SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
UJI ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL DAN KEPADATAN

Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat Isolator Panas Papan Partikel Sekam Padi

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI VARIASI CAMPURAN DEDAK (SEKAM PADI GILING) DAN RASIO KOMPAKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

TUGAS AKHIR ANALISA THERMAL ROOFING MENGGUNAKAN VARIASI MATERIAL ATAP DAN WARNA MATERIAL ATAP PADA SUDUT 45 KE ARAH TIMUR

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

Studi Komparasi Perpindahan Kalor pada Ceiling Papan Partikel Sekam Padi dan Gypsum

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4.1 Perbandingan desain

METODOLOGI PENELITIAN

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelaya

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

9/17/ KALOR 1

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KALOR DAN KALOR REAKSI

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. keperluan seperti konstruksi rumah, meubeler, panel-panel, accecories. kelestarian alam dan ekosistem yang ada.

BAB III. METODE PENELITIAN

ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU DENGAN STYROFOAM SEBAGAI MATRIKS. Hafid Al Imam, Burmawi, Kaidir*

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

Studi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Oleh : Windu Setiawan

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

Transkripsi:

SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL 1 Sri Handani, 1 Iwan Aprion, 1 Sri Mulyadi dan 2 Elvis Adril 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Politeknik Padang shandani69@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penghitungan konduktivitas panas (k) untuk mengetahui sifat isolator panas dari papan sekam padi dengan metode plat rangkap. Papan sekam padi dibuat dengan variasi diameter sekam dan kadar resin. Sekam padi setelah digiling divariasikan menjadi tiga kelompok ukuran, yaitu sekam berdiameter kecil dari 1 mm, di antara 1 mm hingga 2 mm dan lebih besar dari 2 mm. Kadar resin divariasikan menjadi tiga kelompok, yaitu + 20 %, + 45 % dan + 75 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga konduktivitas panas masing-masing sampel papan sekam sangat kecil dan bervariasi. Papan sekam padi yang mempunyai harga konduktivitas panas yang paling rendah atau memiliki sifat isolator panas paling tinggi adalah papan sekam padi dengan diameter sekam kecil dari 1 mm dan kadar resin + 20 % dengan k = 0,187 (J s -1 m -1 K -1 ), sedangkan papan sekam padi yang mempunyai harga konduktivitas panas yang paling tinggi atau sifat isolator paling rendah adalah papan sekam padi yang diameter sekamnya lebih besar dari 2 mm dan kadar resin + 75 % dengan konduktivitas panas k = 0,329 (J s -1 m -1 K -1 ). Kata Kunci : Konduktivitas panas, diameter sekam, kadar resin, densitas papan, metode plat rangkap 1. PENDAHULUAN Sekam merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi. Dari proses penggilingan biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8-12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah (Deptan., 2009). Sekam padi selama ini dikenal sebagai limbah yang selalu dibakar oleh petani setelah proses penggilingan, sehingga seringkali menimbulkan polusi udara terhadap lingkungan di sekitar. Untuk menanggulangi hal itu, perlu adanya alternatif untuk dapat didayagunakannya limbah sekam padi sehingga mengurangi efek polusi yang ditimbulkannya. Sekam padi telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk melindungi es dari suhu lingkungan, dengan mengisolasi es agar tidak cepat mencair. Sekam padi dijadikan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas genteng (Jolianingsih, 2004), sebagai bahan pembuatan silika amorf (Harsono, 2002) dan sebagai isolator panas (Wibowo, dkk., 2007) Dalam pemanfaatan sekam padi sebagai isolator panas, sekam padi diolah menjadi papan. Untuk mengolah sekam padi menjadi papan, sekam padi dicampur dengan bahan pengikat berupa resin. Papan pertikel tersebut kemudian diuji unjuk kerjanya dalam hal kemampuan menahan kalor dengan menghitung konduktivitas panasnya. 2. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan adalah sekam padi dan resin. Sekam padi dan resin dibuat menjadi papan dengan variasi ukuran sekam dan kadar resin yang berbeda. Sekam yang sudah digiling dibedakan menjadi 3 ukuran, yaitu yang berdiameter kecil dari 1 mm, 68 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2 NO 2, SEPTEMBER 2010

berdiameter 1 hingga 2 mm dan berdiameter besar dari 2 mm. Variasi persen berat resin yang digunakan adalah + 20 %, + 45 % dan +75 %. Pengujian dilakukan dengan metode plat rangkap dua. Pengujian dilakukan untuk mencari tipe sampel yang memiliki sifat isolator yang baik dengan melihat nilai konduktivitasnya. Semakin kecil nilai konduktivitas suatu bahan maka akan semakin baik sifat isolator panasnya. Sifat isolator suatu bahan menggambarkan seberapa baik bahan tersebut dapat menahan laju aliran panas. Gambar 1. Skema kotak pengujian konduktivitas panas Keterangan gambar : 1. Biru : termometer/ termokopel 2. Merah : elemen pemanas sebagai sumber kalor 3. Kuning : papan sekam 4. Abu-abu : aluminium 5. Hijau : lapisan gabus kotak terisolasi 6. Coklat : lapisan kayu kotak terisolasi 7. Ruang A : ruang isolasi sumber panas 8. Ruang B : ruang Isolasi Dinding kotak terbuat dari 2 buah lapisan, yaitu lapisan kayu di bagian luar dan lapisan gabus di bagian dalam. Sumber panas yang digunakan merupakan pemanas dengan daya 80 watt. Sebagai pengukur temperatur digunakan termometer digital yang memiliki kemampuan membaca temperatur sampai 250 o C. Pengujian isolator panas dilakukan pada sembilan buah sampel dengan karakteristik yang berbeda-beda. Pada pengujian ini, diukur temperatur kedua sisi permukaan plat. Sampel digandengkan dengan plat aluminium. Tujuannya agar temperatur yang terbaca mendekati temperatur yang sebenarnya. Sampel dipanaskan dengan mengalirkan kalor dari sumber kalor untuk menciptakan perbedaan temperatur pada kedua sisi permukaan bahan sehingga kalor akan mengalir dari sisi yang bertemperatur tinggi ke sisi yang bertemperatur rendah. Dinding kotak dibuat terisolasi untuk menjamin tidak ada kalor yang masuk atau keluar ke lingkungan. Pada kedua sisi dipasang alat ukur temperatur, untuk membaca perubahan temperatur ( T), laju aliran kalor Q, gradien temperatur T, luas plat A, dan ketebalan plat diukur ( ). Energi listrik W yang diserap pemanas selama interval waktu t sebanding dengan kuantitas kalor yang mengalir pada sampel selama selang waktu tertentu. Bila diasumsikan tidak ada kehilangan energi, maka kuantitas yang diperoleh digunakan untuk menghitung konduktivitas panas k sampel dengan persamaan : JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2 NO 2, SEPTEMBER 2010 69

(1) Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah densitas dan ukuran partikel papan sekam, lalu dilihat pengaruh variabel tersebut terhadap nilai konduktivitas bahan. Selain itu, pengaruh resin juga menjadi perhatian dalam penelitian ini. Nilai selisih temperatur (T a T b) digunakan untuk menghitung nilai konduktivitas panas ( k ) dari papan sekam dengan menggunakan Persamaan ( 1 ) dan dengan mengganti bahan yang pertama dengan aluminium dan bahan kedua dengan papan sekam, maka Persamaan ( 1 ) menjadi : k L A( Ta T H sekam b ) L k plat plat ( 2 ) dengan, H = laju perpindahan kalor (J/s) = Daya pemanas (Watt) Ta L A T b = ketebalan (m) = luas permukaan (m 2 ) = temperatur dinding plat (K) k plat = konduktivitas panas plat aluminium (Js -1 m -1 K -1 ) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, sekam padi divariasikan menjadi 3 kelompok berdasarkan diameter partikelnya, yaitu sekam dengan diameter kecil dari 1 mm, 1 hingga 2 mm dan besar dari 2 mm. Masing-masing ukuran dikombinasikan dengan variasi kadar resin yang berbeda seperti pada Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat adanya perbedaan warna pada tiap-tiap sampel. Warna hitam pada sampel terjadi karena resin yang dipakai adalah damar atau perekat yang biasa digunakan oleh nelayan dalam mendempul perahu. Resin ini memiliki warna dasar hitam sehingga papan akan makin hitam apabila kadar resin dibuat makin tinggi. Resin ini dipakai karena memiliki daya rekat yang baik, ekonomis dan tahan terhadap air. Selanjutnya akan dilihat pengaruh kadar resin tersebut terhadap nilai konduktivitas papan sekam. 70 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2 NO 2, SEPTEMBER 2010

Tabel 1 Tampilan papan sekam dengan ukuran dan kadar resin yang berbeda TIPE UKURAN PARTIKEL PERSENTASE BERAT RESIN + 20 % + 45 % + 75 % 1,2,3 < 1MM + 20 % + 45 % + 75 % 4,5,6 1 2 MM + 20 % + 45 % + 75 % 7,8,9 >2 MM Nilai konduktivitas panas papan untuk tiap-tiap ukuran sekam ditunjukkan oleh Gambar 2. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2 NO 2, SEPTEMBER 2010 71

Gambar 2. Grafik pengaruh ukuran sekam terhadap nilai konduktivitas panas papan ( tipe 1 : ukuran sekam < 1 mm, tipe 2 : ukuran sekam 1 2 mm, tipe 3 : ukuran sekam > 3 mm) Pada Gambar 2 terlihat bahwa papan tipe 1 memberikan nilai konduktivitas panas yang paling kecil untuk tiap-tiap kadar resin yang diberikan. Papan tipe 1 merupakan papan dengan ukuran sekam kecil dari 1 mm. Hal ini menunjukkan bahwa papan dengan ukuran sekam lebih kecil memilki sifat isolator yang lebih baik. Sifat isolator panas dipengaruhi oleh kerapatan partikel penyusun papan. Ukuran sekam yang lebih kecil dapat tersusun lebih rapat dalam papan sekam sehingga meminimalisasi terbentuknya rongga-rongga dalam papan. Rongga-rongga yang terbentuk pada papan akan mengurangi sifat isolator panas papan karena menyebabkan proses konveksi di dalam papan. Untuk bahan konduktor, hal ini akan menyebabkan berkurangnya sifat konduktor papan, sedangkan untuk bahan isolator, rongga-rongga tersebut akan mengurangi sifat isolator bahan Dari sampel-sampel papan yang teramati terlihat bahwa struktur papan sekam dengan ukuran sekam yang lebih kecil memiliki permukaan yang rata. Selain itu, ukuran sekam yang lebih kecil lebih padu dengan resin dibandingkan dengan ukuran sekam yang lebih besar. Kadar resin divariasikan untuk tiap-tiap ukuran sekam. Variasi yang diberikan adalah 20 % untuk papan yang kadar sekamnya lebih dominan, 45 % untuk papan dengan kadar sekamnya berimbang dengan kadar resinnya, 75 % untuk papan dengan kadar resin yang dominan daripada kadar sekamnya. Variasi ini diberikan untuk tiap-tiap ukuran sekam. Nilai konduktivitas untuk tiap-tiap kadar resin ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 memperlihatkan bahwa peningkatan kadar resin membuat nilai konduktivitas panas papan menjadi naik. Pada papan dengan kadar resin yang kecil daripada kadar sekamnya memiliki sifat isolator panas yang lebih baik dibandingkan papan dengan kadar resin yang lebih besar daripada kadar sekamnya. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan kadar resin mengurangi sifat isolator papan sekam. 72 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2 NO 2, SEPTEMBER 2010

Gambar 3. Grafik pengaruh kadar resin terhadap nilai konduktivitas panas papan sekam ( tipe 1 : kadar resin 20 %, tipe 2 : kadar resin 45 % dan tipe 3: kadar resin 75 %) Dari sampel-sampel papan yang teramati memperlihatkan bahwa papan dengan kadar resin lebih kecil daripada kadar sekamnya memilki sifat rapuh dan mudah patah. Sedangkan untuk papan dengan kadar resin yang lebih besar dibandingkan kadar sekamnya memilki sifat elastis, kuat dan tidak mudah patah 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Papan sekam dengan diameter sekam kecil dari 1 mm memiliki sifat isolator panas paling baik dengan nilai konduktivitas yang paling kecil, yaitu 0,187 Js -1 m -1 K -1 2. Penambahan kadar resin akan menyebabkan penurunan sifat isolator panas pada papan sekam. Hal ini diperlihatkan oleh papan dengan kadar resin 75 % yang memiliki konduktivitas yang paling besar dengan = 0,329 Js -1 m -1 K -1 DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Harsono, Heru, 2002, Pembuatan Silika Amorf dari Limbah Sekam Padi, Jurnal Ilmu Dasar. Universitas Brawijaya. 2. Joelianingsih, 2004, Peningkatan Kualitas Genteng Keramik Dengan Penambahan Sekam Padi dan Daun Bambu, Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702), ITB. 3. Wibowo, Hary, Toto Rusianto dan Manarul Ikhsan, 2007, Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat IsolatorPanas Papan Partikel Sekam Padi. Yogyakarta : Institut Sains & Teknologi AKPRIND. 4. www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/sekampadi (diakses desember 2009) JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2 NO 2, SEPTEMBER 2010 73