PERBEDAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SEMEN SEGAR PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG. Candra Aerens D.C, M. nur ihsan, Nurul Isnaini ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Bobot Badan Terhadap Kualitas dan Kuantitas Semen Sapi Simmental

PENGARUH BOBOT BADAN TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS SEMEN SAPI SIMMENTAL THE EFFECT OF WEIGHT ON SIMMENTAL CATTLE SEMEN QUALITY AND QUANTITY

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

KARAKTERISTIK SEMEN SEGAR SAPI BANGSA LIMOUSIN DAN SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

Jurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL YANG DIKOLEKSI DENGAN INTERVAL YANG BERBEDA DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

KORELASI KADAR ph SEMEN SEGAR DENGAN KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI PENAMPUNGAN TERHADAP VOLUME DAN MOTILITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

KUALITAS SEMEN SEGAR DAN PRODUKSI SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL PADA UMUR YANG BERBEDA

PENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5 o C

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

EVALUASI KUALITAS SEMEN SAPI BRAHMAN DAN SAPI ONGOLE PADA PRODUKSI SEMEN BEKU DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG BANDUNG

I. Sumeidiana, S. Wuwuh, dan E. Mawarti Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Received December 23, 2006; Accepted April 27, 2007

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI EJAKULASI TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA SAPI ACEH

F.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI PEJANTAN PADA PENYIMPANAN DAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),SUHU RECTAL DAN KETEBALAN VULVA TERHADAP NON RETURN RATE (NR) DAN CONCEPTION RATE (CR) PADA SAPI POTONG

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

CENDEKIA Edisi: Maret 2008 ISSN: HUBUNGAN ANTARA JUMLAH FALSE MOUNTING DENGAN PRODUKSI SEMEN PEJANTAN SAPI MADURA

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PRODUKSI SEMEN SEGAR DAN SEMEN BEKU SAPI PEJANTAN DENGAN BODY CONDITION SCORE (BCS) YANG BERBEDADI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

I. PENDAHULUAN. Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL

PERBEDAAN VOLUME SEMEN, KONSENTRASI, DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SAPI FH DI BIB LEMBANG DENGAN INTERVAL PENAMPUNGAN 72 JAM DAN 96 JAM

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

2013, No TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI PADA KEMENTERIAN PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

Arnold.Ch Tabun *, Petrus Kune **, M.L. Molle *** Oleh:

KUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP

Keunggulan-keunggulan tersebut harus didorong dengan kemajuan teknologi khususnya teknologi reproduksi Inseminasi Buatan (IB) untuk meningkatkan efisi

KAJI BANDING KUALITAS SPERMATOZOA SAPI SIMMENTAL, LIMOUSIN, DAN FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PROSES PEMBEKUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut

MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer

Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan

PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C

Kualitas spermatozoa epididimis sapi Peranakan Ongole (PO) yang disimpan pada suhu 3-5 C

KUALITAS SPERMATOZOA EPIDIDIMIS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) YANG DISIMPAN PADA SUHU 3-5 o C

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI

Kualitas semen dan produksi semen beku pada bangsa sapi dan bulan penampungan yang berbeda

PEMBEKUAN VITRIFIKASI SEMEN KAMBING BOER DENGAN TINGKAT GLISEROL BERBEDA

KUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL

PENGARUH PENGGUNAAN RAK STRAW SELAMA EQUILIBRASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI PERANAKAN ONGOLE

MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

Motilitas dan viabilitas semen rusa timor (Cervus timorensis) menggunakan pengencer yang berbeda pada suhu 5 o C

Sayed Umar* dan Magdalena Maharani** *)Staf Pengajar Departemen Peternakan FP USU, **)Alumni Departemen Peternakan FP USU

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR SKROTUM DENGAN VOLUME SEMEN, KONSENTRASI DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SAPI LIMOUSIN DAN SIMMENTAL

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

J. Ternak Tropika Vol. 15, No.1:

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

UJI KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER HASIL PEMBEKUAN MENGGUNAKAN MR. FROSTY PADA TINGKAT PENGENCERAN ANDROMED BERBEDA

I PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

THE QUALITY OF BOER GOAT FREEZING SPERMS USING MR. FROSTY EQUIPMENTS WITH DIFFERENT ANDROMED EQUILIBRATION

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

OBSERVASI KUALITAS SEMEN CAIR SAPI PERANAKAN ONGOLE TERHADAP PERBEDAAN WAKTU INKUBASI PADA PROSES PEMISAHAN SPERMATOZOA

Keberhasilan IB menggunakan semen beku hasil sexing dengan metode sedimentasi putih telur pada sapi PO cross

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :

OBSERVASI KUALITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SIMMENTAL DAN PO DALAM STRAW DINGIN SETELAH PENYIMPANAN 7 HARI PADA SUHU 5 C

Analisis Motilitas Spermatozoa Sapi Aceh Setelah Pembekuan dalam Berbagai Konsentrasi Andromed

S. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis.

Kualitas Semen Kambing Peranakan Boer. Quality of Semen Crossbreed Boer Goat. M. Hartono PENDAHULUAN. Universitas Lampung ABSTRACT

Penambahan Sari Kacang Hijau pada Tris sebagai Bahan Pengencer terhadap Motilitas, Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Kebumen

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

PENGARUH PENAMBAHAN KACANG KEDELAI ( Glycine max ) DALAM PAKAN TERHADAP POTENSI REPRODUKSI KELINCI BETINA NEW ZEALAND WHITE MENJELANG DIKAWINKAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

Transkripsi:

PERBEDAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SEMEN SEGAR PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG Candra Aerens D.C, M. nur ihsan, Nurul Isnaini ABSTRACT Penelitian ini dilaksanakan di BBIB Singosari yang berada di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupetan Malang, Jawa Timur pada tanggal 11 Juni 2012 sampai dengan 11 Juli 2012. Materi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah bangsa sapi potong. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan, yaitu sapi Limousin, Simental, Brahman, Ongole dan Bali. Parameter yang diamati adalah volume semen segar, warna, konsentrasi, konsistensi, ph, motilitas massa dan individu, jumlah spermatozoa motil. Data yang diperoleh selama penelitian kemudian dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan bantuan program SPSS, apabila terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut yaitu dengan uji jarak berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas semen segar pada kelima kelompak bangsa (Limousin, Simental, Brahman, Ongole, Bali) secara berturut-turut adalah Warna : putih susu, ph: 6,5 ± 0,14 (10 6 /ml); 6.4 ± 0.14 (10 6 /ml); 6.4± 0.35 (10 6 /ml); 6.5 ± 0.147 (10 6 /ml) dan 6.5 ± 0.33 (10 6 /ml), konsistensi: pekat; pekat; pekat; pekat dan sedang, motilitas massa: 2+, volume: 6.308 ± 1.386; 6.238 ± 1.566; 5.174 ± 1.719; 6.748 ± 3.441 dan 7.358 ± 1.478 ml, konsentrasi: 1403.366 ± 409.2; 1845.556 ± 421.3; 1651.884 ± 540.3; 1263.934 ± 621.6 dan (1361.33 ± 316.3) juta/ml, motilitas individu: 69.9 ± 6.67 (%); 70.4 ± 4.56 (%); 58 ± 14.46 (%); 65.2 ± 12.9 (%) dan 68.7 ± 6.77 (%), jumlah spermatozoa motil: 6273± 2703 (10 6 ); 8197 ± 2955 (10 6 ); 5135 ± 2769 (10 6 ); 4913 ± 2718 (10 6 ) dan 6801 ± 1936 (10 6 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kualitas dan kuantitas semen segar pada berbagai bangsa sapi potong. Kualitas dan kuantitas semen segar bangsa sapi Simental lebih baik dibandingkan bangsa sapi Limousin, Brahman, Ongole dan Bali. Kata kunci : kuantitatif, kualitatif, sapi potong, semen segar 1

The Different of Qualitative and Quantitative Beef Catle Fresh Semen Candra Aerens D.C, M. nur ihsan, Nurul Isnaini ABSTRACT This research was conducted in Singosari Artificial Insemination Center in Toyomarto Village, Singosari, started at Juni 11th until July 11th 2012. The purpose of this research were in order to compare beef catle spermatozoa qualitative and quantitative. The material used for this research were fresh semen of beef catle in Singosari Artificial Insemination Center. Method in this research were 5 treatments (Limousin, Simental, Brahman, Ongole and Bali). The variable of this research were : colour, ph, consistency, mass motility, volume, concentration, individual motility, the number of sperm motility. The data obtained in this study analyzed by analysis variance (Anova), if there was a significant effect, it would be followed by Duncan analyzed. The results of this research were colour : white milk, ph: 6,5 ± 0,14; 6.4 ± 0.14; 6.4± 0.35; 6.5 ± 0.147 and 6.5 ± 0.33, consistency: concentrated, concentrated, concentrated, concentrated and normal, mass motility: 2+, volume: 6.308 ± 1.386 ml; 6.238 ± 1.566 ml; 5.114 ± 1.719 ml; 6.748 ± 3.441 ml and 7.358 ± 1.478 ml, concentration: 1403.366 ± 409.2 (10 6 /ml); 1845.556 ± 421.3 (10 6 /ml); 1651.884 ± 540.3 (10 6 /ml); 1263.934 ± 621.6 (10 6 /ml) and 1361.33 ± 316.3 (10 6 /ml), individual motility: 69.9 ± 6.67 (%); 70.4 ± 4.56 (%); 58 ± 14.46 (%); 65.2 ± 12.9 (%) and 68.7 ± 6.77 (%), number of sperm motility: 6273± 2703 (10 6 ); 8197 ± 2955 (10 6 ) ; 5135 ± 2769 (10 6 ); 4913 ± 2718 (10 6 ) and 6801 ± 1936 (10 6 ) for Limousin, Simental, Brahman, Ongole, Bali bull respectively. The result showed that quantity and quality of Simental fresh semen well better than Limousin, Ongole, Brahman and Bali. Keywords : quantitative, qualitative, beef cattle breed, fresh semen 2

Pendahuluan Latar Belakang Program utama Kementerian Pertanian yang terkait dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik yang selama ini tidak tercapai dan digalakan untuk kesekian kalinya adalah Swasembada Daging Sapi Tahun 2014. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 19/Permentan/OT.140/2/2010 menyatakan bahwa tujuan dari swasembada daging adalah meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak, penyerapan tambahan tenaga kerja baru, penghematan devisa negara, optimalisasi pemanfaatan potensi ternak sapi lokal dan semakin meningkatnya penyediaan daging sapi yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat sehingga ketentraman lebih terjamin. Salah satu cara untuk mewujudkan program tersebut adalah melalui teknologi reproduksi yaitu Inseminasi Buatan (Anonimus, 2010). Tujuan penerapan teknologi IB adalah untuk penyebaran pejantan unggul di suatu daerah yang tidak memungkinkan untuk kawin alam serta pelestarian plasma nutfah ternak yang diinginkan dan peningkatan populasi (Nursyam, 2008). Susilawati (2011) menyatakan bahwa salah satu manfaat dari IB adalah mampu memperbaiki mutu genetik ternak. Keberhasilan IB ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas semen yang digunakan. Kualitas semen meliputi: ph, warna, viabilitas, motilitas dan konsentrasi. Feradis (2010) menyatakan bahwa setiap sapi mempunyai kualitas semen yang berbeda-beda tergantung dari umur, kondisi ternak, libido dan bangsa. Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas semen adalah bangsa dari pejantan yang ditampung semennya. Berdasar uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbedaan kuantitas dan kualitas semen segar pada berbagai bangsa sapi potong. Materi Penelitian Materi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah semen segar bangsa sapi potong, yaitu sapi Limousin, Simental, Brahman, Ongole dan Bali. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 5 (lima) semen segar dari masing-masing bangsa perlakuan yaitu 2 ekor Limousin, 2 ekor Simental, 2 ekor Brahman, 2 ekor Ongole dan 2 ekor Bali. Penampungan semen Sapi di dilakukan 2 kali dalam seminggu dengan bangsa yang berbeda setiap harinya. Jumlah ulangan selama penelitian sebanyak 25. Analisis Data Data yang diperoleh selama penelitian kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk data yang bersifat kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif diolah secara deskriptif. Data diambil dengan 5 perlakuan bangsa sapi dengan 25 ulangan. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Warna Semen segar Hasil pemeriksaan warna pada semen segar dikategorikan dalam tiga warna yaitu putih, putih susu dan putih kekuningan. Presentase warna semen segar pada berbagai bangsa sapi potong terdapat pada Tabel 3. Tabel. 3. Persentase Warna Semen Segar Berbagai Sapi Warna semen Limousin Simental Ongole Brahman Bali pk 2% 8% 0% 2% 0% ps 94% 88% 96% 76% 96% p 4% 4% 4% 22% 4% Keterangan: Pk : putih kekuningan Ps : putih susu P : putih Hasil pemeriksaan warna semen segar didominasi oleh warna putih susu. sapi Simental mempunyai konsentrasi tinggi, tetapi dominasi warna semen segar putih susu hanya 88%, sedangkan sapi Brahman mempunyai dominasi warna putih susu rendah yaitu 76%, paling rendah diantara bangsa sapi lainnya hal ini kemungkinan karena memiliki konsentrasi paling rendah. Warna semen ini adalah normal, sesuai pendapat Feradis (2010) dan Nursyam (2007) bahwa semen sapi normal berwarna putih susu atau krem keputihan dan keruh. Derajat kekeruhannya tergantung pada konsentrasi spermatozoa. Hasil penelitian menunjukan kurang dari 10% sapi-sapi jantan menghasilkan semen yang normal berwarna kekuningan. Warna ini diduga disebabkan oleh pigmen riboflavin yang dibawakan oleh satu gen autosomonal resesif dan tidak mempengaruhi terhadap fertilitas (Toelihere, 1993). Warna semen rendah kaitannya dengan konsentrasi semen segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa sapi yang mempunyai konsentrasi tinggi belum tentu memiliki warna semen segar yang di dominasi warna putih susu. ph Semen Segar Berbagai Sapi Hasil pemeriksaan ph semen segar kelima bangsa sapi potong bisa dilihat pada Tabel 4. Tabel. 4. ph Semen Segar Berbagai Sapi Rata-Rata ± SD Limousin 6,5 ± 0,14 Simental 6,4 ± 0,14 Ongole 6,4 ± 0,35 Brahman 6,5 ± 0,147 Bali 6,5 ± 0,33 Rata rata ph semen segar Berbagai Sapi pada tiap jenis sapi Limousin, Simental, Ongole, Brahman, dan Bali berturut turut adalah 6,5 ± 0,14, 6.4 ± 0.14, 6.4± 0.35, 6.5 ± 0.147 dan 6.5 ± 0.33. Feradis (2011) menyatakan bahwa setiap bangsa sapi mempunyai nilai ph semen segar yang berbedabeda. Butar (2009) semen segar mempunyai ph antara 6,4-7,8. Nursyam (2007) menambahkan bahwa ph semen yang berkualitas baik adalah 6,8-6,7. 4

Bearden dan Fuquay (1984) menyatakan bahwa konsentrasi spermatozoa yang tinggi lebih asam daripada semen dengan konsentrasi spermatozoa yang rendah. Hal ini disebabkan metabolisme yang terjadi secara terus menerus oleh sel spermatozoa. Konsistensi Semen Segar Berbagai Sapi Hasil pemeriksaan konsistensi semen sapi segar pada berbagai bangsa sapi potong bisa dilihat pada Tabel 5. Tabel. 5. Persentase Konsistensi Semen Segar Berbagai Sapi Konsistensi Limousin Simental Ongole Brahman Bali Pekat 40% 82% 64% 54% 24% Sedang 38% 12% 18% 18% 60% Encer 22% 6% 18% 28% 16% Pemeriksaan konsistensi semen tidak dengan menggoyang tabung yang berisi semen, tetapi dengan melihat angka konsentrasi semen yang sebelumnya telah dihitung dengan menggunakan spectrophotometer, dengan standar perhitungan sebagai berikut : < 1000 (juta) : encer, 1000-1500 (juta) : sedang, > 1500 (juta): pekat Hasil pemeriksaan konsistensi semen segar mempunyai persentase yang bervariasi antar bangsa. Hal ini disebabkan oleh perbedaan rata-rata konsentrasi dan volume semen segar yang berbeda. Sapi Bali mempunyai volume semen yang tinggi namun mepunyai konsentrasi semen yang rendah sehingga semen segar yang mempunyai konsistensi sedang persentasenya tinggi. Ini sesuai dengan pendapat Feradis (2011) yang menyatakan bahwa Konsistensi semen sapi dikatakan kental apabila mempunyai konsentrasi 1.000 juta sampai 2.000 juta sel spermatozoa per ml. sapi Simental mempunyai konsentrasi semen segar paling tinggi, sehingga konsistensi semennya sangat pekat. Ini sesuai dengan pendapat Butar (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka konsistensi semen akan semakin pekat. Motilitas Massa Semen Segar Berbagai Sapi Hasil pemeriksaan motilitas massa semen sapi segar pada berbagai bangsa sapi potong terdapat pada Tabel 6. Tabel. 6. Persentase Motilitas Massa Semen Segar Berbagai Sapi Motilitas massa Limousin Simental Ongole Brahman Bali 0 0% 0% 0% 2% 0% 1+ 0% 0% 8% 2% 0% 2+ 100% 100% 92% 94% 100% 3+ 0% 0% 0% 2% 0% Hasil pemeriksaan motilitas massa semen segar pada masing-masing bangsa sapi potong, motilitas massa 2+ mempunyai persentase tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semen segar tersebut mempunyai gerakan aktif. Motilitas bangsa sapi Brahman ada yang bernilai 0 (Tabel 6), ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi sapi yang kurang sehat pada saat ditampung, selain itu kemungkinan disebabkan kondisi suhu vagina buatan tidak sesuai. Rendahnya daya adaptasi sapi import terhadap iklim dan cuaca di Indonesia mempengaruhi produksi semen segar yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan hasil 5

penelitian dari Sarastina (2006) yang menyatakan bahwa sapi lokal akan memiliki daya adaptasi lebih baik dibandingkan dengan bangsa sapi import. Volume Semen Segar Hasil pemeriksaan volume semen segar pada kelima bangsa sapi potong bisa dilihat pada Tabel 7. Tabel. 7. Volume Semen Segar Berbagai Sapi (ml)) Ongole Simental Limousin Brahman Bali Rata-Rata ± SD 5,114 ± 1,719 a 6,238 ± 1,566 b 6,308 ± 1,386 b 6,748 ± 3,441 b 7,402 ± 1,478 c Keterangan : * : Nilai dengan superskrip (a-c) menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa volume semen segar pada bangsa sapi yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Rata rata volume pada tiap jenis sapi Limousin, Simental, Ongole, Brahman, dan Bali berturut turut adalah 6.308 ± 1.386 ml, 6.238 ± 1.566 ml, 5.174 ± 1.719 ml, 6.748 ± 3.441 ml dan 7.358 ± 1.478 ml. Feradis (2010) menyatakan bahwa volume semen sapi berkisar 5-8 ml. Butar (2009) menyatakan bahwa volume semen sapi jantan berkisar 2-10 ml. Hasil pemeriksaan diperoleh volume semen segar tertinggi ada pada bangsa sapi Bali dan terendah pada bangsa sapi ongole. Berdasarkan Tabel 7. diketahui bahwa volume semen segar bangsa sapi Ongole berbeda sangat nyata dengan bangsa sapi Simental, Limousin, Brahman dan Bali. Volume semen segar bangsa sapi Simental tidak berbeda nyata dengan bangsa sapi Brahman dan Limousin. Volume semen segar bangsa sapi Bali berbeda sangat nyata dengan bangsa sapi Simental, Brahman, Ongole dan Limousin. Perbedaan volume semen segar bisa disebabkan ukuran testis antar bangsa yang berbeda (Feradis, 2010). Sato (1992) menyebutkan bahwa bobot badan sapi jantan berhubungan erat dengan ukuran testis, pejantan dengan volume testis dan lingkaran skrotum lebih besar menghasilkan spermatozoa yang juga lebih banyak. Hasil peniltian ini berbeda dengan hasil penelitian Sumeidiana,Wuwuh dan Mawarti (2007) yang menyatakan bahwa ratarata volume semen dan konsentrasi spermatozoa antar bangsa sapi tidak berbeda nyata. Konsentrasi Semen Segar Hasil pemeriksaan konsentrasi semen segar dari berbagai bangsa sapi potong bisa dilihat pada Tabel 8. Tabel.8. Konsentrasi Spermatozoa dalam Semen Segar Berbagai Sapi Potong Brahman Limousin Bali Ongole Simental Rata-Rata ± SD 1315 ± 621.6 a 1656,4 ± 409.2 b 1660,1 ± 316.3 b 1742,4 ± 540.3 b 2067,8 ± 421.3 c Keterangan : * : Nilai dengan superskrip (a-c) menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi spermatozoa pada bangsa sapi yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata. Rata rata konsentrasi spermatozoa pada berbagai bangsa sapi Limousin, Simental, 6

Ongole, Brahman, dan Bali berturut turut adalah (1403.366 ± 409.2) juta/ml, (1845.556 ± 421.3) juta/ml, (1651.884 ± 540.3) juta/ml, (1263.934 ± 621.6) juta/ml, dan (1361.33 ± 316.3) juta/ml. Perbedaan konsentrasi spermatozoa antar pejantan diduga disebabkan karena kualitas genetik pada masing-masing pejantan yang berbeda (Situmorang, 2002). Hasil pemeriksaan konsentrasi semen segar menunjukkan bangsa sapi Simental mempunyai konsentrasi tertinggi. Sumeidiana, dkk (2007) menyatakan di dalam penelitiannya bahwa semen sapi Simental mempunyai konsentrasi lebih tinggi dibandingkan sapi Limousin dan Brahman. Konsentrasi spermatozoa yang cenderung tinggi pada Simental dipengaruhi oleh genetis individu untuk menghasilkan spermatozoa berkonsentrasi tinggi dengan volume yang rendah. Sato (1992) menyatakan bahwa produksi spermatozoa harian yang dihasilkan oleh sepasang testis berkaitan dengan berat testis. efisiensi produksi spermatozoa selama hampir masa hidup reproduksinya relative seragam dari seekor pejantan. Perbedaan konsentrasi spermatozoa dalam semen segar berbagai bangsa sapi bisa dilihat pada Tabel 8. Konsentrasi spermatozoa bangsa sapi Brahman berbeda sangat nyata dengan bangsa sapi Limousin, Bali, Ongole dan simental, sedangkan bangsa sapi Limousin tidak berbeda nyata dengan Bali dan Ongole. Konsentrasi spermatozoa bangsa sapi Simental berbeda sangat nyata dengan bangsa sapi Ongole, Bali, Limousin dan Brahman. Menurut Salisbury dan Van Demark (1985), konsentrasi spermatozoa akan mengikuti perkembangan seksual dan kedewasaan, kualitas pakan yang diberikan, kesehatan alat reproduksi, besar testis, umur dan frekuensi ejakulasi pejantan. Motilitas Individu Spermatozoa dalam Semen Segar Berbagai Sapi Hasil pemeriksaan motilitas individu semen sapi segar pada berbagai bangsa sapi potong bisa dilihat pada Tabel 9. Tabel. 9. Persentase Motilitas Inividu Spermatozoa Berbagai Sapi Rata-Rata ± SD (%) Limousin Simental Brahman Ongole Bali 69,9 ± 6,67 c 70,4 ± 4,56 c 58 ± 14,46 b 65,2 ± 12,9 a 68,7 ± 6,77 bc Keterangan : * : Nilai dengan superskrip (a-c) menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Motilitas Individu spermatozoa pada bangsa sapi yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata. Rata rata motilitas individu Spermatozoa pada bangsa sapi Limousin, Simental, Brahman, Ongole, dan Bali berturut turut adalah 69.9 ± 6.67, 70.4 ± 4.56, 58 ± 14.46, 65.2 ± 12.9 dan 68.7 ± 6.77. Hasil pemeriksaan di atas menunjukkan bahwa motilitas individu spermatozoa kurang baik, karena motilitas individu kurang dari 70%. Motilitas individu pada hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi Simental mempunyai kualitas paling baik yaitu dengan rata-rata 70,4%, hal ini sesuai dengan pendapat Susilawati (2011) yang menyatakan bahwa motilitas semen segar sapi potong berkisar antara 70-90%. Perbedaan motilitas Individu spermatozoa dalam semen segar berbagai 7

bangsa sapi bisa dilihat pada Tabel 9. Motilitas individu spermatozoa bangsa sapi Ongole berbeda dengan sapi Brahman, Simental, Bali, Limousin dan simental, sedangkan motilitas individu spermatozoa bangsa sapi Brahman tidak berbeda nyata dengan sapi Bali. Motilitas individu spermatozoa bangsa sapi Limousin dan simental tidak berbeda nyata dengan sapi Bali tetapi berbeda nyata dengan bangsa sapi Ongole dan Brahman. Perbedaan motilitas spermatozoa semen segar pada masing-masing bangsa diduga disebabkan perbedaan ketersediaan sumber energi berupa fruktosa, glycerylphosporilcholine (GPC) dan sorbitol pada berbagai umur sapi yang menyebabkan motilitas spermatozoa berbeda (Susilawati, dkk, 1993). Perbedaan motilitas semen segar antar bangsa ini bisa disebabkan juga karena pengaruh iklim, cuaca dan suhu pada saat penampungan. Sarastina (2006) menyatakan bahwa sapi lokal mempunyai nilai adaptasi yang tinggi, sehingga sapi seperti bangsa Madura dan Bali mempunyai motilitas yang tinggi, tetapi pada penelitian ini sapi bali mempunyai motilitas individu 68,7 %. Jumlah Spermatozoa Motil Semen Segar Berbagai Sapi Hasil pemeriksaan jumlah spermatozoa motil semen segar pada kelima bangsa sapi potong bisa dilihat pada Tabel 10. Tabel. 10. Jumlah Spermatozoa Motil Berbagai Sapi Brahman Ongole Limousin Bali Simental Rata-Rata ± SD 4952,58 ± 2718 a 5015,93 ± 2769 a 6283,54 ± 2703 b 6843,29 ± 1936 b 8196,7 ± 2955 c Keterangan : * : Nilai dengan superskrip (a-c) menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) Perbedaan jumlah spermatozoa motil antar bangsa sapi di analisis menggunakan analisis ragam, yang menunjukkan bahwa bangsa-bangsa sapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah spermatozoa motil semen segar. Rata rata jumlah spermatozoa motil pada sapi Limousin, Simental, Ongole, Brahman, dan Bali berturut turut adalah (6273± 2703) juta, (8197 ± 2955) juta, (5135 ± 2769) juta, (4913 ± 2718) juta dan (6801 ± 1936) juta. Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat bahwa jumlah spermatozoa motil bangsa sapi Simental berbeda nyata dengan bangsa sapi Brahman, Ongole, Limousin dan Bali, sedangkan jumlah spermatozoa motil bangsa sapi Brahman dan Ongole tidak berbeda nyata, begitu juga dengan bangsa sapi Bali dan Limousin tidak berbeda nyata. Pada hasil pemeriksaan diatas diperoleh bahwa jumlah spermatozoa motil bangsa sapi Simental paling tinggi. Hasil ini berkorelasi positif terhadap konsentrasi semen segar dan prosentase motilitas individu spermatozoa. Semakin tinggi konsentrasi dan persentase motilitas individu maka semakin tinggi pula kemungkinan jumlah spermatozoa motil yang 8

dihasilkan. Susilawati (2004) menyatakan bahwa pada proses Fertilisasi dibutuhkan spermatozoa yang motil dalam jumlah sekitar 10.000.000 spermatozoa. Lindemann (2011) menyatakan bahwa rata-rata jumlah spermatozoa sapi sekali ejakulasi adalah 3000 juta. 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan semen segar pada berbagai bangsa sapi potong. Semen segar bangsa sapi Simental lebih baik dibandingkan bangsa sapi Limousin, Brahman, Ongole dan Bali 5.2 Saran Diperlukan managemen yang lebih baik di dalam penanganan semen segar bangsa sapi potong guna menjaga kualitas semen sampai akhir prosesing. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 2010. Petunjuk Teknis Prosessing Semen Beku. http://www.ditjennak.go.id/regulasi %5C Perdirjen73_2007.pdf. Diakses tanggal 12 november 2011. Bearden, H. J. and J. W Fuquay. 1984. Applied Animal Reproduction. 2nd edition. Reston Publishing Company, Inc, Virginia. Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta Bandung Lindemann. 2011. Mechanism Of Sperm Motilty. http// www. Oakland.edu/biology/lindemann/sta ff.htm. Diakses tanggal 12 Pebruary 2012 Nursyam. 2007. Perkembangan Iptek Bidang Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak.http//:www.unlam.ac.id./jour nal/pdf_file. Diakses tanggal 12 November 2011. Salisbury, G. W. dan N. L. Van Demark. 1985. Alih Bahasa oleh R. Djanuar. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Sarastina1, T. Susilawati, G. Ciptadi. 2006. Analisa Beberapa Parameter Motilitas Spermatozoa Pada Berbagai Sapi Menggunakan Computer assisted Semen Analysis (casa). J. Ternak Tropika Vol. 6. No.2: 1-12. Sato, L, 1992. Anatomy of Reproductive System. In : S. Kudo (Ed.). Artificial Insemination Manual for Cattle. 9

Association of Livestock Technology, Nikkapu. Situmorang, P. 2002. The Effects of Inclusion of Exogenous Phospolipid In Tris- Diluent Containing A Different Level of Egg Yolk on the Viability of Bull Spermatozoa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor 7 (3) : 131-187 Sumeidiana. I, S. Wuwuh, dan E. Mawarti. 2007. Volume Semen dan Konsentrasi Sperma sapi Simmental, Limousin dan Brahman di Balai Inseminasi Buatan Ungaran. http:// eprints.undip.ac.id/26182j.indon.tr op.anim.agric. 32 [2] June 200. Diakses tanggal 21 january 2012. Susilawati, T. 2011. Spermatozoatology. Universitas Brawijaya Press. Malang Toelihere. 1993. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung 10