BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN RSJPDHK TRIWULAN I - IV TAHUN 2017 INSTALASI PEMASARAN DAN PELAYANAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Uneversitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. signifikan pada pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan medis. Keberadaan sebuah rumah sakit harus mampu memberikan

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, keterisolasian, keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, keterbatasan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

BABI PENDAHULUAN. Globalisasi di segala bidang sudah terjadi dan berpengaruh secara langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN Sejarah dan Perkembangan Singkat Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun terus

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan

RUMAH SAKIT UMUM KELAS C DENGAN UNGGULAN PELAYANAN KESAHATAN MATA D SEMARANG

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam perubahan, yaitu (Lupiyoadi, 2001: 4): (1) Demografis, menghasilkan jumlah populasi usia lanjut mendorong permintaan baru akan jasa perawatan kesehatan, (2) Sosial, meningkatkan jumlah wanita dalam angkatan kerja sehingga mengubah fungsi wanita dalam rumah tangga, yang berakibat pada peningkatan kualitas hidup, sehingga menghasilkan pertumbuhan pesat dalam industri jasa termasuk jasa health care dan jasa pelayanan rumah sakit, (3) Perekonomian, meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian yang menghasilkan ketergantungan yang lebih besar terhadap penyedia jasa yang bersifat spesialisasi, misalnya jasa pelayanan rumah sakit yang memiliki spesialisasi pelayanan kesehatan, (4) Politik dan hukum, telah menghasilkan peningkatan dan permintaan baru akan jasa yang lebih professional. Selain berbagai perubahan yang terjadi tersebut, Globalisasi di segala bidang sudah terjadi dan berdampak secara langsung terhadap kondisi di Indonesia khususnya dibidang kesehatan yang paling terpengaruh antara lain rumah sakit, laboratorium klinik, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan dan asuransi kesehatan (Suara Merdeka, 2005) dalam Lumingkewas (2008). Rumah sakit melihat peluang tersebut menawarkan sistem jasa pelayanan kesehatan dengan tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan berusaha memberikan berbagai pelayanan kesehatan berkualitas kepada pasien (Aditama, 2007: 6). Upaya rumah sakit dalam memberikan berbagai program pelayanan kesehatan kepada pasien dirancang dengan mutu pelayanan prima untuk memenuhi 1

2 kebutuhan serta kepuasan pasien terhadap masalah kesehatan yang sesuai dengan misi rumah sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (SK Menteri Kesehatan RI No 983/ Menkes/ SK/ XI/ 1992). Kesehatan masyarakat dewasa ini dipandang sangat penting untuk mendapatkan perhatian karena menjadi unsur yang menentukan kelangsungan hidup, salah satunya adalah masalah kesehatan pasien akibat penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degenerative, yaitu Diabetes Mellitus (DM) yang akan terus meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang (Ermita, 2002) dalam Devitakhik (2008). The World Health Organisation (WHO) memperkirakan kurang lebih 171 juta penduduk dunia menderita DM dan angka ini diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi 366 juta penduduk pada Tahun 2030 (WHO, 2004) dalam American Diabetes Association (2004). Di Indonesia, jumlah penderita DM yang menjalani rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit Endokrin (Depkes RI, 2002) dalam Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2002) dan menempati urutan keempat dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. WHO memperkirakan kurang lebih dari 8,4 juta penduduk Indonesia menderita DM dan angka ini diperkirakan meningkat menjadi 21,3 juta penduduk pada Tahun 2030. Pertumbuhan jumlah penderita DM yang diprediksikan oleh WHO dirasakan juga oleh rumah sakit PHC (RS PHC) Surabaya dengan adanya kenaikan jumlah kunjungan pasien DM. Hal tersebut ditanggapi dengan memberikan pelayanan jasa kesehatan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup sehat pasien DM yang sedang melakukan pemeriksaan pada Klinik Spesialis Penyakit Dalam. Pertumbuhan jumlah kunjungan pasien DM pada Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya dibandingkan total pasien Tahun 2009 rata rata adalah 55,75% dan Tahun 2010 sebesar 47,5%. Hasil tersebut menunjukkan naik dan turunnya jumlah kunjungan pada Klinik Spesialis Penyakit Dalam menjadikan penyakit DM menduduki peringkat ketiga dalam

3 urutan sepuluh besar jumlah kunjungan terbanyak pada Klinik Spesialis Penyakit Dalam, setelah penyakit yang berhubungan dengan Diseases Of Oral Cavity, Salivary Glands And Jaws dan Acule Upper Respiratory Infection, Inspesified (Rekam Medis RS PHC Surabaya, 2010), dapat dilihat pada data kunjungan pasien DM dan total pasien dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 DATA KUNJUNGAN PASIEN DM DAN TOTAL PASIEN PADA KLINIK SPESIALIS PENYAKIT DALAM PENURUNAN/ PENURUNAN/ PERBANDINGAN PERIODE JUMLAH KENAIKAN JUMLAH KENAIKAN JUMLAH TRIWULAN KUNJUNGAN KUNJUNGAN KUNJUNGAN PASIEN TOTAL PASIEN DM DM ANGKA (%) ANGKA (%) DAN TOTAL (%) 2009 Januari Maret April Juni Juli September Oktober Desember 2.144 2.154 2.046 2.266 10 (108) 220 0,5 (5,0) 10,8 3.896 3.920 3.578 4.011 24 (342) 433 0,6 (8,7) 12,1 55 55 57 56 2010 Januari Maret April Juni Juli September Oktober Desember 2.276 1.496 1.693 2.329 10 (780) 197 636 0,4 (34,3) 13,2 37,6 4.133 4.241 3.816 4.160 122 108 (425) 344 (3,0) (2,6) (10,0) 9,0 55 35 44 56 Sumber : Data Rekam Medik RS PHC Surabaya, 2010 Jumlah kunjungan penderita DM yang semakin besar, mendorong RS PHC Surabaya memberikan pelayanan berkualitas dan memuaskan untuk dapat mempertahankan jumlah kunjungan pasien diagnosa lama dan meningkatkan jumlah kunjungan pasien diagnosa baru. Jumlah kunjungan pasien diagnosa baru Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2010 dari total kunjungan pasien DM mencapai angka kenaikan terbanyak periode April Juli 2010 yaitu 728 kali (98,6%), berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan pasien DM diagnosa lama yang mencapai angka penurunan terbanyak periode April Juni 2009 sebanyak 1,305 kali (63,3%) dalam proses pelayanan pada Klinik Spesialis Penyakit Dalam. Data jumlah kunjungan pasien diagnosa lama dan diagnosa baru ditampilkan pada Tabel 1.2

4 Tabel 1.2 DATA KUNJUNGAN PASIEN DM DIAGNOSA BARU DAN LAMA PADA KLINIK SPESIALIS PENYAKIT DALAM PERIODE TRIWULAN JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN DIAGNOSA BARU PENURUNAN/ KENAIKAN JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN DIAGNOSA PENURUNAN/ KENAIKAN ANGKA (%) LAMA ANGKA (%) 2009 Januari Maret April Juni Juli September Oktober Desember 183 160 158 188 (23) (2) 30 (12,6) (1,3) 19,0 1.961 1.994 1.888 2.078 33 (106) 190 17 (5,3) 10,1 2010 Januari Maret April Juni Juli September Oktober Desember 213 738 1.466 1.239 25 525 728 (227) 13,3 246,5 98,6 (15,5) 2.063 758 227 1.090 (15) (1.305) (531) 863 (0,7) (63,3) (70,1) 380,2 Sumber : Data Rekam Medik RS PHC Surabaya, 2010 Pertumbuhan jumlah pasien DM diagnosa baru terhadap jumlah pasien DM diagnosa lama terlihat dalam Gambar 1.1 2500 2000 1500 1000 500 0 DIAGNOSA BARU DIAGNOSA LAMA Gambar 1.1 DATA KUNJUNGAN PASIEN DM DIAGNOSA BARU DAN LAMA PADA KLINIK SPESIALIS PENYAKIT DALAM Sumber : Data Rekam Medik RS PHC Surabaya, 2010

5 Gambar 1.1 terlihat bahwa titik kenaikan puncak terjadi pada periode Juli September 2010 untuk jumlah kunjungan dari pasien DM dengan diagnosa baru, berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan pasien DM diagnosa lama yang mencapai titik terendah di bulan Juli September 2010 dalam proses pelayanan pada Klinik Spesialis Penyakit Dalam. Fenomena angka kunjungan pasien diagnosa lama yang menurun dibandingkan dengan angka kunjungan pasien diagnosa baru yang mengalami kenaikan, diduga karena masalah kurang maksimalnya kualitas pelayanan yang diberikan selama ini, misalnya seperti (1) Petugas front office sering tidak ada di tempat dan kurang memberikan penjelasan pada pasien, (2) Waktu konsultasi dokter yang kurang kepada pasien (3) Perawat kurang ramah dalam menangani pasien, (4) Antrian pelayanan farmasi dan masalah On Call pada pasien baru, (5) Fasilitas AC dan kamar mandi yang kurang memadai (Hasil Survei Kualitas Pelangan terhadap Kepuasan Pelanggan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit PHC Surabaya, 2009). Hal tersebut membuat peneliti berkeinginan untuk meneliti kualitas pelayanan kesehatan yang sudah disediakan oleh RS PHC Surabaya pada Klinik Spesialis Penyakit Dalam guna mencapai kepuasan pelayanan dan mengetahui behavior intention (niat perilaku) pasien DM. Kualitas pelayanan kesehatan adalah proses pelayanan kesehatan yang dilakukan semua bagian dari seluruh pegawai rumah sakit baik langsung maupun tidak langsung dengan memberikan pelayanan secara efisien, tepat dan kompetensi, yang diutamakan untuk mengurangi rasa sakit, mencegah kecacatan, menghilangkan ketakutan dan meningkatkan fungsi (Wijono, 2001) dalam Susanti, (2009). Kualitas pelayanan merupakan istilah yang digunakan oleh rumah sakit dalam memberikan proses pelayanan kepada pasien (RS PHC Surabaya, 2011). Kualitas pelayanan jasa tersebut diatur dan dilindungi dengan adanya ISO 9000 dan UU Perlindungan Konsumen (UU No.8/1999) merupakan upaya pemerintah yang menjamin kepastian hukum untuk perlindungan kepada konsumen (Lupiyoadi, 2001: 30). Kualitas pelayanan jasa terbaik yang diberikan rumah sakit kepada pasien diukur dengan

6 variabel bentukan kualitas pelayanan melalui 10 indikator yaitu (1)Kompetensi teknis, (2)Akses, (3)Efektif, (4)Efisiensi, (5) Kesinambungan, (6)Keamanan, (7) Kenyamanan, (8) Informasi, (9) Ketepatan waktu, (10) Hubungan antar manusia (Pohan, 2007: 176) yang dapat menimbulkan kepuasan pasien. Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana pasien menyatakan hasil perbandingan atas kinerja pelayanan yang diterima dan yang diharapkan (Merkouris, 2004) dalam Susanti (2009). Menurut Pohan (2007: 152), mengukur kepuasan pasien digunakan 4 hal yaitu: (1) Kepuasan terhadap akses pelayanan kesehatan, (2) Kepuasan terhadap kualitas layanan kesehatan, (3) Kepuasan terhadap proses pelayanan kesehatan termasuk hubungan antar manusia, (4) Kepuasan terhadap sistem pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien yang akan dicapai bukanlah hal yang mudah dilakukan karena sulit untuk diukur dan memerlukan perhatian khusus dalam upaya perbaikan, penyempurnaan serta memberikan nilai tambah dan kemampuan membawa citra yang baik pada rumah sakit. Kepuasan pasien dapat mempengaruhi serta mendorong perilaku dan keputusan membeli seseorang terhadap produk atau jasa yaitu dengan menawarkan kemudahan dalam pembelian dan pelayanan serta jaminan yang diberikan oleh rumah sakit. Pembentukan sikap dan pola perilaku pasien pengguna jasa kesehatan merupakan hasil dari pengamatan pasien dari pengalaman menggunakan jasa tersebut sebelumnya, yaitu dengan mengembangkan sikap yang mendukung rumah sakit dan jasa (favourable), misalnya dengan cara: (1) Berkata positif tentang jasa, (2) Merekomendasikan perusahaan pada orang lain, (3) Setia kepada jasa yang dihasilkan oleh rumah sakit, membayar produk dengan harga premium. Sebaliknya, jasa yang gagal memenuhi fungsi sebagaimana diharapkan dapat dengan mudah menimbulkan sikap negatif (unfavourable), misalnya dengan cara: (1) Berkata negatif tentang jasa, (2) Pindah kepada rumah sakit lain, (3) Tidak memiliki bisnis yang

7 banyak dengan rumah sakit, (4) Mengajukan tuntutan kepada rumah sakit melalui pihak luar (Zeithaml et al., 1996). Faktor behavior intention (niat perilaku) yang dilakukan pada SERVQUAL merupakan tahap akhir dalam pengambilan keputusan konsumen atau postacquisition (Zeithaml et al., 1996) dalam Susanti (2009). Oleh karena itu behavior intention pasien merupakan perilaku pasien setelah pasien merasakan puas atau tidak puas terhadap pelayanan perawatan kesehatan dengan cara yang berbedabeda untuk masingmasing individu. Behavior intention (niat perilaku) pasien dikategorikan dalam 5 indikator (Lupiyoadi, 2001: 30), yaitu (1) Loyalty, (2) Switch, (3) Pay more, (4) Respon eksternal, (5) Respon internal. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Facruddin (2003) dengan judul Analisis Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Berandan. Kesimpulan penelitian tersebut adalah adanya hubungan makna antara nilai kepuasan total ditemukan dalam variabel assurance dan variabel responsive merupakan variabel bebas dan berhubungan dengan kepuasan total pasien. Susanti (2009) dalam penelitiannya mengenai Pengujian Service Profit Chain Pada Installasi Rawat Inap Kelas VVIP Dirumah Sakit Umum Type Non Pendidikan Di Jawa Timur, diketahui bahwa terdapat hubungan antara kualitas pelayanan keperawatan terhadap patient behavior intention melalui kepuasan pasien. Berdasarkan fenomena, teori dan penelitian terdahulu maka peneliti tertarik mengadakan penelitian atas kualitas pelayanan, kepuasan dan behavior intention, dengan judul penelitian: Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Behavior Intention melalui Kepuasan Pasien Diabetes Mellitus Klinik Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit PHC Surabaya. Pasien DM dipilih sebagai unit analisis karena penelitian ini berguna untuk memberikan laporan tentang kualitas pelayanan untuk peningkatan kepuasan pasien DM pada

8 Klinik Spesialis Penyakit Dalam yang akan digunakan sebagai bahan masukan dalam menjalankan program Edukasi Endokrin RS PHC Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya? 2. Apakah kepuasan berpengaruh terhadap behavior intention pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya? 3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap behavior intention pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka secara umum studi ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap behavior intention melalui kepuasan pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis: 1. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya 2. Kepuasan berpengaruh terhadap behavior intention pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya

9 3. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap behavior intention pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi dunia akademik dan praktik, yang secara spesifik dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Memberikan informasi teoritis mengenai hubungan antara kualitas pelayanan berpengaruh terhadap behavior intention melalui kepuasan yang mendukung berkembangnya dunia ilmu pengetahuan dewasa ini, khususnya literatur ilmiah yang nantinya diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian penelitian lain yang akan mengembangkan hasil penelitian ini di waktu yang akan datang. 2. Manfaat Praktik Memberikan informasi dan masukan kepada manajemen RS PHC mengenai kualitas pelayanan berpengaruh terhadap behavior intention melalui kepuasan pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika runtut dijelaskan sebagai berikut : Bab. 1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah tentang kualitas pelayanan berpengaruh terhadap behavior intention melalui kepuasan pasien DM Klinik Spesialis Penyakit Dalam di RS PHC Surabaya, yang selanjutnya dibuat rumusan

10 masalah penelitian, dan menetapkan tujuan penelitian yang akan dicapai, manfaat dari penelitian, dan sistematika penulisan setiap bab. Bab. 2 Landasan Teori Bab kedua terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian pertama berisi penyajian secara singkat penelitian terdahulu yang dijadikan acuan lengkap dengan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini, bagian kedua berisi teori teori yang berhubungan dengan kualitas pelayanan, kepuasan dan behavior intention pasien DM, bagian ketiga penarikan hipotesis, dilanjutkan penyajian kerangka berpikir, dan terakhir pembuatan model penelitian. Bab. 3 Metode Penelitian Bagian bab ketiga dijelaskan mengenai metode penelitian untuk mencapai tujuan penelitian, yang berisi jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, jenis data dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, analisis data dan pengujian hipotesis. Bab. 4 Analisis dan Pembahasan Pada bagian keempat dijelaskan mengenai hasil penelitian yang meliputi deskriptif data, analisis data, pengujian hipotesis dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. Bab. 5 Kesimpulan dan Saran Bab kelima berisi simpulan yang diperoleh dari hasil analisis yang didasarkan pada hasil pengujian hipotesis dan saran bagi peneliti yang akan datang didasarkan atas keterbatasan penelitian.