PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Meningkatkan Hasil Belajar Energi Dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN Mansahang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB tahun pelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU. Suparman

Kata Kunci: Bangun Ruang, Benda Konkret, Hasil Belajar

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Penerapan Pendekatan Concrete Pictorial Abstract (Cpa) Bilangan Cacah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Anak Tunagrahita Ringan

Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

BAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ali Murtadho Fudholy, 2013

BAB I PENDAHULUAN. investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Imam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar MUHAMMADIYAH 036 Kecamatan Tambang Kabupaten

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penggunaan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

Abstrak. Kata kunci: hasil belajar IPA-Fisika, permainan monopoli

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

Model Pembelajaran Numbered Heads Together dan Alat Peraga Daun Kering untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menjumlah dan Mengurang Bilangan Bulat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIMETRI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Warno

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

Saudah, Agni Danaryanti

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci: PTK, Team Game Tournamen (TGT), Media Gambar Cetak, Hasil Belajar, Geografi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Lubuklinggau, dengan objek penelitian yaitu anak didik kelompok B

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN MEDIA BINGO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI JIMBUNG 4 KALIKOTES KLATEN

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

ABSTRAK

Oleh: Rupinah SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMPN 7 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume, Nomor, Oktober 0, hlm - PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU Budi Sanyoto SLB-C Negeri Pembina Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 0 Landasan Ulin Barat, Banjarbaru e-mail: budiasyr@yahoo.co.id Abstrak. Pecahan merupakan bagian dari konsep operasi hitung pembagian. Pada konsep pembagian, bilangan yang dibagi lebih besar dari pembaginya dan hasilnya menunjukkan bilangan yang utuh, hal ini anak bisa belajar dari kebalikan konsep berhitung perkalian. Sedangkan pada pecahan bilangan yang dibagi cenderung lebih kecil dari bilangan pembaginya dan hasilnya tidak bisa menunjukkan hasil yang utuh. Disinilah permasalahan yang sering terjadi pada siswa ketika mempelajari pecahan yang mana bilangan yang dilambangkan bersifat abstrak, apalagi bagi siswa tunarungu, maka guru perlu berimprovisasi dalam mengajarkan pecahan ini dengan menggunakan peraga-peraga dalam rangka meminimalkan verbalisme dan menghilangkan kesan abstrak tersebut. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan pemahaman tentang kesamaan nilai pecahan siswa kelas D-B SLB-C Negeri Pembina Banjarbaru, dan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran tentang kesamaan nilai pecahan dengan menggunakan media bermain Bingo Pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas D-B SLB-C Negeri Pembina Banjarbaru yang berjumlah siswa. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pemahaman kesamaan nilai pecahan dan respon siswa dalam pembelajaran tentang kesamaan nilai pecahan dengan menggunakan media bermain Bingo Pecahan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan angket, dan data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif (interpretasi) dan kuantitatif (persentase). Berdasarkan atas penelitian tindakan kelas D-B SLB-C Negeri Pembina ini, didapatkan adanya perubahan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu dari 0% pada akhir siklus I menjadi 0 % pada akhir siklus II. Maka media bermain bingo pecahan ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman kesamaan nilai pecahan.. Adapun respon siswa berkenaan pembelajaran menggunakan media bermain bingo pecahan menunjukkan respon positif. Kata kunci : kemampuan pemahaman, kesamaan nilai pecahan, media bingo pecahan, respon Pada mata pelajaran matematika kita mengenal konsep dasar operasi hitung. Konsep dasar operasi hitung inilah yang yang menjadi dasar dalam pengembangan kompetensi mata pelajaran matematika siswa. Konsep dasar operasi hitung dalam pembelajaran mata pelajaran matematika terbagi atas penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Setiap siswa harus mengenal dulu penjumlahan sebelum mengenal pengurangan, karena bobot kesukaran pengurangan lebih tinggi dari pada penjumlahan. Demikian pula untuk mengenal perkalian maka siswa harus mapan dalam konsep berhitung penjumlahan berulang, ketika perkalian sudah dikuasainya maka

Budi Sanyoto, Penggunaan Media Bermain Bingo Pecahan untuk Meningkatkan kemampuan barulah dikenalkan konsep operasi hitung pembagian. Seseorang akan mengalami kesulitan dalam operasi pembagian, bila konsep operasi hitung perkalian belum dikuasainya. Ini artinya bahwa konsep operasi berhitung harus dimulai dari tingkat kesukaran yang rendah menuju ke tingkat kesukaran tinggi, dan dari sesuatu yang konkrit menuju ke abstrak, dan dari yang sederhana menuju komplek. Pecahan merupakan bagian dari pembagian, tetapi pecahan menunjukkan pembagian yang lebih komplek, lebih tinggi tingkat kesukarannya. Bila kegiatan pembagian pada umumnya melakukan pembagian dengan sesuatu yang banyak (bilangan besar) dibagi dengan sesuatu yang sedikit, sedangkan dalam pecahan sesuatu yang sedikit (bilangan kecil) dibagi dengan sesuatu yang banyak. Lambang bilangan pecahan merupakan sesuatu yang abstrak bagi anak berkesulitan belajar, seperti siswa-siswa SLB, terutama siswa tunarungu. Bagi anak tunarungu pecahan adalah bilangan yang sulit untuk diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari, mungkin mereka sudah mampu membagi dengan bilangan yang utuh, tetapi ketika bilangan pecahan dipresentasikan dalam bentuk benda yang sebenarnya, ada kecenderungan siswa kurang bisa membedakan mana benda yang termasuk pecahan atau bilangan utuh, sebagai contoh : Seorang ibu membagi sebuah apel untuk diberikan kepada empat anak. Pada umumnya ibu mengatakan: ini satu untukmu, ini satu untukmu, dan seterusnya. Disini ibu tadi tak memberikan pembeda antara satu buah apel yang masih utuh dan satu yang sebenarnya satu bagian dari empat bagian. Maka seharusnya kita membiasakan mengucapkan kata bilangan pecahan sebenanya bila telah terjadi pembagian, ibu tadi seharusnya berkata ini seperempat untukmu, dan ini seperempat untukmu, dan seterusnya Ketika bilangan pecahan sudah diteorikan dalam tulisan lambang bilangan maka mulai abstraklah lambang bilangan itu, mungkin siswa memahami tulisan angka pada lambang bilangan pecahan, tetapi makna dari seperempat itu apa, terlebih lagi bila sudah dioperasikan dalam operasi hitung, maka semakin abstraklah bilangan pecahan itu. Maka diperlukan latihan-latihan yang bersifat kontinyu untuk membiasakan diri anak mengenal lambang bilangan pecahan ini, Untuk menghapal sesuatu yang abstrak membutuhkan perbuatan yang serius/ bersungguh-sunguh untuk menguasainya, karena suatu kesan dapat segera dapat diingat dengan baik bila aspek penglihatan, pendengaran, serta intelegensi dapat bekerja secara sinergis. Sedangkan pada anak tunarungu kemampuan memahami sesuatu yang abstrak sangat terkendala kemampuan auditorinya/pendengaran. Keterbatasan pendengarannya mengakibatkan sedikitnya kosakata yang dipahami, dan ini berakibat miskinnya bahasa yang dimiliki anak tunarungu. Sedangkan bahasa merupakan sarana seseorang untuk memahami dan mengekspresikan ungkapan-ungkapan yang bersifat verbal. Ungkapan verbal pada umumnya bersifat abstrak. Maka dengan miskinnya bahasa yang dipunyai anak tunarungu mengakibatkan anak tunarungu sulit untuk memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Sebagaimana yang dikembangkan dalam pola pengajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) maka di sini peran metode pengajaran dan penentuan media pengajaran sangatlah berperan untuk menimbulkan suatu proses belajar mengajar yang menyenangkan. Banyak metode dan cara yang digunakan untuk mengajarkan matematika, di antaranya adalah dengan menggunakan media peraga yang berupa media visual atau alat peraga, namun terkadang alat peraga ini hanya digunakan guru untuk menjelaskan tanpa melibatkan siswa. Dengan pendekatan bermain dengan melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga tersebut diharapkan siswa akan lebih maksimal dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Permainan Bingo pecahan merupakan metode pengajaran dengan meng-

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume, Nomor, Oktober 0, hlm - 0 gunakan media bermain yang memenuhi kaidah pendekatan PAKEM (pengajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Media bermain ini dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang diterima secara visual, mengembangkan kemampuan afektif dengan memupuk semangat untuk berjuang dan bersaing dan mengembangkan kemampuan psikomotor anak tunarungu. Adapun tujuan dari permainan Bingo ini adalah sebagai berikut: () Membantu mengkonkritkan materi-materi pelajaran yang bersifat abstrak seperti materi pecahan. () Sebagai bahan pengayaan materi pecahan, karena semakin lama permainan akan memberi pengayaan semakin banyak. Bukan sekedar mencari kemenangan. () Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga menambah semangat belajar anak () Mengembangkan sikap yang menguntungkan ke arah berpikir matematika () Menunjang pelajaran matematika di luar kelas, yang menunjukkan penerapan matematika dalam keadaan sebenarnya () Dapat memberikan permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang sedang melakukan kegiatan belajar. () Belajar sambil bermain (Learning by doing) Bahan permainan ini terbuat dari karton dan alat yang digunakan berupa kartu pecahan (gambar pecahan konkrit), koin, dan kupon (lambang bilangan pecahan). Kupon ini berbentuk sembilan kotak diagonal yang berisi lambang bilangan pecahan yang berbeda-beda setiap kuponnya. Permainan ini digunakan untuk materi pecahan yang dengan jumlah pemain tidak terbatas. Adapun tata cara permainan Bingo pecahan adalah sebagai berikut: () Permainan ini diawali dengan cara menyusun kartu pecahan ke dalam tumpukan kartu yang bergambar pecahan konkrit () Setiap pemain mendapat sebuah atau lebih kupon (berisi kumpulan lambang bilangan pecahan) dan sembilan koin yang diperlukan () Bandar (bisa diperankan guru atau siswa) mengambil salah satu kartu pecahan, kemudian menunjukkan kepada para pemain (siswa) lain. () Pemain yang sesuai nilai bilangan pecahan pada kupon dengan kartu pecahan, menempatkan koin pada bilangan pecahan yang sesuai. () Pemain yang dapat menempatkan koinnya secara sejajar (mendatar, tegak lurus, dan miring) pada kotak kupon memenangkan permainan atau paling banyak menempatkan koin pada kupon bila kartu telah habis dibuka. () Sebelum menentukan pemenang, guru mengecek kembali bilangan pecahan yang sudah keluar Cara bermain Bingo pecahan yakni sebagai berikut: () Bandar (bisa diperankan guru atau siswa) mengocok dan membagi satu kupon pecahan kepada pemain, banyak kupon disesuaikan jumlah peserta. () Bandar (bisa diperankan guru atau siswa) mengocok tumpukan kartu pecahan dan menempatkan di meja. () Bandar (sebagai pemain pertama) mengambil satu kartu pecahan dan menunjukkan kepada para pemain (siswa) lain () Pemain mencocokkan kartu pecahan dengan bilangan pecahan pada kupon dan bila terjadi kesamaan nilai kartu pecahan dan bilangan pecahan, maka ia boleh menempatkan koin pada kupon tersebut Kartu Pecahan Kupon Koin

Budi Sanyoto, Penggunaan Media Bermain Bingo Pecahan untuk Meningkatkan kemampuan () Pemain yang kartu pecahannya tidak cocok maka menunggu giliran berikutnya hingga didapat kesamaan nilai pada kartu pecahan dan kupon () Bandar mengambil kartu pecahan berikutnya dan menunjukkan kepada para pemain, hingga didapat pemain yang kuponnya penuh dengan koin () Bila kartu pecahan sudah habis atau pemain dapat menunjukkan kupon yang sudah berisi penuh dengan koin, bandar memeriksa bilangan pecahan yang sudah keluar dengan kupon pemain () Pemain yang koinnya terletak secara sejajar (mendatar, tegak lurus, dan miring) atau yang paling banyak koinnya di atas kupon dinyatakan sebagai pemenang Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa tunarungu dalam pemahaman kesamaan nilai pecahan meningkat jika pembelajaran dengan menggunakan media bermain Bingo Pecahan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas D-B SLB-C Negeri Pembina Banjarbaru yang berjumlah siswa. Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini pada semester dua tahun ajaran 0/0. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pemahaman kesamaan nilai pecahan dan respon siswa dalam pembelajaran tentang kesamaan nilai pecahan dengan menggunakan media bermain Bingo Pecahan. Dalam proses penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan (dua) siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam kali tindakan dan

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume, Nomor, Oktober 0, hlm - tiap tindakan dilakukan dalam waktu x menit. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan angket. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Angket digunakan untuk memperoleh data berupa respon siswa. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif (interpretasi) dan kuantitatif (persentase). Adapun pengumpulan data secara kuantitatif dengan menggunakan teknik persentase (Sudijono,000) dengan rumus P = (f / N) x 00 %, dimana P = persentase, f = frekuensi, N = jumlah siswa. Sedangkan capaian peningkatan hasil belajar (% PHB) dihitung dengan rumus Adapun klasifikasi tingkat penguasaan materi dan klasifikasi skor adalah : Tabel Klasifikasi Tingkat Penguasaan Materi Tingkat penguasaan Klasifikasi % - 00 % 0 % - % % - % 0 % - % 0 % - % Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada tingkat penguasaan siswa. Tindakan dikatakan berhasil jika 0 %. Siswa mencapai tingkat penguasaan jika mencapai 0 %.dari skor ideal. No. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan tindakan dalam kegiatan penelitian ini, dilakukan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi kesamaan nilai pecahan, hasil tes awal (pretes) yang dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel Distribusi Skor Hasil Pretes Tes Awal Tuntas Rentang Skor Klasifikasi f % Ya Tidak 00 0 0 Baik sekali - - 0 0 0 Baik - - 0 Cukup - Tidak 0 0 - Kurang - - 0 0 Kurang sekali - Tidak Total 00 Nilai Tertinggi 0 0 Nilai Terendah 0 0 Berdasarkan hasil pretes pada Tabel di atas menunjukkan bahwa semua siswa sebanyak lima orang siswa tidak menunjukkan ketuntasan belajar. Ini berarti ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena pencapaian ketuntasan belajar yang diharapkan minimal 0 % sedang yang dicapai baru sekitar 0 %. Berfikir secara visual/konkrit salah satu ciri anak tunarungu, sehingga pada tahap-tahap awal

Budi Sanyoto, Penggunaan Media Bermain Bingo Pecahan untuk Meningkatkan kemampuan perkembangannya selalu bergantung pada penggunaan media visual untuk memahami apa yang dilihat, demikian pula dalam memahami bilangan pecahan yang bersifat abstrak maka perlu tahapan pengenalan secara konkrit melalui media visual. Ketergantungan pada alat bantu atau media bersifat visual ini yang dicoba dihilangkan dengan memberikan tindakan-tindakan dengan menggunakan media permainan bingo pecahan ini. Adapun pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari postes pada siklus I setelah diberikan tindakan disajikan pada Tabel berikut: Tabel Distribusi Skor Hasil Postes I Siklus I Tuntas No. Rentang Skor Klasifikasi f % Ya Tidak 00 0 0 Baik sekali - - 0 0 Baik Ya - 0 Cukup - Tidak 0 0 - Kurang - - 0 0 Kurang sekali - Tidak Total 00 Nilai Tertinggi 0 0 Nilai Terendah 0 0 Hasil postes kesamaan nilai pecahan pada Tabel belum menunjukkan ketuntasan belajar secara klasikal karena pencapaian ketuntasan belajar yang diharapkan minimal 0 % sedang yang dicapai baru sekitar 0 %, Selanjutnya dari hasil pelaksanaan siklus I ini direfleksikan pada tindakan pada siklus II. Adapun hasil postes pada siklus II tertuang pada tabel berikut: Tabel Distribusi Skor Hasil Postes II Siklus II Tuntas No. Rentang Skor Klasifikasi f % Ya Tidak - 00 0 Baik sekali Ya - 0-0 Baik Ya - - 0 Cukup - Tidak 0 - - - Kurang - - 0-0 - Kurang Sekali - - Total 00 Nilai Tertinggi 00 0 Nilai Terendah 0 0 Berdasarkan hasil postes II pada Tabel menunjukkan bahwa dari orang siswa, terdapat orang siswa yang mampu menuntaskan belajarnya, sedangkan orang siswa tidak mampu menuntaskan belajarnya. Namun demikian orang siswa yang pada siklus I tidak tuntas belajarnya itu telah menunjukkan peningkatan kemampuannya.

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume, Nomor, Oktober 0, hlm - Karena telah mampu mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu tingkat keberhasilan 0 %, maka penelitian ini dianggap berhasil atau tingkat penguasaan siswa dalam taraf tuntas belajar. Dari perbandingan hasil prestes dan postes II (akhir) diperoleh hasil adanya peningkatan kemampuan siswa secara klasikal dari ketuntasan belajar 0 % menjadi ketuntasan belajar 0 %., dan perbandingan hasil postes diperoleh hasil adanya peningkatan kemampuan siswa secara klasikal dari ketuntasan belajar 0 % menjadi ketuntasan belajar 0 %. Tabel Prosentase Capaian Peningkatan Hasil Belajar Per Individu Nilai No. Postes Postes Selisih % PHB 0 00 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 Jmlh 0 0 0 Ratarata 0 Berdasar pada Tabel, maka perbandingan hasil belajar dapat digambarkan sebagai berikut : () Adanya peningkatan hasil belajar setiap individu dengan ditandai perubahan nilai dari postes I ke postes II, dan secara klasikal adanya peningkatan hasil belajar sebesar % () Adanya peningkatan ketuntasan belajar dari hasil pembelajaran siklus I sebesar 0 % menjadi ketuntasan belajar 0 % pada siklus II () Adanya peningkatan dalam klasifikasi ketuntasan belajar pada siklus I dari : siswa dalam klasifikasi baik, siswa dalam klasifikasi cukup, dan siswa dalam klasifikasi kurang sekali, menjadi : siswa dalam klasifikasi baik sekali, siswa dalam klasifikasi baik, dan siswa dalam klasifikasi cukup. Respon siswa terhadap pembelajaran menunjukkan sikap positip siswa terhadap pembelajaran tentang kesamaan nilai pecahan yang dilakukan guru, yaitu menunjukkan 00 % kesetujuannya atas item-item pernyataan dalam lembar respon siswa terhadap pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: () Terdapat peningkatan pemahaman siswa kelas D-B SLB-C Negeri Pembina dalam menyelesaikan kesamaan nilai pecahan, hal ini terlihat dari perubahan hasil postes I ke postes II. () Respon siswa positif berkenaan pembelajaran menggunakan media bermain bingo pecahan. Hal ini terlihat dari motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga berdampak pada perubahan kemampuan anak. Saran Adapun saran-saran dari hasil penelitian ini antara lain :. Bagi guru Dalam melakukan proses pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran matematika dengan bahasan kesamaan nilai pecahan sebaiknya menggunakan

Budi Sanyoto, Penggunaan Media Bermain Bingo Pecahan untuk Meningkatkan kemampuan media pembelajaran, terutama media visual, karena media ini sangat membantu siswa dalam mengkongkritkan sesuatu yang abstrak, sehingga siswa mudah dalam memahami materi pelajaran. Di samping itu kreatifitas guru dalam menciptakan media-media baru dalam pembelajaran sangat mendukung peningkatan kemampuan siswa.. Bagi Sekolah Untuk peningkatan kemampuan siswa, terutama dalam mata pelajaran matematika sebaiknya sekolah memberikan fasilitas yang memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran, yaitu berupa media pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa. Disamping perlu adanya motivasi kegiatan yang memungkinkan guru kreatif dalam membuat media pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Ardiana, Leo Idra dkk., Depdiknas. 00. Evaluasi Pembelajaran, Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta. Abdurrahman, Mulyono.. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta, Rineka Cipta Delphie, Bandi, 00, Pembelajaran Anak Tunagrahita, Bandung, PT. Rafika Aditama Delphie, Bandi, 00, Psikologi Perkembangan (Anak Berkebutuhan Khusus), Klaten, PT. Intan Sejati Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 0, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan ketiga, Balai Pustaka, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Informasi Pendidikan Khusus Bagi Anak Tunagrahita, Jakarta Ikhsan, Muhamad, 00, Prinsip Pengembangan-Media- Pendidikan-Sebuah-Pengantar, (http://teknologipendidikan.wordpre ss.com/00/0//prinsippengembangan-media-pendidikansebuah-pengantar/) Hudojo, H.. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Ipotes, 00, Prestasi Belajar, (http://ipotes.wordpress.com/00/ 0//prestasi-belajar/) Sudijono, A, 000, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta PT, Raja Grafindo Persada Sanyoto, Budi, 0, Studi Perbandingan Ingatan Visual Anak Tunarungu di SLB/B Karya Mulia Surabaya dan Anak Normal di SDN Sawunggaling I Surabaya, IKIP Bandung Suherman, Uman, 000, Memahami Karakteristik Individu, Bandung, : Universitas Pendidikan IndonesiaSuparlan, dkk, 00, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, PT Granesindo, Bandung. Sterling, Mary Jane, Aljabar For Dummies- Reference for the Rest Us, Edisi Bahasa Indonesia, Pakar Raya, Bandung. Tim Dosen MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 00. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.