MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PEMAHAMAN PADA KONSEP IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN CONCEPT ATTAINMENT

IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3 No, pp , September 2014

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

POLA PERGESERAN KONSEPSI SISWA BERBASIS MODEL MENTAL ATRIBUT PEMAHAMAN WACANA DENGAN STRATEGI MEMBACA RECIPROCAL TEACHING PADA KONSEP IKATAN KIMIA

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemical Education Vol.4, No.2, pp , May 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA KONSEP ASAM-BASA SISWA KELAS XII IPA SMAN 1 WARU SIDOARJO

PENERAPAN STRATEGI CONCEPTUAL CHANGE DENGAN ANALOGI UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI IKATAN KIMIA BERBASIS MODEL MENTAL ATRIBUT IMAJINASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN MATERI STOIKIOMETRI DI SMA NEGERI 1 KANDANGAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index)

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

Abstrak. Kata Kunci: Miskonsepsi, Model Pembelajaran PDEODE Terbimbing, Laju Reaksi. Abstact

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

UPAYA REDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP REAKSI REDOKS MELALUI MODEL GUIDED INQUIRY DI SMA NEGERI I SUMENEP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp.88-98, May 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Nurul Fitriyah dan Sukarmin Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, UNESA

REDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP REAKSI REDOKS MELALUI MODEL ECIRR

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

ANALISIS DESKRIPTIF MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA MENGGUNAKAN TEKNIK CERTAINTY RESPONSE INDEX

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA YANG MENGALAMI MISKONSEPSI PADA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA JURNAL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP

MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING) TERHADAP PENURUNAN MISKONSEPSI PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMAN 2 JOMBANG

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI

PENGURANGAN MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG KESETIMBANGAN KIMIA DENGAN REMEDIAL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

Muhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Keyword: miskonsepsi, penjumlahan, pengurangan, bilangan bulat, garis bilangan

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, 2)

PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 DUDUKSAMPEYAN. Abstrak

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENCEGAH MISKONSEPSI SISWA PADA KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBUKA DAN REMEDIASI MENGGUNAKAN STRATEGI CONCEPTUAL CHANGE

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

REMEDIASI MISKONSEPSI IPA MATERI KELISTRIKAN SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI POE BERBANTUAN MEDIA SIMULASI PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY (PhET)

PENERAPAN STRATEGI ANALOGI YANG DIPERKUAT DENGAN PRAKTIKUM UNTUK MEPREVENSI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ASAM DAN BASA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S., (2005), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta.

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)

PENELUSURAN MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG MATRIKS MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN MISKONSEPSI KIMIA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

Transkripsi:

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA REMEDIATION STUDENT S MISCONCEPTION WHO HAVE LEARNING STYLE VISUAL-VERBAL BALANCED WITH CONCEPTUAL CHANGE Of THE CONCEPT OF CHEMICAL BOND Nur Fitria dan Suyono Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Email: Fitria_elrayhani@rocketmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meremediasi miskonsepsi siswa yang memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang pada konsep ikatan kimia menggunakan model pembelajaran conceptual change. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian one group pretest postest design. Sasaran penelitian ini adalah siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep ikatan kimia yang diidentifikasi menggunakan motedo CRI dan memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang yang diidentifikasi menggunakan instrumen yang di adopsi dari Aryungga (2014). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 17 siswa yang mengikuti pembelajaran remediasi menggunakan model conceptual change secara keseluruhan mengalami perubahan status miskonsepsi menjadi tahu konsep yaitu sebesar 83,46%. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran conceptual change mampu meremediasi miskonsepsi siswa yang memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang pada konsep ikatan kimia. Kata kunci: model pembelajaran conceptual change, gaya belajar visual-verbal seimbang, ikatan kimia Abstract The research aimed to remedial students misconceptions who have learning style visual-verbal balanced on chemical bond concept with conceptual change learning model. Type of this research was quantitative research with one group pretest postest design. Partisipant of this research was students who had misconception in chemical bond concept and was identified using CRI and having learning style visual-verbal balanced was identified using an instrument adopted from Aryungga (2014). The research results showed 17 students who take remedial learning with the conceptual change model overall changed misconception status to know the concept is 83,46%. This suggest that the conceptual change learning model be able to remedial students misconception who have learning style visual-verbal balanced on chemical bond. Keywords: learning model conceptual change, learning style visual-verbal balanced, chemical bond PENDAHULUAN Miskonsepsi adalah keadaan dimana siswa menjawab salah dengan keyakinan yang tinggi [1]. Miskonsepsi siswa pada konsep kimia dapat mengganggu pengetahuan siswa selanjutnya, karena konsep-konsep kimia merupakan konsep-konsep yang saling berhubungan. Miskonsepsi pada konsep kimia banyak ditemukan oleh beberapa peniliti. Pada ikatan kimia, beberapa siswa masih mengalami miskonsepsi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang menemukan miskonsepsi pada ikatan kimia cukup tinggi [2]. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa perlu diperbaiki. Upaya perbaikan disebut remediasi, upaya remediasi merupakan upaya tindak lanjut yang segera dilakukan setelah penilaian [3]. Remediasi miskonsepsi pada siswa sudah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu [4, 5, 257

6]. Setelah dilakukan remediasi ternyata masih ditemukan sejumlah siswa yang masih mengalami miskonsepsi. Hal ini terjadi karena remediasi yang cenderung dilakukan secara klasikal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa remediasi seharusnya dilakukan dengan memperhatikan karakteristik individual siswa [7]. Salah satu karakteristik individual siswa adalah gaya belajar siswa. Siswa yang belajar sesuai dengan gaya mengajar guru, cenderung memahami konsep lebih tinggi daripada siswa yang mengalami ketidaksesuian gaya belajar dengan cara mengajar guru [8]. Selain gaya belajar siswa, upaya perbaikan harus memperhatikan metode pembelajaran yang diterapkan, dengan harapan miskonsepsi siswa dapat diubah menjadi konsep yang benar. Salah satu model pembelajaran yang banyak disarankan oleh peneliti adalah model pembelajaran conceptual change [9]. Conceptual change membantu siswa visual-verbal seimbang untuk membangun konsep melalui penciptaan konflik kognitif siswa. Siswa akan mengalami konflik kognitif akibat adanya perbedaan konsep yang dimiliki dengan konsep yang sedang dihadapi sehingga konsep tersebut dapat dipahami dengan benar [10]. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan one group pretest-posttest design. Sasaran penelitian ini adalah siswa yang mengalami miskonsepsi dan memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang pada konsep ikatan kimia kelas X di SMAN 17 Surabaya. Identifikasi yang pertama adalah identifikasi gaya belajar siswa menggunkan instrumen yang diadopsi dari Aryungga (2014) dan dianalisis berdasarkan skala Felder seperti Gambar 1. Gambar 1 Skala Felder Hasil gaya belajar siswa dikategorikan menjadi tiga yaitu: (1) gaya belajar viaual-verbal seimbang jika skor siswa pada skala -3,-1,1, dan 3. (2) gaya belajar visual/verbal sedang, jika skor siswa pada skala -7, -5, 5, dan 7. (3) gaya belajar visual/verbal kuat, jika skor siswa pada skala - 11, -9, 9, dan 11 [11]. Identifikasi kedua adalah identifikasi pemahaman konsepsi siswa. Pemahaman konsepsi siswa dapat diidentifikasi dengan pemberian soal pilihan ganda yang disertai dengan tingkat keyakinan dalam menjawab yang dikenal dengan metode Certainly of Response Index (CRI). Skala CRI yang digunakan adalah skala enam (0-5) seperti Tabel 1 [1]. Tabel 1 Indeks Keyakinan dalam Menjawab Pertanyaan Konsep Tingkat Skala Keyakinan 0 Totally Guessed Answer 1 Almost Guess Keterangan Jika menjawab soal 100% dengan menebak Jika dalam menjawab soal antara 75%-99% 2 Not Sure Jika dalam menjawab soal antara 50%-74% 3 Sure Jika dalam menjawab soal antara 25%-49% 4 Almost Certain Jika dalam menjawab soal antara 1%-24% 5 Certain Jika menjawab soal tidak ada unsur menebak (0%) Konsepsi siswa dibagi tiga yaitu tidak tahu konsep (TTK), tahu konsep (TK), dan miskonsepsi (MK), disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Penggolongan Siswa berdasarkan Pemahaman Konsep Kriteria jawaban Jawaban benar Jawaban salah CRI rendah (0-2) CRI tinggi (3-5) Jawaban benar tetapi CRI rendah berarti siswa TTK dan hanya menebak (tebakan beruntung) Jawaban salah tetapi CRI rendah berarti siswa TTK dan hanya menebak Jawaban benar dan CRI tinggi berarti siswa TK Jawaban salah dengan CRI tinggi berarti terjadi MK pada siswa Tes pemahaman konsep diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran conceptual change untuk melihat penurunan miskonsepsi 258

siswa yang memiliki gaya belajar visualverbal seimbang setelah remediasi. Pergeseran MK siswa dianalisis menggunakan uji tanda dengan taraf signifikan 0,05. Jika T Tα maka H 0 ditolak, artinya terdapat pergeseran miskonsepsi dari miskonsepsi menjadi tahu konsep sesudah dilakukan model pembelajaran conceptual change. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum remediasi menggunakan model pembelajaran conceptual change dilakukan analisis profil konsepsi siswa dan analisis profil gaya belajar siswa. Profil konsepsi siswa sebelum model pembelajaran conceptual change digunakan untuk mengetahui siswa tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi, sedangkan profil gaya belajar siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana cara siswa belajar. Hasil pemetaan profil konsepsi siswa menunjukkan bahwa siswa mengalami tahu konsep, tidak tahu konsep, dan bahkan ada yang miskonsepsi. Adapun profil konsepsi siswa sebelum remediasi disajikan pada Gambar 2. Profil Konsepsi Siswa dari Keenam Kelas 13,23% 48,93% 37,84% MK TK TTK Gambar 2 Profil Konsepsi Siswa Keenam Kelas sebelum Remediasi Berdasarkan hasil pemetaan profil konsepsi siswa di atas dapat diketahui rata-rata konsepsi siswa setelah mengerjakan 15 soal CRI. Berdasarkan data tersebut, rata-rata miskonsepsi dari enam kelas adalah 37,84% sehingga siswa yang akan diremediasi menggunakan model pembelajaran conceptual change adalah siswa yang miskonsepsi lebih besar sama dengan 37,84%. dikatakan miskonsepsi jika lebih besar sama dengan 37,84%. Miskonsepsi siswa pada ikatan kimia masih tergolong tinggi [2]. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep ikatan kimia dimungkinkan karena konsep ikatan kimia merupakan konsep yang abstrak dan sebagian besar siswa belum memahami konsep [12]. Pada tahap prevensi diajarkan empat konsep dan siswa mengalami miskonsepsi pada empat konsep tersebut. Pada ikatan ion, siswa jarang mendengar istilah keelektronegatifan ikatan ion. pada ikatan kovalen tunggal dan rangkap, siswa kurang teliti dalam menjawab soal dan siswa belum bisa membedakan jumlah pasangan elektron dan siswa menganggap semua ikatan kovalen. Pada ikatan kovalen polar dan non polar siswa tidak dapat membedakan contoh kovalen polar, siswa masih kurang memahami konsep ikatan kovalen polar dan non polar, dimungkinkan konsep ikatan kovalen nonpolar yang dimiliki siswa tertukar dengan konsep ikatan kovalen polar. Pada ikatan kovalen koordinasi, siswa sulit menentukan atom yang mempunyai elektron pasangan bebas, sehingga siswa terkecoh dengan distractor yang diberikan. Miskonsepsi siswa pada ikatan kimia dapat diatasi dengan pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial bersifat penyembuhan atau perbaikan agar miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak berlanjut dan mengganggu konsep yang akan dipahami selanjutnya, namun dalam remediasi sebaiknya memperhatikan karakteristik individual siswa [7]. Salah satu karakteristik individual siswa adalah gaya belajar siswa. Selain tes pemahaman konsep, siswa juga diberikan tes gaya belajar yang diadopsi dari Aryungga (2014) dan gaya belajar siswa yang paling umum adalah gaya belajar visual-verbal seimbang. Hasil gaya belajar siswa disjikan pada Gambar 3. Gaya Belajar Dimensi Input 41,84% 5,1% 0% 0,51% 52,55% Visual-Verbal Seimbang Visual Kuat Visual Sedang Verbal Kuat Verbal Sedang Gambar 3 Hasil Tes Gaya Belajar Siswa Dimensi Input 259

Berdasarkan hasil tes gaya belajar siswa, siswa dengan gaya belajar visual-verbal seimbang memiliki persentase terbesar yaitu 52,55%, gaya belajar visual sedang sebesar 41,84%, gaya belajar visual kuat sebesar 5,1%, gaya belajar verbal sedang sebesar 0,51%, dan tidak ada siswa yang memiliki gaya belajar verbal kuat. Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang dan mengalami miskonsepsi. Sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan sebagian besar siswa visual-verbal seimbang mengalami miskonsepsi resisten [13]. Siswa visual-verbal seimbang mempunyai preferensi rendah pada kedua gaya belajar. Artinya, siswa memerlukan kedua gaya belajar tersebut untuk memahami suatu konsep [14]. Siswa yang memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang cenderung untuk memerlukan gaya belajar visual dan verbal untuk memperoleh informasi agar dapat dipelajari dengan baik. Apabila siswa visual-verbal seimbang tidak memperoleh salah satu dari pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa berpotensi mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi siswa harus ditindak lanjuti segera dengan melakukan remediasi [15]. Salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh para ahli adalah conceptual change [9]. model pembelajaran Conceptual change dapat membantu memperbaiki miskonsepsi siswa. Sependapat dengan peneliti terdahulu [4, 5, dan 6]. Setelah diterapkan remediasi menggunakan model pembelajaran conceptual change kemudian dilakukan tes akhir untuk mengetahui profil konspesi siswa sesudah pembelajaran remedial menggunakan model pembelajaran conceptual change. Tes akhir adalah tes pemahaman konsep menggunakan metode CRI yang berjumlah 15 soal dan disertai tingkat keyakinan siswa dalam menjawab. adapun hasil dari tes pemahaman konsep akhir siswa disajikan pada Gambar 4. Profil Konsepsi Siswa Sesudah Remediasi 87.45% 10,98% 1,96% MK TTK TK Gambar 4 Profil Konsepsi Siswa Sesudah Pembelajaran Remedial Berdasarkan data profil konsepsi siswa sesudah pembelajaran remedial, dapat ditemukan fakta bahwa status konsepsi siswa tidak tahu konsep dan miskonsepsi menunjukkan persentase yang rendah, hal ini menunjukkan sebagian besar siswa sudah menguasai konsep dengan baik. Siswa yang mengikuti tes pelacakan akhir adalah siswa yang mendapatkan pembelajaran remediasi sebanyak 17 siswa dan terjadi peningkatan secara signifikan, jumlah siswa tahu konsep 87,45%, siswa miskonsepsi sebesar 10,98%, sedangkan siswa tidak tahu konsep sebesar 1,96%. Artinya setelah dilakukan remediasi, pemahaman konsep siswa meningkat [16]. Hal ini disebabkan adanya perbaikan dan penguatan konsep siswa dalam konstruksi pengetahuannya membentuk konsep baru yang sesuai dengan konsep ilmiah melalui pembelajaran remediasi. Berdasarkan data sebelum pembelajaran remedial dan data sesudah pembelajaran remedial, status miskonsepsi siswa berkurang dan siswa lebih banyak memahami konsep dengan benar. Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa sudah menguasai konsep dengan baik, karena pembelajaran yang diberikan sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Siswa yang memiliki gaya belajar yang sesuai dengan gaya pengajaran cenderung menyimpan informasi lebih lama dan menerapkannya secara lebih efektif daripada siswa yang mengalami ketidaksesuian gaya belajar siswa dengan gaya pengajaran guru [17]. Adapun pergeseran miskonsepsi siswa disajikan pada Gambar 5. 260

1.57% Pergeseran Miskonsepsi Siswa Sesudah Pembelajaran Remediasi 14.96% 83.46% MK ke TK MK ke TTK MK ke MK Gambar 5 Pergeseran Miskonsepsi Siswa Sesudah Remediasi Adapun persentase pergeseran miskonsepsi siswa yang memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang ke arah tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi sesudah pembelajaran remediasi menggunakan conceptual change berturut-turut adalah 83,46%; 1,57%; dan 14,96%. Berubahnya status miskonsepsi menjadi tahu konsep secara drastis dikarenakan siswa telah memiliki pemahaman yang sudah benar dan kuat melalui pembelajaran remediasi dengan conceptual change yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Siswa dengan kondisi miskonsepsi dapat berubah menjadi tahu konsep karena didukung pembelajaran yang baik [16]. Siswa dengan status miskonsepsi berubah menjadi tidak tahu konsep disebabkan ketidakyakinan siswa dalam menjawab soal meskipun sudah memilih jawaban yang benar ataupun siswa yang belum memahami konsep secara menyeluruh. Beberapa siswa dengan status miskonsepsi yang tidak berubah meskipun sudah diberikan pembelajaran remediasi dikarenakan siswa masih terbawa pada pemahaman awal siswa [9]. Kondisi seperti ini disebut miskonsepsi resisten. miskonsepsi bersifat resisten atau sulit diubah dan cenderung bertahan meskipun telah diperkenalkan dengan konsep yang benar [18]. kurang kuatnya pemahaman dapat disebabkankan oleh pengamatan dan penalaran yang kurang cermat dan kecerdasan yang rendah [19]. Miskonsepsi siswa secara umum dapat berubah menjadi tahu konsep meskipun tidak semuanya. Berdasarkan hasil uji dampak pembelajaran remedial menggunakan model pembelajaran conceptual change disimpulkan bahwa terjadi penurunan secara signifikan beban miskonsepsi pada semua status miskonsepsi dengan pengujian menggunakan uji tanda. Berdasarkan hasil uji dapat diketahui bahwa nilai t hitung terkecil adalah 0. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig 0,05, maka H 0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh pembelajaran remediasi terhadap pergeseran miskonsepsi siswa yang memiliki gaya belajar visual-verbal seimbang. Pembelajaran menggunakan strategi conceptual change digunakan untuk mengubah dan memperkuat konsep siswa sehingga dapat menurunkan status miskonsepsi [10]. PENUTUP SIMPULAN Pembelajaran remedial menggunakan model pembelajaran conceptual change mampu meremediasi miskonsepsi siswa dengan pergeseran miskonsepsi siswa bergeser ke arah tahu konsep dengan persentase sebesar 83,46% dan profil konsepsi setelah pembelajaran remediasi tahu konsep dengan persentase 87,45%, tidak tahu konsep sebesar 1,96%, dan miskonsepsi sebesar 10,98%. SARAN Setelah proses remediasi masih terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi, sehingga peneliti memberi saran untuk menggunakan molymod agar lebih membantu siswa visual memahami konsep dengan benar karena konsep ikatan kimia merupakan konsep yang abstrak. DAFTAR PUSTAKA 1. Hasan, S., Bagayoko, D., dan Kelly, E. L.. 1999. Misconception an The Certainty of Response index (CRI). Journal: Physics Education, Vol. 34, No. 5, Hal: 294-299. 2. Pabuccu, A. & Geban, O.. 2006. Remediating Misconceptions Concerning Chemical Bonding Through Conceptual Change Text. Journal of Education, Vol. 30, Hal. 184-192. 3. Depdiknas. 2014. Salinan Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan 261

Pendidikan Menengah. Jakarta: Pusat Perbukuan. 4. Ahmad. 2013. Reduksi Miskonsepsi Asam Basa Melalui Inkuiri Terbuka dan Strategi Conceptual Change. Tesis tidak untuk dipublikasikan. Surabaya: Pascasarjana Unesa. 5. Muallifah, L.. 2013. Prevensi dan Reduksi Miskonsepsi Kesetimbangan Kimia Siswa SMA Negeri 1 Kandangan Kediri. Tesis tidak untuk dipublikasikan. Surabaya: Pascasarjana Unesa. 6. Rohmawati, L. dan Suyono. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Change untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada Materi Pokok Asam dan Basa di Kelas XI IA SMAN 2 Bojonegoro. Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA Unesa. 7. Suyono, Amaria, Muchlis, dan Setiarso, P.. 2014. Diseminasi Model Prevensi dan Kurasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Kimia. Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Surabaya: LPPM Unesa. 8. Coffield, F., et al.. 2004. learning styles and pedagogy in post-16 learning, A Systematic And Critical Review, Learning And Skills Research Center. 9. Ibrahim, M.. 2012. Seri Pembelajaran Inovatif: Konsep, Miskonsepsi dan Cara Pembelajarannya. Surabaya: Unesa University Press. 10. Davis, J.. 2001. Conceptual Change, Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and Technology. Department of Educational Psychology and Instructional Technology, University of Georgia. 11. Felder, R. M. & Silverman, L.. 1988. Learning and Teaching Styles in Engineering Education. Engineering Education. Hal: 674-681. 12. Tan K. D. dan Treagust D. F.. 1999. Evaluating Students Understanding Of Chemical Bonding. School Science Review, 81(294), 75-83. 13. Aryungga, S. D. E.. 2014. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Yang Mengalami Miskonsepsi Resisten Pada Konsep Kimia. Skripsi tidak untuk dipublikasikan. Surabaya: Unesa. 14. Felder, R. M. & Brent, R.. 2005. Understanding Student Differences. Journal of Engineering Education, Vol. 942, No. 1, Hal. 286-290. 15. Depdiknas. 2014. Salinan Lampiran Permendikbud No 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan. 16. Subagyo, A. I.. 2014. Penerapan Modified Inquiry Models dan Strategi Analogi untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Kesetimbangan Kimia. Tesis tidak untuk dipublikasikan. Surabaya: Pascasarjana Unesa. 17. Felder, R. M. & Brent, R.. 2005. Understanding Student Differences. Journal of Engineering Education, Vol. 942, No. 1, Hal. 286-290. 18. Barke, H.D., Al Hazari, & Yitbarek, S.. 2009. Misconceptions in Chemistry. Berlin: Springer Link. 19. Suparno, P.. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. Grasindo. 262