masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

dokumen-dokumen yang mirip
kepada mahasiswa, pengembangan dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Visi, misi dan tujuan pengembangan dosen yunior bara sebatas

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

bagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi hasil penelitian. Pokok-pokok kesimpulan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

berkepentingan, khususnya perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja gum di SLTP Negeri Kota Bandung. Rekomendasi berisi beberapa

pengelolaan sekolah dasar yang bermutu, merupakan profit

dilingkungan UNM pada umumnya gaya kepemimpinan yang diterapkan cendemng membentahukan dan menjajakan kepada dosen. Gaya kepemimpinan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

religius dan berorientasi pada pengembangan agribisnis dan pariwiasata". Misi ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi.

melaksanakan tugas. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa wujud

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut. sebelumnya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASl, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pennasalahan yang diteliti, yaitu bagaimana pengelolaan work

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan urgensi

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

yang ada sangat tergantung pada kualitas dan kreativitas pengajar di

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kota.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB I PENDAHULUAN. anggota yang berfungsi didalamnya guna melaksanakan tugas-tugas dan

adalah memfasilitasi guru-guru agar dapat melaksanakan tugas

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam bab terakhir ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran selaras

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kepala Sekolah SMA Masehi Jepara dalam kaitangnya dengan kompetensi kepemimpinan.

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASl. Pada Bab terakhir ini dikemukakan beberapa kesimpulan, implikasi dan

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka diperoleh kesimpulan :

pramuka adalah tentang memberikan kesempatan pada warga belajar untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan pengajaran), upaya pembinaan kemampuan profesional guru-gum, sistem pengelolaan sarana dan prasarana dan hambatan-hambatan yang ditemui dalam rangka operasionalisasi manajemen sekolah dan alternatif solusinya. Kemudian pada Bab V dilakukan pembahasan hasil penelitian terutama mengenai isu-isu yang dianggap menonjol dalam temuan penelitian. Berikut ini dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian menumt kelompok bagian terdahulu. 1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah Gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat diketahui dari visi dan misi kepala sekolah, upaya penciptaan iklim yang kondusif, program-program sekolah dan operasionalisasi manajerial kepala sekolah. a. Visi dan misi kepala sekolah Visi dan misi sekolah secara konseptual telah dirumuskan dalam rencana strategis SMUN 5 Bandung. Namun secara umum dalam hal ini dikemukakan oleh kepala sekolah, bahwa visi sekolah di masa mendatang menjadikan sekolah Menengah Umum Negeri Lima ini sekolah unggul. Unggul dalam segala bidang baik pencapaian tujuan kognitif, afektif dan 183

psikhomotor. Sedangkan misinya adalah : melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif; mengembangkan dan meningkatkan ajaran agama sebagai pedoman hidup; menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif; menjalin hubungan baik dengan instansi lain secara langsung maupun tidak langsung. b. Upaya menciptakan iklim yang kondusif Iklim kerja yang beriangsung adalah suasana keterbukaan, penuh kekeluargaan dan rasa kebersamaan. Iklim kerja seperti ini belum terwujud 100%. Karena masih ada antara guru yang bersaing tidak sehat, dimana antar sesama gum saling menjatuhkan satu sama lain, meskipun ini belum mempengamhi lancarnya suatu organisasi. c. Program sekolah dan operasionalisasi manajerial kepala sekolah dalam mengembangkan program di sekolah telah dilaksanakan, namun belum secara kuat menunjukkan operasionalisasi manajerial pada manajemen berbasis sekolah. Manajemen yang ada lebih berorientasi pada penyelesaian tugas-tugas mtin, menggugurkan kewajiban-kewajiban atau implementasi instmksi-instruksi atasan dari pada mendorong terwujudnya usaha pelaksanaan suatu inovasi baik di tingkat sekolah maupun di tingkat kelas / pengajar. 2. Manajemen kinerja kepala sekolah, dapat diketahui dari: a. Sistem pelayanan administratif yang berkaitan dengan pengorganisasian kelembagaannya, mekanisme pelayanan dan bentuk-bentuk administratif yang diberikan. 184

1) Pengorganisasian kelembagaan Organisasi kelembagaan sekolah telah ditetapkan berdasarkan standar yang berlaku, sifatnya sederhana dan konvensional. Setiap posisi sadar akan tugas masing-masing, namun bekerja berdasarkan rutinitas, meskipun telah ada tekanan-tekanan terhadap peningkatan pelayanan penyelenggaran pendidikan. 2) Mekanisme bentuk-bentuk pelayanan administrasi sekolah Mekanisme pelayanannya berpusat pada kepala sekolah sebagai otoritas tertinggi di sekolah, selanjutnya dapat didelegasikan kepada gum-gum dan staf sekolah lainnya. Bentuk-bentuk pelayanan administrasi sekolah ditekankan pada pelayanan terhadap gum tentang jenjang karimya dan pelayanan terhadap murid dalam hal pelaksanaan PBM di kelas. Secara administratif bentuk-bentuk pelayanan administrasi sekolah sudah sangat mencukupi, seperti : penyediaan fasilitas KBM; pengarahan dan dorongan untuk memanfaatkan peluang mengikuti kegiatan akademis; program yang memungkinkan siswa mengembangkan bakat potensial baik di dalam maupun di luar KBM formal, namun demikian semua itu masih belum menampilkan program yang memungkinkan gum mengembangkan bakat potensial di luar KBM formal. b. Sistem penyelenggaraan proses pendidikan (proses pembelajaran dan pengajaran). 1) Aktivitas gum-gum dalam proses pembelajaran 185

Aktivitas gum dalam proses pembelajaran kurang menguntungkan dalam tampilan mendemontrasikan khazanah metode, kemampuan gum untuk mendorong partisipasi siswa, kemampuan guru dalam mengorganisasi waktu. Sedangkan tingkat aktivitas murid adalah berdasarkan pada aktivitas gum. 2) Bentuk-bentuk kegiatan yang telah diupayakan dalam rangka pembelajaran dan pengajarana meaningful. Upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang meaningful adalah melalui pendekatan individual dan kemasyarakatan untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam dukungan belajar para siswa. c. Upaya pembinaan kemampuan profesional gum 1) Pandangan gum-gum terhadap tugas dan profesinya. Tugas dan profesi kependidikan mempakan tugas mtin yang hams dijalani oleh para gum. Namun demikian pandangan gum-gum terhadap tugas dan profesinya kurang bermutu. Dalam pelayanan pendidikan pada tahap pelaksanaan pembelajaran terlihat kurang kreatif, karena tidak berpedoman pada persiapan atas perencanaan yang matang. Gum-gum telah membuat persiapan pengajaran namun tidak digunakan dalam proses belajar mengajar. 2) Bentuk-bentuk kegiatan yang diupayakan dalam meningkatkan profesional gum.

Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada guru untuk mengikuti program S2 dan S3, penataran dan lokakarya, seminar guru, rapat rutin untuk membicarakan masalah-masalah pengajaran dan upaya pemecahannya. J ) Peran kepala sekolah dalam upaya profesionalisasi guru. Kepala sekolah lebih bersifat instruktif dalam melakukan pembinaannya tapi kurang memiliki visi yang jelas terhadap program pembinaan profesional gum-guru. d. Pengelolaan sarana dan prasarana 1) Pemanfaatan fasilitas fisik dalam rangka menunjang kinerja manajemen sekolah dan proses pendidikan. Semua fasilitas fisik yang tersedia telah dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Namun keadaannya tidak begitu baik, karena ratio siswa dengan fasilitas yang tersedia belum seimbang. 2) Kontribusi lingkungan non fisik dalam rangka menunjang kinerja manajemen sekolah dan proses pembelajaran. Lingkungan non fisik menunjang manajemen dan proses pembelajaran cukup mendukung. Namun karena kekurangan transparansi dan sosialisasi kepala sekolah tentang manajemen sekolah yang ia pimpin kepada Komite Sekolah menyebabkan mereka tidak dapat melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pendidikan. 187

3. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam rangka operasionalisasi manajemen sekolah dan alternatif solusinya. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam rangka melaksanakan manajemen berbasis sekolah adalah: a. Kurangnya sumber daya pendidikan, hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan kemampuan manajemen kepala sekolah secara profesional, uji profesi dan sertifikasi kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah secara terbuka. b. Transparansi manajemen. Menciptakan iklim dan budaya keterbukaan dalam manajemen sekolah perlu dilakukan oleh kepala sekolah. Dengan transparansi atau keterbukaan dewan sekolah dapat mengontrol langsung penyelenggaraan pendidikan, sehingga berbagai penyimpangan dapat dicegah dan target sekolah yang unggul dapat tercapai. c. Akuntabilitas atau pertanggung jawaban Kurangnya pertanggung jawaban dari kepala sekolah kepada stakeholder pendidikan. Hal ini dapat diatasi melalui dengan melaksanakan fungsifungsi manajemen dalam kepemimpinannya. d. Hambatan yang berkenaan dengan masalah pribadi dapat diatasi dengan mengadakan komunikasi secara kekeluargaan. e. Adanya kebijakan yang tidak kondusif, dapat dipecahkan dengan menemskan kebijakan-kebijakan tertentu yang dapat menguntungkan semua pihak yang dihasilkan dari hasil musyawarah. 188

Kesimpulan Yang Meaningful 1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan unsur penting yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Gaya kepemimpinan ini diwujudkan kepala sekolah dalam usaha pencapaian visi dan misi; upaya menciptakan iklim yang kondusif dan melaksanakan manajemen berbasis sekolah dengan sungguh-sungguh dan profesional. 2. Sistem pelayanan administratif yang dijalankan secara baik akan menghasilkan siswa yang berkualitas baik pada kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Begitu juga dengan gum, guru akan dapat mengembangkan bakat potensial baik dalam kegiatan belajar mengajar formal akan mencerminkan kesejahteraan gum itu sendiri. 3. Sistem penyelenggaraan proses pendidikan bermuara pada kinerja guru yang profesional dalam mengemban tugas transformasi ilmu pengetahuan. Kinerja gum ini akan menimbulkan implikasi pada mutu hasil pembelajaran yang bennuara pada hasil pendidikan yang berkualitas. 4. Program peningkatan kemampuan gum yang didasarkan oleh visi yang jelas dan perencanaan yang matang akan berdampak pada pelaksanaan program secara efektif dan efisien dan menghasilkan tenaga gum yang profesional. 5. Pemanfaatan fasilitas fisik yang baik akan menghasilkan keseimbangan antara fasilitas yang tersedia dengan kebutuhan siswa itu sendiri dan akan berimplikasi padaterukurnya mutu layananpendidikan. 189

B. Rekomendasi Kajian yang dilakukan tentang kinerja manajemen sekolah membuahkan mmusan bahwa kinerja manajemen kepala sekolah perlu ditingkatkan lagi. Rendahnya mutu manajemen sekolah yang ditampilkan oleh pemimpin lembaga disebabkan oleh berbagai faktor yang mencakup kompetensi kepala sekolah, kompetensi gum, pola kepemimpinan yang tradisional. Sehubungan dengan itu, ada beberapa rekomendasi yang diarahkan kepada pihak-pihak tertentu. 1. Kepada pimpinan lembaga dalam hal ini kepala sekolah beserta stafnya agar menghidupkan semangat kerja yang berorientasi pada mutu. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang berorientasi dan mencerminkan kebersamaan, serta memberikan suri tauladan dalam pelaksanaan tugas seharihari. 2. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan innovative dan feasible tentang manajemen mutu pendidikan dan pengembangan pengajaran di kelas, maka para pendidik profesional perlu memikirkan dan meresponnya. Sekolah tidak cukup menciptakan iklim yang penuh kekeluargaan dan kebersamaan; melaksanakan pelayanan-pelayanan administrasi sekolah yang dianggap telah menggugurkan kewajiban, tanpa disertai tentangan akan tugas-tugas bam yang penting untuk direspon. 3. Disarankan kepada gum agar dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas pokok yang diemban. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran bahwa pelaksanaan tugas mengajar akan dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan dan keyakinan keagamaan. 190

Tanggung jawab yang berdasarkan peraturan akan dilakukan di hadapan manusia, sedangkan tanggung jawab berdasarkan keyakinan agama Islam yang menjadi pegangan hidup, akan dilakukan di hadapan Allah SWT. 4. Selain itu disarankan pula kepada gum agar bemsaha meningkatkan ilmu pengetahuan supaya dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengupayakan pendidikan lanjutan (Pascasarjana) atau berpartisipasi dalam berbagai peluang pelatihan, atau paling tidak dilakukan dengan meningkatkan aktivitas konsultasi pada literatur. 5. Pemanfaatan lingkungan non fisik sekolah, nampaknya masih perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Hal yang bersifat indikatif untuk keperluan efektivitas dan efisiensi manajemen mutu pendidikan, memerlukan usaha manager dan instansi penyelenggaraan sekolah. Pelaksanaan berbagai kegiatan pengembangan guru di lembaga sendiri, pihak lembaga sepantasnya memainkan peran sebagai pemegang kontrol secara bijaksana. 6. Manajemen berbasis sekolah akan lebih efektif pelaksanaannya apabila upaya manajemen kepala sekolah yang didasarkan pada pemilikan kompetensi keilmuan dibidang manajemen. Konsep pendayagunaan gum menuntut agar sumber daya manusia yang dimiliki sebaiknya dimanfaatkan secara maksimal sehingga tidak terjadi fenomena tenaga yang berkompetensi tidak dimanfaatkan sementara tenaga yang tidak mempunyai kewenangan dipaksakan pemakaiannya. 191

C. Implikasi Implikasi penelitian ini berkaitan dengan implikasi temuan dan implikasi penelitian. Implikasi temuan mempakan berbagai persoalan yang dapat muncul berkaitan dengan keadaan yang ditemukan di setting penelitian, sedangkan implikasi penelitian ialah persoalan yang dapat muncul berkaitan dengan penelitian sendiri. 1. Implikasi Temuan Ada beberapa temuan penelitian yang dapat memberikan berbagai implikasi secara khusus terhadap berbagai aspek kegiatan dan aktivitas kelembagaan. Berbagai implikasi tersebut berkaitan dengan temuan-temuan pada aspek, gaya kepemimpinan; sistem pelayanan administratif kepala sekolah; sistem penyelenggaraan proses pendidikan; pembinaan kemampuan profesional gum; pengelolaan sarana dan prasarana; hambatan-hambatan dalam manajemen kepala sekolah. a. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah 1) Visi dan misi kepala sekolah yang ingin menjadikan sekolahnya unggul dalam segala bidang belum terwujud, karena kinerja gum dalam bidang pembelajaran masih rendah. Hal ini mempakan implikasi yang tidak diinginkan, terutama bila dihubungkan dengan tujuan pendidikan. 2) Upaya menciptakan iklim yang kondusif yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan bersifat keterbukaan akan memberikan implikasi positif dalam meningkatkan semangat kerja gum dalam menjalankan 192

tugas keguruannya. Kurangnya performance kepala sekolah dalam membina hubungan pribadi antar sesama gum memberikan implikasi terjadi persaingan yang tidak sehat bagi guru-guru. Hal ini juga akan memberikan implikasi pada hal yang tidak diinginkan, temtama bila dihubungkan dengan pencapaian output pendidikan dasar. 3) Belum terlaksananya manajemen berbasis sekolah akan dapat memberikan berbagai implikasi yaitu pelaksanaan program sekolah tidak efektifdan efisien dan kurang terdorongnya dewan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang telah disepakati. b. Sistem Pelayanan Administratif 1) Pengorganisasian kelembagaan yang bersifat rutinitas akan menimbulkan implikasi pada pemberdayaan gum dan karyawan, upaya pemberdayaan gum dan karyawan tidak dapat memberikan kontribusi maksimasl. 2) Berbagai layanan administratif telah dijalankan oleh kepala sekolah secara baik dan telah mencukupi, sehingga siswa dapat mengembangkan bakat secara potensial. Hal ini akan memberikan implikasi pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler yang bermutu. Sedangkan bagi gum yang belum dapat menampilkan program yang memungkinkan gum mengembangkan bakat potensial di luar KBM formal dakan mencerminkan implikasi pada kesejahteraan gum itu sendiri. 193

c. Sistem penyelenggaraan proses pendidikan Rendahnya kinerja gum dalam menampilkan pengajaran tidak hanya menjadi indikator rendahnya kualitas gum dalam mengemban tugas transpormasi ilmu pengetahuan, melainkan juga menimbulkan implikasi rendahnya mutu hasil pembelajaran yang bermuara pada rendahnya mutu pendidikan. Hal ini mempakan implikasi yang tidak diinginkan, terutama bila dihubungkan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. d. Upayapembinaan kemampuan profesional gum. 1) Kurangnya kualitas pandangan gum terhadap tugas dan profesinya sebagai guru akan memberikan implikasi kurang terdorongnya guru untuk melakukan tugasnya sebagai tenaga pengajar. Hal ini akan bermuara pada kesimpulan kurangnya kontribusi yang dapat dihasilkan guru dalam rangka meningkatkan prestasi siswa bidang keilmuan. 2) Berbagai program peningkatan kemampuan gum telah dilaksanakan oleh kepala sekolah, namun terlihat bahwa pelaksanaan program tertentu tidak didasarkan oleh visi yang jelas dan juga perencanaan yang tidak matang sehingga terkesan pelaksanaan berbagai program pengembangan gum sekedar menjalankan tugas. Gejala tersebut dapat memberikan implikasi pelaksanaan program yang tidak efektif dan tidak efisien. 3) Kesimpulan tentang peran kepala sekolah yang telah bempaya dalam meningkatkan kemampuan profesional gum namun belum mencapai hasil yang maksimal akan menimbulkan implikasi yang tidak 194

diinginkan. Upaya peningkatan profesional gum tidak dapat memberikan kontribusi secara maksimal. e. Pengelolaan sarana dan prasarana 1) Kesimpulan tentang pemanfaatan fasilitas fisik dalam menunjang kinerja manajemen sekolah yaitu ratio siswa dengan fasilitas belum seimbang akan berimplikasi pada tidak sesuainya fasilitas yang tersedia dengan kebutuhan siswa, bahkan juga dapat munculnya implikasi tidak temkumya mutu layanan pendidikan. 2) Kurangnya transparansi dan sosialisasi khususnya dana-dana sekolah yang tersedia dan untuk apa dana itu digunakan akan memberikan implikasi kepada orang tua dan masyarakat tidak dapat melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pendidikan dan juga kualitas sekolah secara keseluruhan. f. Kesimpulan tentang hambatan-hambatan yang ditemui dalam kinerja manajemen sekolah, akan berimplikasi pada kualitas sekolah. Belum berjalannya manajemen berbasis sekolah sesuai dengan harapan akan bermuara pada mutu sekolah yang dihasilkan khususnya bagi output siswa yang masih rendah. 2. Implikasi Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah studi kasus (Case Study) yang terkonsentrasi pada satu setting, bukan studi kasus ganda (Multi Site Studies) atau jenis penelitian lainnya. Hasil studi kasus tunggal ini adalah kontekstual sifatnya, 195

terfokus hanya pada setting tempat pelaksanaan studi saja. Hasilnya tidak bisa berlaku umum di banyak tempat seperti studi kasus ganda, dan tidak pula untuk digeneralisasikan seperti jenis pendekatan penelitian lainnya. Memang tidak tertutup kemungkinan untuk dapat memberlakukan sebagian temuan penelitian ini di tempat lain, terutama dalam kondisi tertentu yang mempunyai kemiripan. Tetapi secara keselumhan, hasil penelitian ini tidak untuk digeneralisasikan pada berbagai sekolah menengah umum lainnya. 196

^DlD//f