Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Tugas Bimbingan dan Konseling

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

BAB II KAJIAN TEORETIS

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

Landasan Pendidikan. PENDIDIKAN : Bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Disusun oleh. Dini Wangi Fauziah. Bpk. Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. industri. Istilah kinerja berasal dari kata Job performance (prestasi kerja). Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI

BAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh: Drs. Kuntjojo

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PEMBAHASAN. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO NOMOR 4 TAHUN 2015 KODE ETIK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi petugas pelaksana pelayanan konseling. Sebutan pelaksana pelayanan ini

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

ETIKA PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN. Cecep Kustandi KONSELING

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN (PERAWAT AHLI MADYA) SIKAP

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia yang bermutu. Layanan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Rasional, Tujuan, dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Kode Etik Guru Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN SIKAP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING DENGAN TINGKAHLAKU BERKONSULTASI PADA SISWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Ssitem Pendidikan

Transkripsi:

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD Khairul Fahmi Hadi 1603397 Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.Pd

#1. Apa yang membedakan istilah Bimbingan dan Konseling? Pertama-tama kita akan mencoba menelaah perbedaan kedua istilah tersebut dengan cara mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia terlebih dahulu untuk mengetahui makna yang sebenarnya sehingga dapat menemukan perbedaan yang tampak diantara kedua istilah tersebut. Menurut KBBI kata bimbingan memiliki arti petunjuk cara mengerjakan sesuatu; tuntunan; pimpinan. Sedangkan utnuk kata konseling menurut KBBI adalah pemberian bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis. Jadi jika kita lihat dengan jeli menurut pengertian KBBI, bimbingan itu lebih mengarah pada petunjuk akan suatu hal, sedangkan konseling merupakan kegiatan pemberian bimbingan itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaannya terletak pada jenis pengertian suatu hal dan kegiatan yang dilakukan yang menunjukkan terjadinya hal tersebut. Lalu kita akan mencoba untuk mengetahui perbedaan hal ini dengan pendapat seorang Ahli yaitu Moh.Surya (1975/23), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling yaitu: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diridengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. ( sumber : http://perbedaanpersamaanbk.blogspot.co.id/ ) Sedangkan jika menurut saya sendiri, bimbingan itu merupakan kegiatan untuk mengarahkan seseorang dengan pemberian informasi dan petunjuk untuk melakukan sesuatu hal atau kegiatan yang bisa saja meliputi perbuatan atau perkataan yang baik dan benar sesuai dengan aturan nilai dan norma, karena bimbingan sendiri memiliki makna positif untuk mengarahkan pada kebaikan. Sedangkan untuk konseling, menurut saya adalah suatu proses tatap muka antara seorang yang memiliki ilmu dibidang konsultasi atau mengarahkan seseorang yang membutuhkan solusi dan pemecahan masalah dalam hidupnya yang didalamnya terdapat bimbingan dan nasihat yang sesuai dengan nilai dan norma kebaikan dan tak terlepas dari nilai keagamaan dan ketetapan yang telah diajarkan oleh Allah shubanahu wa ta ala dan melalui Rasulnya shalallahu alaihi wa sallam untuk memperoleh pencerahan yang sesuai syariat dalam pemecahan masalahnya.

#2 Mengapa (khususnya) di Indonesia, selalu digunakan Bimbingan dan Konseling, bukan hanya konseling saja? Sejak awal tahun 1970-an muncul pemakaian istilah penyuluhan yang sama sekali di luar pengertian konseling sebagaimana dimaksud semula, penyuluhan dalam pengertiannya yang kemudian itu lebih mengarah pada usaha-usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, sikap, dan keterampilan warga masyarakat berkenaan dengan hal tertentu. Misalnya penyuluhan pertanian bermaksud meningkatkan kesadaran, pemahaman, sikap dan keterampilan warga masyarakat khususnya petani, seperti cara-cara bertanam, pemilihan bibit, penggunaan pupuk, pemberantasan hama dan sebagainya. Demikian berbagai usaha penyuluhan muncul, antara Penyuluhan Gizi, Penyuluhan Keluarga Berencana, Penyuluhan Hukum, Penyuluhan Kesehatan. Tidak dipungkiri bahwa di masa mendatang berbagai penyuluhan yang lain akan diperkenalkan dan dilancarkan di tengah-tengah masyarakat. Penggunaan istilah penyuluhan dalam arti konseling dan penyuluhan dalam arti pembinaan masyarakat seolah-olah berlomba dan saling mempertahankan keberadaan masing-masing. yang lebih memperihatinkan lagi ialah penyuluhan dalam arti konseling itu ternyata steril, kurang mampu memantapkan diri sendiri maupun pelayanannya kepada masyarakat. Dalam keadaan seperti ini dikhawatirkan engertian penyuluhan dalam arti konseling makin luntur atau mungkin tidak dikenaldi satu pihak, dan di pihak lain penggunaan penyuluhan dalam arti yang lainnya makin meluas dan sama sekali tidak dapat dibendung. Akibat yang lebih jauh lagi masyarakat akan menyamaratakan saja pengertian penyuluhan untuk konseling dan penyuluhan dalam arti yang lain itu. tidak perlu diherankan apabila masyarakat akan menganggap bahwa tugas para (Bimbingan dan Penyuluhan) di sekolah adalah sama seperti tugas para Penyuluh pertanian, Penyuluh Kesehatan dan sebagainya. Padahal pekerjaan penyuluhan dan pekerjaan konseling itu sangat berbeda. Persamaannya memang ada, tetapi perbedaanya lebih menonjol daripada persamaannya itu. (sumber : https://widyaayu1122.wordpress.com/2013/12/20/istilah-penyuluhan-dan-konseling-diindonesia-2/ ) Berdasarkan penjelasan di atas maka itu dapat menjadikan alasan kenapa tidak hanya menggunakan kata konseling saja. Menurut saya pribadi, kenapa di Indonesia harus memakai bimbingan dan konseling itu agar dapat mendapatkan esensi adanya pengarahan anak kepada suatu nilai dan norma yang baik dan memberikan layanan konsultasi untuk mendapatkan pemacahan masalah dan solusi dari perihal masalah atau kendala yang dialaminya dalam proses belajar. Dengan adanya konsultasi yang diawali dengan bimbingan disitu anak tidak hanya mendapatkan suatu kesempatan untuk berkonsultasi namun juga disertai dengan adanya penuntunan ke arah yang baik dan memperhatikan nilai dan norma yang berlaku.

#3. Mengapa Bimbingan dan Konseling di SD perlu diselenggarakan? Sampaisampai dibuat landasan hukumnya? Berdasarkan permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling, dari hal yang dipertimbangkan kita dapat mengetahui dengan jelas mengapa diperlukan adanya bimbingan dan konseling di SD. Adapun yang mendasari hal itu dapat kita ketahui dengan membaca hasil pertimbangan dibawah ini yang tertera pada permendikbud no 111 ini menimbang : A. bahwa dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, peserta didik memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling; B. bahwa setiap peserta didik satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling; C. bahwa Kurikulum 2013 mengharuskan peserta didik menentukan peminatan akademik, vokasi, dan pilihan lintas peminatan serta pendalaman peminatan yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling; D. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

#4 Hal apa saja yang menjadi perhatian Bimbingan dan Konseling di SD Dan apa hubungannya dengan peserta didik? Dalam pelayanan bimbingan konseling, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh konselor. Hal-hal yang harus diperhatikan itu adalah: Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum: 1) mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi; 2) menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya; 3) peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya; 4) menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya; 5) toleran terhadap permsalahan konseli, dan 6) bersikap demokratis. ( sumber : https://riyadiscorpio.wordpress.com/2014/01/03/profesionalisme-bimbingan-dan-konseling-disekolah/ ) Hal ini jelas berhubungan dengan peserta didik yaitu menjunjung tinggi hakikat dirinya sebagai manusia dan mendapatkan penghargaan atas hak asasi yang dimilikinya. Karena sebagai seorang guru, guru harus dapat menghargai dan menghormati hakikat murid sebagai manusia dan memperlakukan mereka dengan baik dan benar.

#5 Bagaimana seharusnya Bimbingan dan Konseling di SD diselenggarakan? Layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang diselenggarakan di luar kelas, setiap kegiatan layanan disetarakan dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu. Jadi pelaksanaan BK di Sekolah dasar harus dilaksanakan minimal 4 jam perminggu dilaksanakan dalam kelas dan di luar kelas. Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990) dalam Yusuf (2008: 5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni: (1)masalah perkembangan individu, (2) masalah perbedaan individual, (3) masalah kebutuhan individu, (4) masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan (5)masalah belajar. (Sumber:https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6066/20_Minsih.pdf?sequenc e=1 )

#6 Apa manfaat seorang calon guru SD mempelajari Bimbingan dan Konseling? Dengan mempelajari Bimbingan dan Konseling, calon guru dapat mempersiapkan dirinya untuk mengajar dan mengenal muridnya lebih baik. Guru juga kelak dapat menjadi tempat bagi para murid untuk berkonsultasi dan menemukan jalan keluar dari masalah dan kendala yang dihadapi ketika belajar. Guru yang telah mempelajari bimbingan dan konseling akan lebih mudah peka terhadap murid dan lebih pengertian atas segala kondisi murid dibandingkan dengan mereka yang tidak menguasai ilmu bimbingan dan konseling. Hal ini juga dapat meningkatkan hubungan antar guru dan murid yang merupakan salah satu faktor pemicu keberhasilan proses belajar dan mengajar.

#7 Apa kendala-kendala yang menghambat penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SD? Adapun kendala-kendala yang menjadi penghambat penyelenggaraan BK di SD yang terjadi adalah : 1) Kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan kegiatan konseling, yaitu ruang yang ditata secara terbuka sehingga tidak memberikan kesan yang nyaman ketika konsultasi dengan guru tersebut. 2) Guru yang pada hakikatnya bukan lulusan sarjana bimbingan dan konseling sehingga belum begitu berilmu. 3) Siswa menganggap bimbingan dan konseling itu merupakan tempat bagi mereka yang bermasalah dan melakukan pelanggaran saja sehingga adanya rasa takut untuk melakukan kegiatan konseling karena takut dilabeli murid yang bermasalah. 4) Rendahnya minat konseling siswa. (sumber : http://kumiyati90.blogspot.co.id/2015/02/kendala-pelaksanaankonseling-di-sekolah.html )

#8 Asas-asas Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SD mencakup apa saja? uraikan dengan contoh. Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan asas: a. kerahasiaan sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling; contoh : konselor menjaga rahasia individu anak dan tidak menyebarluaskan permasalahan pribadi dan menjaga harga diri anak tersebut. b. kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan; contoh : Tidak terjadi pemaksaan yang bersifat tegas dan membuat anak menjalankannya dengan terpaksa padahal tidak ada yang perlu di bahas. c. keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi; contoh : Menjadi pendengar yang baik dan tidak mendominasi pada saat melaksanakan kegiatan konseling. d. keaktifan dalam penyelesaian masalah; contoh : konselor benar-benar perduli dan bersikap antusias untuk memikirkan dan mencari jalan keluar bagi sang anak. e. kemandirian dalam pengambilan keputusan; contoh : Memiliki ketetapan pilihan yang mantap dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain yang belum tentu masukannya baik. f. kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan Konseli; contoh : Menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang canggih dan menggunakannya dengan bijaksana ( Sumber : Permendikbud no 111 tahun 2014)

#9 Setelah mempelajari Bimbingan dan Konseling di SD apa yang anda peroleh sebagai calon guru SD profesional? Adapun hal yang bermanfaat mengenai Bimbingan dan Konseling yang dapat saya peroleh adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui dengan baik hakikat bimbingan dan konseling yang sebenarnya. 2. Mendapatkan ilmu bagaimana cara menjadi pendengar yang baik. 3. Menemukan solusi-solusi yang akan bermanfaat jika suatu masalah yang mirip terulang di masa depan. 4. Mengetahui pedoman menjadi seorang konselor yang baik dan benar. 5. Mengetahui berbagai metode yang dapat digunakan untuk melaksanakan konseling.

Daftar Referensi http://perbedaanpersamaanbk.blogspot.co.id/ https://widyaayu1122.wordpress.com/2013/12/20/istilah-penyuluhan-dan-konseling-diindonesia-2/ https://riyadiscorpio.wordpress.com/2014/01/03/profesionalisme-bimbingan-dan-konseling-disekolah/ :https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6066/20_minsih.pdf?sequence=1 http://kumiyati90.blogspot.co.id/2015/02/kendala-pelaksanaan-konseling-di-sekolah.html Permendikbud no 111 tahun 2014