BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PKMRS PADA PENYULUHAN KELOMPOU BAGI RS SWANTA SE JABAR BANDUNG, 5 JULI Dr. Henni Djuhaeni, MARS

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pelayanan gizi yang bermutu terutama dalam menyediakan makanan

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN


GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) merupakan upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB I LATAR BELAKANG

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. TERAPI GIZI MEDIK DAHULUNYA DIKENAL DENGAN ISTILAH TERAPI DIET (DIETARY

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pelayanan tetap bermutu (Thakur, et al., 2008). Menurut Donabedian (1966), terdapat tiga aspek penting dalam meningkatkan mutu fasilitas pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

Agreement Analysis of Energy and Protein Contents during Medical Nutrition Therapy at Sanglah Hospital Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terapi gizi medik dahulunya dikenal dengan istilah terapi diet (dietary

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya ini diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan tersebut menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit, yang merupakan salah satu sarana kesehatan dan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (DEPKES RI, 2004). Menurut pandangan ekonomi, rumah sakit adalah organisasi penyedia layanan jasa, dan pasien adalah konsumen atau pemakai pelayanan jasa kesehatan. Dalam perkembangannya banyak berdiri rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Tanpa disadari mereka bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara yang lainnya, baik di bidang pelayanan, peralatan teknologi kedokteran maupun harga jual jasa pelayanan kesehatan. Peran rumah sakit sebagai penjual jasa dituntut untuk selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan perlunya peningkatan pelayanan kesehatan. Untuk keperluan tersebut, diperlukan dana 1

2 yang tidak sedikit, sehingga dana kemampuan sendiri perlu dioptimalkan baik yang berasal dari penjualan barang maupun dari penjualan jasa. Pelayanan kesehatan rumah sakit yang paripurna bagi seorang pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan, memerlukan tiga jenis asuhan yaitu asuhan medik, asuhan keperawatan, dan asuhan gizi. Tujuan utama asuhan gizi adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal, baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat inap maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan. Agar kegiatan asuhan gizi dapat berjalan dengan optimal, maka perlu dukungan pimpinan rumah sakit, komite medik, dan staf serta adanya koordinasi dan komunikasi antar anggota tim (DEPKES RI, 2005). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito merupakan rumah sakit umum tipe A di Yogyakarta. Salah satu pelayanan yang diberikan oleh RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah pelayanan pasien rawat inap. Berdasarkan data sekunder tahun 2009-2010 ternyata jumlah pasien rawat inap khususnya pasien hipertensi dan Diabetes Mellitus (DM) sangat besar dari waktu ke waktu. RSUP Dr. Sardjito sebagai rumah sakit rujukan harus siap menampung pasien dari masyarakat di daerah Yogyakarta, Jawa tengah bagian selatan, timur, dan barat. Khususnya untuk pasien DM dan hipertensi yang mempunyai prevalensi tinggi, sangat memerlukan upaya khusus yang dilakukan oleh rumah sakit. Kesalahan yang disebabkan oleh unsur rumah sakit yang terkait dalam melayani kesehatan pasien-pasien tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan kesehatan pasien. Masa penyembuhan pasien rawat inap DM dan hipertensi sangat dipengaruhi oleh pemberian obat dan diet yang diberikan oleh rumah sakit (McWhirter dan Pennington, 1994).

3 Dalam tabel monitoring obyektif instalasi gizi RSUP Dr. Sardjito periode Januari-Juni 2010 untuk pasien VIP dari perspektif proses internal dengan obyektif ketepatan dalam produksi makanan ditetapkan target terukur Acceptable Quality Level 95% (Prawiningdyah, 2010 a ). Untuk mencapai target terukur di atas perlu upaya yang maksimal seperti dengan pemberian labeling pada alat makan pasien. Upaya tersebut dilakukan dengan harapan dapat memperkecil atau menghindarkan kesalahan yang dapat terjadi pada pemberian diet pasien hipertensi dan DM. Berdasarkan observasi awal yang diperoleh dari data sekunder tentang Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet RSUP Dr. Sardjito periode Januari-Juni 2010, diperoleh keterangan yang menunjukkan bahwa ketepatan pemberian diet adalah 100% tepat (Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito, 2010 a ). Angka tersebut diketahui dari indikator yang ada di dalam laporan dalam bentuk tepat dan tidak tepat, namun data hanya diambil dengan pengamatan secara umum. Laporan secara pasti yang menunjukkan data kuantitatif dalam bentuk penimbangan setiap komponen menu pada alat makan pasien belum ada. Selain itu dalam laporan tersebut perlu dilengkapi dengan adanya indikator yang secara spesifik menunjukkan jenis diet. Hasil tersebut perlu terus dipertahankan sesuai dengan berjalannya waktu. Untuk itu upaya labeling pada alat makan yang sudah dilakukan harus diikuti dengan adanya evaluasi yang berkesinambungan. Dengan adanya evaluasi ini diharapkan membantu dalam pengembangan ilmu terhadap baik tidaknya sistem labeling yang telah berjalan sehingga apakah masih memerlukan pengembangan sistem pada labeling dan proses pemorsian pada pasien dengan diet khusus. Evaluasi ini dapat berupa antara lain melihat

4 hubungan labeling pada alat makan pasien yang sudah dijalankan selama ini di Instalasi Gizi RSUP Sardjito dengan ketepatan diet DM dan RG. Evaluasi ini akan sangat besar artinya bagi instalasi gizi RSUP Sardjito, karena secara operasional kesehariannya, penyajian makanan harus dilakukan dalam waktu yang serempak untuk jumlah pasien yang begitu besar. Upaya labeling sesungguhnya juga sudah dilakukan di suatu rumah sakit umum daerah di Yogyakarta namun belum pernah ditindaklanjuti dengan upaya kuantifikasi data yang sesungguhnya. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai : Hubungan Labeling Pada Alat Makan Pasien Dengan Ketepatan Diet DM dan RG yang Diberikan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito. 2. Perumusan Masalah Bagaimana hubungan labeling pada alat makan pasien dengan ketepatan diet Diabetes Mellitus (DM) dan Rendah Garam (RG) yang diberikan di instalasi gizi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? 3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Mengetahui hubungan labeling pada alat makan pasien dengan ketepatan diet Diabetes Mellitus (DM) dan Rendah Garam (RG) yang diberikan di instalasi gizi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui ketepatan pemberian makanan pokok (nasi, tim, bubur, dan kentang) pada diet DM. 2. Mengetahui ketepatan pemberian garam dapur pada diet RG.

5 3. Mengetahui ketepatan labeling pada alat makan untuk pasien kelas I, II, dan III di RSUP Dr. Sardjito. 4. Manfaat Penelitian a. Bagi Rumah Sakit / Instalasi Gizi Sebagai kontrol secara kuantitatif terhadap pelaksanaan pemberian diet DM dan RG sehingga dapat dilakukan langkah-langkah untuk penyempurnaan yang berkesinambungan. b. Bagi Peneliti Menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan dalam aplikasi praktek di lapangan, khususnya untuk kasus ketepatan diet bagi penderita Diabetes Mellitus dan hipertensi. 5. Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan labeling pada alat makan pasien dengan ketepatan diet Diabetes Mellitus (DM) dan Rendah Garam (RG) yang diberikan di instalasi gizi RS. Dr. Sardjito Yogyakarta belum pernah dilakukan. Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Heimbach dan Stokes (1982), meneliti tentang Nutrition Labeling and Public Health : Survey of American Institute of Nutrition Members, Food Industry, and Consumers. Persamaan dengan penelitian ini adalah membahas pentingnya penggunaan labeling pada makanan sedangkan perbedaannya adalah observasi dilakukan untuk anggota sekolah nutrisi di Amerika, industri makanan, dan konsumen.

6 2. Roberto dkk., (2009), meneliti tentang Evaluating the Impact of Menu Labeling on Food Choices and Intake. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang dampak dari labeling makanan sedangkan perbedaannya adalah observasi dilakukan pada pengunjung restoran dan dampak dari labeling adalah pemilihan menu dan asupan makanan pengunjung restoran.