Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SERTA UPAYA MENGATASINYA MENGGUNAKAN SCAFFOLDING

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL PROSEDURAL BENTUK PANGKAT BULAT DAN SCAFFOLDING

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT GAYA KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

PROSES SCAFFOLDING BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITASN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM LINEAR

PROSES SCAFFOLDING BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DENGAN MENGGUNAKAN MAPPING MATHEMATICS

Yaumil Sitta Achir, Budi Usodo, Rubono Setiawan* Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

DAFTAR ISI. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Proses Scaffolding Berdasarkan Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear dengan Menggunakan Mapping Mathematic

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK BERGAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT

Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel dan Pemberian Scaffolding

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

OLEH FITRIA KARTIKA ARUMSARI. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

SCAFFOLDING BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

MUKMINATI AN AMALLAH K

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN

PROFIL REPRESENTASI SISWA SMP TERHADAP MATERI PLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR KOLB

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. mengintegrasikan bahasa verbal atau nonverbal. Anak yang memiliki kesulitan

PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

Abstrak. Kata Kunci: berpikir kreatif, gaya kognitif field independent, gaya kognitif field dependent, pemechan masalah. Abstract

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DAN SCAFFOLDINGNYA. Imam Safi i*, Toto Nusantara** Universitas Negeri Malang

PROSES BERPIKIR MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DALAM MEMECAHKAN MASALAH

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

Karina Siti Putrianingsih et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa... Karina Siti Putrianingsih, Hobri, Toto' Bara Setiawan

DESKRKIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Alvi Chusna Zahara 1), Ratri Candra Hastari 2), HM. Farid Ma ruf 3)

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT

SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA 5

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT PADA PEMBELAJARANMODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING

Proses Berpikir Siswa dalam Pemecahan Masalah dengan Pemberian Scaffolding

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

Oleh: ACHMAD SYAEFUL NUR ANFUS A

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VIII DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PEMBERIAN SCAFFOLDING UNTUK SISWA YANG MENGALAMI KESALAHAN DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI KUADRAT

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF BERDASARKAN LANGKAH POLYA

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VIII SMPN 2 BLITAR DALAM PEMECAHAN MASALAH HIMPUNAN DENGAN PEMBERIAN SCAFFOLDING

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis tingkat berpikir mahasiswa berdasarkan teori Van Hiele ditinjau dari gaya kognitif

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS IX-G SMP NEGERI 1 WLINGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSAMAAN GARIS LURUS DENGAN SCAFFOLDING

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN BESERTA BENTUK SCAFFOLDING YANG DIBERIKAN

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Scaffolding dalam Menyelesaikan Permasalahan KPK dan FPB

BAB V PEMBAHASAN. singgung, siswa menemui kesulitan yang berbeda-beda. Sebenarnya kesulitan

Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako Abstrak

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL.

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

ISMIYATI MARFUAH S

BAB III METODE PENELITIAN

Kemampuan Pemecahan Masalah dan Karakter Mandiri Ditinjau dari Gaya Kognitif pada Pembelajaran Matematika Model 4K

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

HASIL ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR PESERTA DIDIK SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui proses pemberian scaffolding untuk mengatasi kesulitan belajar siswa

SKRIPSI. Oleh : YAUMIL SITTA ACHIR K

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

UJME 6 (1) (2017)

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

ANALISIS KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA

BAB V PENUTUP. yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

KEMAMPUAN SISWA TENTANG INTEGRASI MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK SIDOARJO

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

Jurnal Kajian dan Pembelajaran Matematika VOLUME 1 NOMOR 1, APRIL 2017 ISSN: (online).

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear

PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP MAKNA VARIABEL DALAM SUATU PERSAMAAN. Linda Vitoria

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Satori

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF BERDASARKAN LANGKAH POLYA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang kesulitan-kesulitan. kesulitan konsep dan keterampilan (Skill). Yaitu memahami masalah,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP

Transkripsi:

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Yessy Nur Hartati Universitas Negeri Malang e-mail: ayenuri@gmail.com Abstract: The aims of the research is to describe the student s errors in solving word problem about two variable linear equations system based Field Independence (FI) and Field Dependence (FD) cognitive style and describe the scaffolding used to solve student s errors in solving word problem about two variable linear equations system based FI and FD cognitive style. This research uses qualitative research methods by giving test n interviewing on the subject of research. Results showed that students with FI cognitive style make errors in solving mathematical model and stating the final answer. Whereas FD cognitive style of students make errors in understanding the problem, making a mathematical model, completing mathematical model and stating the final answer. The scaffolding given to FI cognitive style student includes reviewing. Whereas the scaffolding given to FD cognitive style student include explaining, reviewing and restructuring Keywords: cognitive style, scaffolding, student s errors, two variable linear equations system 1. Pendahuluan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah salah satu materi aljabar yang diajarkan di kelas VIII SMP. Materi ini tergolong materi yang cukup sulit bagi siswa di SMP Negeri 1 Rogojampi. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa yang menunjukkan rata-rata nilai terendah dibanding materi yang lain. Kesalahan siswa ditemukan terutama pada soal soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yang berupa soal cerita. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: kesalahan memahami soal, kesalahan membuat model matematika, kesalahan menyelesaikan model matematika dan kesalahan menyatakan jawaban akhir soal. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal matematika berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Setiap siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi soal. Perbedaan-perbedaan individual dalam cara menghadapi soal ini dikenal dengan gaya kognitif. Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, 119

Yessy Nur Hartati/Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisasi dan memproses informasi, dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama [1]. Gaya kognitif dapat dibedakan menjadi dua yaitu gaya kognitif Field Dependence (FD) dan Field Independence (FI). Seseorang dengan gaya kognitif Field Dependence cenderung dipengaruhi lingkungan dalam merespon suatu tugas, sedangkan seseorang dengan Field Independence cenderung lebih bersandar pada diri sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan siswa dengan gaya kognitif Field Independence memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibanding siswa dengan gaya kognitif Field Dependence. Siswa dengan gaya kognitif Field Independence lebih berpeluang menyelesaikan soal dengan benar dibanding siswa dengan gaya kognitif Field Dependence. Meskipun demikian, pada kenyataannya baik siswa yang bergaya kognitif Field Independence maupun Field Dependence dapat melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal. Penelitian tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dikaitkan dengan gaya kognitif Field Independence maupun Field Dependence telah dilakukan. Pada materi Rung Dimensi Tiga siswa dengan gaya kognitif Field Independence cenderung lebih sedikit melakukan kesalahan dibanding siswa dengan gaya kognitif Field Dependence [2]. Penelitian ini hanya terbatas pada jenis-jenis kesalahan yang ditemukan berdasarkan gaya kognitif Field Independence dan Field Dependence. Belum ada alternatif untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Untuk mengatasi kesalahan yang dilakukan siswa pada kedua gaya kognitif tersebut, salah satu solusi yang bisa diambil adalah dengan menerapkan scaffolding. Scaffolding adalah bantuan seminimal mungkin yang diberikan guru pada siswa dalam menyelesaikan soal yang tidak dapat diselesaikan secara mandiri. Tahapan scaffolding dibedakan menjadi tiga yaitu tahapan pertama adalah environmental provisions,tahapan kedua adalah explaining, reviewing and restructuring, dan tahapan terakhir adalah developing conceptual thinking [3]. Pemberian scaffolding untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel berdasarkan gaya kognitif Field Independence dan Field Dependence akan mengacu pada tahapan tersebut namun hanya sampai tahapan kedua. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pemberian scaffolding untuk mengatasi masalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel berdasarkan gaya kognitif Field Independence dan Field Dependence. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel berdasarkan gaya kognitif Field Independence dan Field Dependence serta mendeskripsikan upaya scaffolding untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel berdasarkan gaya kognitif Field Independence dan Field Dependence. 120

2. Data Dan Metode Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang ditujukan untuk meneliti subjek penelitian secara alami dengan peneliti sebagai instrumen kunci [4]. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Rogojampi pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIF yang bergaya kognitif Field Independence dan Field Dependence yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal tes GEFT (Group Embedded Figures Test), soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan pedoman wawancara. Adapun soal cerita yang diberikan adalah Pada lima tahun yang lalu, umur Citra sama dengan empat kali umur Bintang. Sedangkan pada tiga tahun yang akan datang, umur Citra sama dengan kali umur Bintang. Kapan umur Citra sama dengan dua kali umur Bintang? Untuk mengidentifikasi gaya kognitif siswa digunakan tes gaya kognitif GEFT yang terdiri dari 25 butir dengan 7 butir sebagai latihan. Siswa dengan gaya kognitif Field Independence dapat menjawab 10-18 soal dengan benar, sedangkan siswa dengan gaya kognitif Field Dependence dapat menjawab maksimal 9 soal yang benar [5]. Setelah diberikan soal tes GEFT, siswa diberikan soal cerita cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Dari hasil pengelompokan siswa berdasarkan gaya kognitif dan hasil pekerjaan siswa menyelesaikan soal cerita cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dipilihlah subjek penelitian yaitu siswa yang melakukan kesalahan di kedua gaya kognitif tersebut. Selanjutnya dilakukakan wawancara untuk mengetahui kesalahan siswa dan sekaligus pemberian scaffolding. Analisis data dapat melalui beberapa tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan [6]. Adapun data yang dianalisis meliputi hasil ulangan siswa, hasil tes penentuan tipe gaya kognitif, hasil tes tertulis berupa soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan hasil wawancara sebagai bentuk upaya scaffolding. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis melalui tiga tahapan tersebut. Pada tahap reduksi data, peneliti mengelompokkan macam-macam kesalahan yang dilakukan siswa. Pada tahap penyajian data, peneliti memaparkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dan scaffolding yang diberikan pada subjek penelitian. Pada tahap penarikan kesimpulan, peneliti melakukan penarikan kesimpulan dari berbagai data yang telah terkumpul. 3. Hasil Dan Pembahasan Hasil dari penelitian ini berupa deskripsi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan 121

Yessy Nur Hartati/Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita upaya pemberian scaffolding untuk mengatasi kesalahan tersebut. Siswa dengan gaya kognitif Field Independence melakukan kesalahan dalam menyelesaikan model matematika dan kesalahan menyatakan jawaban akhir soal. Siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan model matematika yaitu siswa melakukan kesalahan dalam perhitungan. Siswa melakukan kesalahan dalam menyatakan jawaban akhir soal yaitu siswa tidak menuliskan jawaban akhir. Gambar 1. Kesalahan Siswa Menyelesaikan Model Matematika Upaya scaffolding yang diberikan pada siswa dengan gaya kognitif Field Independence yang melakukan kesalahan dalam perhitungan meliputi reviewing yaitu meminta siswa untuk memeriksa kembali pekerjaannya. Setelah beberapa kali memeriksa pekerjaannya, siswa menemukan bahwa ternyata dia telah melakukan kesalahan saat melakukan operasi pengurangan. Kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan kembali perhitungan yang benar. Siswa pun dapat melakukan perhitungan dengan benar. Reviewing juga diberikan untuk membantu siswa yang tidak menuliskan jawaban akhir melalui perintah untuk melakukan pemeriksaan kembali pada soal dan pekerjaannya. Siswa yang bergaya kognitif Field Dependence melakukan kesalahan dalam memahami soal, kesalahan membuat model matematika, kesalahan menyelesaikan model matematika dan kesalahan menyatakan jawaban akhir soal. Siswa melakukan kesalahan dalam memahami soal yaitu siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal yang diberikan. Siswa melakukan kesalahan dalam membuat model matematika yaitu siswa salah menuliskan persamaan matematika. Siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan model matematika yaitu siswa salah dalam menggunakan metode untuk menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua 122

variabel. Siswa melakukan kesalahan dalam menyatakan jawaban akhir soal yaitu siswa tidak menuliskan jawaban akhir. Gambar 2. Kesalahan Siswa Memahami Soal Gambar 3. Kesalahan Siswa Membuat Model Matematika Gambar 4. Kesalahan Siswa Menyelesaikan Model Matematika Upaya scaffolding yang diberikan pada siswa dengan gaya kognitif Field Dependence meliputi explaining, reviewing and restructuring. Scaffolding yang diberikan pada siswa yang salah dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal yang diberikan adalah siswa diminta membaca kembali soal dan memeriksa kembali pekerjaannya. Bantuan ini tergolong ke dalam reviewing. Melalui kegiatan membaca kembali soal dengan lebih teliti dan memeriksa kembali pekerjaannya, siswa akhirnya mampu menyatakan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Scaffolding yang diberikan pada siswa yang salah dalam menuliskan persamaan 123

Yessy Nur Hartati/Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita matematika adalah membaca kembali soal, memeriksa kembali pekerjaannya, memberikan penjelasan mengenai maksud soal dan membangun ulang pemahaman mengenai soal sehingga dapat membuat persamaan matematika dengan benar. Bantuan ini tergolong ke dalam explaining, reviewing dan restructuring. Scaffolding yang diberikan pada siswa yang salah dalam menggunakan metode untuk menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah explaining dengan menjelaskan konsep dan prosedur metode yang digunakan untuk menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Scaffolding yang diberikan pada siswa yang tidak menuliskan jawaban akhir adalah reviewing dengan meminta siswa memeriksa kembali pekerjaannya dan juga pertanyaan pada soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik siswa dengan gaya kognitif Field Independence maupun Field Dependence dapat melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel. Siswa dengan gaya kognitif Field Independence melakukan kesalahan dalam menyelesaikan model matematika dan kesalahan menyatakan jawaban akhir soal. Sedangkan siswa yang bergaya kognitif Field Dependence melakukan kesalahan dalam memahami soal, kesalahan membuat model matematika, kesalahan menyelesaikan model matematika dan kesalahan menyatakan jawaban akhir soal. Siswa dengan gaya kognitif Field Independence melakukan kesalahan lebih sedikit daripada siswa yang bergaya kognitif Field Dependence [2]. Hal ini berarti siswa dengan gaya kognitif Field Independence lebih berpeluang menjawab soal dengan benar daripada siswa yang bergaya kognitif Field Dependence. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa siswa dengan gaya kognitif Field Independence lebih unggul daripada siswa yang bergaya kognitif Field Dependence dalam perolehan belajar [1]. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan kedua gaya kognitif tersebut mampu diatasi melalui pemberian scaffolding pada siswa. Siswa yang awalnya kurang teliti dalam melakukan perhitungan menjadi lebih teliti sehingga mampu memberikan jawaban yang benar dari pertanyaan soal cerita yang diberikan. Begitupun untuk siswa dengan kesalahan lain yang akhirnya mampu memberikan jawaban yang diharapkan. 4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Siswa dengan gaya kognitif Field Independence melakukan kesalahan dalam menyelesaikan model matematika dan kesalahan menyatakan jawaban akhir soal. 2) Siswa yang bergaya kognitif Field Dependence melakukan kesalahan dalam memahami soal, kesalahan membuat model matematika, kesalahan 124

Saran menyelesaikan model matematika dan kesalahan menyatakan jawaban akhir soal. 3) Upaya scaffolding yang diberikan pada siswa dengan gaya kognitif Field Independence meliputi reviewing. 4) Upaya scaffolding yang diberikan pada siswa dengan gaya kognitif Field Dependence meliputi explaining, reviewing and restructuring. Pada penelitian ini hanya menggunakan satu soal cerita tentang materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Untuk penelitian selanjutnya bisa ditambahkan beberapa soal cerita tentang materi ini atau pun materi yang lain agar kesalahan yang ditemukan menjadi lebih beragam sehingga scaffolding yang diberikan pun akan disesuaikan dengan kesalahan yang ditemukan. Selain dengan memberikan scaffolding untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, dalam pembelajaran guru juga perlu untuk memberikan banyak latihan pada siswa terutama dalam bentuk soal cerita pada materi ini agar siswa menhjadi lebih terbiasa menghadapi soal-soal cerita tentang materi ini. Guru juga perlu lebih memperhatikan gaya kognitif siswa yang bisa mempengaruhi pekerjaan siswa dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Daftar Pustaka [1] [2] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. B. R. Hidayat, Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Ruang Dimensi Tiga Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa, Jurnal Pendidikan Mtaematika Solusi, vol. 1 no. 1, 2013. [3] J. Anghileri, "Scaffolding Practices that Enhance Mathematics Learning," Journal of Mathematics Theacher Education, vol. 6, pp. 33-52, 2006. [4] F. E. Candra, "Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Possing Berbantuan Mind Mapping terhadap Daya Matematis Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa, " Tesis Tidak Diterbitkan, PPS UM, Malang, 2014. [5] [6] L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. M. B. Miles and A. M. Huberman, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia, 1992. 125