PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2017 TURUN -0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2017 TURUN -0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2016 SEBESAR 94,44 ATAU MENURUN SEBESAR 0.11 PERSEN

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.79 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOPEMBER 2008

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2016 TURUN -0,27 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.96 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 95,11 ATAU TURUN SEBESAR 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 Selama Juni 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 93,84 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Juni 2017 sebesar 93,84 persen, turun 0,13 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan penurunan NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,09 persen). Indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,00 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 1,13 persen. NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 111,41 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 80,90 persen. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 104,86 persen atau mengalami kenaikan sebesar 0,80 persen dibandingkan Mei 2017. Di tingkat nasional, NTP bulan Juni 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen, demikian pula dengan NTUP bulan Juni 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen. Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Petani di tingkat nasional pada bulan Juni 2017 masing-masing sebesar 100,53 dan 109,59. 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi. Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 1

Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Mei - Juni 2017 Subsektor Mei Juni Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 88,32 88,67 0,40 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 115,61 117,35 1,51 - Padi 108,30 109,69 1,28 - Palawija 138,23 141,07 2,05 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 130,89 132,34 1,11 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,27 135,08 1,36 - Indeks BPPBM 122,56 122,73 0,14 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 111,37 111,41 0,04 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 143,73 145,56 1,28 - Sayur-sayuran 141,37 143,02 1,17 - Buah-buahan 145,91 147,89 1,36 - Tanaman Obat 121,19 122,63 1,18 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 129,05 130,65 1,24 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 133,45 135,46 1,51 - Indeks BPPBM 115,42 115,72 0,26 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 81,80 80,90-1,09 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 105,06 105,22 0,15 - Tanaman Perkebunan Rakyat 105,06 105,22 0,15 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 128,44 130,05 1,26 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 132,32 134,28 1,48 - Indeks BPPBM 114,21 114,59 0,33 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 106,03 106,65 0,59 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 127,51 129,26 1,37 - Ternak Besar 123,20 125,21 1,63 - Ternak Kecil 130,76 131,58 0,62 - Unggas 128,91 130,40 1,16 - Hasil Ternak 146,03 148,92 1,98 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 120,26 121,20 0,78 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 132,60 134,59 1,50 - Indeks BPPBM 109,04 109,03-0,02 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 106,92 107,36 0,40 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 134,22 136,39 1,62 - Penangkapan 143,90 146,51 1,81 - Budidaya 108,29 109,29 0,93 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 125,53 127,05 1,21 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 134,46 136,82 1,75 - Indeks BPPBM 110,65 110,75 0,10 5. 1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 115,25 115,93 0,59 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 143,90 146,51 1,81 - Penangkapan 143,90 146,51 1,81 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,86 126,38 1,21 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 134,54 136,90 1,76 - Indeks BPPBM 109,42 109,58 0,15 Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 2

Subsektor Mei Juni Perubahan (%) 5. 2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 85,05 84,82-0,27 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 108,29 109,29 0,93 - Budidaya Air Tawar 111,40 111,78 0,35 - Budidaya Air Laut 103,36 104,51 1,11 - Budidaya Air Payau 131,12 132,16 0,79 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 127,31 128,85 1,20 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 134,25 136,60 1,75 - Indeks BPPBM 113,92 144,98-0,04 NTP Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 93,96 93,84-0,13 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 119,66 120,86 1,00 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 127,36 128,80 1,13 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 132,90 134,86 1,48 - Indeks BPPBM 115,03 115,26 0,20 NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 93,09 92,93-0,17 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 115,33 115,57 0,20 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 113,40 113,71 0,28 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 111,35 111,41 0,05 - Indeks BPPBM 115,33 115,57 0,20 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumahtangga terhadap barang/jasa di wilayah perdesaan selama Juni 2017 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah turun sebesar 0,13 persen, yakni dari 93,96 pada Mei menjadi 93,84 pada Juni 2017. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,00 persen lebih rendah daripada kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani sebesar 1,13 persen. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Selama Juni 2017, indeks harga yang diterima petani tercatat 120,86 atau naik 1,00 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 119,66. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan It pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 1,51 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,28 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,15 persen, subsektor peternakan naik sebesar 1,37 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,62 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk konsumsi rumahtangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama Juni 2017 mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 127,36 pada Mei 2017 menjadi 128,80 pada Juni 2017. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan Ib di seluruh subsektor. Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 3

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Mei Juni 2017 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Januari Februari Maret April Mei Juni NTP It Ib 4. NTP Menurut Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan selama bulan Juni 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen yakni dari 88,32 pada Mei 2017 menjadi 88,67 pada Juni 2017. Kenaikan NTPP disebabkan oleh naiknya indeks yang dibayar petani (It) tanaman pangan sebesar 1,51 persen lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,11 persen. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya indeks harga subkelompok padi-padian dan palawija masing masing sebesar 1,28 persen dan 2,05 persen. Kenaikan Ib pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,11 persen atau berubah dari 130,89 pada Mei 2017 menjadi 132,34 pada Juni 2017, disebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing masing sebesar 1,36 persen dan 0,14 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Selama bulan Juni 2017 subsektor hortikultura mengalami kenaikan NTP sebesar 0,04 persen atau berubah dari 111,37 pada Mei 2017 menjadi 111,41 pada bulan Juni 2017. Hal ini disebabkan oleh kenaikan It subsektor hortikultura sebesar 1,28 persen, lebih tinggi dari kenaikan Ib subsektor hortikultura sebesar 1,24 persen. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,17 persen, subkelompok buah-buahan 1,36 persen, dan subkelompok tanaman obat 1,18 sebesar persen. Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 4

Kenaikan Ib pada subsektor hortikultura sebesar 1,24 persen disebabkan oleh kenaikan indeks harga konsumsi rumahtangga dan indeks biaya produksi masing masing sebesar 1,51 persen dan 0,26 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Selama Juni 2017, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sebesar 1,09 persen. Nilai NTPR yang semula 81,80 pada bulan Mei berubah menjadi 80,90 pada Juni 2017. Hal ini disebabkan oleh kenaikan It sebesar 0,15 persen lebih rendah dari kenaikan Ib sebesar1,26 persen. Indeks harga yang diterima petani berubah dari 105,06 pada Bulan Mei menjadi 105,22 pada Juni 2017. Demikian pula dengan Indeks Harga yang dibayar petani (Ib) pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang semula 128,44 pada bulan Mei 2017 berubah menjadi 130,05 pada Bulan Juni 2017. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumahtangga dan indeks harga biaya produksi masing-masing sebesar 1,48 persen dan 0,33 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) Subsektor peternakan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,59 persen yakni dari 106,03 pada Mei 2017 menjadi 106,65 pada Juni 2017. Kondisi ini disebabkan oleh kenaikan It sebesar 1,37 persen lebih tinggi dari kenaikan Ib sebesar 0,78 persen. Indeks harga yang diterima (It) petani pada subsektor peternakan pada bulan Juni 2017 tercatat sebesar 129,26 meningkat dari bulan Mei 2017 yang tercatat sebesar 127,51. Kenaikan It disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada subkelompok ternak besar sebesar 1,63 persen, subkelompok ternak kecil sebesar 0,62 persen, subkelompok unggas 1,16 persen, dan subkelompok hasil ternak sebesar 1,98 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,78 persen berasal dari naiknya indeks harga konsumsi rumahtangga sebesar 1,50 persen sedangkan indeks harga untuk biaya produksi turun sebesar 0,02 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai tukar subsektor perikanan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,40 persen, yakni dari 106,92 pada Mei 2017 menjadi 107,36 pada Juni 2017. Kondisi ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga diterima petani (It) sebesar 1,62 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,21 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga subkelompok perikanan tangkap dan subkelompok perikanan budidaya masing masing sebesar 1,81 persen dan 0,93 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi kenaikan nilai tukar sebesar 0,59 persen yakni dari 115,25 pada Mei 2017 menjadi 115,93 pada Juni 2017. Meningkatnya nilai Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 5

tukar pada subkelompok perikanan tangkap disebabkan oleh naiknya indeks harga yang deiterima petani (It) sebesar 1,81 persen lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 1,21 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi penurunan indeks nilai tukar sebesar 0,27 persen yakni dari 85,05 pada Mei 2017 menjadi 84,82 pada Juni 2017. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan It sebesar 0,93 persen tidak sebanding dengan kenaikan Ib sebesar 1,20 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga budidaya air tawar sebesar 0,35 persen, budidaya air laut 1,11 persen, dan budidaya air payau sebesar 0,79 persen. Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan naik sebesar 1,21 persen yang berasal dari meningkatnya indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing masing sebesar 1,75 persen dan 0,10 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi kenaikan Ib sebesar 1,21 persen yang disebabkan meningkatnya indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing masing sebesar 1,76 persen dan 0,15 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), Ib naik sebesar 1,20 persen yang disebabkan meningkatnya indeks harga konsumsi rumahtangga sebesar 1,75 persen sementara biaya produksi mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. 5. Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama Juni 2017 dapat dirinci menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun keperluan proses produksi di sektor pertanian. Tabel 2 Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Mei Juni 2017 Kelompok pengeluaran Mei Juni Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) Konsumsi rumahtangga 132,90 134,86 1,48 1.Bahan makanan 139,54 143,18 2,61 2. Makanan jadi 135,13 135,94 0,60 3. Perumahan 129,66 131,22 1,20 4. Sandang 128,39 129,35 0,75 5. Kesehatan 129,44 129,84 0,31 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 113,31 113,45 0,12 7. Transportasi dan komunikasi 120,81 120,94 0,10 Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 115,03 115,26 0,20 1. Bibit 113,57 113,84 0,24 2. Obat-obatan dan pupuk 111,52 111,60 0,07 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 111,75 111,75 0,00 4. Transportasi 125,33 125,39 0,05 5. Penambahan barang modal 114,63 115,56 0,82 6. Upah buruh tani 114,40 114,53 0,11 Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 127,36 128,80 1,13 Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 6

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga sebesar 1,48 persen disebabkan meningkatnya indeks harga pada seluruh subkelompok pengeluaran meliputi bahan makanan sebesar 2,61 persen, subkelompok makanan jadi 0,60 persen, subkelompok perumahan sebesar 1,20 persen, subkelompok sandang 0,75 persen, subkelompok kesehatan 0,31 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,12 persen, serta subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,10 persen. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani untuk biaya produksi sebesar 0,20 persen, disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada kelima subkelompok meliputi subkelompok bibit sesesar 0,24 persen, subkelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,07 persen, subkelompok transportasi 0,05 persen, subkelompok penambahan barang modal sebesar 0,82 persen, dan upah buruh tani sebesar 0,11 persen. Sedangkan subkelompok sewa lahan, pajak dan lainnya pada Bulan Juni 2017 tidak mengalami perubahan. 6. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Dibandingkan bulan Mei, Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) pada bulan Juni 2017 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,80 persen yaitu dari 104,02 menjadi 104,86 pada bulan Juni 2017. Namun demikian, relatif lebih tingginya NTUP dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang sebesar 93,84 merefleksikan bahwa tingkat pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan besaran nilai tukar. Kenaikan NTUP sebesar 0,80 persen dipengaruhi oleh kenaikan yang terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,37 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,01 persen, subsektor peternakan 1,39 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,52 persen. Sementara subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,17 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Mei - Juni 2017 Kelompok pengeluaran Mei Juni Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 94,33 95,61 1,37 2. Hortikultura 124,53 125,79 1,01 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 91,98 91,82-0,17 4. Peternakan 116,93 118,56 1,39 5. Perikanan 121,30 123,15 1,52 a. Tangkap 131,51 133,69 1,66 b. Budidaya 95,05 95,97 0,97 NTUP 104,02 104,86 0,80 NTUP Tanpa Perikanan 102,89 103,66 0,75 Pada bulan yang sama, NTUP tanpa perikanan sebesar 103,66 atau lebih rendah dari NTUP secara keseluruhan. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perikanan tetap memiliki Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 7

daya ungkit terhadap capaian nilai tukar usaha rumahtangga. Dibandingkan bulan sebelumnya, NTUP tanpa perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen. 7. Perbandingan Nilai Tukar Petani antar Provinsi se-sulawesi Pada bulan Juni 2017, kenaikan tertinggi NTP pada subsektor tanaman pangan terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,52 persen sementara penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2,62 persen. Pada subsektor hortikultura kenaikan indeks tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 0,82 persen. Pada subsektor perkebunan kenaikan indeks tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,22 persen sedangkan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1,09 persen. Pada subsektor peternakan provinsi yang mengalami kenaikan indeks tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,59 persen. Pada subsektor perikanan provinsi yang mengalami kenaikan tertinggi adalah provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,87 persen sedangkan provinsi yang mengalami penurunan indeks terbesar adalah provinsi Gorontalo sebesar 1,04 persen. Apabila dilihat NTP Gabungan pada tabel 4, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan satu-satunya provinsi di Pulau Sulawesi yang mengalami kenaikan indeks selama Bulan Juni 2017 yaitu sebesar 0,13 persen. Tabel 4 Perbandingan Nilai Tukar Pertanian antar Provinsi se- Pulau Sulawesi Menurut Subsektor dan Perkembangannya Mei - Juni 2017 NTP Bulan Pangan Hortikultura Perkebunan Ternak Perikanan NTP Gabungan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) SULUT Mei 90,84 94,43 87,19 100,27 101,48 92,43 Juni 91,32 94,90 86,81 99,22 102,37 92,40 0,52 0,50-0,44-1,05 0,87-0,03 SULTENG Mei 88,32 111,37 81,80 106,03 106,92 93,96 Juni 88,67 111,41 80,90 106,65 107,36 93,84 0,40 0,04-1,09 0,59 0,40-0,13 SULSEL Mei 97,79 110,61 90,51 108,67 100,80 100,41 Juni 97,53 111,51 90,67 108,79 101,61 100,54-0,27 0,82 0,17 0,11 0,80 0,13 SULTRA Mei 90,96 89,30 90,04 104,78 113,90 94,95 Juni 88,58 88,68 90,23 104,73 113,50 94,38-2,62-0,70 0,22-0,05-0,36-0,60 GORONTALO Mei 108,72 113,35 100,82 101,82 101,64 105,60 Juni 108,55 113,44 100,18 101,20 100,59 105,22-0,15 0,08-0,63-0,61-1,04-0,37 SULBAR Mei 109,84 107,73 109,71 104,07 104,41 105,63 Juni 109,83 104,50 109,43 103,60 104,87 104,65-0,01-3,00-0,26-0,45 0,44-0,92 Berita Resmi Statistik No. 38/07/72/Th.XX, 03 Juli 2017 8