STUDI INTERPRETATIF TENTANG POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PPK-BLU) PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI INTERPRETATIF TENTANG POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PPK-BLU) PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, keuangan, transportasi dan sebagainya, maka dari itu pemerintah

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. umum yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, merupakan tahun dimulainya reformasi keuangan di

MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di bidang keuangan negara meliputi Undang-undang No. 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan baru yang ditujukan kepada instansi pemerintah yang bertujuan

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

BAB I PENDAHULUAN. dari penganggaran tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja. Dengan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE

EVALUASI PENERAPAN SISTEM ANGGARAN BERBASIS KINERJA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD (Studi Kasus pada RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

BAB I PENDAHULUAN. kepada instansi pemerintah yang bertujuan menghasilkan barang dan/atau jasa

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May :55 -

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Konsep New Public Management (NPM) yang telah diimplementasikan di berbagai

KONSEP PEMBENTUKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dari pelaksanaan hak-hak asasi

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin

SELAYANG PANDANG PENGELOLAAN KEUANGAN MODEL BADAN LAYANAN UMUM* Oleh: Sutrisna Wibawa (PRII UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur dan Bupati untuk membangun Indonesia menjadi negara yang maju dan

Gambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO 45 PADA RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI APBD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Keywords : income, improvement, local, government, original, tax

MEMBANGUN KESIAPAN RSUD SEBAGAI ORGANISASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terpusat berubah menjadi pola desentralisasi. Otonomi

Rizka Amalia Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah adalah pengemban tanggung jawab kepentingan publik, yaitu

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan rumah sakit harus memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA PERIODE SEBELUM REFORMASI SAMPAI DENGAN PASCA-REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyusun laporan keuangannya, suatu Badan Layanan Umum (BLU)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

ABSTRAK ANALISIS IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk sosial dan bisnis, agar tercipta hubungan subsidi silang antara

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi perubahan paradigma sistem pemerintahan, baik ditingkat pusat,

PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL KABUPATEN PASURUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana, tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan. Negara merupakan salah satu undang-undang yang dibentuk dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEYNOTE SPEECH DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM RAPAT KOORDINASI DEWAN PENGAWAS BLU TAHUN 2012

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA VALUE FOR MONEY PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR. Amelia Ika Pratiwi 1 dan Ela Nursandia 2

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pendidikan menetapkan Universitas Gadjah Mada sebagai

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

BAB V PENUTUP. administratif PPK-BLUD yang meliputi Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 34/PJ/2017

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terpusat berubah menjadi pola desentralisasi. Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya didasarkan pada prinsip efisien dan produktivitas seperti

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat:

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RUANGAN RAWAT INAP BANGSAL PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SEKADAU.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

Transkripsi:

STUDI INTERPRETATIF TENTANG POLA PENGELOLAAN KEUANGANN BADAN LAYANAN UMUMM (PPK-BLU) PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INESTI LITASWARI NIM B200100355 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

8Dd LAI^N^N Ulm (}PruLr, P(,dt4@b@iilpdblhwGkJ

ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk Menggambarkan dan menjelaskan konsep Pola Pengelolaan Keuangan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta sebelum menjadi Badan Layanan Umum.. Menggambarkan dan menganalisa implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Menggambarkan dan menganalisa kinerja keuangan dan laporan keuangan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta setelah mengimplementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Mengidentifikasi dan menjelaskan kendala yang dihadapi oleh Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta dalam kinerja keuangan dan laporan saat mengimplementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan interpretative. Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang mengetahui pelaksanaan BLU dan PPK-BLU khususnya kinerja keuangan dan laporan keuangan serta masuk dalam kriteria informan yang dibutuhkan. Subjek penelitian yaitu, Kasubbag Keuangan BBKPM Surakarta serta Kepala Urusan Akuntansi dan Verifikasi BBKPM Surakarta. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan metode analisa interpretative. Hasil penelitian menunjukan Sebelum BBKPM Surakarta menjadi BLU pengelolaan keuangannya menggunakan Rencana Strategis untuk sisi perencanaan jangka menengahmya. Sedangkan, dokumen penganggrannya menggunakan Rencana Kerja Anggaran (RKA). Pengelolaan pendapatan operasional yang didapat langsung disetorkan ke kas negara terlebih dahulu setelah disetorkan baru bisa digunakan. Instansi bukan BLU juga tidak boleh melakukan utang piutang dan investasi jangka panjang. Implementasi PPK-BLU di BBKPM Surakarta sudah berjalan dengan baik, BBKPM Surakarta sudah mengimplementasi syarat administratif seperti Rencana Strategi Bisnis, Rencana Bisnis Anggaran dan Laporan Keuangan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan serta Standar Akuntansi Pemerintah. Setelah menjadi BLU, kinerja BBKPM Surakarta khususnya kinerja keuangan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa BBKPM Surakarta sudah mengimplementasi PPK-BLU dengan baik. BBKPM Surakarta masih menghadapi kendala dalam pengimplementasian PPK-BLU khususnya kinerja keuangan diantaranya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, harus membuat laporan keuangan lebih dari satu laporan keuangan, keterbatasan SDM dalam membuat laporan keuangan, keterbatasan aplikasi yang ada, membuat laporan dengan cara manual dan belum terealisasinya rasio subsidi pasien, membuat BBKPM Surakarta belum memenuhi target skor yang diharapkan Pemerintah. Kata kunci : Pengelolaan keuangan, PPK-BLU,Balai besar Kesehatan Paru Masyarakat

ABSTRAK This study was conducted to Describe and explain the concept of Financial Management at the Center for Lung Health Community Surakarta before becoming Public Service Agency. Describe and analyze the implementation of the Financial Management of Public Service Agency (PPK-BLU) at the Great Hall of the People Lung Health Surakarta. Describe and analyze the financial performance and financial statements of the Center for Public Health Lung Surakarta after implementing Financial Management Public Service Agency (PPK-BLU). Identify and explain the constraints faced by the Center for Public Health Lung Surakarta in financial performance and statements when implementing Financial Management Public Service Agency (PPK-BLU). This type of research is qualitative interpretative approach. The subjects were parties know BLUDs implementation and PPK-BLU particularly financial performance and financial reports as well as included in the criteria required informant. The subject of research is, Kasubbag BBKPM Surakarta Finance and Head of Accounting and Verification BBKPM Surakarta. Data analysis technique used is the interpretative analysis method. The results showed Before BBKPM Surakarta be BLU financial management using strategic plan for the medium-term planning. Meanwhile, budgeting document using the Work Plan Budget (RKA). Management of operating income earned directly deposited into the state treasury advance can only be used once deposited. Agencies not BLU also abstains debts and long-term investment. Implementation PPK-BLU in Surakarta BBKPM already well underway, BBKPM Surakarta already implementing the administrative requirements such as Business Strategy Plan, Business Plan Budget and Financial Statements using the Financial Accounting Standards as well as the Government Accounting Standards. After becoming BLU, performance BBKPM Surakarta in particular financial performance has increased from year to year. This proves that BBKPM Surakarta already implementing PPK-BLU well. BBKPM Surakarta still facing obstacles in implementing PPK-BLU particularly financial performance including timely submission of financial statements, should make financial reports more than one financial statement, limited human resources in financial reporting, the limitations of existing applications, create reports manually and not realization subsidies patient ratio, making BBKPM Surakarta not meet Government targets expected score. Keywords: financial management, PPK-BLU, a large hall Lung Health Community

PENDAHULUAN Pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan dua peraturan keuangan negara yaitu UU No. 17 tahun 2003, mengatur keuangan negara. UU No. 1 tahun 2004, mengatur pembendaharaan negara. Pada tahun 2005 pemerintah mengeluarkan peraturan tambahan yaitu UU No. 15, mengatur pemeriksaan keuangan negara. Sejak dikeluarkannya ketiga peraturan tersebut sistem pemerintahan telah berubah menjadi lebih efisien, profesional, akuntanbel dan transparan. Ketiga peraturan tersebut juga merubah pola pemerintahan yang terpusat menjadi pola desentralisasi. Dengan perubahan-perubahan tersebut, penggunaan dana pemerintah menjadi lebih jelas dan tepat sasaran, dari yang hanya membiayai input dan proses berubah arah menjadi fokus pada output. Semua perubahan yang terjadi memberikan solusi untuk masalah semakin tingginya dana yang dibutuhkan pemerintah sedangkan sumber daya yang dimiliki pemerintahan terbatas. Dengan undang-undang yang telah dikeluarkan tersebut, pemerintah merubah pola pengelolaan keuangan yang fleksibel untuk menetapkan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam rangka memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dengan tetap menonjolkan prduktivitas, efisisensi, dan efektifitas melalui Badan Layanan Umum. Badan Layanan Umum adalah alat pemerintah dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik yang berbasis pada hasil, akuntabiltas, tranparan dan profesionalitas. Badan Layanan Umum menyediakan barang atau jasa kepada masyarakat dan tidak mengutamakan keuntungan. Ada tiga syarat pokok apabila sebuah instansi akan menjadi Badan Layanan Umum, yaitu persyaratan substantif, persyaratan teknis dan persyaratan administratif. Persyaratan subtantif adalah persyaratan yang terkait dengan peyelenggaraan umum. Persyaratan teknis adalah persyaratan yang terkait dengan kinerja pelayanan dan kinerja keuangan. Persyaratan administratif adalah persyaratan terkait dengan kelengkapan dokumen seperti pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar layanan minimal, laporan keuangan dan laporan audit/atau bersedia diaudit.

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi tempat penelitian maupun pengembangan pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya penyakit paru sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. BBKPM Surakarta sebagai UPT Pusat dari Kementerian Kesehatan RI mempunyai visi Menjadi Pusat Pelayanan Prima Kesehatan Paru Masyarakat sesuai dengan tupoksinya menyelenggarakan pelayanan dan kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi pelayanan kesehatan spesialistik dan rujukan paru diantaranya Pelayanan Rawat Jalan Paru (Poliklinik dan Penunjang Kesehatan), Pelayanan Gawat Darurat (IGD) paru dan Pelayanan Rawat Inap Paru, kegiatan promosi dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan paru, kegiatan pendidikan dan latihan kesehatan paru serta kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan paru. Seiring dengan reformasi organisasi di Kementerian Kesehatan, maka sejak bulan Januari tahun 2011 Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta yang semula di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat di alihkan di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (dahulu bernama Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik) dan sebagai upaya untuk memberikan kemudahan serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat, maka BBKPM Surakarta telah mendapat kepercayaan dari Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU). Untuk menjaga dan menjamin mutu pelayanan kesehatan, BBKPM Surakarta telah mengupayakan sertifikasi ISO semua pelayanan di tahun 2011. Dengan adanya BBKPM dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mendukung upaya Kementerian Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau yang diaplikasikan melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan jangan melupakan pasien yang tidak mampu.

TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori 1. Pengertian Pola Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum (PPK-BLU) Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, hal tersebut dinyatakan dalam pasal 1 UU No. 1 tahun 2004. Organisasi pemerintahan yang termasuk dalam Badan Layanan Umum (BLU) adalah pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, BBKPM dan puskesmas, sedangkan contoh dalam pelayanan pendidikan adalah sekolah negeri dan universitas, lalu ada pelayanan lisensi serta penyiaran. 2. Tujuan dan Azaz Dibentuknya Badan Layanan Umum (BLU) Seperti yang tertuang di PP No.23 Tahun 2005 Pasal 68 ayat 1, Badan Layanan Umum (BLU) dibentuk dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktifitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Dalam peraturan ini, praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan manajemen berkesinambungan. 3. Karakteristik Badan Layanan Umum BLU memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan instansi pemerintah lainnya, yaitu (Sie Infokum-Ditama Binbangkum BPK, 2008): a. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan negara. b. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat. c. Tidak bertujuan untuk mencari laba. d. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktifitas ala korporasi.

e. Rencana kerja, anggaran, dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada instansi induk. f. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung. g. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil. h. BLU bukan subyek pajak. 4. Persyaratan Umum Badan Layanan Umum Jika suatu organisasi pemerintah sudah memenuhi ketiga syarat yang telah diberikan, maka dapat ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum oleh Menteri Keuangan / Gubernur / Walikota / Bupati. Penetapan status BLU dapat diberikan secara penuh apabila ketiga syarat tersebut telah dilaksanakan secara memuaskan, sedangkan persyaratan subtantif dan persyaratan teknis telah terpenuhi tetapi persyaratan administratif belum terpenuhi secara memuaskan, maka status BLU bertahap akan diberikan kepada organisasi pemerintah tersebut. 5. Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggung Jawaban Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sesuai dengan jenis layanannya. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi keuangan, BLU dapat menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan dari menteri keuangan. Dalam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan dan kegiatan pelayanannya BLU menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja. 6. Perbandingan Satuan kerja Non BLU dengan Satuan kerja BLU 7. Pengertian Kinerja Pengukuran kinerja merupakan salah satu elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen suatu organisasi, yang dapat digunakan untuk mengendalikan aktivitasaktivitas.setiap aktivitas harus terukur kinerjanya agar dapat diketahui tingkat efisiensi dan efektifitasnya. Suatu aktivitas yang tidak memiliki ukuran kinerja akan

sulit bagi organisasi untuk menentukan apakah aktivitas tersebut sukses atau gagal (Mahmudi, 2005, dalam Meidyawati). 8. Aspek-Aspek Pengukuran Kinerja Bastian (2002, dalam Mahendra) mengemukakan bahwa setiap organisasi terlepas dari besar, jenis, sektor atau spesialisasinya memerlukan pengukuran kinerja pada aspek-aspek 9. Penilaian Kinerja Badan Layanan Umum Pelayanan Badan Layanan Umum (BLU) terbagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan, yaitu: Pertama, BLU yang kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain; Kedua, BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otoritas pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu (Kapet); dan Ketiga BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai Standar Pelayanan Minimal BLU seperti dalam bab VIII pasal 56 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 10. Penilaian Kinerja Keuangan dan Pelaporan Keuangan Agar keuangan instansiinstansi yang menjadi BLU tetap sehat dan mempunyai prosedur yang jelas maka dari itu pemerintah mengeluarkan UU No. 23 tahun 2005 tentang peraturan PPK-BLU dan seiring berjalannya BLU, pada tahun 2012 pemerintah mengeluarkan PP No. 74 yang berisi beberapa perubahan peraturan PPK- BLU yang disesuaikan dengan perkembangan BLU di Indonesia. 11. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini, beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) pada organisasi pemerintahan contohnya pada rumah sakit, seperti penelitian yang dilakukan oleh Meidyawati (2011) yang berjudul Analisis

Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittingi. Kesimpulan penelitian tersebut adalah organisasi pemerintahan yang telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) akan mengacu pada PSAK No. 45 untuk perusahaan nirlaba dalam pengelolaan keuangan dan pelaporannya. Dengan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) organisasi pemerintah memiliki tata kelola yang transparan dan auditable sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan para pengguna jasa organisasi tersebut. 12. Kerangka Pemikiran Penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan dan laporan keungan saat mengimplementasi pola pengelolaan keuangan badan layanan umum oleh Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta apakah sudah sesuai dengan peraturan pemerintah tentang Badan Layanan Umum (BLU) yang tertulis dalam UU No. 17 tahun 2003, UU No. 1 tahun 2004 dan UU No. 15 tahun 2004, peraturan pemerintah tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) yang tertulis dalam UU No. 23 tahun 2005 dan PP No. 74 tahun 2012, pedoman akuntansi dan pelaporan PPK-BLU yang dikeluarkan Menteri Keuangan tahun 2008 No. 76, serta pedoman penilaian kinerja BLU bidang kesehatan dalam peraturan dirjen No. 54 tahun 2013. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini berusaha menganilisis dan mengungkap bagaimana kinerja keuangan dan laporan keuangan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta saat mengimplementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Jenis penelitian yang sesuai dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Pendekatan interpretatif memandang penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan sebuah teori. Peneliti berusaha mencari penjelasan tentang sebuah peristiwa atau teori yang didasarkan pada perspektif pengalaman orang yang

diteliti yang bertujuan unuk mendapatkan informasi dan data lebih mendalam. Kemudian dinyatakan dalam dokumentasi dan susunan kalimat seperti hasil wawancara terhadap informan mengenai kegiatan keuangan saat mengimplementasi BLU di BBKPM Surakarta. Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang akan digunakan oleh peneliti adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih seperti yang tertuang di subjek penelitian. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan, data, dokumen atau arsip BBKPM, dan artikel dari internet yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan metode analisa interpretatif. Ada tiga komponen pokok dalam analisa data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data Reduction (reduksi data) merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan data yang diperoleh di lapangan. Tahap ini berlangsung terus menerus dari tahap awal sampai tahap akhir penelitian. Data display (penyajian data) merupakan sekumpulan informasi yang memungkinkan suatu kesimpulan dapat diambil. Conclusion Drawing (penarikan kesimpulan) merupakan suatu analisis data yang dilakukan semakin lama semakin jelas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan yang telah dikemukakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis, menjelaskan, mengidentifikasi, dan menggambarkan bagaimana implementasi Badan Layanan Umum di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta khususnya kinerja keuangannya. Berdasarkan metode penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya, penulis melakukan wawancara dengan dua pegawai BBKPM Surakarta. Setelah itu, penulis melakukan pengumpulan data berupa dokumen-dokumen laporan keuangan. 1. Pola Pengelolaan Keuangan Sebelum Menjadi Badan Layanan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebelum BBKPM Surakarta menjadi BLU pengelolaan keuangannya menggunakan Rencana Strategis untuk sisi perencanaan jangka menengahmya. Sedangkan, dokumen penganggrannya menggunakan Rencana Kerja Anggaran (RKA). Hal ini didapatkan dari jawaban pertanyaan wawancara Ibu Agustin Nur Arifah tentang perbedaan instansi bukan BLU dengan instansi yang sudah menjadi BLU. Pengelolaan, pendapatan operasional yang didapat langsung disetorkan ke kas negara terlebih dahulu setelah disetorkan baru bisa digunakan, hal ini adalah jawaban dari Ibu Marina dengan pertanyaan yang sama. Instansi bukan BLU juga tidak boleh melakukan utang piutang dan investasi jangka panjang, hal ini terdapat pada tabel perbedaan satker BLU dan non BLU pada bab landasan teori. 2. Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa BBKPM Surakarta telah mengimplementasi PPK-BLU sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan dan Pedoman Akuntansi BLU. 3. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan Sesudah Menjadi Badan Layanan Umum Ketika sudah menjadi Badan Layanan Umum, BBKPM Surakarta mengimplementasi BLU dengan baik. Terbukti dengan kinerja keuangan dan laporan keuangan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan skor penilaian khususnya aspek keuangan. Berdasarkan pedoman penilaian yang didapat, penulis melakukan perhitungan nilai. Hal ini dapat dilihat pada tabel skor dalam lampiran data keuangan. Tahun 2011 BBKPM Surakarta mendapatkan total skor 17,30. Pada tahun 2012 mendapatkan total skor 18,70 mengalami peningkatan sebesar 1,4 dan saat tahun 2013 mendapatkan total skor 19, 45 mengalami peningkatan sebesar 0,75. 4. Kendala yang Dihadapi saat Mengimplementasi PPK-BLU Dalam setiap upaya Pemerintah untuk memajukan negara pasti ada kendala yang dihapai oleh satker-satker yang melaksanakan kebijakan dari Pemerintah. Seperti yang dialami oleh BBKPM Surakarta, saat diwawancarai

tentang kendala mengimplementasi BLU, Ibu Agustin Nur Arifah menjawab bahwa BBKPM Surakarta mengalami kesulitan menjadi reffering centre, peningkatan reffering centre sangat kecil. Sehingga poin kinerja yang didapat belum maksimal sesuai dengan target pemerintah. Beliau juga mengatakan saat menjadi BLU dokumen-dokumen yang haurs dilengkapi sangatlah banyak dan sangat mendetail baik dokumen penganggaran maupun dokumen otonomi keuangan sehingga membuat penyampaian dokumen sedikit terlambat. Ibu Dewi Marina juga mengatakan hal yang sama, saat menjadi BLU bagian keuangan BBKPM Surakarta harus membuat dua laporan keuangan yaitu, laporan keuangan sesuai dengan SAK (accrual basic) dan laporan keuangan sesuai dengan SAP (cash basis) dalam waktu bersamaan sehingga membuat ketepatan penyampaian laporan menjadi terlambat serta keterbatasan SDM juga mempengaruhi hal tersebut. Selain itu, pembuatan laporan secara manual, keterbatasan aplikasi dan sistem informasi yang ada juga mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan keuangan. Ibu Agustin Nur Arifah mengatakan kendala lain selain dokumen-dokumen keuangan adalah raiso subsidi pasien di BBKPM Surakarta belum terealisasi sehingga skor yang ditargetkan oleh Pemerintah belum optimal didapatkan. PENUTUP Kesimpulan Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah : 1. Sebelum BBKPM Surakarta menjadi BLU pengelolaan keuangannya menggunakan Rencana Strategis untuk sisi perencanaan jangka menengahmya. Sedangkan, dokumen penganggrannya menggunakan Rencana Kerja Anggaran (RKA). Pengelolaan pendapatan operasional yang didapat langsung disetorkan ke kas negara terlebih dahulu setelah disetorkan baru bisa digunakan. Instansi bukan BLU juga tidak boleh melakukan utang piutang dan investasi jangka panjang. 2. Implementasi PPK-BLU di BBKPM Surakarta sudah berjalan dengan baik, BBKPM Surakarta sudah mengimplementasi syarat

administratif seperti Rencana Strategi Bisnis, Rencana Bisnis Anggaran dan Laporan Keuangan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan serta Standar Akuntansi Pemerintah. 3. Setelah menjadi BLU, kinerja BBKPM Surakarta khususnya kinerja keuangan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa BBKPM Surakarta sudah mengimplementasi PPK-BLU dengan baik. 4. BBKPM Surakarta masih menghadapi kendala dalam pengimplementasian PPK-BLU khususnya kinerja keuangan diantaranya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, harus membuat laporan keuangan lebih dari satu laporan keuangan, keterbatasan SDM dalam membuat laporan keuangan, keterbatasan aplikasi yang ada, membuat laporan dengan cara manual dan belum terealisasinya rasio subsidi pasien, membuat BBKPM Surakarta belum memenuhi target skor yang diharapkan Pemerintah. Saran Dari hasil yang didapatkan, penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pemerintah dan instansi-instansi yang menjadi BLU lebih berkoordinasi dengan baik, agar peraturan yang dikeluarkan pemerintah dapat diimplementasikan lebih efektif dan efisien. Pemerintah juga harus menyediakan kebutuhan dalam rangka peningkatan kinerja instansi-intansi tersebut. 2. Pemerintah harus mengembangkan aplikasi keuangan yang dibutuhkan instansi-intansi BLU agar mempermudah dalam pembuatan laporan keuangan. 3. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan agar secara berkala melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap implementasi PPK-BLU.

DAFTAR PUSTAKA Abdul, Ahmad Hag. 2009. Ensiklopedia Perbendaharaan Badan Layanan Umum, Diakses 2 Februari 2015 Jam 20.30 <http://www.ensiklopedia.multiply.com/journal/blu.> Aditama, Tjandra Yoga, 2007, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi Kedua, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Ahmad, Hardiyansyah. 2009. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip good Governance dan Reinventing Government, Diakses 19 September 2014 Jam 22.00, <http://hardiyansyah-ahmad, blogspot.com/2009> Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik, BPFE, Yogyakarta.. 2008. Akuntansi Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Dwiyanto, Agus. 2010. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, inklusif dan Kolaboratif. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Fernandes, HA. Pengaruh Komitmen Manajemen pada Budaya Organisasi, Komitmen Individu, dan Kinerja Rumah Sakit Nirlaba. Diakses 10 Agustus 2014 Jam 21.50 <http://www.skripsi-teso/kinerja-rumahsakitumum- daerah-rsud.> Laporan Aktivitas BBKPM Surakarta Tahun 2011 Laporan Aktivitas BBKPM Surakarta Tahun 2012 Laporan Aktivitas BBKPM Surakarta Tahun 2013 Laporan Arus Kas BBKPM Surakarta Tahun 2011 Laporan Arus Kas BBKPM Surakarta Tahun 2012 Laporan Arus Kas BBKPM Surakarta Tahun 2013 Meidyawati. 2011. Analisis Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Layanan Umum (PPK-BLU) Pada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi. Bukit Tinggi Neraca Keuangan BBKPM Surakarta Tahun 2011 Neraca Keuangan BBKPM Surakarta Tahun 2012 Neraca Keuangan BBKPM Surakarta Tahun 2013

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan. 20013. Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Satuan Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan. Nomor PER- 54/PB/2013. Jakarta. Peraturan Menteri Keuangan. 2008. Tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. 76/PMK.05/2008. Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Nomor 23. Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Tentang Peribahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Nomor 74. Jakarta. Puspadewi, Febriana dan Rosidi. 2012. Analisis Implementasi Pengelolaan Keuangan BLUD Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk. Tesis. Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang Sandiwara, Mahendra Dyo. 2014. Analisis Perubahan Sistem Keuangan Dan Kinerja Rumah Sakit Sebelum Dan Sesudah Berstatus Badan Layanan Umum Daerah. Skripsi. Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang Undang-Undang Republik Indonesia. 2003. Tentang Keuangan Negara. No. 17. Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia. 2004. Tentang Pembendaharaan Negara. No. 1. Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia. 2004. Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. No. 15. Jakarta Waluyo, Indro. 2011. Badan Layanan Umum Sebuah Pola Baru Dalam Pengelolaan Keuangan di Satuan Kerja Pemerintah. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2 Wildana, Alimin Waidi dan Syahrir A. 2012. Kajian Implementasi Penerapan Badan Layanan Umum di Rs. Dr. Tadjudin Chalid Makassar. Thesis. Universitas Hasanudin, Makassar