PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG MENDAPAT ANTIDIABETIK ORAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul

EVALUASI KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DITERAPI RAWAT JALAN DENGAN ANTI DIABETIK ORAL DI RSUP Dr. SARDJITO

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

PERBANDINGAN PENGARUH EDUKASI MELALUI LAYANAN PESAN SINGKAT DAN BOOKLET TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS

BAB II METODE PENELITIAN

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

BAB II. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

PENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M.

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Telah diperkirakan bahwa juta penyandang DM menderita

PENGARUH TERAPI KOMBINASI INSULIN METFORMIN TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

GAMBARAN BIAYA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERAPI ANTIDIABETIK ORAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN

DAFTAR ISI. Pengantar dari Penyunting. Formulir Untuk Berlangganan Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MADIUN SKRIPSI

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), ANALISIS PROFIL PENGOBATAN, BIAYA DAN CLINICAL OUTCOMES PASIEN DM KARTU JAKARTA SEHAT DAN UMUM DI RSUD TARAKAN

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2),

BAB I PENDAHULUAN. menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Orang yang menderita DM

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GUNDIH WILAYAH SURABAYA PUSAT LUCAS SUCIPTO

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

HUBUNGAN SELF CARE DIABETES DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DM TIPE 2 DI POLIKLINIK INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BADUNG

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

KATA PENGANTAR. Dewan editor

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

EFEKTIVITAS EDUKASI KELOMPOK OLEH APOTEKERTERHADAP KEPATUHAN DAN OUTCOME KLINIK PASIEN DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

MATA KULIAH FARMASI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

INTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh TRYA OKTAVIANI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya hidup, mental, emosional dan lingkungan. Dimana perubahan tersebut dapat

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta

EVALUASI PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT OLEH APOTEKER TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

Korelasi Antara Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

DENGAN KOMBINASI PADA PASIEN DM TIPE 2 DI UPT. PUSKESMAS DAWAN II KABUPATEN KLUNGKUNG PERIODE NOVEMBER 2015-PEBRUARI 2016

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

DANIEL ADIARTHA

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI

Transkripsi:

PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG MENDAPAT ANTIDIABETIK ORAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA QUALITY OF LIFE MEASUREMENT OF TYPE 2 DIABETIC MELLITUS PATIENTS WHO GETS ORAL ANTI DIABETIC IN PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA *, Dyah A. Perwitasari, Woro Supadmi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram, Mataram Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Email: adikusuma28@gmail.com Abstrak Diabetes mellitus merupakan sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas hidup pasien DM tipe 2 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode obsevasional crossectional dengan mengambil data secara prospektif selama periode oktober desember 2013. Subyek penelitian adalah pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang telah menerima antidiabetik oral minimal 6 bulan terapi sebelum pengukuran kualitas hidup. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 56 pasien diabetes melitus tipe 2 dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok monoterapi sejumlah 24 pasien dan kelompok kombinasi terapi sejumlah 32 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quesionnaire (DQLCTQ) dan Time Trade Off (TTO) untuk mengukur kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup (DQLCTQ) terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok ini pada domain kepuasan pribadi dan kepuasan pengobatan. Berdasarkan kuesioner TTO, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok monoterapi dan kombinasi terapi. Kata kunci : Diabetes, Kualitas Hidup, DQLCTQ, TTO Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 1

Abstract Diabetes mellitus was a metabolic disease which is characterized by hyperglycemia due to insulin secretion dysfunction. This research was conducted to understand DM type 2 patients quality of life in PKU Muhammadiyah hospital Bantul, Yogyakarta. This research was carried out by cross-sectional design with taking patients data prospectively during October December 2013. The research subjects were out-patients of diabetes mellitus type 2 in PKU Muhammadiyah hospital Bantul who had taken oral anti diabetic at least 6 months prior to adherence measurement. The subjects who met inclusive criteria were 56 diabetes mellitus patients type 2. They were classified into two groups namely: 24 patients of monotherapy group and 32 patients of combination therapy group. Data gathering was conducted by an interview and adherence was measured by Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quesionnaire (DQLCTQ) dan Time Trade Off (TTO). The research result showed that the patients quality of life (DQLCTQ) there are significant differences between the two groups in the domain of satisfaction and treatment satisfaction. Likewise for quality of life (TTO) there was no significant different between monotherapy and combined therapy. Keyword : Diabetic, quality of life, DQLCTQ, TTO PENDAHULUAN Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan secara total yang berakibat pada Health Related Quality Of Life (HRQOL) (Shen dkk., 1999). Peran farmasis sangat diperlukan dalam memonitor kualitas hidup penderita DM dan memberikan motivasi kepada penderita DM serta berupaya mengintegrasikan penyakit ke dalam konsep diri penderita DM untuk meningkatkan kepatuhan jangka panjang, serta membantu penderita DM melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai anjuran kesehatan untuk tercapainya peningkatan kualitas hidup (Cramer, 2004); Triplitt dkk., 2005). Menurut peneliti ada beberapa faktor yang mendorong perlunya pengukuran kualitas hidup terhadap pasien DM tipe 2, yaitu prevalensi DM terus meningkat baik di dunia maupun di Indonesia, selama ini lebih banyak penelitian yang mengangkat seputar masalah klinik DM sehingga perlu penelitian lebih banyak mengenai kualitas hidup mengingat peningkatan kualitas hidup 2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

merupakan salah satu sasaran terapi manajemen DM. Kualitas hidup telah menjadi suatu alat ukur yang relevan dalam uji klinis, penggunaannya semakin meluas dan berkembang sebagai suatu indikator yang valid dan menguntungkan dalam sebuah penelitian medis. Kualitas hidup dapat dilihat dari suatu individu, kelompok dan populasi besar dari pasien (Spilker & Ph, 1995). Pengukuran kualitas hidup dalam penelitian ini menggunakan dua kuisioner yaitu Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quesionnaire (DQLCTQ) dan Time Trade Off (TTO). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 yang diterapi rawat jalan dengan antidiabetik oral di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode Observasional Crossectional dengan mengambil data pasien secara prospektif selama periode Oktober Desember 2013. Subyek penelitian adalah penderita diabetes melitus (ICD 10. E 11) rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang telah menerima antidiabetik oral minimal 6 bulan terapi sebelum pengukuran kualitas hidup. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan kondisi hamil dan tuli. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 56 pasien diabetes melitus tipe 2 dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok monoterapi 24 pasien dan kelompok kombinasi terapi 32 pasien. Kuisioner DQLCTQ (Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quessionnaire) diadaptasi dari publikasi jurnal penelitian yang dilakukan oleh Shen dkk., (1999) yang telah dilakukan validasi oleh Hartati (2003) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil analisis item menyeluruh dari nilai konsistensi internal seluruh item, diperoleh hasil valid dan reliabel dengan nilai α = 0,82 (>0,7). Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap 35 pasien DM tipe 2 di RSUP Dr. Sardjito. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3

Kuisioner TTO (Time Trade Off) merupakan kuisioner yang digunakan untuk menentukan kualitas hidup pasien, berdasarkan pada harapan masing-masing responden untuk memproyeksikan kehidupannya (Evans dkk., 2013; Van Wijck dkk., 1998). Untuk menentukan TTO menggunakan dua penggaris, penggaris A untuk menggambarkan kondisi kesehatan penuh dengan pengobatan. Sedangkan penggaris B menunjukkan harapan kesehatan normal-normal saja dengan pengobatan. Kualitas hidup pasien dinilai menggunakan skor penilaian yang terdapat pada DQLCTQ. Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik di Universitas Yogyakarta. Muhammadiyah HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat 56 pasien DM yang memenuhi kriteria inklusi selama periode Oktober Desember 2013 di rawat jalan di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta. Gambaran karakteristik subyek penelitian tersaji pada tabel I. Tabel I. Karakteristik diabetes melitus Karakteristik Umur < 55 tahun 55 tahun Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Pendidikan SLTA > SLTA Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Lama menderita < 5 tahun 5 tahun Pengobatan Monoterapi Kombinasi terapi N (56) Jumlah pasien Presentase (%) 4 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 22 34 21 35 47 9 39 17 18 38 24 32 39.3 60.7 37.5 62.5 83.9 16.1 69.6 30.4 32.1 67.9 42.9 57.1 Berdasarkan data karakteristik pasien, usia didominasi oleh usia 55 tahun yaitu 34 pasien (60.7%). Jenis kelamin didominasi oleh laki-laki sebesar 35 pasien (62.5%) sedangkan perempuan hanya 21 pasien (37.5%). Berdasarkan tingkat pendidikan pasien yang banyak terlibat dalam penelitian ini adalah SLTA sebesar 47 pasien (83.9%). Dengan demikian berdasarkan distribusi pendidikan yang terlibat dalam penelitian ini masih tergolong memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pekerjaan didominasi oleh pasien

yang bekerja sebesar 39 pasien (69.6%). Terkait dengan lama menderita DM, subyek penelitian yang banyak terlibat dalam penelitian ini adalah dengan lama menderita 5 tahun sebesar 38 pasien (67.9%). Sedangkan terkait dengan jumlah obat yang diterima pasien DM di RSU PKU Muhammadiyah Bantul didominasi dengan kombinasi terapi sebesar 32 pasien (57.1%). Kuesioner DQLCTQ berisi pertanyaan-pertanyaan tentang 8 domain yaitu fungsi fisik, energy, tekanan kesehatan, kesehatan mental, kepuasan mental, kepuasan pribadi, efek pengobatan, dan gejala-gejala penyakit. Skor keseluruhan (total) antara 0 (kualitas hidup terendah) sampai 100 (kualitas hidup tertinggi). Kualitas hidup dikatakan baik apabila skor 80 dan dikatakan kurang baik apabila skor < 80. Angka 80 ini didapat dari rerata total nilai akhir. Kualitas hidup pasien berdasarkan 8 domain tersaji pada tabel II. Tabel II. Kualitas hidup DQLCTQ pada monoterapi dan kombinasi terapi DOMAIN KUALITAS HIDUP DQLCTQ Monoterapi (n=22) Keterangan : * signifikan secara statistik dengan taraf kepercayaan 95 % Tabel II menunjukkan pasien yang mendapat monoterapi rata-rata skor kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan pasien yang mendapatkan kombinasi terapi. Namun setelah data dianalisis secara statistik dengan uji independent sample t-test tidak terdapat perbedaan bermakna 0,333 (p>0,05). Dari 8 domain terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok ini yaitu pada domain kepuasan pribadi dan kepuasan pengobatan. JENIS TERAPI Kombinasi (n=32) Fungsi fisik 74,31 ± 25,55 87,81 ± 11,56 0,206 Energi 78,63 ± 16,22 77,46 ± 9,66 0,210 Tekanan kesehatan 94,54 ± 7,56 93,53 ± 7,69 0,338 Kesehatan mental 76,86 ± 9,56 79,93 ± 79,93 0,171 Kepuasan pribadi 83,00 ± 8,85 75,31 ± 4,28 0,010 * Kepuasan pengobatan 93,50 ± 11,39 88,00 ± 9,78 0,005 * Efek pengobatan 64,50 ± 18,56 59,50 ± 10,52 0,208 Frekuensi gejala penyakit 80,31 ± 13,61 78,96 ± 11,51 0,483 Rata-rata QOL 80,50 ± 6,54 79,71 ± 5,47 0,333 P Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 5

Pada domain fungsi fisik, kedua kelompok sama - sama merasa tidak terbatas dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan sehari-hari. Pada domain energi, kedua kelompok sering merasa capek/lelah, merasa kurang berenergi dan bersemangat. Pada domain tekanan kesehatan, kedua kelompok sama-sama berbesar hati menerima kondisi kesehatannya dalam artian tidak berkecil hati, tidak takut dan tidak putus asa menghadapi penyakit DM tipe 2. Pada domain kesehatan mental, kelompok pasien dengan kombinasi terapi dibandingkan kelompok monoterapi lebih merasa tenang, damai dan bahagia serta tidak merasa cemas dan sedih menghadapi penyakit diabetes. Tetapi tidak bermakna secara statistik p>0,05 (0,171). Pada domain kepuasan pribadi, kelompok pasien monoterapi lebih merasa puas terhadap keadaannya dan merasakan penyakit DM yang dialami tidak membahayakan dirinya dan dapat dikontrol dengan penggunaan obat dan pola makan yang baik. Pasien tidak merasa terganggu dan terbebani untuk melakukan pemeriksaan, pengobatan serta pengaturan pola makan. Perbedaan ini dinilai bermakna secara statistik p<0,05 (0,010). Pada domain kepuasan pengobatan, kelompok pasien monoterapi merasa lebih terkontrol terapi diabetesnya, puas dengan pengobatan yang dijalaninya dan masih berharap terhadap pengobatan antidiabetik oral. Perbedaan ini dinilai bermakna secara statistik p<0,05 (0,005). Pada domain efek pengobatan, kedua kelompok memiliki kualitas hidup yang kurang baik hal ini disebabkan karena pasien merasakan efek samping dari pengobatan. Pada domain frekuensi gejala, kedua kelompok jarang mengalami gejala pandangan kabur, mual, lemah/ lesu, mulut kering, sangat lapar, terlalu sering BAK, dan kesemutan. Gejala-gejala tersebut merupakan gejala yang umum terjadi pasien diabetes. Time Trade Off (TTO) ini juga digunakan untuk menentukan kualitas hidup pasien, berdasarkan pada harapan masing-masing responden untuk memproyeksikan 6 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

kehidupannya beberapa tahun kedepan, diperoleh dengan menggunakan penggaris untuk menentukan skalanya (Evans et al., 1998). Pada kuesioner ini pasien ditanya berpa lama lagi berharap akan hidup. Bila ada obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya sama sekali (memperbaiki kualitas hidup), namun akan mengurangi lama hidupnya hidupnya, berapa banyak ia mau mengurangi masa hidupnya agar dapat hidup tanpa penyakit tersebut. Sebagai contoh Apabila pasien mengatakan melihat kondisinya ia TTO berharap masih dapat hidup 10 tahun, dan mau menguranginya menjadi 9 tahun asal ia sehat. Hal ini mengindikasikan subyek memilih kehidupan A (kesehatan penuh) dengan kualitas hidup yang lebih baik. Selanjutnya apabila pasien mengatakan ingin hidup lebih lama dan ia tidak mau mengurangi masa hidupnya, hal ini mengindikasikan subyek memilih kehidupan B (kurang sehat) dengan kualitas hidup yang kurang baik. Hasil uji skor TTO tersaji pada tabel III. Tabel III. Kualitas Hidup TTO dan DQLCTQ n (%) TERAPI Monoterapi Rata-rata DQLCTQ ± SD n (%) Kombinasi Rata-rata DQLCTQ ± SD Total n (%) A 7 (29,17%) 82,71 ± 5,61 12 (37,5%) 81,25 ± 6,59 24 (42,85%) B 17 (70,83%) 80,76 ± 7,44 20 (62,5%) 78,80 ± 4,62 32 (57,14%) Total 19 (100%) 81,33 ± 6,90 37 (100%) 71,71 ± 5,47 56 (100%) Nilai p 0,541 0,226 Berdasarkan rata-rata kualitas hidup pasien pada kelompok monoterapi yang memilih kehidupan A memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada yang memilih kehidupan B tetapi tidak memiliki perbedaan yang bermakna secara statistic dengan nilai signifikansi 0,541 (p>0,05). Pada kelompok kombinasi terapi menunjukkan pasien yang memilih kehidupan A rata-rata skor kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan pasien yang memilih kehidupan B. Namun setelah data dianalisis secara statistik dengan uji indepandent sample t-test tidak terdapat perbedaan bermakna dengan nilai probabilitas 0,226 (p>0,05). Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 7

KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup (DQLCTQ) terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok monoterapi dan DAFTAR PUSTAKA Cramer, J. a. (2004). A Systematic Review of Adherence With. Diabetes Care, 27(August 2003), 1218 1224. http://doi.org/10.2337/diacare.2 7.5.1218 Evans, M., Khunti, K., Mamdani, M., Galbo-Jørgensen, C. B., Gundgaard, J., Bøgelund, M., & Harris, S. (2013). Healthrelated quality of life associated with daytime and nocturnal hypoglycaemic events: a time trade-off survey in five countries. Health and Quality of Life Outcomes, 11, 90. http://doi.org/10.1186/1477-7525-11-90 Shen, W., Kotsanos, J.G., Huster, W.J., Mathias, S.D., Andrejasich, C.M., Patrick, D.L., 1999, Development and Validation of the Diabetes Quality of Life Clinical Trial Questionnaire. Medical Care, 37 (4) AS45-AS66. Spilker, B., & Ph, D. (1995). Quality of life and clinical trials. Lancet, 346, 1 2. http://doi.org/10.1016/s0197-2456(97)82191-5 kombinasi terapi pada domain kepuasan pribadi dan kepuasan pengobatan. Berdasarkan kuesioner TTO, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok monoterapi dan kombinasi terapi. Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Diabetes Melitus dalam Dipiro, JT, Talbert RI, Yee, GC, Matzke GR, Wells BG, dan Posey LM, (Eds), Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 6 th Ed., Aplleton & Lange, New York, pp.1333-1364. Van Wijck, E. E. E., Bosch, J. L., Hunink, M. G. M., 1998, Time- Trade Off Values and Standard- Gamble Utilities Assessed During Telephone Interviews Versus Face-to-Face Interviews, Med Decis Making;18:400-405. 8 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin