I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

Bab 4 P E T E R N A K A N

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

KATA PENGANTAR. Dukungan Data yang akurat dan tepat waktu sangat diperlukan. dan telah dilaksanakan serta merupakan indikator kinerja pembangunan

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

I. PENDAHULUAN. Sumber :

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

I. PENDAHULUAN. Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan. Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein

tentang Prinsip-prinsip Pembuatan Kandang dan Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Macam-macam Kandang. Modul empat, membahas materi Sanitasi dan

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan akan bahan makanan asal hewan dari hari ke hari terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat gizi bagi kehidupan manusia. Daging, telur dan susu merupakan bahan pangan hewani berkualitas tinggi karena mengandung protein yang tersusun dari asam amino essensial yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh atau pun digantikan oleh sumber makanan lain seperti sayur-sayuran, biji-bijian dan buah-buahan (protein nabati). Selain itu protein hewani mempunyai peranan untuk membangun tubuh dan fungsi susunan syaraf serta menggantikan bagian-bagian tubuh yang rusak. Mengkonsumsi cukup protein hewani dapat meningkatkan produktivitas kerja, konsentrasi berpikir dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Umumnya orang yang mendapatkan makanan berprotein tinggi dalam berbagai variasi makanannya akan memperlihatkan pertumbuhan yang cepat, daya tahan yang kuat dan cerdas dibandingkan dengan orang yang mengkonsumsi makanan rendah protein hewani. Sebaliknya orang yang mengkonsumsi makanan rendah protein asal hewan cenderung mengalami daya tahan tubuh yang rendah. Rata-rata konsumsi protein di Indonesia masih kurang dibandingkan dengan negara lain di Asia, sesuai kebutuhan konsumsi standard WHO sekitar 12 gram per kapita per hari. Di Indonesia rata-rata konsumsi protein baru mencapai 4,08 gram/kapita/hari pada tahun 2001 dari target 7 gram/kapita/hari. Peranan sub sektor peternakan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam penyediaan pangan bergizi yang berasal dari hewan ternak. Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia di satu sisi akan menyebabkan peningkatan kebutuhan makanan, terutama daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Daging ayam broiler merupakan salah satu daging ayam yang menjadi pilihan utama oleh masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan daging ayam broiler memiliki kandungan gizi yang baik, terutama kandungan

protein dan kadar air yang tinggi serta kadar lemak dan kolesterol yang rendah dibanding dengan daging dari jenis ternak yang lain. Perbandingan beberapa kandungan nutrisi berbagai macam ternak dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Kandungan Gizi pada Beberapa Jenis Daging Jenis Daging Protein (%) Air (%) Lemak (%) Kolesterol (mg) Ayam 23.40 73.70 1.90 60 Kambing 19.50 71.50 7.50 70 Sapi 21.50 69.50 7.50 - Babi 19.50 69.50 9.50 70 Balai Besar Industri Hasil Pertanian,2000 dalam Trobos, edisi Desember 2003 Industri ayam broiler di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik, walaupun sempat diperkirakan industri ayam broiler akan mengalami kelumpuhan akibat dari kasus flu burung yang menyerang unggas di Indonesia, ternyata berkat kerja sama antar semua pihak baik dari lingkungan pemerintah, perusahaan peternakan dan masyarakat kasus ini dapat diatasi dengan baik. Kasus flu burung yang terjadi pada tahun 2004 mengakibatkan masyarakat takut mengkonsumsi ayam broiler sehingga konsumsi daging ayam broiler pada tahun 2004 mengalami penurunan. Akibat dari konsumsi terhadap daging ayam broiler menurun maka populasi ayam broiler pada tahun 2004 mengalami penurunan. Perkembangan populasi ayam broiler di Indonesia serta perbandingan populasi beberapa jenis unggas di Indonesia dapat di lihat pada Tabel 2. Tabel 2. Populasi Unggas di Indonesia 2003 2007 (dalam ribu ekor) No Jenis Unggas 2003 2004 2005 2006 2007 1 Ayam Broiler 847.743 778.969 811.188 797.527 920.851 2 Ayam Buras 277.357 276.989 278.953 291.085 317.420 3 Ayam Petelur 79.206 93.415 84.790 100.201 106.941 4 Itik 33.862 32.572 32.405 32.480 34.093 Sumber : Buku Statistik Peternakan (2007) 2

Berdasarkan Tabel 2 dapat di lihat bahwa populasi unggas selama lima tahun (2003-2007) cenderung meningkat, jumlah populasi unggas yang paling besar adalah populasi ayam broiler. Pertumbuhan populasi ayam broiler meningkat paling cepat dibanding unggas lain, pada tahun 2007 terjadi peningkatan populasi ayam broiler sebanyak 123.324.000 ekor atau kenaikan populasi sebesar 15.46 % dari tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya jumlah populasi unggas di Indonesia, maka jumlah produksi daging unggas di Indonesia mengalami peningkatan. Perkembangan produksi daging unggas di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Produksi daging Unggas di Indonesia 2003 2007 (ton) No Jenis Unggas 2003 2004 2005 2006 2007 1 Ayam Broiler 771.112 846.097 779.108 861.263 918.479 2 Ayam Buras 298.516 296.421 301.427 341.254 349.020 3 Ayam Petelur 48.146 48.376 45.193 57.631 63.471 4 Itik 21.249 22.211 21.351 24.531 25.264 Sumber : Buku Statistik Peternakan (2007) Di wilayah Jawa Barat, jumlah populasi ayam broiler mengalami perkembangan yang cenderung meningkat. Wilayah Jawa Barat merupakan daerah penghasil daging ayam broiler terbesar di Indonesia. Hal ini didukung oleh kondisi lingkungan Jawa Barat yang sesuai untuk budidaya ayam broiler. Selain itu didukung juga oleh adanya perusahaan pakan dan pembibitan ayam di Jawa Barat, sehingga memudahkan peternak dalam proses budidaya ayam broiler. Wilayah Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang memiliki populasi unggas terbesar di Indonesia karena selain untuk memenuhi kebutuhan daging untuk wilayah Jawa Barat juga merupakan penyuplai daging untuk kebutuhan masyarakat Jakarta. Perkembangan populasi ayam broiler serta unggas lainnya di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 4. 3

Tabel 4. Populasi Unggas di Jawa Barat 2003 2007 (dalam ribu ekor) No Jenis Unggas 2003 2004 2005 2006 2007 1 Ayam Broiler 296.160 328.015 352.434 343.954 369.121 2 Ayam Buras 31.294 30.779 30.989 29.319 31.354 3 Ayam Petelur 8.446 9.720 10.169 10.351 10.375 4 Itik 4.952 4.880 5.305 5.296 5.442 Sumber : Buku Statistik Peternakan (2007) Populasi ayam broiler di Jawa Barat mengalami peningkatan. Pada Tabel 4 dapat di lihat populasi ayam broiler dari tahun 2003 hingga tahun 2007 cenderung meningkat. Peningkatan populasi ayam broiler yang paling tinggi terjadi pada tahun 2007, sebesar 25.167.000 ekor atau meningkat 7.3% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan populasi unggas yang ada di Jawa Barat, khususnya ayam broiler akan menyebabkan peningkatan produksi daging ayam broiler di Jawa Barat. Produksi daging unggas di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Produksi Daging Unggas di Jawa Barat 2003 2007 (ton) No Jenis Unggas 2003 2004 2005 2006 2007 1 Ayam Broiler 242.990 263.397 259.749 276.195 291.719 2 Ayam Buras 28.969 28.492 28.687 27.140 27.683 3 Ayam Petelur 4.521 5.203 5.443 5.541 5.652 4 Itik 3.102 3.057 3.323 3.318 3.384 Sumber : Buku Statistik Peternakan (2007) Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa produksi daging ayam broiler, daging ayam petelur dan daging itik cenderung mengalami peningkatan. Sebaliknya produksi daging ayam buras cenderung mengalami penurunan. Produksi daging unggas yang paling besar di Jawa Barat adalah daging ayam broiler dan yang paling sedikit adalah daging itik. Produksi daging ayam broiler dari tahun 2003 2007 mengalami peningkatan sebanyak 48.729.000 kg atau meningkat sebesar 20.05%. 4

Berkembangnya industri ayam broiler tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi protein hewani, hal ini dapat dibuktikan dengan naiknya tingkat konsumsi daging ayam. Pada tahun 2005 ratarata konsumsi daging ayam orang Indonesia sebesar 5,18 kg/ kapita/ tahun, atau meningkat sebesar 29.5% dari rata-rata nasional konsumsi daging ayam orang Indonesia pada tahun 2001 sebesar 4,00 kg/ kapita/ tahun (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Berdasarkan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh industri ayam broiler, serta dengan meningkatnya tingkat konsumsi daging orang Indonesia menyebabkan usaha ayam broiler menjadi daya tarik bagi peternak atau perusahaan untuk usaha di industri ayam. Salah satu perusahan yang tertarik usaha di industri ayam broiler adalah perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF). 1.2. Perumusan Masalah Tunas Mekar Farm (TMF) merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang budidaya serta penjualan ayam hidup yang terdapat di wilayah Bogor. TMF dipilh sebagai tempat penelitian karena perusahaan ini bergerak di sektor penjualan ayam hidup serta merupakan salah satu perusahaan yang memiliki perkembangan yang cukup baik dalam industri ayam broiler di daerah Bogor. Perusahaan TMF membagi konsumennya menjadi dua, yaitu konsumen tetap dan tidak tetap. Konsumen tetap yaitu konsumen yang melakukan pemesanan secara kontinyu, sedangkan konsumen tidak tetap yaitu konsumen yang tidak melakukan pemesanan secara kontinyu. Konsumen tetap cenderung memesan ayam broiler dengan ukuran dan jumlah ayam yang sama, sedangkan untuk konsumen tidak tetap memesan ayam broiler dengan berbagai macam ukuran dan jumlah kiloan ayam. Permintaan konsumen tersebut tidak konstan atau selalu berubah, karena dipengaruhi oleh perubahan kondisi lingkungan, misalkan perubahan harga, selera masyarakat dan pendapatan masyakat, sehingga penjualan perusahaan selalu berubah-ubah. Ayam broiler hidup merupakan komoditas pertanian yang memiliki sifat tidak tahan lama untuk di jual, sehingga fluktuasi harga yang terjadi pada ayam broiler hidup cukup tinggi. Periode waktu penjualan ayam broiler hidup sekitar 5

lima hari setelah panen di mulai, hal ini menyebabkan tekanan terhadap harga jual cukup kuat sehingga jika ukuran ayam terlalu besar akan lebih sulit untuk di jual. Untuk lebih jelasnya perkembangan penjualan ayam perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. Perkembangan Penjualan Ayam Broiler pada Perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) dari tahun 2006 2009 (dalam Kg) Bulan 2006 2007 2008 2009 Januari 590.568 830.187 586.879 736.847 Februari 724.755 631.393 592.847 744.656 Maret 767.706 727.648 769.898 859.674 April 734.367 655.267 702.246 805.745 Mei 739.185 729.272 926.561 986.547 Juni 847.996 778.914 829.655 847.658 Juli 629.937 681.061 861.882 887.682 Agustus 635.577 816.447 879.627 898.675 September 735.014 742.489 791.379 798.768 Oktober 627.299 679.929 868.278 913.850 November 786.500 598.778 754.163 824.866 Desember 642.644 634.098 938.229 998.768 Sumber : Tunas Mekar Farm, 2010. Perubahan permintaan daging ayam broiler pada suatu perusahaan merupakan hal yang umum terjadi. Perubahaan permintaan ini terjadi karena konsumsi masyarakat yang berubah, fluktuasi harga yang terjadi pada ayam broiler serta tingkat persediaan (stock) yang dimiliki oleh perusahaan dalam industri ayam broiler. Ketiga faktor ini merupakah hal yang paling utama yang dapat mempengaruhi penjualan ayam broiler suatu perusahaan. Tingkat persediaan (stock) merupakan satu faktor yang dapat diatur oleh perusahaan, sedangkan fluktuasi harga dan perubahan konsumsi masyarakat merupakan faktor yang tidak dapat diatur oleh perusahaan. Oleh karena itu untuk mengantisipasi fluktuasi harga dan permintaan masyarakat terhadap ayam broiler yang selalu berubah, maka salah satu tindakan 6

yang dapat dilakukan perusahaan adalah perusahaan perlu melakukan peramalan penjualan. Peramalan penjualan ini diperlukan perusahaan karena selama ini perusahaan belum melakukan peramalan secara kuantitatif, sehingga kebijakan yang dilakukan perusahaan hanya berdasarkan intuisi dan pengalaman pemilik perusahaan. Selain itu peramalan kuantitatif yang akan dilakukan ini dapat dijadikan landasan umum bagi perusahaan dalam menghadapi berfluktuasinya harga daging ayam serta permintaan daging ayam yang terjadi di Tunas Mekar Farm. Berfluktuasinya harga ayam yang terjadi di Tunas Mekar Farm (TMF) dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah penawaran ayam broiler yang dimiliki oleh Tunas Mekat Farm dan harga yang berlaku di Tunas Mekar Farm (TMF). Harga rata-rata ayam broiler Tunas Mekar Farm (TMF) dari tahun 2006-2008 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Harga Rata-Rata Ayam Broiler pada Perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) dari 2006-2009 (dalam Rupiah) Bulan 2006 2007 2008 2009 Januari 7.699 5.771 9.246 12.120 Februari 7.510 6.349 10.322 12.984 Maret 7.689 8.095 11.123 12.462 April 7.796 10.048 11.866 12.149 Mei 8.599 8.908 11.494 12.675 Juni 8.100 9.364 11.262 12.452 Juli 9.710 10.880 13.009 13.468 Agustus 10.316 10.533 13.875 13.673 September 10.206 10.514 14.146 13.795 Oktober 10.783 9.731 13.422 12.816 November 8.671 8.915 12.267 12.314 Desember 7.139 8.919 11.238 12.576 Sumber : Tunas Mekar Farm, 2010. 7

Berdasarkan Tabel 7 dapat di lihat bahwa harga rata-rata ayam broiler pada perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) mengalami fluktuasi yang cukup besar. Harga ayam terendah terjadi pada bulan Januari 2007 yaitu sebesar Rp.5.771 per kilogram, salah satu penyebab rendahnya harga ayam pada bulan Januari 2007 karena kasus flu burung yang menyerang Indonesia untuk ke dua kalinya. Akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama, sekitar bulan April harga ayam kembali normal yaitu Rp.10.048 per kilogram. Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Bagaimana pola data penjualan dan harga ayam hidup pada perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF)? 2. Metode peramalan apa yang akan digunakan dalam peramalan penjualan dan harga ayam hidup perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF)? 3. Bagaimana peramalan penjualan dan harga ayam hidup perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) 12 bulan ke depan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tentang peramalan penjualan dan harga ayam hidup perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi pola data penjualan dan harga ayam hidup perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) 2. Memilih metode yang paling baik untuk meramalkan penjualan dan harga ayam hidup perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) 3. Memperoleh ramalan penjualan dan harga ayam hidup perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) dengan menggunakan metode yang paling baik 1.4. Kegunaan Penelitian penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan, diantaranya : 1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan membuat suatu perencanaan produksi. 8

2. Bagi peneliti, penelitian menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas mengenai industri ayam broiler. 3. Bagi pembaca, penelitian memberikan bahan bacaan yang bermanfaat, dan diharapkan mampu menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya membahas peramalan penjualan dan harga ayam broiler dari sisi perusahaan. Penelitian ini akan menghasilkan metode peramalan yang terakurat untuk perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) dalam periode waktu 12 bulan ke depan. Melalui adanya teknik peramalan yang terakurat diharapkan dapat meramalkan volume penjualan dan harga ayam broiler pada masa yang akan datang dengan baik. 9