III. METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB III METODE PENELITIAN. dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya pembagian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang

I. PENDAHULUAN. Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penulis menggunakan metode kualitatif-deskriptif di dalam penelitian ini, di

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November Alih Kode dan Campur Kode dalam Film Toba Dreams dan Implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

II. LANDASAN TEORI. menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai alat komunikasi yang

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA REPUBLIK SENTILAN SENTILUN. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN. Naskah Publikasi Ilmiah

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

ALIH KODE DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR KELAS VII MTS AL-KAUTSAR SRONO BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang erat sehingga keberadaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS X SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif.

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

CAMPUR KODE BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING KE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM PARODI INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) NI LUH GEDE SUMARIANI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

III. METODE PENELITIAN. yang terjadi antara suatu hal dengan hal-hal lain dalam suatu sistem yang

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN DI STATUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INGGRIS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA SKRIPSI

document or one particular event, la melanjutkan bahwa terdapattiga perbedaan tipe

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best dalam Sukardi, 2003:157). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang di arahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah, 2006:14). Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian deskriptif kualitatif terkait dengan pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Masalah penelitian deskriptif klualitatif terkait dengan situasi nyata yang sedang dihadapi. Hal ini meliputi banyak metode, yakni survey, studi kasus, studi perbandingan, studi korelasi, studi prediksi, studi pertumbuhan, dan studi kecenderungan. Dalam bidang pendidikan, jenis-jenis penelitian yang tercakup dalam

deskriptif mempunyai manfaat, terutama dalam rangka mengadakan berbagai perbaikan (Ali, 1992:124-133). Dalam penelitian ini metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sebab-sebab terjadinya alih kode dan campur kode yang terjadi dalam dialog tokoh-tokoh film Laskar Pemimpi karya Monty Tiwa dan implikasiya dalam pembelajaran drama di SMA. B. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah dialog film Laskar Pemimpi karya Monty Tiwa. Data penelitian ini adalah satuan bahasa yang merupakan alih kode dan atau campur kode dalam dialog film Laskar Pemimpi karya Monty Tiwa yang dirilis bulan September tahun 2010. Film ini di tulis oleh Monty dan Eric Tiwa, diproduksi oleh Starvision Plus dengan genre komedi, perang, dan musikal yang berdurasi 93 menit 44 detik. Dialog-dialog tokoh yang dianalisis dihasilkan oleh semua pemain dalam film Laskar Pemimpi karya Monty Tiwa dengan 12 pemeran utama yaitu, Sri Mulyani diperankan Tika Project Pop, Kapten Hadi Sugito diperankan Gading Marten, Udjo diperankan Udjo Project Pop, Wiwid diperankan Shanty, Ahok diperankan Odie Project Pop, Tumino diperankan Gugum Project Pop, Togar diperankan Yosi Project Pop, Kopral Jono diperankan Dwi Sasono, Letnan Bowo diperankan Tengku Rifnu Wikana, Yayuk diperankan Masayu Anastasia, Once diperankan Oon Project Pop, dan Letkol Soeharto diperankan Marcell Siahaan. C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simak dan pencatatan. Dikatakan teknik simak karena dilakukan dengan menyimak, yakni menyimak semua dialog film Laskar Pemimpi karya Monty Tiwa yang berdurasi 93 menit 44 detik. Teknik selanjutnya adalah teknik pencatatan, yakni catatan transkip data. Catatan transkip data dilakukan untuk mencatat dialog dari setiap pemeran dalam film Laskar Pemimpi. Catatan tersebut, yakni catatan deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif berupa catatan tentang semua ujaran dari setiap pemeran dalam film Laskar Pemimpi termasuk konteks yang melatarinya, dan catatan reflektif adalah interpretasi atau penafsiran peneliti terhadap alih kode dan campur kode dalam dialog tokoh film Laskar Pemimpi. D. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik studi dokumentasi, maksudnya cara pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klarifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen, buku-buku, koran, majalah, dan lain-lain (Nawawi dalam Safitri, 2011:35). Penelitian analisis dokumen atau analisis isi adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data (Zuriah, 2006:15). Zuriah (2006:16) juga mengungkapkan karakteristik penelitian dokumen antara lain 1. penelitian dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk gambar, rekaman, dan sebagainya; 2. subjek penelitiannya adalah sesuatu barang, buku, majalah dan lain-lain; 3. dokumen sebagai sumber data pokok dalam penelitian yang dilakukan. Adapun langkah-langkah analisis dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Menyimak dan mencatat semua dialog yang muncul dalam film Laskar Pemimpi karya Monty Tiwa secara keseluruhan termasuk mencatat konteks tuturan. 2. Menandai wacana dialog yang mengandung alih kode dan campur kode dan mendaftar data. a. Menandai alih kode dengan tanda AK dan campur kode dengan tanda CK. b. Peneliti mengklasifikasikan bentuk alih kode dan campur kode dengan cara sebagai berikut. 1) Menandai alih kode ekstern dengan tanda AK E dan alih kode intern dengan tanda AK I. 2) Menandai bentuk campur kode kata dengan tanda CK Kt, campur kode frase dengan CK Fr, campur kode klausa dengan tanda CK Kl, campur kode baster dengan tanda CK Bs, campur kode perulangan kata dengan tanda CK PK, dan campur kode ungkapan/idiom dengan tanda CK Ungk. Sebagai gambaran kajian alih kode dan campur kode tersebut, berikut disajikan indikatornya sebagai acuan peneliti dalam pembahasan. Tabel 3.1 Tabel Indikator Alih Kode dan Campur Kode No. Indikator Sub Indikator Deskriptor 1. alih kode alih kode intern Berlangsung antarbahasa sendiri (bahasa nusantara), seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau sebaliknya. alih kode ekstern Terjadi antara bahasa sendiri (bahasa nusantara) dengan bahasa asing atau sebaliknya. 2. campur campur kode kata Campur kode dengan

kode penyisipan kata (satuan bahasa yang dapat bediri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem). campur kode frasa Campur kode dengan penyisipan frasa (satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, gabungan itu dapat rapat dapat renggang). campur kode baster Campur kode dengan penyisipan baster ( gabungan pembentukan asli dan asing). campur kode klausa Campur kode dengan penyisipan klausa ( satuan gramatikal berupa gabungan kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat). campur kode perulangan kata campur kode ungkapan/idiom Campur kode dengan penyisipan perulangan kata (proses pembentukan kata dengan mengulang keseluruhan atau sebagian bentuk dasar). Campur kode dengan penyisipan ungkapan/idiom (kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya).

3. faktor penyebab alih kode pembicara atau penutur Faktor peralihan bahasa datang dari penutur.kemampuan dan latar belakang penutur dalam berbahasa. Seorang pembicara atau penutur seringkali melakukan alih kode untuk memperoleh keuntungan atau manfaat dari tindakannya tersebut. pendengar atau lawan tutur perubahan situasi karena hadirnya orang ketiga perubahan situasi dari formal ke informal atau sebaliknya berubahnya topik Penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa lawan tutur tersebut. Biasanya hal ini terjadi karena kemampuan berbahasa mitra tutur kurang atau karena memang mungkin bukan bahasa pertamanya. Jika lawan tutur itu berlatar belakang bahasa yang sama dengan penutur, maka alih kode yang terjadi berupa peralihan varian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Alih kode ini juga dapat dipengarui oleh sikap atau tingkah laku lawan tutur. Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang memiliki latar belakang bahasa berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penutur dan mitra tutur. Perubahan situasi bicara dapat menyebabkan terjadinya alih kode. Alih kode yang terjadi bisa dari ragam formal ke informal misalnya dari ragam bahasa Indonesia formal menjadi ragam bahasa santai, atau sebaliknya. Berubahnya topik pembicaraan antara penutur dan mitra tutur

pembicaraan namun masih dalam satu peristiwa tindak tutur. 4 faktor penyebab campur kode latar belakang sikap penutur Kebahasaan Latar belakang penutur ini berhubungan dengan karakteristik penutur, seperti latar sosial, tingkat pendidikan, atau rasa keagamaan. Misalnya, penutur yang memiliki latar belakang sosial yang sama dengan mitra tuturnya dapat melakukan campur kode ketika berkomunikasi. Hal ini dapat dilakukan agar suasana pembicaraan menjadi akrab. Latar belakang kebahasaan atau kemampuan berbahasa juga menjadi penyebab seseorang melakukan campur kode, baik penutur maupun orang yang menjadi pendengar atau mitra tuturnya. Selain itu, keinginan untuk menjelaskan maksud atau menafsirkan sesuatu, dan menunjukkan identitas suatu kelompok juga dapat menjadi salah satu faktor yang ikut melatarbelakangi penutur melakukan campur kode. 3. Mengklasifikasikan alih kode dan campur kode. 4. Menentukan penyebab-penyebab alih kode dan campur kode sesuai dengan konteksnya. a. Menandai sebab-sebab alih kode (a) penutur/pembicara dengan P,

(b) pendengar atau lawan tutur dengan LT, ( c) perubahan situasi kerena hadirnya orang ketiga dengan PT, (d) perubahan dari situasi formal ke informal atau sebaliknya dengan PS, dan (e) berubahnya topik pembicaraan dengan TP. b. Menandai latar belakang campur kode (a) pengaruh sikap penutur dengan SP dan (b) pengaruh kebahasaan dengan K. 5. Peneliti mengartikan penanda alih kode dan campur kode ke dalam bahasa Indonesia. 6. Menambahkan kode bahasa pada kode-kode yang telah digunakan. Tanda In (bahasa Indonesia), Be (bahasa Belanda), Ing (bahasa Inggris), Ci (bahasa Cina), Ar (bahasa Arab), Jw (bahasa Jawa), Su (bahasa Sunda), Me (bahasa Medan), dan Ma (bahasa Manado). 7. Mendeskripsikan implikasi alih kode dan campur kode dalam film Laskar Pemimpi karya Monty Tiwa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.