Pendidikan dan Kompetensi

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: Akhlak Islami. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

Pendidikan Agama Islam Akhlak Islam

PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pendidikan Agama Islam

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

Modul ke: Etos Kerja. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB IV NILAI-NILAI KARAKTER DALAM KONSEP ESQ ARY GINANJAR AGUSTIAN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH IBTIDAIYAH

MODUL 1 Ayat-ayat Al-Qur an tentang kompetisi dalam kebaikan

ANALISIS KONTEN DAN NILAI RELIGIUS DALAM KOMIK KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK)

Pendidikan Agama Islam

Pribadi Mandiri dan Kesalehan Sosial. Iwan Yahya Muhajirin, Ottawa, Ramadhan 1436 H 6 Juli 2015

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KURIKULUM 2013

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA)

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB IV PERILAK TERPUJI

Pendidikan Agama Islam

PERANAN MAJELIS TAKLIM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM DI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU

Pendidikan Agama Islam

Masih Spiritualitas Bisnis

1.1 Kompetensi Dasar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti a. Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti KELAS: X

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian pertama: Bagaimana pengembangan karakter religius siswa melalui program

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam Bab II Kajian Teori ini akan dibahas : 2.1 Persepsi Masyarakat, 2.2

Pendidikan Agama Islam

Modul ke: ETOS KERJA. Fakultas FEB. H. JAZULI SURYADHI, MS.i (HJS) Program Studi MANAJEMEN.

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Pendidikan Agama Islam

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KURIKULUM 2013

Modul ke: AKHLAK ISLAMI. Drs. SUMARDI, M. Pd. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

40. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Hakikat Manusia Menurut Islam

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Ahlak Pribadi Islami

Hikmah Tidak Samanya Pembagian Rezeki

SWT, baik itu berupa nikmat kesehatan, keamanan, maupun kebutuhan harian. Qona ah adalah

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid

Pendidikan Agama Islam

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Silabus Smkn 21 Jakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

BAB I PENDAHULUAN. Allah adalah Maha Pencipta makhluk (al-khaliq). Allah menciptakan

Pendidikan Agama Islam

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

WALI KOTA BLITAR. SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA SHOLAT IDUL ADHA 1433 H TANGGAL 10 DZULHIJAH 1433 HIJRIAH Assalamu alaikum wr. Wb.

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MELIHAT SURGA DAN NERAKA. 2. Kisah Nabi Idris a.s.

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

PELAKSANAAN PANCASILA DAN DEMOKRASI UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL

Disebarluaskan melalui: website: Desember, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Pendidikan Agama Islam

UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA

Kewajiban Menunaikan Amanah

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah agama yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

dr Gunawan Setiadi, MPH Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Transkripsi:

Modul ke: Pendidikan dan Kompetensi Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id

Perspektif Islam tentang Pendidikan Pendidikan meliputi keseluruhan tingkah laku manusia yang dlakukan demi memperoleh kesinambungan, pertahanan dan peningkatan hidup. Dalam bahasa agama, demi memperoleh ridla atau perkenan Allah. Sehingga keseluruhan tingkah laku tersebut membentuk keutuhan manusia berbudi luhur (akhlaqul karimah), atas dasar percaya (iman) kepada Allah dan tanggung jawab pribadi di hari akhirat. Karena itu pendidikan tidak terbatas hanya kepada pengajaran. Di sinilah peran penting orang tua dalam mendidik anak dalam kesehariannya.

Pendidikan dalam Islam, hendaknya berkisar antara dua dimensi hidup, yaitu penanaman rasa taqwa kepada Allah SWT dan pengembangan rasa kemanusian kepada sesama. Penanaman taqwa sebagai dimensi pertama hidup ini dimulai dengan pelaksanaan kewajiban agama berupa ibadah-ibadah

Nilai-nilai keagamaan pribadi yang amat penting dan harus ditanamkan kepada setiap anak didik dan oleh karenanya menjadi inti kegiatan pendidikan di antaranya adalah:

Iman Yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah. Jadi tidak cukup hanya percaya kepada adanya Allah, melainkan harus meningkat menjadi sikap mempercayai kepada adanya Allah dan menaruh kepercayaan kepada- Nya. Islam Sebagai kelanjutan adanya iman, maka sikap pasrah kepada- Nya (yang merupakan makna asal perkataan arab islam, dengan meyakini bahwa apa pun yang datang dari Allah tentu mengandung hikmah kebaikan, yang tidak mungkin diketahui seluruh wujudnya oleh manusia yang dlaif.

Ihsan Yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir atau berada bersama kita dimana pun kita berada. Oleh karenanya, maka kita harus berbuat, berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab, tidak setengahsetengah dan tidak dengan sikap sekadarnya saja.

Taqwa Yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi kita, kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuatu yang diridlai Allah, dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridlai-nya. Ikhlas Yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh ridla Allah dan bebas dari pamrih lahir dan batin.

Tawakkal Yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah, dengan penuh harapan kepada-nya dan keyakinan bahwa Allah akan kita dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik. Karena kita beriman kepada Allah, maka tawakkal adalah suatu kemestian. Syukur Yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan, dalam hal ini atas segala nikmat dan karunia Allah yang tak terbilang banyaknya, yang dianugerahkan Allah kepada kita.

Sabar Yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir dan batin, fisiologis mapun psikologis, karena keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-nya. Jadi sabar adalah sikap batin yang tumbuh karena kesadaran akan asal dan tujuan hidup, yaitu Allah SWT.

Pendidikan tidak dapat dipahami sebatas pengajaran. Karena keberhasilan pendidikan tidak cukup diukur dengan hal-hal yang bersifat kognitif atau pengetahuan tentang suatu masalah semata. Justru yang lebih penting bagi umat Islam ialah seberapa jauh tertanam nilai-nilai kemanusian yang mewujud nyata dalam tingkah laku dan budi pekertinya sehari-hari. Dan perwujudan nyata nilainilai tersebut dalam tingkah laku dan budi pekerti seharihari akan melahirkan budi luhur atau akhlaqul karimah. Nilai-nilai kemanusian yang harus ditanamkan dalam pendidikan di antaranya adalah:

Silaturahmi (shilat al-rahm) Yaitu pertalian rasa cinta kasih antara sesama manusia, khususnya antara saudara, kerabat, handai taulan, tetangga dan seterusnya. Di antara sifat utama Allah adalah kasih sayang (rahm, rahmah). Maka manusia pun harus cinta kepada sesamanya, agar Allah cinta kepadanya. Kasihilah kepada orang di bumi, maka Allah yang ada di langit akan kasih kepadamu

Persaudaraan (ukhuwah) Yaitu semangat persaudaraan, lebih-lebih antara sesama kaum beriman (biasa disebut ukhuwah islamiyah), seperti disebutkan, dalam Al-Qur an (surat al-hujurat, 49: 10-12), yang intinya ialah hendaknya kita tidak mudah merendahkan golongan yang lain, kalau-kalau mereka itu lebih baik daripada kita sendiri, tidak saling menghina, saling mengejek, banyak berprasangka, suka mencari-cari kesalahan orang lain, dan suka mengumpat (membicarakan keburukan seseorang yang tidak ada di depan kita).

Persamaan (al-musawah) Yaitu pandangan bahwa semua manusia, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan atau pun kesukuannya, dan lain-lain, adalah sama dalam harkat dan martabat. Tinggi rendah manusa hanya ada dalam pandangan Allah yang tahu kadar ketaqwaan seseorang (QS. Al-Hujurat, 49: 13) Adil (adl) Yaitu wawasan yang seimbang dalam memandang, menilai atau menyikapi sesuatu atau seseorang, dan seterusnya. Jadi tidak secara apriori menunjukkan sikap positif atau negatif.

Baik sangka (husn-uzh-zhann) Yaitu sikap penuh baik sangka kepada sesama manusia, berdasarkan ajaran agama bahwa manusia itu pada asal dan hakekat aslinya adalah baik, karena diciptakan Allah dan dilahirkan atas fithrah atau kejadian asal yang suci. Rendah hati (tawadlu) Yaitu sikap yang tumbuh karena keinsafan bahwa segala kemulian hanya milik Allah, maka tidak sepantasnya manusia mengklaim kemulian itu kecuali dengan pikiran yang baik dan perbuatan yang baik, yang itu pun hanya Allah yang akan menilainya (QS. Fathir, 35: 10).

Tepat janji (al-wafa ) Salah satu sifat orang yang benar-benar beriman ialah sikap selalu menepati janji (QS. Al-Baqarah, 2: 177). Lapang dada (insyirah) Yaitu sikap penuh kesediaan menghargai orang lain dengan pendapat dan pandangan-pandangannya. Sikap terbuka dan toleran serta kesediaan bermusyawarah secara demokratis terkait erat sekali dengan lapang dada ini

Dapat dipercaya (al-amanah) Salah satu konsekuensi iman ialah amanah atau kepribadian diri yang dapat dipercaya. Amanah sebagai budi luhur adalah lawan dari khianat (khiyanah) yang amat tercela. Perwira ( iffah atau ta affuf) Yaitu sikap penuh harga diri namun tidak sombong (jadi tetap rendah hati), dan tidak mudah menunjukkan sikap memelas atau iba dengan maksud mengundang belas kasihan orang lain dan mengharapkan pertolongannya (QS. Al-Baqarah: 273)

Hemat (qawamiyah) Yaitu sikap tidak boros (israf) dan tidak pula kikir (qatr) dalam menggunakan harta, melainkan sedang (qawam) antara keduanya (QS. Al-Furqan, 25: 67). Orang yang boros digambarkan Al Qur an sebagai teman setan (QS. al-isra, 17: 26) Dermawan (al-munfiqun, menjalankan infak) Yaitu sikap kaum beriman yang memiliki kesedian yang besar untuk menolong sesama manusia, terutama mereka yang kurang beruntung dengan mendermakan sebagian dari harta benda yang dikaruniakan dan diamanatkan Allah kepada mereka. Sebab manusia tidak akan memperoleh kebaikan sebelum mendermakan sebagian harta benda yang dicintainya itu (QS. Ali Imran, 3: 17 dan 93).

Terima Kasih Rusmulyadi, M.Si.