-225 jiwa/ha d. 150-200 jiwa/ha e. 100-150 jiwa/ha a. > 150 jiwa/ha b. 100-150 jiwa/ha c. 75-100 jiwa/ha d. 50-75 jiwa/ha e. 25-50 jiwa/ha a. > 4 KK/rumah b. 4 KK/rumah c. 3 KK/rumah d. 2 KK/rumah e. 1 KK/rumah 3. TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK a. > 2,5% b. 2,1-2,5% c. 1,6-2,0% d. 1,0-1,5% e. < 1,0% B. KONDISI BANGUNAN 1. TINGKAT KUALITAS STRUKTUR BANGUNAN (Persentase jumlah a. > 70% b. 51-70%

rumah semi atau tidak permanen terhadap jumlah rumah total) c. 31-50% d. 11-30% e. < 10% 2. TINGKAT KEPADATAN BANGUNAN a. > 200 unit/ha b. 151-200 unit/ha c. 101-150 unit/ha d. 51-100 unit/ha e. < 50 unit/ha 3. TINGKAT KERUSAKAN RUMAH (Persentase jumlah rumah yang rusak terhadap jumlah rumah total) a. 51-70% b. 31-50% c. 11-30% d. < 10% e. 51-70% C. KONDISI PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS 1. TINGKAT PELAYANAN AIR BERSIH (Persentase jumlah KK yang tidak terlayani air bersih terhadap jumlah KK total) a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. 11-30% e. < 10% 2. KONDISI SANITASI LINGKUNGAN (Persentase jumlah KK yang tidak menggunakan jamban terhadap jumlah KK total) a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. 11-30% e. < 10% 3. KONDISI PELAYANAN PERSAMPAHAN (Persentase jumlah KK yang sampahnya belum a. > 70% b. 51-70% c. 31-50%

terlayani terhadap jumlah KK total) 4. KONDISI SALURAN AIR HUJAN/DRAINASE - Jika memiliki drainase, persentase panjang drainase yang tidak lancar atau tersumbat terhadap panjang drainase total - Jika tidak memiliki drainase, persentase luasan air limpasan (run off) terhadap panjang drainase total 5.a. KONDISI JALAN RUSAK BERAT (Presentase panjang jalan rusak berat terhadap panjang jalan total) d. 11-30% e. < 10% a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. 11-30% e. < 10% a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. < 30% 5.b. 5.c. KONDISI JALAN RUSAK SEDANG (Presentase panjang jalan rusak sedang terhadap panjang jalan total) KONDISI JALAN RUSAK RINGAN (Presentase panjang jalan rusak ringan terhadap panjang jalan total) a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. < 30% a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. < 30% 6. JUMLAH RUANG TERBUKA (Persentase luas ruang terbuka terhadap luas seluruh kawasan perumahan dan permukiman) a. < 2,5% b. 2,5-5% c. 5-7,5% d. 7,5-10% e. > 10%

2.9. INTENSITAS PERMASALAHAN SOSIAL KEMASYARAKATAN 1. TINGKAT PENDAPATAN (Persentase jumlah penduduk berpenghasilan di bawah upah minimum terhadap jumlah penduduk) a. > 35% b. 26-35% c. 16-25% d. 6-15% e. < 6% 2. TINGKAT PENDIDIKAN (Persentase jumlah penduduk yang tidak tamat wajib belajar 9 tahun terhadap jumlah penduduk) a. > 15% b. 11-15% c. 6-10% d. 1-5% e. 0% 3. TINGKAT KERAWANAN KRIMINAL (Jumlah tindakan kriminal dalam 1 tahun) a. > 6 kali/tahun b. 5-6 kali/tahun c. 3-4 kali/tahun d. 1-3 kali/tahun e. 0 kali/tahun 4. STATUS GIZI BALITA (Presentase jumlah balita yang kurang gizi terhadap jumlah keseluruhan balita) a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. 11-30% e. < 10% 5. ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH (Persentase jumlah penderita demam berdarah dalam setahun terhadap jumlah penduduk) 6. ANGKA KESAKITAN DIARE (Persentase jumlah a. > 20% b. 16-20% c. 11-15% d. 6-10% e. < 5% a. > 70% b. 51-70%

penderita diare dalam setahun terhadap jumlah penduduk) c. 31-50% d. 11-30% e. < 10% 7. ANGKA KESAKITAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN BAGIAN ATAS) (Persentase jumlah penderita ISPA dalam setahun terhadap jumlah penduduk) 8. FREKUENSI KEBAKARAN a. > 70% b. 51-70% c. 31-50% d. 11-30% e. < 10% a. > 7 kali/tahun b. 5-7 kali/tahun c. 3-4 kali/tahun 9. FREKUENSI BANJIR 10. FREKUENSI TANAH LONGSOR/3 TAHUN d. 1-2 kali/tahun e. 0 kali/tahun a. > 7 kali/tahun b. 5-7 kali/tahun c. 3-4 kali/tahun d. 1-2 kali/tahun e. 0 kali/tahun a. > 7 kali/3 tahun b. 5-7 kali/3 tahun c. 3-4 kali/3 tahun d. 1-2 kali/3 tahun e. 0 kali/3 tahun III. PERTANYAAN 1. APAKAH LOKASI TERSEBUT SUDAH DITANGANI MELALUI PROGRAM SERUPA, MISALNYA NUSSP (NEIGHBOURHOOD UPGRADING SHELTER SECTOR PROJECT), DST? Jawab:

2. ADAKAH PERMASALAHAN YANG BERPOTENSI DAPAT MENGHAMBAT/MENGACAU KEBERHASILAN PENANGANAN PROGRAM? (Misalnya, adanya permasalahan sengketa lahan) Jawab: 3. BAGAIMANA PERSENTASE PELUANG KEBERHASILAN PROGRAM TERKAIT DENGAN KESIAPAN LOKASI? (Besarnya peluang sukses menjadi motor penggerak keberhasilan program, indikatornya antara lain komitmen pemda, partisipasi masyarakat dan intensitas kekumuhan serta permasalahan sosial kemasyarakatan) Jawab: 4. APAKAH PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BERSEDIA UNTUK MENGELOLA PSU YANG AKAN DIBANGUN? Jawab: a. Jika BERSEDIA, langkah apa yang akan ditempuh? b. Jika TIDAK BERSEDIA, (kepastian pengelolaan menjadi syarat mutlak agar PSU dapat bermanfaat) 5. APAKAH PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BERSEDIA MENGALOKASIKAN ANGGARAN UNTUK KEBERLANJUTAN KEGIATAN? Jawab: c. Jika BERSEDIA, langkah apa yang akan ditempuh? d. Jika TIDAK BERSEDIA, 6. APAKAH DI LOKASI SUDAH ADA LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT YANG DAPAT DIKEMBANGKAN ATAU DIMANFAATKAN UNTUK BERFUNGSI MENJADI PENGELOLA PSU YANG AKAN DIBANGUN? Jawab: a. Jika ADA, apakah saat ini lembaga tersebut masih aktif dan menangani kegiatan apa? b. Jika TIDAK ADA, (agar didiskusikan dengan pemerintah daerah setempat agar memanfaatkan organisasi masyarakat yang ada untuk dibentuk sebagai Badan Pengelola) 7. BAGAIMANAKAH KESIAPAN LAHAN DI LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN PSU BSPK? (Kesiapan lahan menjadi prasyarat utama untuk mengusulkan lokasi BSPK, mengingat komponen PSU yang akan dibangun membutuhkan lahan) Jawab: a. Jika SIAP, bagaimana status kepemilikannya?

b. Belum, tetapi siap untuk ditangani pada TA..., karena MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DJAN FARIDZ

Lampiran II Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 05 TAHUN 2013 Tanggal : 10 APRIL 2013 KOP PEMERINTAH PROVINSI No. :...,... Lampiran : Kepada Yth. Menteri Perumahan Rakyat Gedung Kementerian Perumahan Rakyat Jalan Raden Patah I No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Perihal : Usulan Pemerintah Provinsi.. Untuk Lokasi Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) TA... Dalam rangka meningkatkan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh di lokasi... kabupaten/kota dan sesuai dengan Program Kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran..., bersama ini dengan hormat kami sampaikan lokasi kabupaten/kota yang diusulkan sebagai lokasi BSPK, sebagai berikut: a. Penangangan pada Tahun Anggaran... - Lokasi. di Kabupaten/Kota. - Lokasi. di Kabupaten/Kota. b. Penangangan pada Tahun Anggaran selanjutnya - Lokasi. di Kabupaten/Kota. - Lokasi. di Kabupaten/Kota. Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu: - Usulan lokasi pemerintah kabupaten/kota - Kuesioner dan data pendukung pemerintah kabupaten/kota Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama kami ucapkan terima kasih. Gubernur.. Tembusan: 1. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri; 4. Walikota/Bupati 5. Arsiparis.

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Nomor :...,... Lampiran : Kepada Yth. Gubernur. di. Perihal : Usulan Pemerintah Kabupaten/Kota.. Untuk Lokasi Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) TA... Dalam rangka meningkatkan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh di lokasi... kabupaten/kota dan sesuai dengan Program Kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran..., maka bersama ini dengan hormat kami sampaikan lokasi BSPK di kabupaten/kota. pada tahun anggaran..., sebagai berikut: - Lokasi. - Lokasi. - Lokasi. Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu: - Usulan lokasi pemerintah kabupaten/kota. - Kuesioner - Kesesuaian dengan RTRW Kabupaten/Kota. - Surat Keputusan Bupati/Walikota. tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh - Surat Penyataan Bupati/Walikota tentang kesediaan bekerjasama pada pelaksanaan kegiatan BSPK - Peta lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh - Foto-foto dan data pendukung lainnya. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama kami ucapkan terima kasih. Bupati/Walikota.. Tembusan: 1. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 2. Arsiparis.

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Bentuk/struktur penulisan surat keputusan penetapan lokasi sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh agar disesuaikan dengan format yang berlaku di daerah. Namun demikian, dalam penulisan surat keputusan tersebut perlu ditampung materi-materi pokok sebagai berikut: - Alasan pemilihan lokasi - Kesediaan pengalokasian dana APBD - Kesediaan memfasilitasi dan penyiapan rencana dan program yang mendukung kegiatan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh Berikut di bawah ini adalah contoh surat keputusan bupati/walikota yang mengakomodasi materi pokok di atas: KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA NOMOR : / /... TENTANG PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN/KOTA.. Menimbang : dst (bentuk surat keputusan disesuaikan dengan model surat keputusan yang berlaku di daerah), sebagai contoh: a. bahwa pesatnya pertumbuhan penduduk terutama di perkotaan, yang umumnya berasal dari urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga berakibat pada semakin meluasnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh; b. bahwa dalam rangka peningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah dapat memberikan bimbingan, bantuan dan kemudahan kepada masyarakat baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan, serta melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh; c. bahwa di kabupaten/kota masih terdapat perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang kualitasnya semakin menurun dan perlu segera ditangani; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu penetapan Keputusan Bupati/Walikota. tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten/Kota... e. dst Mengingat : dst, sebagai contoh: a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992, Nomor: 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3699); c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah d. Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang; e. dst... MEMUTUSKAN: Menetapkan :.. dst, sebagai contoh: KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN/KOTA...

Kesatu : Lokasi-lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan merupakan lokasi yang benar-benar kumuh dan memerlukan penanganan untuk peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat yang tinggal di lingkungan perumahan dan permukiman tersebut; Kedua : Pemerintah Kabupaten/Kota bersedia mengalokasikan dana APBD untuk kelancaran pelaksanaan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan mulai tahun anggaran... sampai dengan tuntasnya penanganan; Keempat : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada APBD Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun Anggaran ; Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. dan seterusnya. Ditetapkan di : Pada tanggal : Bupati/Walikota..

Lampiran Keputusan Bupati/Walikota Nomor : Tanggal : Tentang : Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten/Kota No Lokasi Luas (Ha) Keterangan 1. 2. 3. 4. Ditetapkan di : Pada tanggal : Bupati/Walikota..

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Bentuk/struktur penulisan surat pernyataan agar disesuaikan dengan format yang berlaku di daerah. Namun demikian, dalam surat pernyataan tersebut perlu ditampung materi-materi pokok sebagai berikut: SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran..., maka bersama ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota menyatakan: 1. Memberikan dukungan dan fasilitasi pelaksanaan BSPK; 2. Menetapkan lokasi penanganan sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh melalui surat keputusan kepala daerah; 3. Bersedia untuk mengalokasikan program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD kota/kabupaten dalam rangka sinergi dan saling menunjang kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas; 4. Melaksanakan perekrutan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM); 5. Bersama dengan TPM memfasilitasi pelaksanaan BSPK; 6. Mengusulkan aparat pemerintah kota/kabupaten sebagai anggota Tim Koordinasi BSPK; 7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara bersinergi dengan Kementerian Perumahan Rakyat dalam pelaksanaan BSPK; 8. Bersedia melanjutkan pelaksanaan progam dan kegiatan BSPK. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pada tanggal : Bupati/Walikota..

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Bentuk/struktur penulisan surat pernyataan agar disesuaikan dengan format yang berlaku di daerah. Namun demikian, dalam surat pernyataan tersebut perlu ditampung materi-materi pokok sebagai berikut: SURAT PERNYATAAN KESIAPAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN FISIK PSU BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran..., maka bersama ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota menyatakan bahwa 1. Lahan yang menjadi lokasi pembangunan fisik PSU BSPK siap untuk dibangun (clean and clear) dan tidak bermasalah dengan masyarakat atau yang lainnya (terlampir surat hibah/kepemilikan lahan). 2. Jika di kemudian hari terjadi permasalahan lahan di lokasi dimaksud, maka kami bersedia untuk dibatalkan kegiatan BSPK. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pada tanggal : Bupati/Walikota.. MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DJAN FARIDZ

K E M E N T E R I A N P E R U M A H A N R A K Y A T R E P U B L I K I N D O N E S I A Konfirmasi Keterkaitan Substansi : 1. Deputi Bid. Pengembangan Kawasan Hazaddin TS Perumus Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Hazaddin TS Diteruskan untuk ditetapkan Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat Iskandar Saleh Ditetapkan Tanggal :./../2012 Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz 2. Deputi Bid. Pembiayaan Sri Hartoyo 3. Deputi Bidang Perumahan Swadaya Jamil Ansari 4. Deputi Bidang Perumahan Formal Pangihutan Marpaung tpemandu Serasi Substansi Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian Agus Sumargiarto Penyiapan Rumusan Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Siti Budihartati Penyiapan Bahan Rumusan Kabid Strategi Pengembangan Kawasan Toni Rusmarsidik Legal Drafting Kabag Perundang- Undangan Dedy Selamet Budisusetyo Pengetik Naskah Deswinda Wulandari PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU). Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan Tapak Yang Dibangun Oleh Pengembang; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia; 7. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK. 06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara; 10. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/ 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota; 11. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman; 12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2011; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG. BAB I KETENTUAN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang selanjutnya disebut bantuan PSU adalah pemberian sebagian komponen PSU yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan PSU perumahan dan kawasan permukiman, yang pelaksanaannya dilakukan oleh pengembang yang membangun rumah baru untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) didasarkan perjanjian kerjasama operasional antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan pengembang. 2. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. 3. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. 4. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. 5. Jalan adalah prasarana transportasi darat di dalam perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. 6. Saluran drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. 7. Masyarakat berpenghasilan rendah, yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah. 8. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. 9. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman perkotaan ataupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. 10. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. 11. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 12. Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR. 13. Rumah murah adalah rumah umum layak huni dan terjangkau yang diperuntukan bagi MBR dan kepemilikannya melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah, didukung oleh bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan serta tanpa uang muka. 14. Fasilitas Likuiditas