LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI

MODUL-09 PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

CARA MENGKOLEKSI TUMBUHAN Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang b

BAB III METODE PENELITIAN

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Indonesia: Mega Biodiversity Country

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Perkembangbiakan Tanaman

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. esculentum Mill.), serangga pollinator, tumbuhan T. procumbens L.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

III. BAHAN DAN METODE

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

III.TATA CARA PENELITIAN

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di kebun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

III. BAHAN DAN METODE

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

PETUNJUK PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN (UBU4005) SEMESTER GENAP Oleh: Aminatun Munawarti Amin Setyo Leksono Luchman Hakim Yoga Dwi Jatmiko

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

Kerja Enzim Katalase

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Contoh desain pembelajaran tentang keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, dan desain dan langkah-langkah evaluasi pembelajaran

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM I. II. NOMOR PERCOBAAN NAMA PERCOBAAN : : I (Satu) Pengumpulan Contoh Tumbuhan dan Herbarium III. TUJUAN PERCOBAAN : IV. DASAR TEORI Mengumpulkan beberapa contoh tumbuhan dan dilakukan proses Herbarium. Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani yang dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telat diawetkan (disebut juga specimen herbarium). Herbarium juga bias berarti tempat dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan (Izwa iztie, 2014). Herbarium dibuat dari specimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak desertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Untuk koleksi objek perlu diperlihatkan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperlihatkan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan (Dian Luvia, 2014). Kegunaan herbarium diantaranya sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran, sebagai media penelitian, sebagai alat bantu identifikasi, sebagai bukti adanya keanekaragaman, sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen baru dan dapat digunakan untuk pertukaran herbarium antar daerah dan negara (Purwanti W.H, 2012). Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan tumbuhan menjadi alternatif cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan. Salah satu pengawetan tumbuhan dengan herbarium. Herbarium merupakan koleksi

specimen yang telah dikeringkan atau diawetkan biasanya disusun berdasarkan system klasifikasi. Fungsinya ialah membantu identifikasi tumbuhan lainnya yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Untuk herbarium yang baik, tumbuhan yang diawetkan utuh maksudnya lengkap organ vegetatif dan generatifnya. Organ vegetative terdiri dari akar, batang, dan daun. Sedangkan organ generative terdiri dari bunga, buah dan biji. Biasanya herbarium dibuat untuk tumbuhan yang berukuran kecil hingga sedang (Purwanti W.H, 2012). Kekurangan pada herbarium yaitu specimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh beberapa orang, biaya besar, tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh. Sedangkan kelebihan dari herbarium adalah sebagai pelengkap bahan praktikum yang bisa langsung dibawa di dalam kelas atau ruangan, cara pembuatan yang tidak terlalu sulit dan memudahkan praktikan meneliti tumbuhannya tanpa harus mengambil sampel yang baru (Izwa iztie, 2014). Herbarium Basah. Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbedap-beda. Contohnya yaitu pengawetan pada specimen buah atau bunga yang memiliki bentuk yang tebal dan tidak memungkinkan dilakukan pengawetan dengan cara koleksi kering. Larutan umum yang digunakan dalam koleksi basah diantaranya alcohol 95% sebanyak 3500 ml (70%) dan aquades 1500 ml (30%) sehingga total larutan keseluruhan adalah 5000 ml. atau larutan terdiri dari alcohol 95% sebanyak 3100 ml (62%), aquades 1050 ml (33%), dan gliserin 250 ml (5%). Specimen yang diawetkan kemudian dimasukkan dalam toples kaca. Ukuran toples disesuaikan dengan besar kecilnya specimen yang diawetkan. Pada specimen tertentu, kandungan alkohol akan berubah, sehingga harus dilakukan penggantian alkohol secara rutin (Purwanti W.H, 2012). Herbarium Kering. Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bias diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Cara membuat herbarium kering

ini yaitu pertama memilih bahan (tanaman) herbarium yang akan diawetkan. Selanjutnya bahan (tanaman) herbarium dibersikan dari kotoran yang masih melekat agar hasil herbarium maksimal. Bahan (tanaman) herbarium diletakkan di kertas koran agar kandungan air cepat kering, selanjutnya ditimpa dengan kertas koran lalu ditambahi dengan beban agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat, atau lapisi lagi dengan beberapa lembar koran, tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman ter-press dengan kuat dan tanaman menjadi cepat kering. Bahan (tanaman) herbarium selanjutnya dibiarkan minimal 2 minggu atau hingga bahan herbarium benar-benar kering dan terasa kering bila disentuh. Ganti koran dengan yang kering setiap kali koran pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang-ulang hingga tanaman benarbenar kering (Purwanti W.H, 2012). Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium. Daun atau bagian tanaman yang terlalu panjang bias dilipat. Tempelkan tanaman yang telah kering pada karton dengan menggunakan jahitan tali atau selotip. Usahakan kenampakan atas dan kenampakan bawah daun diperlihatkan. Lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book. Pasang etiketnya, lalu simpan herbarium dalam plastic setelah ditempel dan diberi data yang jelas agar tidak terinfeksi dari jamur (dapat ditambahkan serbuk naftalen) (Purwanti W.H, 2012). Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan herbarium diantaranya pengumpulan, cara mengeringkan, pengawetan dan pembuatan herbarium atau penyelesainan, seperti yang akan dijelaskan dibawah. Pengumpulan Pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan. Masukan tumbuhan kedalam halaman sebuah buku yang tebal. Ambilah terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga atau malahan yang berbuah. Buatlah sedikitnya dua sampel yang lengkap dari tiap jenis. Bagian dari tumbuhan yang besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan sedikitnya harus ada satu daun dan satu inflorescencia (susunan bunga) yang lengkap, kecuali kalau bagiannya

yang khusus masih terlalu besar. Sediakan buku untuk mencatat kekhususan seperti warna, bau, bagian dalam tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman tersebut (Purwanti W.H, 2012). Cara Mengeringkan Tumbuhan diatur diatas kertas kasar dan kering, yang tidak mengkilat, misalkan kertas Koran. Letakkan diantaranya beberapa halaman yang dobel dan sertakan dalam setiap jenis catatan yang dibuat untuk tanaman tersebut. Bisanya juga digunakan etiket gantung yang diikatkan pada bahan tumbuh-tumbuhan, yang berhubungan dengan buku catatn lapangan. Tumbuh-tumbuhan yang berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air yang mendidih. Lalu tekanlah secara perlahan-lahan. Gantilah untuk beberapa hari kertas pengering tersebut. Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat dijemur dibawah sinar matahari atau didekatkan didekat api (diutamakan dari arang). Tanaman dikatakan kering kau dirasa tidak dingin lagi dan juga terasa kaku. Diusahakan bahwa sampel terus-menerus dalam keadaan kering. Makin cepat tanaman mongering, maka makin baik warna itu yang didapat (Purwanti W.H, 2012). Pengawetan Tanaman yang dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan mudah sekali terserang jamur. Usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat kering dan jemurlah koleksi tersebut sekali-kali dibawah sinar matahari. Terhadap serangan serangga, yang juga memakan tumbuh-tumbuhan yang sangat kering, dapat dipakai bubukan belerang, naftalen, atau yang lebih baik dapat digunakan paradiklorobenzol (Purwanti W.H, 2012). Pembuatan Hebarium Tempelkan herbarium pada kertas. Tempelkan nama pada kertas. Tuliskan diatas kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies (Purwanti W.H, 2012). V. ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kamera Pensil Koran Kardus atau kertas karton tebal Gunting Lem Tali raffia Kantong plastik atau karung Bahan : 1. Sampel tumbuhan 2. Metanol VI. PROSEDUR PERCOBAAN Sampel tumbuhan ditata, dirapikan dibungkus dengan koran dan kardus

dikeringkan beberapa hari Tumbuhan kering dimounting Herbarium VII. DATA HASIL PENGAMATAN Nama Ciri-ciri - Tumbuhan I Termasuk herba Bunga berwarna kuning Tidak bergetah Daun berwarna hijau Tidak berbau

- Bunga berwarna putih Daun muda berwarna merah Daun tua berwarna hijau Tidak bergetah Tidak berbau - Daun berwarba hijau Bunga berwarna ungu Memiliki bau menyengat Berbuah, tumbuh berkelompok Termasuk herba - Daun tua berwarna hijau Daun muda berwarna merah Tumbuh individu Daun berbau Tidak memiliki bunga - Daun tua berwarna hijau Tumbuh berkelompok Berbuah (warna hijau) Daun muda berwarna merah Tumbuhan II (Kayu nasi) Tumbuhan III Tumbuhan IV Tumbuhan V (Kayu merpang)

VIII. PEMBAHASAN Pada percobaan kali ini mengenai pembuatan herbarium. Herabrium memiliki dua arti, yang pertama herbarium merupakan sebuah tempat atau sebuah lembaga yang berfungsi sebagai penyimpanan specimen tumbuhan baik kering ataupun basah dan arti yang kedua herbarium dikatakan berupa material (koleksi tumbuhan) baik basah maupun kering atau yang umum dikenal dengan specimen. Adapun tahap-tahap dari percobaan kami kali ini yang pertama memilih beberapa jenis tumbuh-tumbuhan dilapangan. Setelah didapatkan maka tumbuhan tersebut disusun dan ditata sedemikian rupa sehingga rapi. Selanjutnya diletakkan dan disusun di atas koran, ditutup dengan kertas Koran lalu dilapisi dengan kardus kemudian diikat dengan menggunakan tali rapiah. Setelah itu dikeringkan hingga dirasa tumbuhan kering. Pembungkus Koran diganti beberapa kali selama proses pengeringan, hal itu bertujuan agar sampel tumbuhan terhindar dari jamur karena

keadaan yang lembab. Setelah sampel tumbuhan tersebut kering maka specimen kering tersebut dimounting. Mounting merupakan proses menempelkan specimen herbarium pada kertas mounting atau merekatkan dengan menggunakan lem khusus yang telah diawetkan. Adapun kertas mounting yang dapat diguanakn yaitu kertas karton manila putih ataupun karton tick. Pada umumnya herbarium ini bertujuan untuk mengoleksi beberapa jenis tumbuhan karena dengan semakin banyak tumbuhan yang telah dikoleksi maka akan semakin memudahkan kita dalam memberi nama ilmiah dari suatu jenis tumbuh-tumbuhan. Kegunaan herbarium lainnya diantaranya sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran, sebagai media penelitian, sebagai alat bantu identifikasi, sebagai bukti adanya keanekaragaman, sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen baru dan dapat digunakan untuk pertukaran herbarium antar daerah dan negara. Namun herbarium ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya specimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual. IX. KESIMPULAN 1. Herbarium merupakan material (koleksi tumbuhan) baik basah maupun kering yang umum dikenal dengan specimen. 2. Mounting merupakan proses menempelkan specimen herbarium pada kertas mounting atau merekatkan dengan menggunakan lem khusus yang telah diawetkan 3. Kertas mounting yang dapat diguanakan yaitu kertas karton manila putih ataupun karton tick. 4. Kegunaan herbarium diantaranya sebagai media penelitian, sebagai alat bantu identifikasi, sebagai bukti adanya keanekaragaman. 5. Kekurangan herbarium diantaranya specimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA Iztie, Izwa. 2014. Pengertian Herbarium. (online). www.slideshare.net, diakses tanggal 26 April 2015 pukul 10:34 WIB. Luvia, Dian. 2014. Herbarium. (online). www.slideshare.net, diakses tanggal 27 April 2015 pukul 09:32 WIB. W.H, Purwanti. 2012. Herbarium. (online). staff.uny.ac.id, diakses tanggal 26 April 2015 pukul 09:57 WIB.