BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

CHAIRUNNISA NURSANI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dewan komisaris dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu yakni

BAB IV HASIL PENELITIAN

: Septi Wahyuni NPM : Nama Pembimbing : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun pengamatan dan harus memiliki laba bersih positif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sum, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2011). Variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pengoperasian submenu descriptive statistics pada SPSS for Windows karakteristik tertentu dari suatu data sampel.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

Transkripsi:

39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Bab ini membahas analisis data dan hasil penelitian dari sampel yang telah terkumpul. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif, kemudian dilakukan pengujian model, dan terakhir pengujian hipotesis. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian, nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu model data diuji dengan pengujian asumsi klasik. B. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling. Berdasarkan metode tersebut diperoleh 26 perusahaan yang menerbitkan sustainability report yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 dan 2014 sehingga ada 52 sampel dalam penelitian ini. C. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan diskripsi data dari seluruh variabel yang dimasukan dalam konsep penelitian. Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif dari variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif menunjukan nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi masing masing variabel.

40 Tabel 4.1. Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSR Indeks 52.11.92.3817.18550 ROA 52.00.54.1022.10163 DKOM 52.29.80.4223.10530 LEV 52.10.99.6012.24124 FO 52.04.96.2735.22253 PS 52.00.60.2704.16431 Valid N (listwise) 52 (sumber : data diolah) Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel CSR memiliki nilai terendah 0,11, nilai maksimum 0,92, mean 0,3817 dan standar deviasi 0,18550. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan dari 52 sampel penelitian dengan indeks CSR G4 yang terdiri dari 91 kategori ini, hanya 38,17% tingkat pengungkapan CSR, walaupun perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan besar yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan Sustainability Report. Standar deviasi 0,18550 kurang dari 3, artinya varian data tidak terlalu menyebar, sehingga data diolah lebih lanjut dengan regresi. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai terendah 0,00, nilai maksimum 0.54, mean 0,1022 dan standar deviasi 0,10163. Nilai mean sebesar 0,1022 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini nilai profitnya kecil hanya sebesar 10,22%. Variabel dewan komisaris independen memiliki nilai minimum 0,29, nilai maksimum 0,80, mean 0,4223, dan standar deviasi 0,10530. Variabel leverage memiliki nilai minimum 0,10, nilai maksimum 0,99, mean 0,6012 dan standar deviasi 0,24124. Variabel kepemilikan saham asing memiliki nilai minimum 0,04, nilai maksimum 0,96, mean 0,2735 dan standar

41 deviasi 0,22253. Variabel kepemilikan saham publik memiliki nilai minimum 0.00, nilai maksimum 0,60, mean 0,2704 dan standar deviasi 0,16431. D. Uji Asumsi Klasik Sebelum model regresi digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006). Menurut Gudono (2015:151): Uji asumsi klasik sering disebut juga dengan analisis residual. Disebut demikian karena penelitian mengenai pelanggaran terhadap asumsi klasik biasanya dilakukan dengan mengamati pola nilai residual. Misalnya dilihat keacakan penyebarannya dan fluktuasinya. Mengapa residual (ε) yang dicermati? Karena ε bisa dianggap representasi varians Y yang tidak bisa dijelaskan oleh model yang diusulkan. Oleh sebab itu bilamana ada pelanggaran atas asumsi, maka hal tersebut akan ditunjukkan oleh pola pergerakan ε 1. Uji Normalitas Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov yang ditunjukan pada Tabel 4.2. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig sebesar 0,065 lebih besar dari 0,05, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai risidual pada penelitian ini berdistribusi normal.

42 Tabel 4.2. Uji Kolmogorof-Smirnov Unstandardized Residual N 52 Normal Parameters a,b Mean.0000000 Std. Deviation.15695897 Most Extreme Differences Absolute.119 Positive.119 Negative -.056 Test Statistic.119 Asymp. Sig. (2-tailed).065 c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (sumber : data diolah) 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada penelitian ini pengujian multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel lebih besar dari 10 persen dan nilai VIF semua variabel kurang dari 10, maka berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Std. Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).433.171 2.535.015 ROA -.602.386 -.330-1.562.125.349 2.866 DKOM.653.249.371 2.622.012.779 1.284 LEV -.556.177 -.723-3.150.003.295 3.387 FO.084.109.101.776.442.917 1.090

43 PS.170.151.150 1.120.269.866 1.155 a. Dependent Variable: CSR Indeks (sumber : data diolah) 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance residual suatu pengamatan kepengamatan lain. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas digunakan uji glejser yang ditunjukan tabel 4.4. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4, terlihat bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini memiliki nilai sig lebih besar dari 0,05, hal ini Tabel 4.4. Uji Glejser Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).047.093.503.617 ROA -.084.210 -.094 -.401.690 DKOM.209.135.243 1.546.129 LEV -.082.096 -.219 -.858.396 FO.039.059.096.663.511 PS.145.082.263 1.762.085 a. Dependent Variable: RES2 ( sumber : data diolah ) dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. E. Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F ditunjukan pada Tabel 4.5 sebagai berikut. : Tabel 4.5. Uji Signifikansi Simultan (uji f) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression.499 5.100 3.650.007 b Residual 1.256 46.027

44 Total 1.755 51 a. Dependent Variable: CSR Indeks b. Predictors: (Constant), Saham Publik, profitabilitas, saham asing, Dewan Komisaris Independen, Leverage (sumber data : diolah) berdasarkan uji statistik F yang ditunjukkan tabel 4.5 dapat diketahui nilai F hitung sebesar 3,650 dengan probabilitas 0,007. Nilai probabilitas yang ditunjukan memiliki nilai yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan peneliti, yaitu sebesar 5 persen atau 0,05. Hasil ini berarti bahwa model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi CSR, dapat dikatakan bahwa profitabilitas, proporsi dewan komisaris independen, leverage, kepemilikan saham asing dan kepemilikan saham publik secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. 2. Uji Signifikan Parameter Individual (uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis. Uji statistik t ditunjukan pada Tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6. Uji Statistik t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).433.171 2.535.015 ROA -.602.386 -.330-1.562.125 DKOM.653.249.371 2.622.012 LEV -.556.177 -.723-3.150.003 FO.084.109.101.776.442 PS.170.151.150 1.120.269 a. Dependent Variable: CSR Indeks (sumber : data diolah)

45 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui pengaruh secara parsial dari variabel variabel profitabilitas, proporsi dewan komisaris independen, leverage, saham asing dan saham publik terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure sebagai berikut : 1) Profitabilitas (ROA) memiliki koefisien sebesar -0,602 dan sig sebesar 0,125. Nilai sig sebesar 0,125 yang lebih besar dari 0,05, menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap CSR disclosure. 2) Proporsi dewan komisaris independen (DKOM) memiliki koefisien sebesar 0,653 dan nilai sig sebesar 0,012. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel proporsi dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. 3) Leverage (LEV) memiliki koefisien sebesar -0,556 dan nilai sig sebesar 0,003 Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 dan koefisien yang negatif menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif terhadap CSR disclosure 4) Kepemilikan saham asing (FO) memiliki koefisien sebesar 0,084 dan nilai sig sebesar 0,442. Nilai sig yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. 5) Kepemilikan Saham Publik (PS) memiliki koefisien sebesar 0,170 dan nilai sig sebesar 0,269. Nilai sig yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. F. Nilai Adjusted R Square Tabel 4.7. Nilai Adjusted R Square

46 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.533 a.284.206.16527 a. Predictors: (Constant), Saham Publik, profitabilitas, saham asing, Dewan Komisaris Independen, Leverage (sumber : data diolah) Berdasarkan analisis regresi berganda yang ditunjukkan tabel 4.7 dapat diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,206 atau sebesar 20,6%. Hasil ini berarti bahwa selain faktor profitabilitas, proporsi dewan komisaris independen, leverage, kepemilikan saham asing dan kepemilikan saham publik masih ada lagi sebesar 79,4% faktor-faktor lain yang memengaruhi Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. G. Pembahasan 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. Dari penelitian yang dilakukan, didapat bahwa profitabilitas (ROA) memiliki koefisien sebesar -0,602 dan sig sebesar 0,125. Nilai sig sebesar 0,125 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap CSR Disclosure, sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas terhadap CSR Disclosure ditolak. Artinya, besar kecilnya laba perusahaan tidak memengaruhi perusahaan untuk mengungkapkan CSR. Selain merupakan kewajiban bagi perusahaan, sebagaimana diatur dalam undang-undang PT nomor 40 tahun 2007 dan PP nomor 47 tahun 2012, pengungkapan CSR merupakan suatu kesadaran akan kebutuhan

47 untuk mengungkapkan. Perusahaan menyadari bahwa tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh keuntungan semata, akan tetapi yang utama adalah keberlanjutan perusahaan dapat terpenuhi. Untuk itu, sesuai dengan teori stakeholder, perusahaan perlu menjaga hubungan yang baik dengan seluruh stakeholder, dengan memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan, tanpa memperhatikan tingkat laba perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kokubu et. al., (2001) dalam Sembiring, (2005), yang menyatakan bahwa political visibility perusahaan tergantung pada ukuran (size), bukannya pada profitabilitasnya. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori keagenan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Irawan (2006) dalam Utami dan Prastiti (2011), bahwa perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. Profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen. Selain itu pengungkapan yang lebih luas dimaksudkan untuk mengurangi konflik keagenan. Dengan demikian manajemen menunjukkan bahwa perolehan laba tidak hanya digunakan untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan investor melalui pengungkapan sosial yang dilakukan (Utami dan Prastiti, 2011). Penelitian ini juga tidak berhasil mendukung teori legitimasi yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Donovan dan Gibson (2000). Akan tetapi, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gemitasari dan Nursiam (2013) dan Evandini dan Darsono (2014), bahwa

48 profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Sari (2012) dan Indraswari dan Astika yang menemukan pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR dan penelitian Ulum, et., al. (2011) yang menemukan adanya hubungan negatif signifikan profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. 2. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. Surya dan Yustivandana (2006) dalam Yunita (2011) menjelaskan bahwa dewan komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Dewan komisaris independen yang netral dan tidak terpengaruh oleh intervensi manajemen akan melindungi kepentingan para stakeholder dalam dorongan kepada perusahaan untuk melakukan aktivitas CSR dan mengungkapkannya (Yulianto dan Nugroho, 2015). Proporsi dewan komisaris independen (DKOM) memiliki koefisien sebesar 0,653 dan nilai sig sebesar 0,012. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05, menunjukkan bahwa variabel proporsi dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure. Artinya, fungsi dewan komisaris independen sebagai salah satu cara untuk menciptakan good corporate governance melalui prinsip transparansi terwujud. Keberadaan dewan komisaris independen menciptakan keseimbangan kepentingan berbagai pihak. Sikapnya dianggap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat, sehingga mendorong perusahaan untuk

49 mengungkapkan informasi yang lebih luas kepada para stakeholder-nya, termasuk informasi tentang CSR Disclosure. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nugroho dan Yulianto (2015) yang tidak mendapatkan pengaruh dewan komisaris independen terhadap CSR Disclosure. Akan tetapi, penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurkhin (2010) dan Santioso dan Chandra (2012), Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap CSR Disclosure dapat diterima. 3. Pengaruh leverage terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. Dalam penelitian ini, leverage (LEV) memiliki koefisien sebesar -0,556 dan nilai sig sebesar 0,003 Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 dan koefisien yang negatif menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif terhadap CSR disclosure. Sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan leverage berpengaruh negatif terhadap CSR Disclosure diterima. Penelitian ini sejalan dengan teori agensi yang mengemukakan bahwa tingkat leverage mempunyai pengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR, serta pendapat Belkaoui dan Karpik (1989) yang menyatakan semakin tinggi tingkat leverage, semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Oleh karenanya, agar laba yang dilaporkan tinggi, maka manajer mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya pengungkapan tanggung jawab sosial.

50 Dengan demikian, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yintayani (2011), Wijaya (2012) dan Zanirah (2015) yang mendapatkan pengaruh negatif leverage terhadap CSR Disclosure. Akan tetapi, penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Prastiti (2011), Majidah dan Sihite (2014) dan Felicia dan Rasmini (2015) yang mendapatkan pengaruh positif siginifikan leverage terhadap CSR Disclosure dan berbeda juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Reni (2006) dan Utami dan Prastiti (2011) yang tidak menemukan pengaruh leverage terhadap CSR Disclosure. 4. Pengaruh Kepemilikan Saham Asing terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. Kepemilikan saham asing (FO) memiliki koefisien sebesar 0,084 dan nilai sig sebesar 0,442. Nilai sig yang lebih besar dari 0,1 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure. Hipotesis keempat (H4) yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan kepemilikan saham asing terhadap CSR Disclosure ditolak. Nilai rata-rata kepemilikan saham asing dalam penelitian ini hanya sebesar 27.35%, sehingga belum dapat mendorong pengungkapan CSR. Selain itu, pihak asing yang memiliki saham pada perusahaan yang terdaftar dan menjadi sampel dalam penelitian, belum mempunyai kesadaran terhadap aspek lingkungan dan sosial sebagai isu penting yang harus diangkat ketika mengungkapkan laporan tahunan. Argumen bahwa kepemilikan saham oleh pihak asing yang disinyalir concern terhadap isu sosial dan lingkungan, sehingga akan mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan aktivitas CSR dan meningkatkan pengungkapan CSR, dalam penelitian ini tidak terbukti.

51 Menurut Waryanto (2010) dalam Oktariani dan Mimba (2014), kepemilikan asing dikonsolidasikan dengan perusahaan di Indonesia berjumlah kecil sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan kurang diperhatikan. Pendapat ini dipertegas oleh Machmud dan Djakman (2008) dalam Oktariani dan Mimba (2014), bahwa kepemilikan asing di Indonesia belum memperdulikan problem lingkungan sebagai hal serius untuk diungkapkan dalam laporan tahunan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktariani dan Mimba (2014). Oleh karena itu, hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Rakhmawati dan Syafruddin (2009), Oktariani dan Mimba (2014) dan Yuliani (2014), yang menemukan bahwa kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Akan tetapi, bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suaryana (2015) yang menunjukkan pengaruh signifikan kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan CSR. 5. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. Kepemilikan Saham Publik (PS) memiliki koefisien sebesar 0,170 dan nilai sig sebesar 0,269. Nilai sig yang lebih besar dari 0,05, menunjukkan bahwa variabel kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan pada CSR Disclosure, sehingga hipotesis kelima (H5) yang menyatakan terdapat pengaruh kepemilikan saham publik terhadap CSR Disclosure ditolak. Nilai rata-rata kepemilikan saham Publik dalam penelitian ini sebesar 27.04% dan belum dapat mendorong pengungkapan CSR. Penelitian ini tidak mendukung argumentasi bahwa

52 perusahaan yang memiliki kualitas baik akan dengan sengaja memberikan signal, yang salah satunya berupa tanggung jawab sosial, agar pasar dapat membedakan kualitas perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya dengan harapan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dalam Maulida (2013) dan Adnantara (2013) yang menemukan pengaruh kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan CSR, tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian Priantinah dan Nur (2012), Indraswari dan Astika (2014) dan Evandini dan Darsono (2014) yang menunjukkan bahwa kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.