yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2004: 387).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di pendidikan formal mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, juga bagi

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional. dan afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permendikbud nomor 58 tahun 2014 matematika merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar (SD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kegagalan pendidikan berakibat pada kegagalan suatu bangsa, sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. disiplin dan memajukan daya pikir manusia (Aisyah, 2008:3). Ilmu matematika

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kapasistas bagi timbulnya keterampilan anti sosial (anti-sosial behaviour)

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu proses belajar siswa, dan dapat di katakan bahwa kerja keras belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Masalah internal yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Usaha tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang

Transkripsi:

2 baik. Harus diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru seseorang tumbuh kearah kondisiyang sebenarnya tidak diharapkan sama sekali. Oleh karena itu dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami perubahan dan kemajuan seperti sekarang. Peningkatan mutu pendidikan sangat penting untuk mengantipasi perkembangan teknologi yang tidak terlepas dari perkembangan matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan berkembangnya daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, juga tidak terlepas dari peran perkembangan matematika. Sehingga, untuk dapat menguasai dan mencipta teknologi serta bertahan di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2004: 387). Pembelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa di sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagian siswa menganggapnya sebagai pelajaran yang sulit dan kurang diminati. Padahal siswa seharusnya menyadari bahwa kemampuan berfikir logis, kritis, cermat, efisien dan efektif adalah menjadi ciri pelajaran matematika yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi zaman yang semakin berkembang.

3 Namun pelajaran matematika selalu dianggap sulit dan ditakuti oleh siswa sehingga sangat berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Keadaan ini juga dialami di MTs Wali Songo Ngabar adalah sebuah MTs yang terletak di kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo. Dari hasil wawancara penulis dengan salah satu guru matematika disekolah ini, bahwa dalam materi pokok bentuk aljabar siswa di MTs tersebut pencapaian nilai rata-rata kelas hanya sekitar 40-50% dari jumlah peserta didik dikelas tersebut yang mencapai ketuntasan belajar. Ini terlihat dari rendahnya prestasi belajar mereka yang rata rata sebesar 65,0 dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 75,0. Selain itu rendahnya prestasi belajar mereka juga dipengaruhi aktivitas mereka di dalam kelas, yang cenderung pasif terhadap pembelajaran matematika karena dalam kegiatan belajar mengajar guru masih menggunakan metode ekspositori yaitu cara penyampaian pelajaran dengan cara guru berbicara di awal pelajaran menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab. Aktivitas seperti ini membuat para siswa menjadi pasif dalam pembelajaran matematika, dan kurang merespon apa yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga siswa masih kurang dalam hal kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan sosial. Kekurangan siswa kelas VIID MTs Wali Songo Ngabar Siman Ponorogo perlu diatasi dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sangat menarik adalah tipe Group Investigation yang merupakan bentuk pembelajaran kooperatif

4 yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasion peneliti berharap dapat membantu siswa untuk melakukan investigasion terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentuk mencapai tujuan. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi. Selain itu Group Investigasion juga dapat melatih siswa untuk bekerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran Group Investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan digunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.

5 Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Kerjasama antar anggota dalam kelompok akan tercipta, karena siswa merasa bahwa keberhasilan kelompok ditentukan oleh masing-masing anggota untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Setelah tumbuh motivasi untuk belajar yang disebabkan oleh pengaruh kerja kelompok maka kemampuan belajar akan berkembang, dan hasil belajar akan menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Materi Bentuk Aljabar Kelas VIID MTs Wali Songo Ngabar Siman Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Penguasaan siswa terhadap materi masih kurang, ini disebabkan karena kurangnya keterlibatan siswa dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yaitu siswa cenderung pasif dan kurang merespon materi pelajaran selama kegiatan belajar berlangsung. 2. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan materi yang disampaikan.

6 C. RUMUSAN MASALAH Untuk menghindari ketidaktepatan hasil penelitian, maka perlu dirumuskan permasalahan dari penelitian tersebut. Berdasarkan judul penelitian, latar belakang, dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas siswa kelas VIID MTs Wali Songo Ngabar Ponorogo dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIID MTs Wali Songo Ngabar Ponorogo dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada materi bentuk aljabar? D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka tujuan dari penalitian ini adalah : 1. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat. Dengan meningkatnya aktivitas siswa diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada materi bentuk aljabar kelas VIID MTs Wali Songo Ngabar Ponorogo

7 E. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidik khususnya mata pelajaran matematika. 2. Bagi Guru a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi b. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru c. Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru itu sendiri. 3. Bagi Siswa a. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pemecahan masalah matematika b. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran c. Menumbuhkan kemampuan kerjasama, berkomunikasi, dan mengembangkan keterampilan berfikir siswa d. Siswa merasa senang karena dilibatkan dalam proses pembelajaran e. Prestasi belajar matematika siswa dapat meningkat. 4. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan tentang model pembelajaran Group Investigation sehingga memilki ketrampilan untuk menerapkannys khususnya dalam pembelajaran matematika.

8 F. BATASAN MASALAH Mengingat banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian ini dan mengingat terbatasnya waktu, tenaga, serta kemampuan peneliti untuk membahas permasalahan yang ada, maka peneliti perlu mengadakan pembatasan masalah. Pembatasan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya salah pengertian tentang masalah yang menjadi pijakan untuk membahas semua permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai : 1. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIID MTs Wali Songo Ngabar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI(Group Investigation) pada materi bentuk aljabar. 2. Peningkatan aktivitas siswa dalam materi bentuk aljabar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI(Group Investigation). G. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari adanya salah tafsiran yang berbeda terhadap penelitian ini, maka peneliti perlu mendefinisikan istilah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Peningkatan Peningkatan adalah suatu perubahan prestasi belajar siswa kearah yang lebih baik dari prestasi sebelumnya.

9 2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran yang mengajak siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasi belajar secara individu dan kelompok 3. Group Investigation Group investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahanbahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator. 4. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah suatu hasil belajar dapat dicapai secara optimal dalam memperoleh perubahan keseluruhan tingkah laku yaitu ketika seseorang mengikuti dan mengerjakan tugas serta mengikuti berbagai di sekolah. 5. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, yang meliputi mendengarkan penjelasan, memahami dan mengerjakan Lembar kerja kelompok, kemampuan bertanya/mengemukakan pendapat. Kolaboratif kelompok dan mengerjakan tes.