BAB V KESIMPULAN. tak terpisahkan dari kehidupan riil mereka di realitas fisik. Hasil studi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Konten yang terdapat pada channelnya yaitu daily vlog (video blog) mengenai

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Setidaknya kondisi ini bisa dilihat dari konvergensi media yang tidak

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan untuk brand XL dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN ONLINE BERUPA PERJANJIAN ENDORSE MELALUI INSTAGRAM

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. rokok tembakau ataupun yang telah beralih ke rokok elektrik, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL RANCANGAN PRODUKSI. perancangan sangatlah penting. Maka dari itu penulis memilih media sosial Youtube

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BUKU TULIS SISWA MELALUI SOCIAL MEDIA DALAM PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terlebih kehidupan manusia. Komunikasi sendiri merupakan topik yang

PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan teknologi telah membuat kegiatan branding pun mengalami perubahan.

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah

KUISIONER PENELITIAN. Penggunaan Media Sosial (Facebook dan Twitter) Terkait Dengan Pencarian

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

Apakah Isyana Berbohong?

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini dunia entertainment banyak sekali membuat. fenomena. Fenonema tersebut dapat terjadi secara alami ataupun

Teknik marketing yang menggunakan Social Media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk atau suatu jasa, atau produk lainnya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

Panduan Singkat Twitter

LEMBAR PENGUJI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB V PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM MEDIA RADIO

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dilihat dari peningkatan jumlah pelanggan telepon selular pada saat ini

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Digital PR Malaysia.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di era saat ini. Selebriti seolah telah menjelma menjadi sosok nyaris sempurna

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

NU SKIN ADALAH BISNIS SOSIAL PEDOMAN SOSIAL MEDIA NU SKIN

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan juga dapat membawa budaya baru bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet saat ini menjadi sangat pesat, Ramadhani (2003),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ternyata dihabiskan di media digital antara lain untuk mengelola website personal

NEW MEDIA & SOCIETY. Karakteristik dan Pengaruh New Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting

Kelas Bisnis Online Fahmi Hakim

BAB I PENDAHULUAN. setahun, mulai Januari 2015 sampai Januari 2016, yaitu sekitar 15 persen.

Dessy Irmawati, M.T.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

jhon analisis design a wesbsite devoloper semua solusi ada pada kami Addreas Jl.Eka Warni no.54 Medan-Johor

III. PROSES PENCIPTAAN

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

JURNAL. Disusun oleh HILDA

Sumber: Twitter Warunk UpNormal (2014)

A. Simpulan Peran public relations dalam organisasi semakin signifikan dalam kurun beberapa tahun terakhir. Divisi public relations yang mulanya hanya

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

KEMENTERIAN ESDM DISKUSI STRATEGI PUBLIKASI MEDIA SOSIAL PEMERINTAH (KESDM) DAN KIAT MENJARING 1 JUTA FOLLOWER. Jakarta, November 2017

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di

BAB I PENDAHULUAN. Charty (Kotler 2002:18) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Menurut hasil analisa yang terdapat pada bab sebelumnya, didapatkan hasil

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A

berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi. Industri-industri musik

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi

KUESIONER TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 KENALAN DENGAN BLOG

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

Kata Pengantar.

PENYEBARLUASAN HASIL SIDANG KABINET MELALUI WEBSITE DAN MEDIA SOSIAL SETKAB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Meskipun benar ada sebagian orang yang memperlakukan hubungan atau aktivitas di dunia virtual sebagai sesuatu yang lain dan terpisah dari realitas fisik, namun sebaliknya, ada juga yang memperlakukannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan riil mereka di realitas fisik. Hasil studi menunjukkan bahwa aktivitas di ruang virtual bukan lagi menjadi sebuah khayalan atau aktivitas semu belaka, seperti dalam teori hiper-realitas dan simulasi Baudrilliad (1970) dalam Simulacra dan Simulacrum. Pada awalnya, orang membangun identitas baru di ruang virtual, yaitu identitas pseudonim virtual, untuk keluar dari realitas di ranah fisik. Citra diri yang telah terbentuk dan dikenal orang di realitas fisik dianggap telah membatasi kebebasan mereka dalam berekspresi atau justru menghalangi mereka untuk menjadi diri sendiri atau diri yang lain. Identitas pseudonim virtual yang pada awalnya adalah wujud ekspresi diri yang lain ini, kini juga tidak sepenuhnya mewakili diri yang dulu tidak terekspresikan di realitas fisik, karena telah berkembang menyesuiakan dengan perubahan kepentingan dan kemungkinankemungkinan baru dalam hidup. Dalam perjalanannya, identitas baru tersebut ternyata tidak hanya memberikan manfaat di dunia virtual tetapi juga dalam realitas fisik. Meskipun ia 147

dibuat di ranah virtual, identitas pseudonim ini tidak hanya hidup di ranah virtual, tetapi juga di ranah fisik. Identitas pseudonim tersebut kini telah merealitas. Salah satu wujud nyata bahwa identitas pseudonim virtual tersebut telah merealitas adalah lahirnya beberapa aktivitas riil di ranah fisik dengan mengunakan identitas virtual baru tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Twitter Buzzer Dalam perkembangannya, identitas pseudonim yang dibuat di ranah maya telah melahirkan sebuah profesi baru yang dapat memberikan keuntungan riil secara ekonomi bagi para pemiliknya. Mereka memanfaatkan identitas pseudonim Twitter mereka yang sudah populer untuk menjadi buzzer atau influencer. Adanya transaksi bisnis antara pemilik identitas pseudonim Twitter dengan para pengguna jasa Twitter buzzer untuk mempromosikan brand atau program demi kepentingannya, telah menunjukkan adanya hubungan riil di antara keduanya. 2. Selebtwit - Selebriti Twitter Identitas pseudonim virtual yang telah diwujudkan melalui akunakun pseudonim Twitter ini mampu menarik perhatian ratusan ribu hingga jutaan orang untuk mem-follow-nya. Hubungan yang terjalin antara akun-akun tersebut dengan para follower-nya adalah semacam hubungan antara selebriti dengan para fans atau penggemarnya, sehingga para pemilik identitas 148

pseudonim ini disebut sebagai Selebtwit atau Selebriti Twitter. Mereka menjadi selebriti di realtitas fisik bukan dengan identitas asli mereka, tetapi dengan identitas psedudonim virtual mereka. Hasil studi menunjukkan bahwa, pseudonimitas virtual telah melahirkan bintang-bintang baru, tidak hanya di ranah virtual tetapi juga dalam realitas fisik. Identitas pseudonim virtual telah merealitas; dari nama sebuah akun Twitter, ada yang kemudian menjadi seorang DJ musik, menjadi seorang penulis, menjadi seorang entrepreneur dan menjadi nara sumber di berbagai acara yang berkaitan dengan media sosial. Para pemilik identitas pseudonim virtual ini telah memperpanjang peran identitas pseudonim virtual miliknya, dari ranah virtual ke ranah fisik. 3. Peternak Akun Twitter Ada sebagian pengguna Twitter yang sengaja membuat sejumlah identitas pseudonim melalui akun-akun Twitter mereka. Multiplisitas identitas pseudonim virtual ini berkembang menjadi sebuah aktivitas bisnis, bahkan kemudian menjadi lahan pekerjaan baru yang populer dengan istilah beternak akun. Setelah akun menjadi besar dan populer, biasanya akun tersebut mulai banyak dilirik orang untuk dibeli atau dijual oleh pemiliknya. Selain untuk dijual, akun-akun tersebut juga dimanfaatkan sebagai media promosi komersial. 4. Admin Akun Twitter 149

Selain memilih membeli akun pseudonim, ada juga pemilik brand yang memilih membuat akun brand sendiri, meskipun tidak mudah untuk dapat menjaring follower dalam waktu singkat. Karena itu beberapa perusahaan memilih untuk membayar orang atau perusahaan digital yang memiliki pengetahuan dan berpengalaman dalam media sosial, termasuk para pemilik akun pseudonim Twitter. Mereka ini populer dengan sebutan sebagai Admin Twitter. Sebutan admin juga berlaku untuk para pemilik akun pseudonim Twitter. Para follower akun-akun pseudonim Twitter, memanggil atau menyebut mereka dengan sebutan admin atau min atau mimin saat mereka berinteraksi dengan akun-akun tersebut. Artinya, para follower sadar atau menganggap bahwa akun tersebut bukan akun dengan identitas asli yang mewakili pribadi si pengelola atau pemilik akun. Para admin ini bisa mewakili perusahaan untuk membangun citra brand atau perusahaan, maupun mewakili perseorangan untuk pencitraan atau personal branding, yaitu membangun citra seseorang di mata publik sesuai dengan kepentingan orang tersebut. Karena di ranah Twitter tidak ada yang bisa menahan agar pengguna akun Twitter lain tetap loyal menjadi follower kita, maka para pemilik akun pseudonim harus melakukan berbagai upaya agar para follower tetap bertahan atau bahkan kalau bisa terus bertambah. Salah satu kunci agar eksistensi identitas pseudonim Twitter bisa dipertahankan, pemilik identitas harus kreatif dengan ide-ide baru seperti; membuat konten yang selalu up-to- 150

date dengan mem-posting tweet secara reguler, memberikan komentar, mengunggah link-link yang menarik untuk dibagi kepada pengguna Twitter lainnya, me-retweet tweet dan terlibat aktif dalam diskusi dengan akun-akun lain yang sudah populer. Cara lainnya adalah dengan memperluas jangkauan, yaitu membuat akun-akun baru di media sosial lain dengan menggunakan username yang sama untuk mendukung akun utama. Untuk selalu terhubung dengan para follower, pemilik identitas berusaha untuk selalu melibatkan partisipasi follower dengan menciptakan dialog interaktif dengan mereka. Memanfaatkan jaringan pertemanan sesama pemilik akun pseudonim dengan saling mempromosikan atau merekomendasikan akun temannya, memperbarui penampilan akun dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan merupakan upaya lain untuk mempertahankan eksistensi identitas pseudonim virtual tersebut. Dari paparan hasil studi dapat disimpulkan bahwa identitas pseudonim virtual yang awalnya adalah sebuah keisengan atau keinginan untuk bebas dari keterikatan identitas pada realitas fisik, pada akhirnya kembali merelitas membawa implikasi ekonomi yang menguntungkan bagi pemiliknya. Studi ini baru langkah awal untuk menguak fenomena euforia di kalangan pengguna media sosial di Indonesai, khususnya Twitter. Sangat diperlukan studi lanjutan untuk memahami lebih meluas dan mendalam tentang fenomena tersebut karena dunia virtual sudah merealitas. 151