I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Peran penting tersebut antara lain sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PELUANG AGRIBISNIS BUAH

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. (income multiplier) dan pengganda tenaga kerja (employment multiplier).

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tanaman. Karena itu pertanian merupakan salah satu sumber

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur (2012),

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI LAMPUNG

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok


I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah. Pembangunan pertanian memiliki tujuan dalam peningkatan pendapatan petani, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan (Sihite, 1998). Krisis ekonomi global saat ini mulai mengancam beberapa negara. Kondisi tersebut mengharuskan setiap negara tidak terkecuali Indonesia untuk dapat memacu laju pertumbuhan ekonominya sebagai upaya antisipasi terhadap krisis ekonomi tersebut. Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi, Indonesia diharapkan mampu mendorong perkembangan di berbagai sektor. Perekonomiam Provinsi Lampung tahun 2010 didominasi oleh empat sektor, yakni sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan/hotel/restoran, dan sektor pengangkutan/komunikasi. Kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB Provinsi Lampung tercatat sebesar 36,98 persen, 46,72 persen, 16,00 persen, dan 10,30 persen (Badan Pusat Statistik, 2010). Kemampuan sektor pertanian mampu menunjang pertumbuhan sektor indutri yang kuat dan maju. Hal ini

2 dapat dilihat pada rencana pembangunan lima tahun, di mana sejak pertama pembangunan sampai kelima masih terpusat ke sektor pertanian (Syahza, 2007). Hasil Pertanian seperti buah dan palawija (umbi) merupakan produk pertanian strategis yang ketersediaannya di Indonesia senantiasa tersedia sepanjang tahun. Namun karena sifat dan kandungan zat gizinya, buah dan umbi-umbian digolongkan sebagai bahan pangan yang mudah rusak atau busuk. Namun demikian produk tersebut sangat baik bagi kesehatan karena sebagai salah satu suplemen dan sumber gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti bermacam-macam vitamin, mineral, glukosa, serat serta phytochemicals (komponen yang dapat mencegah terjadinya penyakit kronis seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker dan diabetes). Pembangunan pertanian diarahkan untuk mencapai tujuan antara lain swasembada karbohidrat dan meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan protein, lemak, vitamin, dan mineral. Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Bagi penduduk Indonesia, sesudah Pelita, pola umum konsumsi hortikutura mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk seperti sayuran dan buah-buahan di toko-toko di Indonesia atau yang dikunjungi oleh konsumen tingkat menengah ke atas. Salah satu permintaan produk buah-buahan mengalami peningkatan yang membajiri toko-toko mempengaruhi produksi

3 buah. Buah-buahan di Indonesia mengalami perkembangan produksi dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan produksi komoditas buah-buahan di Indonesia tahun 2007-2011 (dalam 000 ton) No Komoditas 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah 1 Mangga 1.819 2.105 2.243 1.287 2.131 2.362 11.947 2 Pisang 5.454 6.004 6.373 5.755 6.132 6.071 35.789 3 Durian 595 682 738 492 883 834 4.224 4 Manggis 112 79 105 84 118 181 679 5 Salak 805 862 829 749 1.032 1.031 5.308 6 Rambutan 705 978 986 522 811 741 4.743 7 Jeruk 2.626 2.467 2131 2029 1819 1609 12.681 Sumber: Badan Pusat Statistik Jakarta, 2013. Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan produksi buah-buahan di Indonesia dari tahun 2007-2012. Pada Tabel 1 tersebut terlihat bahwa komoditas durian pada tahun 2007 sebesar 595 ribu ton dan mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 834 ribu ton. Menurut Sudarma (2010), buah durian memiliki banyak kandungan gizi yang lengkap yakni memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein. Di Indonesia sebagian besar dikonsumsi sebagai buah segar walaupun tidak sedikit yang mengubahnya menjadi jenis makanan lain. Buah durian segar diubah bentuknya menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), tempoyak,, permen, minuman, untuk campuran memasak ikan dan lainnya, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Durian adalah salah satu jenis buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai peluang yang sangat bagus. Kegunaan buah durian yang tidak hanya dikonsumsi

4 sebagai buah segar mendukung peningkatan produksi buah durian dapat di lihat pada Tabel 2. Kenaikan produksi buah-buahan juga mengalami peningkatan di setiap provinsi di Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Lampung. Pada tabel 2 dilihat bahwa terjadi peningkatan produksi buah durian di Provinsi Lampung. Peningkatan produksi ini mendukung untuk melakukan usaha pembibitan dan pembudidayaan durian. Buah-buahan merupakan komoditas hortikultura yang mempunyai serapan pasar cukup tinggi, sehingga mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Perkembangan produksi buah-buahan di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan produksi komoditi buah-buahan di Provinsi Lampung tahun 2006-2010 (dalam kuintal). No Komoditas 2006 2007 2008 2009 2010 1 Mangga 169.71 171.400 428.461 155.16 124.80 2 Pisang 5.357.316 6.335.083 6.427.030 6.818.748 6.777.809 3 Durian 184.719 278.633 312.092 304.638 366.092 4 Manggis 3.520 7.490 11.190 27.511 65.830 5 Rambutan 251.990 239.760 331.020 283.804 229.960 6 Alpukat 97.721 63.506 129.509 92.569 98.637 7 Belimbing 19.819 14.365 24.921 19.586 28.336 Sumber: Badan Pusat Statistik Lampung,2012. Pada tabel 2 dapat dilihat produksi buah durian cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2006-2007 produksi buah durian meningkat sebesar 93.914 kuintal. Pada tahun 2007-2008 produksi durian meningkat 33.459 kuintal kemudian pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan, namun pada tahun 2009-2010 produksi durian mengalami peningkatan sebesar 61.454

5 kuintal. Peningkatan produksi ini dapat dimanfaatkan oleh petani/penangkar pembibitan buah untuk meningkatkan pendapatan. Usaha pembibitan durian memiliki prospek yang menunjang peningkatan pendapatan. Hal ini didorong oleh adanya peningkatan produksi buah durian. Pada Tabel 3 dilihat bahwa Kabupaten Lampung Timur merupakan kabupaten yang produksinya cukup tinggi setelah Kabupaten Lampung Selatan. Tabel 3. Produksi buah durian menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung tahun 2006-2010 (dalam Kuintal) Kabupaten / Kota 2006 2007 2008 2009 2010 Lampung Barat 11.556 9.841 10.408 23.276 15.250 Tanggamus 13.931 53.280 20.188 113.083 65.754 Lampung Selatan 101.692 151.780 100.979 93.002 71.234 Lampung Timur 21.431 33.662 68.038 22.984 54.409 Lampung Tengah 6.540 5.422 10.085 5.781 5.652 Lampung utara 13.137 8.910 24.359 11.711 41.330 Way Kanan 5.929 4.538 18.322 12.540 31.742 Tulang Bawang 651 625 254 9 54 Pesawaran - - 36.170 16.878 69.041 Pringsewu - - - - 11.466 Mesuji - - - - 21 Tulang Bawang - - - - 25 Barat Bandar Lampung 9.729 10.395 23.219 5.010 788 Metro 123 180 70 364 57 Jumlah 184.719 278.633 312.092 304.638 366.823 Sumber: Badan Pusat Statistik Lampung, 2012. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa Kabupaten Lampung Timur cenderung mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya. Pada tahun 2006-2007 produksi buah durian mengalami peningkatan sebesar 12.231 kuintal. Pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan produksi sebesar 34.376 kuintal,

6 namun pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan produksi, dan pada tahun 2009-2010 kembali mengalami peningkatan sebesar 31.425 kuintal. Peningkatan produksi ini dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan pembudidayaan tanaman buah durian. Pembudidayaan tanaman buah durian tidak terlepas dari proses pembibitan dan penananam. Para pembudidaya tanaman buah durian biasanya langsung membeli bibit dari seorang penangkar/petani bibit durian. Pembibitan durian di Kabupaten Lampung Timur yang cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah pohon dan produksi tanaman durian di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2007-2011 No Tahun Jumlah Pohon Hasil Per Produksi Pohon 1 2007 50.076 0.89 44.461 2 2008 68.164 0.93 63.086 3 2009 67.867 1.05 71.138 4 2010 67.374 1.13 76.362 5 2011 90.010 0.91 82.126 Sumber: Badan Pusat Statistik Lampung Timur, 2012. Pada Tabel 4 dilihat bahwa jumlah pohon durian cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dapat dilihat pada tahun 2007-2008 jumlah pohon durian di Kabupaten Lampung Timur mengalami peningkatan jumlah pohon sebesar 18.088 pohon. Usaha pembibitan buah merupakan usaha yang dimanfaatkan oleh petani atau penangkar untuk melakukan usaha pembibitan. Peningkatan kebutuhan akan bibit didukung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan

7 Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Total produksi pembibitan buah berdasarkan APBD dan APBN di BBI Hortikultura, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009-2012 Tahun Jenis Bibit Target Total Produksi Total mati 2009 Durian 5.500 3.850 1.650 Mangga 2.750 2.750 - Jeruk 5.500 3.800 1.700 2010 Durian 14.000 8.000 6.000 Klengkeng 3.000 1.025 1.975 Sawo 1.000 1.000-2011 Durian 30.000 20.130 8908 Jeruk 240 200 40 2012 Durian 14.900 5.000 4.254 Jeruk 10.100 5.100 2.265 Manggis 12.880 2.775 1.200 Mangga 2.700 2.970 430 Alpukat 11.200 10.640 560 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2013. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat jumlah target produksi pembibitan buah durian mengalami peningkatan tiap tahun. Pada tahun 2009 jumlah target produksi bibit durian adalah sebanyak 5.500 batang. Peningkatan target terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 14.000 batang, dan pada tahun 2011 sebanyak 30.000 batang. Target yang telah direncanakan oleh dinas terkait tidak tercapai secara menyeluruh dari data pembibitan buah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi pembibitan yang dilakukan. Produksi pembibitan durian mengalami kegagalan panen. Dalam hal ini bibit durian yang diproduksi rusak atau mati. Untuk memenuhi target dari produksi durian makan dinas terkait menjalin kerja sama dengan para petani atau penangkar pembibitan untuk memenuhi pasokan pembibitan. Usaha

8 pembibitan ini dilakukan sebagai usaha pemanfaatan lahan pertanian yang ada. Kerusakan hutan dewasa ini menyebabkan terjadinya pola pemanfaatan lahan. Pemerintah mencanangkan banyak program dalam penanganan penanaman lahan seperti penanaman seribu pohon. Tanaman durian merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman konservasi dan tanaman penghasil buah. Namun, peningkatan kuantitas belum diiringi dengan peningkatan kualitas buah. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan buah durian yang diimpor yang berasal dari Thailand. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan produksi buah serta diperlukan penanganan usaha pembibitan durian yang dikelola secara professional. Pengolahan ini perlu dilakukan dengan teknik perbanyakan yang dapat menghasilkan buah yang diinginkan. Kebutuhan akan buah oleh konsumen yang tinggi, membuat para petani melakukan budidaya buah-buahan. Tanaman buah memang menjanjikan nilai bisnis yang cukup cerah. Pada umumnya para pembudidaya buahbuahan tidak ingin repot dengan melakukan pembibitan. Para petani ingin langsung menanam bibit yang siap tanam. Proses pembibitan yang memakan waktu membuat petani lebih memilih langsung membeli bibit tanaman buah. Jika para petani pembudidaya buah memilih melakukan pembibitan maka petani akan menjalani dua tahap yaitu pembibitan dan penanam. Para petani pembudidaya cenderung melakukan penanaman bibit yang dibeli langsung dari penangkar tanaman buah.

9 Petani atau penangkar yang melakukan usaha di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, belum banyak yang ingin mengusahakan dan mengembangkan usahatani pembibitan durian secara luas dan intensif. Usahatani masih belum dikembangkan secara luas disebabkan minimnya informasi mengenai usahatani pembibitan durian. Jumlah produksi tidak dapat memenuhi permintaan yang ada disebabkan karena kurangnya supply (penawaran) dari pelaku usaha tani pembibitan durian yaitu petani/penangkar usahatani pembibitan durian. Usaha pembibitan durian oleh petani atau penangkar pembibitan masih mengalami kekurangan Supply (penawaran) dari petani/penangkar. Hal ini dikarenakan masih minimnya jumlah petani atau penangkar yang melakukan usaha pembibitan durian. Kurangnya informasi mengenai hal yang mampu menarik perhatian untuk melakukan usaha ini, juga merupakan salah satu faktor penyebab minimnya para pelaku usaha pembibitan durian. Hal ini yang menjadi alasan perlu dilakukannya penelitian yang memberi informasi kepada para petani atau penangkar usaha pembibitan atau bagi para calon investor. Petani/penangkar usaha pembibitan durian berharap memiliki dana yang cukup dalam pengembangan usahatani. Akan tetapi petani/penangkar masih kesulitan memperoleh pinjaman dana dari bank. Pihak perbankan yang diharapkan membantu petani/penangkar usaha pembibitan durian dalam pengembangan usahataninya. Perbankan belum begitu memberikan

10 kontribusi terhadap pengembangan usahatani pembibitan dalam hal pinjaman dana untuk pengembangan usahatani pembibitan durian. Pembibitan tanaman buah dalam penelitian ini adalah pembibitan durian. Pembibitan tanaman buah durian merupakan lahan yang memiliki bisnis tersendiri. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan pembibitan durian untuk memasok bibit bagi para pembudidaya. Peningkatan kualitas pembibitan diharapkan mampu menghasilkan kualitas buah yang baik pula. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian tentang analisis kelayakan finansial usaha pembibitan durian di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kelayakan finansial usaha pembibitan durian di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur? 2. Bagaimana pengaruh perubahan biaya produksi, harga jual bibit durian, dan jumlah hasil produksi terhadap kelayakan finansial usaha pembibitan durian di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur?

11 B. Tujuan Penelitian Dari permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis kelayakan finansial usaha pembibitan durian di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur 2. Menganalisis pengaruh perubahan biaya produksi, harga jual bibit durian, dan jumlah hasil produksi terhadap kelayakan finansial usaha pembibitan durian di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur 3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Petani/penangkar, sebagai masukan bagi petani/penangkar bibit buah di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. 2. Peneliti lain, sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang melakukan penelitian sejenis. 3. Pemerintah, sebagai masukan dalam penentuan kebijakan di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.