Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Review Jurnal. Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN GEMPA TEKTONIK DAN JALUR EVAKUASI DI YOGYAKARTA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

SISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME

Penentuan Rute Terpendek Pengambilan Sampah di Kota Merauke Menggunakan Algoritma Dijkstra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Bab 3. Metode Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk mencapai

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

IMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ARTIKEL SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN PARIWISATA PADA KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia di selatan, dan lempeng Pasifik di timur laut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN APLIKASI PERINGATAN DINI BATAS LUAR WILAYAH INDONESIA BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN BENCANA ALAM MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. melakukan evaluasi terhadap Sistem Informasi Geografis Rute Terpendek Kantor

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah istimewa. se-tingkat provinsi di Indonesia yang merpakan peleburan dari


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI WEB DATA SPASIAL KEPENDUDUKAN INDONESIA DENGAN SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG

SKRIPSI APLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM UNTUK AMBULANS DI KOTA MEDAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY UNTUK TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PADA PERANGKAT BERGERAK

Gambar 3.1 Flowchart Membuat Rute Lari

Aplikasi Wap pada Telepon Seluler untuk Pencarian Rute Jalan Terpendek (Studi Kasus: Kota Surakarta) Haryanto 6) Emai:

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang)

Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada

BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BENCANA LUMPUR LAPINDO SIDOARJO MENGGUNAKAN J2ME


IMPLEMENTASI ALGORITMA FLOYD-WARSHALL UNTUK PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU WAHANA BERMAIN (STUDI KASUS JAWA TIMUR PARK 1 KOTA BATU) TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI PENELITIAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERINGATAN DINI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PENCARIAN LOKASI RUMAH SAKIT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN METODA DJIKSTRA BERBASIS SPASIAL

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Gambar 4.40 Layar Pelanggan

Penggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Hutan Rakyat Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Klasifikasi Sumber Daya Alam

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS

Transkripsi:

Review Jurnal Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta Oleh : 1. Donnyca Mazda Putra (K3513018) 2. Rosyid Esanudin (K3513062) PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN AKADEMIK 2013

Informasi Jurnal - Judul Jurnal : Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta - Sumber Jurnal : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0cb0qfjaa&u rl=http%3a%2f%2fbalitbang.kominfo.go.id%2fbalitbang%2fbppki- yogyakarta%2ffiles%2f2012%2f12%2f3.sistem-informasi-geografis-untuk- PEMETAAN-DAERAH-RAWAN-GEMPA-TEKTONIK-DAN-JALUR-EVAKUASI-DI- YOGYAKARTA.pdf&ei=nwY2VNmzHI60uATPioCgDA&usg=AFQjCNH_fMjG7iw4tGEDfQ JZ-E11WfOuYA&bvm=bv.76943099,d.c2E&cad=rja - Penerbit : Jurnal Penelitian IPTEK KOM - Tahun Terbit : 2012 - Volume : 14 - Peneliti : Edi Iskandar, Sri Hartati Latar Belakang / Konsep Jurnal Tragedi gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah masih menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat korban gempa. Kemudian disusul gempa bumi di Bengkulu, di Tasikmalaya dan beberapa gempa yang menimpa bumi pertiwi yang menelan banyak korban jiwa dan harta. Secara geografis, kepulauan Indonesia berada di antara 60 LU dan 110 LS serta diantara 95 0 BT dan 141 0 BT dan terletak pada perbenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik dan lempeng India Australia. Ditinjau secara geologis, kepulauan Indonesia berada pada pertemuan dua jalur gempa utama, yaitu jalur gempa sirkum pacifik dan jalur gempa Alpide Transasiatic, karena itu, kepulauan Indonesia berada pada daerah yang mempunyai aktifitas gempa bumi cukup tinggi. Sistem Informasi Geografis ( SIG ) sebagai salah satu alat yang bermanfaat untuk menangani data spasial dan menyimpan format digital. Sistem Informasi Geografis (SIG) juga dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif, menarik, dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran mengenai konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut terkait yang menyertainya. SIG pemetaan daerah rawan gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta serta jalur evakuasi korban gempa dengan rute terpendek perlu dibangung karena dengan alasan : 1) SIG dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang daerah rawan gempa yang dibagi dalam tiga zona yaitu zona merah, zona kuning dan zona hijau ; 2) SIG dapat membantu mencarikan rute terpendek yang bisa dilewati untuk evakuasi korban gempa. Alasan inilah yang melatar belakangi peneliti untuk membuat Sistem Informasi Geografis pemetaan daerah rawan gempa tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta jalur evakuasi korban gempa dengan rute terpendek. Metodologi Metode penelitian merupakan hal yang penting dan sangat mendukung suatu penelitian, jenis penelitian yang dilakukan adalah merekayasa sistem informasi geografis diawali dari pengumpulan data yaitu mengumpulkan data daerah rawan gempa tektonik khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibagi dalam tiga zona (zona merah, zona kuning dan zona hijau), data jalur evakuasi bagi korban gempa kemudian melakukan digitasi peta ke dalam layer layer yang dibutuhkan untuk pemetaan daerah rawan gempa dan jalur evakuasi bagi korban gempa. Tahap selanjutnya membuat perancangan sistem, meliputi rancangan data spasial dan non spasial, rancangan database dan sistem alur data, rancangan user interface dan rancangan pencarian rute terpendek, tahapan berikutnya melakukan penulisan program dimana hasil rancangan dituangkan

ke dalam instruksi instruksi yang dikenali oleh komputer melalui bahasa pemrograman dan terakhir adalah tahap pengujian. Sistem Perancangan - Perancangan Data Non Spasial Entity Relationship Diagram (ER-D) merepresentasikan secara grafis hubungan antar entitas dapat dilihat pada Gambar. Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa setiap Kabupaten (yang terdiri dari Id_Kab, Label merupakan nama dari Kabupaten, the_geom dan keterangan) memiliki banyak Kecamatan, dimana setiap Kecamatan (yang terdiri dari Id_Kec, label merupakan nama dari Kecamatan, the_geom, keterangan) memiliki zona gempa (zona merah, zona kuning atau zona hijau) dan setiap Kecamatan terdapat satu lokasi (tipe_lokasi dan kecamatan) dan setiap lokasi terdapat Jalan (Id_Jalan, Label merupakan nama Jalan, the_geom dan status buka/tutup jalan) dan setiap Lokasi (Id_Lokasi, Label merupakan nama lokasi, the_geom dan keterangan) memiliki satu Tipe_lokasi. - Perancangan Data Spasial SIG Peta Gempa dan Jalur Evakuasi ini dirancang agar dapat digunakan oleh pengguna sebagai sarana untuk mengetahui informasi tentang wilayah daerah rawan gempa tektonik serta dapat menentukan jalur terpendek sebagai jalur evakuasi korban gempa, Informasi spasial yang dibuat terdiri dari beberapa layer, yaitu : 1).Layer Kabupaten, layer ini berisikan peta wilayah kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.2). Layer Kecamatan, layer kecamatan berisi peta wilayah Kecamatan yang ada di setiap Kabupaten beserta zona gempa (zona merah, zona kuning atau zona hijau) di setiap kecamatan. 3). Layer Jalan, layer ini memuat jalan berikut nama jalan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 4). Layer Lokasi, layer lokasi berisi titik lokasi yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 5). Layer Rute, layer ini berisi rute yang bisa dilewati untuk jalur evakuasi, yang di dukung algoritma Dijkstra untuk menentukan rute terpendek. - Diagram Konteks Administrator melakukan transaksi data kabupaten, data kecamatan, data jalan, data status jalan untuk menentukan status buka / tutup jalan, data lokasi, data tipe lokasi dan data zona gempa. Administrator juga menerima laporan kabupaten, kecamatan, jalan beserta statusnya, lokasi serta tipe lokasi dan zona gempa.

User adalah pengguna yang membutuhkan informasi kabupaten, kecamatan, jalan, lokasi serta rute asal dan rute tujuan dengan mencentang combo box pada layar, maka akan mendapatkan aliran data yang dibutuhkan. - Relasi Antar Tabel Relasi antar tabel menunjukkan tabel tabel yang saling berelasi, tabel kecamatan berelasi dengan tabel kabupaten yang berfungsi untuk menentukan suatu kecamatan berada pada wilayah kabupaten tertentu, tabel kecamatan juga berelasi dengan tabel zona_gempa untuk menentukan suatu setiap kecamatan memiliki zona gempa (zona merah, zona kuning atau zona hijau). Tabel lokasi berelasi dengan tabel Kecamatan, berfungsi untuk menentukan suatu lokasi berada pada suatu kecamatan tertentu, tabel lokasi juga berelasi dengan tipe_lokasi dengan fungsi untuk menentukan suatu lokasi memiliki suatu tipe lokasi, dan tabel lokasi berelasi dengan tabel jalan dengan fungsi lokasi tersebut terhubung dengan suatu jalan tertentu. Hasil Penelitian - Analisa Sistem Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi ini secara umum dapat berjalan dengan baik, MapServer mempunyai kemampuan mengolah data spasial dan non-spasial pada database postgresql menjadi sebuah informasi peta rawan gempa dengan format XML SVG yang dapat dibaca oleh MapClient, menganalisa data spasial jalan dengan algoritma Dijkstra yang dapat mengkalkulasi jalur yang akan dilewati sehingga didapat jalur yang terpendek yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sebagai jalur evakuasi korban gempa.

MapClient mempunyai menampilkan peta gempa dengan memilih layer layer yang ada seperti layer kabupaten, layer kecamatan, layer jalan, layer lokasi, selain itu juga mampu menampilkan jalur evakuasi korban gempa dengan menentukan titik awal dan titik akhir. - Analisa Daerah Rawan Gempa Menu Opsi Peta Rawan Gempa dan Jalur Evakuasi yang menyajikan pilihan dalam bentuk chek box (Gambar 4.1) dapat dipilih salah satu layer atau semua layer kemudian tekan tombol tampilkan peta akan terjadi proses request data peta ke server, server akan menerima request dan mengolahnya menjadi sebuah tampilan peta dalam format XML SVG sesuai layerlayer yang diminta oleh client, selain itu juga server melakukan kalkulasi rute dari data spasial jalan yang ada pada database menggunakan algoritma Dijkstra serta menggabungkan dengan layer-layer yang lain sehingga membentuk sebuah tampilan peta. Server akan mengirimkan kembali response berupa XML SVG peta dan diterima oleh objek XMLHttpRequest untuk ditulis kembali ke dalam sebuah target element div html yang telah disediakan sehingga akan muncul tampilan pada halaman peta penyebaran gempa. Daerah rawan gempa tektonik di Yogyakarta dibagi dalam tiga zona yaitu : zona merah yang merupakan daerah berbahaya, zona kuning merupakan daerah rawan gempa dan yang terakhir zona hijau yang merupakan daerah relatif aman dari gempa. Gempa bumi bisa terjadi sewaktu waktu dan lokasinya sulit diprediksi, untuk mengatasi hal tersebut Sistem Informasi Geografis daerah rawan gempa dan jalur evakuasi menyediakan fasilitas update daerah rawan gempa baik penambahan kriteria zona maupun update nama status zona. Penambahan kriteria zona ( zona merah, zona kuning dan zona hijau) bisa dilakukan dari mapserver dengan memilih menu kecamatan pilih add data maka akan tampil menu, dengan mengisi kolom yang ada lalu klik simpan. Update status zona gempa juga bisa dilakukan misalnya pada kecamatan Bambanglipuro dari zona merah berubah status ke zona hitam (pusat gempa) bisa dilakukan dari mapserver pilih menu kecamatan dan pilih update maka akan tampil menu (Gambar 4.3) lalu klik tombol simpan. Penambah kriteria zona gempa (Gambar 4.2) dan update status zona (Gambar 4.3) jika dijalankan pada webclient akan menghasilkan perubahan zona gempa pada kecamatan - Analisa Pencarian Jalur Evakuasi Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik adalah pencarian jalur terpendek sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menentukan jalur evakuasi korban gempa dengan menggunakan algoritma Dijkstra. Evakuasi diilustrasikan dari kecamatan Kretek (jalan Samas-Kretek) sebagai titik awal menuju kecamatan Temon (Jalan Temon-Purworejo) sebagai titik akhir. Algoritman Dijkstra akan mencarikan jalur terpendek yang bisa dilewati sebagai jalur evakuasi antara titil awal dan titik akhir yang sudah ditentukan, hasil pencarian dari algortima Dijksta ditampilkan pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 dengan jarak tempuh 25, 1 km. Algoritma membutuhkan graph Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi data yang berbobot sebagai acuan dalam spasial yang tersedia adalah layer jalan, menghitung jalur terpendek, dalam kasus karena layer jalan yang satu dengan layer Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan jalan yang lainnya saling terhubung dan berpotongan satu sama lainnya, selain itu setiap layer jalan memiliki panjang atau jarak yang nantinya akan dijadikan bobot dari graph yang terbentuk. Analisis spasial yang dilakukan oleh Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi adalah melakukan pencarian titik potong antar jalan (intersection), titik potong tersebut dijadikan node yang memiliki label dengan nama label yang sesuai dengan koordinat x,y dari masing masing node. Node node yang dihasilkan akan dihubungkan satu dengan yang lainnya sesuai dengan keadaan jalan dengan penambahan bobot sesuai panjang jalan, hubungan antar node disebut dengan link. Setelah semua data terkumpul sistem akan membuat

sebuah matrik koneksi antar node yang menggambarkan rangkaian graph. Matrik yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Matriks ketetanggaan pada Tabel 4.1 merupakan graph yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan jalur evakuasi dengan algoritma Dijkstra sesuai node asal dan node akhir dari sebuah rute. Misalkan mengguna memasukan node awal adalah A menuju node I, maka yang dilakukan sistem adalah : 1. Inisialisasi node awal dan node akhir dengan VS dan VD 2. Set VS (A) menjadi T-Node, seperti Gambar 4.7. 3. Mengubah status record A dari node tetangga VS (A) yaitu B dengan jarak 2,93 dan C dengan jarak 6,2, dan memilih jarak terdekat dari A yaitu B dan diset menjadi T-Node ( Gambar 8). 4. Mengubah status record (B) dengan D (Gambar 4.9) 5. Melakukan perulangan yang sama selama T-Node tidak sama dengan node akhir (VD) (Gambar 4.10). 6. Mengkoleksi record set dari node awal sampai akhir yang nantinya sebagai rute atau jalur evakuasi. - Kelebihan dan Kekurangan Sistem Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi yang dibangun memiliki kelebihan dan kekurangan, Kelebihan Sistem adalah : Data peta daerah rawan gempa tektonik dapat diakses oleh client di mana saja, asalkan client dapat melakukan koneksi dengan server ; Data terpusat pada server, sehingga client tidak harus menyimpan data dalam memori lokal sehingga perawatan data menjadi lebih mudah ; Layer layer peta daerah rawan gempa merupakan data spasial vector sehingga kualitas gambar peta tidak akan berkurang walaupun peta diperbesar maupun diperkecil ; Gambar peta merupakan rangkaian kode XML SVG sehingga lebih fleksibel dibaca oleh client; Sistem dapat mencarikan jalur evakuasi dangan rute terpendek. Kekurangan Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi ini adalah Sistem belum mampu mendeteksi GPS dan BTS jaringan seluler untuk menentukan posisi lokasi akses. Pencarian rute hanya berdasarkan jarak antar node, sistem belum mampu memperhitungkan tingkat kemacetan suatu jalan, kecepatan suatu kendaraan dan sebagainya. Pencarian rute terpendek menggunakan perpotongan antar garis (intersection), sehingga jika terdapat salah satu garis tidak berpotongan maka perulangan tidak pernah berhenti. Kesimpulan Jurnal Penelitian yang sudah dilakukan serta pembahasan pada bab bab sebelumnya, Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jalur Evakuasi Korban Gempa dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jalur Evakuasi Korban Gempa mampu menyajikan peta daerah rawan gempa (sesuai zona), juga mampu mengupadate status zona dan menambahkan kriteria zona sesuai dengan kejadian gempa terakhir. 2. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jalur Evakuasi Korban Gempa memiliki kemampuan mencarikan rute terpendek dari jalur yang akan dilalui, sehingga dapat membantu mengambil keputusan untuk penentuan jalur evakuasi korban gempa dengan menggunakan algoritma Dijkstra. Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik memiliki kelemahan yaitu pada analisis rute terpendek, pada sistem ini belum mampu mempertimbangkan faktor kemacetan suatu jalan, faktor

kecepatan kendaraan dan belum mampu mendeteksi GPS dan BTS Seluler untuk menentukan posisi lokasi akses. Opini, Kesimpulan Pribadi, Pendapat Pribadi, Saran dan Kritik, Pengembangan Lebih Lanjut Jurnal ini sudah sangat bagus, penuh dengan penjelasan secara mendetail mengenai apa topic yang sedang di bahas. Dari metodologi, cara kerja, teknologi yang digunakan serta kelemahan dan kelebihan telah jelaskan secara terperinci. Mungkin penjelasan pada table terlalu rumit, sehingga perlu di sederhanakan.