Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM BAB I PENDAHULUAN

Global Warming. Kelompok 10

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

4. SEBARAN DAERAH RENTAN PENYAKIT DBD MENURUT KEADAAN IKLIM MAUPUN NON IKLIM

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

Kenaikan Suhu 1 Derajat Celsius:

BENY HARJADI-BPTKPDAS-SOLO Peneliti bidang Pedologi dan Inderaja

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I LATAR BELAKANG

Kementerian PPN/Bappenas

Summery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya. Oleh karena itu penyakit akibat vector (vector born diseases) seperti

Model Potensi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dampak Perubahan Iklim

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana dalam UU No. 24 tahun 2007 didefinisikan sebagai peristiwa atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DASAR MASALAH SOSIAL SEBAGAI EFEK PERUBAHAN ( KASUS LINGKUNGAN HIDUP ) DAN UPAYA PEMECAHANNYA

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Sejak pertama kali dilaporkan di

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

Proses Penularan Penyakit

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015

IR n = 0, ,157*CH3 n-2 0,052*CH3 n-4 + 0,066*CH3 n-5 + 0,826*TR2 n-2-0,387*tx2 n-2 0,492* n-2.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi persebaran

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Data di seluruh dunia

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

MITIGASI BENCANA BENCANA :

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

Iklim Perubahan iklim

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

Penataan Ruang Berbasis Bencana. Oleh : Harrys Pratama Teguh Minggu, 22 Agustus :48

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB 1 PENDAHULUAN. dengue (DEN) dari kelompok Arbovirus B, yaitu termasuk arthtropod-borne virus

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

PENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara epidemiologi, Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

I. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. vektor penyakit infeksi antar manusia dan hewan (WHO, 2014). Menurut CDC

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi penyebaran penyakit demam berdarah dengue yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir di seluruh belahan dunia terutama negara tropik dan subtropik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59).

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Korban Bencana dan Kecelakaan. Pencarian. pertolongan. Evakuasi. Standar Peralatan.

Sintesis Dasar: Adaptasi Perubahan Iklim, Pengurangan Risiko Bencana, dan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 4. Undang-Undang...

d. penyakit tidak menular; e. kejadian bencana; f. gangguan kesehatan jiwa; dan g. masalah gizi; akibat perubahan iklim. Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 4...

- 3 - Pasal 4 Setelah dilakukan identifikasi faktor risiko kesehatan akibat perubahan iklim harus dilakukan analisis dan pengendalian faktor risiko agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait. Pasal 5 Menteri Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini secara berjenjang sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2012 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. NAFSIAH MBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 12 September 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 914

geografis dan geologis yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, bencana alam (gempa, tsunami) dan kejadian cuaca ekstrem (kemarau panjang, pola hujan yang tidak menentu), memiliki tingkat polusi tinggi di daerah urban, memiliki ekosistem yang rapuh seperti area pegunungan dan lahan gambut, serta kegiatan ekonomi yang masih sangat tergantung pada bahan bakar fosil dan produk hutan. Mengingat perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap kehidupan global, termasuk pada aspek kesehatan, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung, maka perlu disusun pedoman untuk melakukan identifikasi faktor risiko kesehatan akibat perubahan iklim.

CO 2 CH 4 N 2O Peningkatan permukaan laut Kekeringan Gelombang panas Perhubungan Pertanian Bencana Hilangnya gayahidup tradisional Penggunaan bahan bakar fosil Industri Pemanasan Penyebaran penyakit Kehilangan Keanekaragaman hayati Casualities Kelaparan Kerugian ekonomi Gambar 1. Siklus Terjadinya Perubahan Iklim

polusi udara yang berpengaruh terhadap kesehatan (air pollution), penyakit yang berhubungan dengan air dan makanan (water and food borne diseases), penyakit yang berhubungan dengan vektor (vector borne diseases), malnutrisi, gangguan mental, heat stress.

perubahan curah hujan akan menurunkan aliran permukaan, menyebabkan : - Penurunan ketersediaan air - Kekeringan seperti vektor malaria, DBD, chikungunya, dan filariasis. Peningkatan temperatur akan memperluas distribusi vektor dan meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan parasit menjadi infektif.

Laut (SLR) pengambilan air tanah tertentu air tanah bergeser ke atas, menyebabkan intrusi air laut sehingga mempengaruhi ketersediaan air. Pengaliran air di pesisir dapat terganggu sehingga dapat memperburuk sanitasi. berpengaruh pada peningkatan penyebaran penyakit tular air seperti diare Ekosistem rawa dan mangrove dapat berubah Pola penyebaran vektor penyakit di pantai dan pesisir dapat berubah.

Pengaruh suhu terhadap perkembangan vektor (nyamuk) Rata rata suhu optimum untuk perkembangbiakan vektor berkisar antara 25-27 C, dan memerlukan rata-rata selama 12 hari Pada suhu di atas suhu optimum (32-35 C) (Focks et al 1995 Koopman et.al 1991) siklus hidup untuk Aedes menjadi lebih pendek (ratarata 7 hari), potensi frekuensi feedingnya lebih sering, ukuran tubuh nyamuk menjadi lebih kecil dari ukuran normal sehingga pergerakan nyamuk menjadi lebih agresif. Perubahan tersebut menimbulkan risiko penularan menjadi 3 kali lipat lebih tinggi.

bentuknya bervariasi, mulai dari daerah pegunungan/dataran tinggi, dataran rendah/persawahan, dan pantai. Setiap tempat tersebut dihuni oleh nyamuk Anopheles yang berbeda. Jumlah vektor sangat dipengaruhi oleh ketersediaan breeding places. Apabila ketersediaan breeding places meningkat maka populasi jentik juga meningkat yang berakibat pada populasi nyamuk dewasa juga meningkat. Peningkatan jumlah vektor yaitu nyamuk Anopheles yang sudah terinfeksi Plasmodium akan menyebabkan frekuensi keterpaparan terhadap host menjadi lebih sering sehingga pada akhirnya risiko penularan malaria juga meningkat.

2) Alur Faktor Risiko DBD Gambar 4 menunjukkan alur faktor risiko penularan penyakit DBD akibat perubahan iklim yang terdri dari suhu, curah hujan dan kelembaban. Faktorfaktor iklim tersebut akan berpengaruh pada terbentuknya breeding places vektor (nyamuk). Berbeda dengan malaria, breeding places pada DBD berupa tempat penampungan air (TPA) yang bersih. Jumlah atau kepadatan jentik diukur berdasarkan beberapa indeks yaitu House Index (HI), Angka Bebas Jentik (ABJ), Container Index (CI) dan Breteau Index (BI). Selain peningkatan kepadatan jentik, kepadatan nyamuk dewasa juga dipengaruhi oleh ketersediaan breeding places.

Gambar 4. Alur Faktor Risiko Penyakit Demam Berdarah Dengue Faktor-faktor yang mempengaruhi penularan DBD a. Golongan umur, akan mempengaruhi peluang terjadinya penularan penyakit. Golongan umur dibawah 15 tahun paling banyak dilaporkan dari daerah tertular di Indonesia. b. Kerentanan terhadap penyakit, dimana setiap individu mempunyai kerentanan yang berbeda-beda terhadap kuman yang masuk (infeksi) ke dalam tubuhnya, kerentanan ini terkait erat dengan faktor daya tahan tubuh individu.

Kasus Leptospirosis biasanya terjadi pada di daerah (permukiman) yang sering banjir yang dikategorikan sebagai daerah tertular Leptospirosis.

Air Bersih dan Sanitasi Perubahan Iklim: - Suhu - Curah Hujan Agent Patogen Air dan bahan pangan tercemar Kontak antar Manusia : - Konsumsi air Diare Gambar 6. Alur Faktor Risiko Penyakit Diare

Perubahan iklim diperkirakan dapat berkontribusi terhadap masalah kualitas udara (IPCC, 2007). Gangguan pernafasan mungkin memburuk oleh pemanasan- yang diakibatkan peningkatan pada frekuensi smog event (ozon tingkat -dasar) dan polusi udara partikulat. Ground level ozon dapat merusak jaringan paru, dan sangat berbahaya bagi penderita asma dan penyakit paru kronis. Sinar matahari dan suhu tinggi, dikombinasikan dengan polutan lain seperti oksida nitrogen dan senyawa organik yang mudah menguap, dapat menyebabkan ozon tingkat dasar meningkat. Perubahan iklim dapat meningkatkan konsentrasi ozon tingkat dasar tetapi besarnya pengaruh tidak pasti. Untuk polutan lain, dampak perubahan iklim dan / atau cuaca kurang baik dipelajari dan hasil yang bervariasi menurut wilayah (IPCC, 2007).

Terjadinya perubahan iklim - Cuaca ektrim - Peningkatan suhu Faktor-faktor gen, perilaku,umur jenis kelamin, etnik - Penyakit jantung - Kanker kulit - stroke Masalah penyakit tidak menular Gambar 9. Alur Faktor Risiko Perubahan Iklim terhadap Penyakit Tidak Menular

Gambar 11. Alur Faktor Risiko Bencana Kekeringan

Gambar 13. Alur Faktor Risiko Bencana Banjir Bandang

Gambar 15. Alur Faktor Risiko Bencana Badai Siklon Tropis (Angin Puting Beliung, Angin Topan, dll)

Gambar 17. Alur Faktor Risiko Bencana Tanah Longsor / Banjir dan Tanah Longsor

dan ekonomi) Stresor individu akibat perubahan iklim/bencana secara langsung: - ancaman kematian - kehilangan - perlukaan - rusaknya tempat tinggal - dll perubahan iklim/bencana: - hilangnya pekerjaan - kekhawatiran finansial - masalah keluarga - dll Masalah Kesehatan Jiwa Gambar 18. Alur Faktor Risiko Perubahan Iklim terhadap Gangguan Kesehatan Jiwa

- 27 - BAB V PENUTUP Pedoman Identifikasi faktor risiko kesehatan akibat perubahan iklim digunakan untuk identifikasi faktor risiko perubahan iklim terhadap penyakit tular vektor, penyakit tular air dan makanan, penyakit tular udara, penyakit tidak menular, kejadian bencana, gangguan kesehatan jiwa, dan masalah gizi. Pedoman faktor risiko kesehatan akibat perubahan iklim dapat digunakan sebagai bahan advokasi kepada pemangku kepentingan dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat dan dapat dijadikan sebagai awal dalam perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi kegiatan sehubungan dengan perubahan iklim. Identifikasi faktor risiko kesehatan akibat perubahan iklim merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. NAFSIAH MBOI