IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT GARUDA METALINDO Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP POS POS LAPORAN KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE

BAB 2 LANDASAN TEORI. Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat.

ED PSAK 4. exposure draft

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

30 Juni 31 Desember

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

KUIS & SOAL LAPORAN ARUS KAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

BAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB II LANDASAN TEORI

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

Public Hearing ED PSAK 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PRAKTIK PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) TAHUN 2013

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

30 September 31 Desember Catatan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pedoman Tugas Akhir AKL2

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2008, pasar modal Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI.,

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

Materi: 3 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah

JUMLAH ASET LANCAR

22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pernyataan Pencabutan

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA Cindy Nur Aini Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak Universitas Bina Nusantara Kampus Anggrek Lt. 5 Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kemanggisan/ Palmerah Jakarta Barat 11530 Telepon: 021-5345830 ext 1921 1924 nurainicindy@gmail.com ABSTRAK PT RA merupakan perusahaan yang menggunakan PSAK Umum dalam membuat laporan keuangan mereka. Selain itu perusahaan juga masih menggunakan PSAK 6 dalam Laporan Keuangan tahun 2009 dan 2010, sedangkan PSAK 6 mengenai Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan sudah tidak lagi digunakan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini selain sebagai telaah mengenai PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009, juga untuk mengetahui bagaimana menerapkan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 pada perusahaan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan studi literatur dan kepustakaan. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT RA diketahui bahwa pada Laporan Keuangan PT RA terdapat perbedaan antara PSAK lama dengan PSAK yang telah di revisi tahun 2009, perbedaan tersebut terjadi di beberapa pos-pos Laporan Keuangan. Penerapan ini dilakukan di semua komponen Laporan Keuangan yaitu antara lain Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Perusahaan perlu menyajikan catatan laporan keuangan secara lengkap agar pengguna laporan keuangan mengerti isi laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu pentingnya dalam mencari tahu terlebih dahulu latar belakang perusahaan akuntan publik yang akan mengaudit perusahaan sehingga penyajian laporan keuangan perusahaan nantinya benar dan lengkap. Penyajian Laporan Keuangan secara tepat waktu itu penting bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Kata Kunci : Komponen Laporan Keuangan, Penyajian Laporan Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi, yang akan mempengaruhi pula ketentuan-ketentuan yang mengatur segala aktivitas yang ada agar aktivitas perusahaan berjalan dengan baik. Selain itu, masa yang akan datang adalah masa yang penuh dengan ketidakpastian, maka dari itu setiap perusahaan dituntut agar dapat menghadapi perubahan-perubahan kondisi yang akan terjadi nanti di perusahaan termasuk dalam hal penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Dalam hal ini, untuk menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan, perlu adanya standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan. Standar ini mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan laporan keuangan agar laporan keuangan yang disusun tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Standar yang digunakan untuk penyajian dan pengungkapan laporan keuangan dan sebagai pedoman akuntan untuk menyusun laporan keuangan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pernyataan dan interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). Di Indonesia PSAK akan dikonvergensi secara penuh ke dalam IFRS (International Financial Reporting standard) pada tahun 2012. IFRS adalah standar penyusunan laporan keuangan yang dapat diterima secara global. Konvergensi IFRS ini melalui tiga tahapan (gradual strategy), yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Indonesia memiliki empat pilar standar akuntansi, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK Umum), Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), Standar Akuntansi Syariah dan Standar Akuntansi Pemerintah, tetapi IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi Keuangan. PT RA, selanjutnya disebut Perseroan, merupakan Perusahaan Besar Swasta Nasional. PT RA yang bergerak dibidang agrobisnis, memiliki kebun kelapa sawit yang berlokasi di Desa Srigeni dan Tanjung Serang Kecamatan Kayu Agung dan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. PT RA didirikan sejak tahun 2007 yang merupakan entitas yang menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK UMUM). Perusahaan memutuskan akan menggunakan SAK UMUM (bukan SAK ETAP) walaupun bukan perusahaan terbuka, dikarenakan perusahaan ini memiliki rencana menjual sahamnya di pasar (go public) pada masa yang akan datang. Namun demikian, perusahaan masih belum menerapkan standar yang telah direvisi pada tahun 2009 dalam hal penyajian laporan keuangan. Perusahaan ini masih menggunakan standar yang digunakan pada tahun 1998, sehingga perusahaan akan sulit dalam membandingkan laporan keuangan perusahaan mereka dengan perusahaan lainnya jika terjadinya kerjasama antar perusahaan. Oleh karena itu, perseroan ini memerlukan penerapan standar yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangan yang telah direvisi pada tahun 2009. Penerapan ini dilakukan dalam rangka menyeragamkan laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan. Dalam hal ini, standar yang dimaksud adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 dan 2 (PSAK 1 dan 2). Penerapan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) sangat diperlukan oleh PT RA dikarenakan konvergensi IFRS secara penuh di Indonesia akan dilakukan pada tahun 2012. PSAK 1 mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur mengenai dasar-dasar penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum dan komponen laporan keuangannya agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain. PSAK 2 mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur pelaporan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode. Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK 1 merupakan adopsi dari IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009), sedangkan PSAK 2 merupakan adopsi dari IAS 7 Statement of Cash Flows. Proses adopsi ini merupakan salah satu program konvergensi IFRS yang sedang dilakukan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK IAI). Dengan mengadopsi IFRS, perusahaan-perusahaan di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya banding dari laporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis berminat menyusun skripsi dengan judul IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA. Identifikasi Masalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 dan 2

merupakan standar yang mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Masalah yang akan menjadi pokok pembahasan adalah Bagaimana pengaruh penerapan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 ke dalam laporan keuangan perusahaan. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam penelitian skripsi ini dimaksudkan agar penelitian skripsi ini tidak menyimpang dari topik yang menjadi sasaran penulis. Ruang lingkup yang dibatasi dalam penelitian ini adalah mengenai penyajian dan pengungkapan atas laporan keuangan dan komponen-komponen laporan keuangan seperti yang diatur dalam PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi tahun 2009, serta bagaimana perusahaan menerapkan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 pada laporan keuangan perusahaan. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Sebagai telaah mengenai PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009. 2. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 pada perusahaan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis dapat lebih memperluas wawasan tentang PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) perusahaan dan penerapannya. 2. Perusahaan, sebagai standar dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan berdasarkan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009). 3. Pihak-pihak lain, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan atau menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN Ringkasan metodologi penelitian yang digunakan dalam penerapan PSAK 1 dan 2 pada PT RA adalah sebagai berikut: 1. Jenis dari risetnya adalah riset ekspolatoria (kualitatif, naturalis) 2. Dimensi waktu riset adalah melibatkan urutan waktu (time series) 3. Kedalaman risetnya adalah mendalam tetap hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus) 4. Metode pengumpulan datanya adalah kontak langsung yang berupa wawancara, serta tidak langsung yang berupa data arsip 5. Lingkungan penelitiannya adalah lingkungan nonconvited setting yaitu lingkungan riil (field setting) 6. Unit analisisnya adalah perusahaan yang bergerak di bidang agro bisnis. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan PSAK 1 dan PSAK 2 (Revisi 2009) PT RA merupakan perusahaan anak yang tidak mensyaratkan kepentingan nonpengendali, dikarenakan perusahaan induk memiliki hampir 100% kepemilikan di perusahaan ini. PT RA menerapkan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) pada tahun 2011 yang artinya perusahaan melakukan penerapan dari sejak peraturan tersebut diterbitkan dan harus diterapkan dalam rangka penyajian laporan keuangan. Dalam melakukan penerapan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mereklasifikasi pos-pos yang ada di dalam laporan keuangan lengkap berdasarkan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009). Setelah itu, menerapkan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009) dalam pengukuran seluruh unsur-unsur laporan keuangan perusahaan. Perusahaan menyajikan laporan keuangan lengkap untuk periode satu tahun.

Penerapan PSAK 1 dan PSAK 2 (Revisi 2009) Dalam Reklasifikasi dan Pengukuran Pos-Pos Dalam Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan Tahun 2009 dan 2010 1. Aset Reklasifikasi Dalam laporan keuangan tahun 2009 dan 2010 transaksi yang direklasifikasi dalam aset diantaranya Piutang Lain-Lain yang terdapat di dalam aset lancar. Perusahaan perlu mereklasifikasi karena Piutang Lain-Lain terdiri dari Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga dan Piutang Lain-Lain Pihak yang Berelasi, dimana kedua unsur tersebut yang harus dipisah di dalam penyajian laporan keuangan. Beberapa perusahaan afiliasi dari PT RA merupakan pihak yang berelasi dalam hal Piutang Lain-Lain. Pengukuran Pengukuran aset pada laporan keuangan tahun 2009 dan 2010 dilakukan di aset lancar berupa Piutang Lain-Lain. Piutang Lain-Lain ini dibagi menjadi dua yaitu Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga dan Piutang Lain-Lain Pihak yang Berelasi. Kedua transaksi tersebut dipisahkan penyajiannya, dimana pihak berelasi di sini merupakan perusahaan afiliasi yang memiliki saldo Piutang Lain-Lain sebesar Rp 43.127.630, sedangkan saldo sebesar Rp 38.101.578 dimiliki oleh pihak ketiga pada laporan keuangan tahun 2009. Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Piutang lain-lain - pihak ketiga Rp 38.101.578 Piutang lain-lain - pihak yang berelasi Rp 43.127.630 Piutang lain-lain Rp 81.229.208 Sedangkan pada laporan keuangan tahun 2010 terdapat saldo Piutang Lain-Lain pihak yang berelasi sebesar Rp 2.606.054.229 dan saldo sebesar Rp 48.533.069 dimiliki oleh pihak ketiga. Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Piutang lain-lain - pihak ketiga Rp 48.533.069 Piutang lain-lain - pihak yang berelasi Rp 2.606.054.229 Piutang lain-lain Rp 2.654.587.298 2. Ekuitas Reklasifikasi PSAK 6 yang menjelaskan tentang Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan sudah tidak lagi digunakan dalam PSAK 1 revisi 2009, oleh karena itu di laporan keuangan perusahaan tahun 2009 dan 2010 perlu diadakannya reklasifikasi terhadap transaksi Akumulasi Kerugian Bersih Selama Tahap Pengembangan. Sebagai gantinya, transaksi selama tahap pengembangan direklasifikasi ke dalam Saldo Laba. Saldo Laba merupakan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen, koreksi laba rugi periode lalu, dan reklasifikasi surplus revaluasi aset tetap. Selain itu pada laporan keuangan tahun 2010, terdapat Cadangan Modal atas Nilai Wajar Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa direklasifikasi menjadi Tambahan Modal Disetor. Cadangan Modal Atas Nilai Wajar Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa merupakan jumlah selisih dari nilai present value Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Pengukuran Pengukuran ekuitas pada laporan keuangan tahun 2009 dan 2010 dilakukan di Akumulasi Kerugian Bersih Selama Tahap Pengembangan. Pengukuran ini dilakukan karena dalam PSAK 1 revisi 2009 transaksi selama tahap pengembangan tidak lagi digunakan. Karena transaksi selama tahap pengembangan tidak lagi digunakan maka diganti dengan Saldo Laba sebesar Rp 10.374.293.796 di tahun 2010 dan sebesar Rp 1.894.183.842 di tahun 2009. Selain itu terdapat pula pengukuran lainnya pada laporan keuangan tahun 2010 yaitu Cadangan Modal atas Nilai Wajar Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa yang diganti menjadi Tambahan Modal Disetor dengan saldo sebesar Rp 34.258.828.973. Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Saldo laba Rp 1.894.183.842 Akumulasi kerugian bersih selama tahap pengembangan Rp 1.894.183.842 Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Cadangan modal atas nilai wajar pinjaman kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rp 34.258.828.973 Tambahan Modal Disetor Rp 34.258.828.973 Saldo laba Rp 10.374.293.796 Akumulasi kerugian bersih selama tahap pengembangan Rp 10.374.293.796 Laporan Posisi Keuangan Tahun 2011 1. Aset Reklasifikasi Dalam aset lancar laporan keuangan tahun 2011 terdapat beberapa transaksi yang direklasifikasi, antara lain: a. Kas dan Bank IDR, kedua transaksi tersebut digabung dalam penyajiannya dan direklasifikasikan ke dalam Kas dan Bank. Reklasifikasi ini dilakukan karena keduanya memiliki fungsi yang sama. Kas dan Bank merupakan uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. b. Piutang Lain-Lain perlu direklasifikasi dikarenakan terdapat Piutang dari Pihak yang Berelasi, oleh karena itu penyajiannya harus dipisahkan antara Piutang Lain-lain Pihak Ketiga dengan Piutang Lain-Lain Pihak yang Berelasi. Pihak berelasi yang dimaksud meliputi beberapa perusahaan afiliasi dari PT RA. c. Uang Muka Akuisisi Tanah, Uang Muka Lain-lain, Asuransi Dibayar Dimuka dan Beban Dibayar Dimuka Lainnya dalam penyajiannya tidak perlu dipisahkan, dan direklasifikasikan ke dalam transaksi Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka. Hal ini dikarenakan transaksi-transaksi tersebut sejenis dimana pos Uang Muka yang mengatur mengenai pos pembayaran uang kepada pihak lain yang belum memberikan prestasi atau memenuhi kewajiban, dan pos Beban Dibayar

Dimuka yang mengatur mengenai transaksi yang pada saat terjadinya dikelompokkan sebagai harta (aktiva), tetapi akan menjadi beban di kemudian hari. Selain itu, dalam aset tidak lancar juga terdapat transaksi yang perlu direklasifikasi yaitu transaksi Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan. Transaksi ini direklasifikasikan ke dalam Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan. Reklasifikasi ini dilakukan karena Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan merupakan unsur dari Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan oleh karena itu penyajiannya perlu dipisahkan. Pengukuran Pengukuran aset pada laporan keuangan tahun 2011 dilakukan di aset lancar berupa : a. Pengukuran Kas dan Bank IDR dilakukan dengan melakukan penggabungan kedua transaksi tersebut menjadi Kas dan Bank sebesar Rp 1.867.531.081. Kas dan bank Rp 1.867.531.081 Kas Rp 521.708.428 Bank IDR Rp 1.345.822.653 b. Pengukuran Piutang Lain-Lain dilakukan dengan memisahkan Piutang Lain-Lain dari Pihak yang Berelasi dan Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga. Terdapat saldo piutang dari pihak ketiga sebesar Rp 647.205.345 dan saldo piutang dari pihak yang berelasi sebesar Rp 5.059.384.710. Piutang lain-lain pihak ketiga Rp 647.205.345 Piutang lain-lain pihak berelasi Rp 5.059.384.710 Piutang lain-lain Rp 5.706.590.055 c. Pengukuran Uang Muka Akuisisi Tanah, Uang Muka Lain-lain, Asuransi Dibayar Dimuka dan Beban Dibayar Dimuka Lainnya dilakukan dengan cara menggabungkan transaksi-transaksi tersebut ke dalam Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka sebesar Rp 8.189.922.793 Uang muka dan Beban dibayar dimuka Uang muka - Akuisisi tanah Uang muka lain-lain Asuransi dibayar di muka Beban dibayar di muka lainnya Rp8.189.922.793 Rp5.244.210.620 Rp2.836.158.064 Rp16.702.717 Rp92.851.392 Selain pengukuran aset lancar terdapat pula pengukuran aset tidak lancar yang dilakukan dengan mengganti Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan. Transaksi tersebut sebesar Rp 6.494.298.217 dipisah ke dalam Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan.

Tanaman belum menghasilkan Rp 5.390.267.520 Pembibitan Rp 1.104.030.697 Alokasi dari beban tidak langsung dan rekening berjalan Rp 6.494.298.217 2. Ekuitas Reklasifikasi Reklasifikasi juga diperlukan di dalam pos ekuitas, diantaranya Modal Saham dan Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan. Dalam Modal Saham perusahaan terdapat Tambahan Modal Disetor, oleh karena itu perlunya reklasifikasi karena penyajian Tambahan Modal Disetor harus dipisah dengan penyajian Modal Saham. Selain itu, Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan direklasifikasikan juga ke dalam Saldo Laba. Pengukuran Pengukuran ekuitas pada laporan keuangan tahun 2011 dilakukan dengan memisahan Tambahan Saldo Disetor yang ada di dalam Modal Saham, transaksi ini harus disajikan secara terpisah, yang mana saldo Tambahan Saldo Disetor sebesar Rp 34.258.828.973 Modal saham Rp 34.258.828.973 Tambahan Saldo Disetor Rp 34.258.828.973 Selain pengukuran pada Tambahan Saldo Disetor, terdapat pula pengukuran Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan dengan menggantikan transaksi tersebut dengan Saldo Laba sebesar Rp 9.445.908.511. Saldo laba Rp 9.445.908.511 Laba (rugi) bersih tahun Laporan Laba Rugi komprehensif Reklasifikasi berjalan Rp 9.445.908.511 Dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2010 dan 2011 terdapat transaksi yang dapat di saling hapus yaitu Pendapatan Bunga-Bersih yang diperlakukan secara neto ke dalam Beban Keuangan, karena dalam PSAK 1 diizinkan penyajian dengan mengurangkan setiap penghasilan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau peristiwa lain. Pengukuran Pengukuran laporan laba rugi komprehensif tahun 2010 dan 2011 dilakukan pada Pendapatan Bunga- Bersih. Pengukuran ini dilakukan dengan melakukan secara neto ke dalam Beban Keuangan, sehingga mengurangi Beban Keuangan sebesar Rp 16.972.490 pada tahun 2010 dan Rp 9.458.437 pada tahun 2011. Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Pendapatan bunga - bersih Rp 16.972.490 Beban keuangan Rp 16.972.490 Pendapatan bunga Rp 9.458.437 Beban bunga dan keuangan Rp 9.458.437 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan PT RA menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Umum dalam membuat laporan keuangan perusahaan. Selain itu, perusahaan menggunakan PSAK 6 mengenai Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan pada Laporan Keuangan tahun 2010 dan 2009, PSAK tersebut sudah tidak lagi digunakan pada PSAK revisi 2009. Oleh karena itu skripsi ini membahas bagaimana pengaruh penerapan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 ke dalam Laporan Keuangan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan atas perbandingan yang terjadi antara peraturan yang lama dengan peraturan yang telah di revisi pada tahun 2009. PT RA menerapkan PSAK 1 dan PSAK 2 pada saat peraturan tersebut berlaku efektif yaitu tahun 2011. Penerapan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009) dilakukan untuk laporan keuangan PT RA tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan cara mereklasifikasikan pos-pos yang ada di dalam Laporan Keuangan lengkap berdasarkan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009). Setelah itu, dilakukan penyesuaian dan pengukuran pada transaksi, kejadian, atau kondisi yang terjadi akibat adanya reklasifikasi atas pos-pos Laporan Keuangan lengkap. Setelah reklasifikasi, penyesuaian, dan pengukuran dilakukan, maka disusunnya Laporan Keuangan lengkap perusahaan serta Catatan Perubahan Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 1 dan PSAK 2. Dampak secara keseluruhan setelah penerapan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) pada perusahaan yaitu laporan keuangan lebih informatif dan komparabilitas pelaporan keuangan meningkat sehingga pengguna laporan keuangan dapat lebih memahami informasi dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan PSAK. Rincian pengaruh setelah menerapkan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) pada laporan keuangan PT RA, antara lain : 1. Pihak-pihak Berelasi Terdapat pos Pihak-pihak Berelasi yang mengatur mengenai pengungkapan pihak berelasi. Agar penyajian laporan keuangan secara tepat sesuai dengan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009) maka dari itu Pihak-pihak berelasi dalam laporan keuangan disajikan secara terpisah. Dalam laporan keuangan perusahaan terdapat Piutang Lain-Lain Pihak Berelasi yang disajikan terpisah dengan Piutang Lain- Lain Pihak Ketiga. 2. Saldo Laba Saldo laba dalam laporan keuangan perusahaan cukup tinggi akibat adanya kerugian yang timbulnya beban-beban yang harus diakui sedangkan tidak ada pendapatan untuk menutupi kerugian bersih tahun berjalan tersebut. Saldo laba ini berasal dari reklasifikasi Akumulasi Kerugian Bersih Selama Tahap Pengembangan. Maka dari itu, perusahaan belum mempunyai keuntungan untuk dibagikan ke pemegang saham. 3. Tambahan Modal Disetor Adanya pinjaman kepada pemegang saham selama 11 tahun yang dikonversi ke kepemilikan berupa Tambahan Modal Disetor. Kemudian Tambahan Modal Disetor ini akan digunakan perusahaan dalam menjalankan usahanya. 4. Kas dan Bank Terdapat pos Kas dan Bank IDR kedua pos ini memiliki fungsi yang sama serta tidak material, oleh karena itu agar laporan keuangan sesuai dengan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) maka pos ini tidak disajikan secara terpisah. 5. Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka Terdapat pos Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka yang mengatur mengenai transaksi yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang. Oleh karena itu pos Uang Muka dan Beban Dibayar

Saran Dimuka ini berasal dari pos-pos sejenis yang disajikan tidak terpisah yaitu Uang Muka Akuisisi Tanah, Uang Muka Lain-Lain, Asuransi Dibayar Dimuka dan Beban Dibayar Dimuka Lainnya. 6. Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan Terdapat pos Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan yang mengatur mengenai beban-beban tidak langsung dari Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan. Oleh karena itu, beban-beban ini dialokasikan ke Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan. 7. Beban Bunga dan Keuangan Terdapat penyajian secara neto dalam laporan laba rugi komprehensif perusahaan dimana Beban Bunga dan Keuangan dikurangkan dengan Pendapat Bunga. Berikut ini merupakan saran yang dapat penulis berikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, antara lain : 1. Perusahaan perlu melakukan review terhadap catatan atas laporan keuangan perusahaan agar penyajian catatan laporan keuangan secara lengkap, sehingga pengguna laporan keuangan mengerti isi laporan keuangan secara keseluruhan 2. Perusahaan perlu mencari tahu terlebih dahulu latar belakang kantor akuntan publik yang akan mengaudit perusahaan sehingga nantinya penyajian laporan keuangan perusahaan benar dan lengkap. 3. Perusahaan perlu membuat sistem untuk pencatatan akuntansi yang sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009) agar dapat membantu akuntan dalam menyiapkan laporan keuangan tepat waktu. Penulis berharap saran-saran di atas dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki laporan keuangan di masa yang akan datang, serta membantu penulis selanjutnya dalam membuat penelitian berikutnya. REFERENSI Chaffey, Dave. (2009). E-Bussiness AND E-Commerce Management: Strategy, Implementation, and Practice (fourth edition). New jersey: Pearson Prentice Hall. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Eksposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Laporan Arus Kas. (2009). Eksposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Penyajian Laporan Keuangan.. (2009). Public hearing ED PSAK 1 penyajian laporan keuangan. www.iaiglobal.or.id. Diakses tanggal 12 maret 2012. (2010). Standar Internasional Dipakai 2012. http://www.iaiglobal.or.id/berita/. Diakses tanggal 15 maret 2012. Januarsi, Yeni. (2011). PSAK NO. 1 (Revisi 2009) Komponen Laporan Keuangan Lengkap, Penyajian Laporan Keuangan, dan Extraordinary items. Buletin akuntan muda edisi juni 2011. Diakses tanggal 15 maret 2012. Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. Alih bahasa oleh Salim, E. (2007). Akuntansi Intermediate jilid 1 (edisi 12). Jakarta: Erlangga. Martani, Dwi. PSAK 1 - Penyajian Laporan Keuangan (IAS 1 Presentation of financial statement). http://staff.blog.ui.ac.id/. Diakses tanggal 15 maret 2012.. PSAK 2 - Laporan arus kas (IAS 7 Statement of cash flows). http://staff.blog.ui.ac.id/. Diakses tanggal 15 maret 2012. Mirza, A. A., Holt, G. J., & Orrell, M. (2006). IFRS International Financial Reporting Standard: Workbook and Guide. New Jersey: Wiley. Pdfsbox. Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan. http://repository.binus.ac.id/content/f0812/f081297862.pdf. Diakses tanggal 18 maret 2012. Pusat Sumber Daya Media Komunitas. (2010). Konvergensi media. http://kombinasi.net/konvergensi-media/. Diakses tanggal 18 maret 2012. Sinaga, Rosita Uli. (2011). Konvergensi IFRS. www.iaiglobal.or.id. Diakses tanggal 12 maret 2012. Surya, Raja A. S. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wijaya, Kartika. (2011). Implementasi standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas public (SAK ETAP) pada PT. Saptawira adhitama tour&travel. Tesis S1 Tidak dipublikasikan, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Yanto, Sri. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. www.iaiglobal.or.id. Diakses tanggal 12 maret 2012. RIWAYAT PENULIS

Cindy Nur Aini lahir di kota Jakarta pada 23 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2012.