BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2006:15) metode penelitian kualitatif adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. langkah-langkah yang antara lain : pendekatan penelitan, penentuan objek

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. gunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. SMKN 1 Surakarta dan SMKN 7 Surakarta. SMKN 1 Surakarta yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. Pacitan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMAN 1 Ngadirojo. berbagai prestasi yang diraih oleh siswa dan guru.

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. a. Sanggar Seni Santi Budaya Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1. Rincian Waktu dan Tahap Penelitian Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada sekolah Negeri yang terdiri dari SMA Negeri 1, SMA 2, SMA Negeri 3 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIN. Hulonthalangi. Penetapan lokasi penelitian karena secara geografis mudah dijangkau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis.

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PBAB III METODE PENELITIAN

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Lokasi penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif, akan tetapi metode tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Dampak Sosial Relokasi Pasar pada Pedagang burung

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Penanaman Nilai-Nilai Karakter Abdullah bin Abu Kuhafah dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN Karanganyar ini dilaksanakan di lingkungan MAN Karanganyar. Sekolah ini berlokasi di Jl. Ngaliyan No 4 Kabupaten Karanganyar. Penelitian di sekolah ini untuk mengetahui nilai-nilai karakter peserta didik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Peneliti melakukan penelitian di MAN Karanganyar dengan berbagai pertimbangan, antara lain: a. MAN Karanganyar berlatar belakang agama, berprinsip pada aturan Kementrian Agama dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. b. MAN Karanganyar merupakan salah satu sekolah setingkat SMA di Karanganyar yang telah melaksanakan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berdasarkan Kurikulum 2013 dan mempunyai fasilitas yang mendukung, baik dari sarana dan prasarana serta dari Sumber Daya Manusia (SDM). 2. Waktu Penelitian Penelitian itu dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Kegiatan penelitian secara rinci dijelaskan dalam tabel berikut: Table 3.1 Jadwal Penyusunan Kegiatan Penelitian No Kegiatan Tahun 2015-2016

Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei 1. 2. 3. 4. 5. 6. Observasi Awal Penyusunan Proposal Kualifikasi Proposal Perizinan Pengumpulan Data Analisis Data B. B entuk dan Strateg i Peneliti an 7. Penyusunan Laporan 1. B entuk Penelitian Berdasarkan masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif karena memaparkan objek yang diteliti dengan tujuan mengetahui pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Menurut Sutopo (2002: 111), penelitian kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006: 6). Berdasarkan pendapat di atas, penelitian ini berusaha mendeskripsikan tentang nilainilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). 2. Strategi Penelitian Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus Tunggal Terpancang, karena penelitian ini terarah pada satu karakteristik, artinya penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran satu lokasi atau satu objek. Menurut Yin (1984: 18), studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata

bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan. Pendekatan kasus terpancang merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dalam bentuk kesatuan watak dari obyek yang diteliti. H. B Sutopo (2006: 140) mengatakan bahwa studi penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut terarah pada sasaran dengan satu karakteristik. Apabila permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di lapangan, maka strategi penelitian pada kasus ini terpancang (embedded research). Aspekaspek tunggal dapat berupa satu orang atau lebih, satu kelompok atau lebih, satu organisasi atau lebih, satu desa, satu kecamatan, kabupaten, propinsi, Negara, bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau adanya keseragaman dalam banyak hal. Sedangkan terpancang artinya hanya mengkaji satu masalah saja dan sudah menentukan fokus penelitiannya berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan tujuan dan minat penelitinya (Sutopo, 2002: 15&30). Studi kasus tunggal berarti penelitian mengarah pada satu sasaran dengan satu karakteristik yaitu penanaman nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah yang difokuskan pada satu sasaran dalam satu lokasi yaitu MAN Karanganyar dengan maksud memperoleh data yang lengkap dan mendalam. Kemudian, permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan peneliti sebelum terjun ke lapangan, maka sifat penelitian pada kasus ini adalah terpancang (embedded research). Fokus penelitian dalam kasus ini adalah analisis penanaman nilai-nilai karakter Abdulah bin Abu Kuhafah dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Berdasarkan bentuk dan strategi penelitian diatas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan di MAN Karanganyar antara lain pemahaman guru Sejarah Kebudayaan Islam MAN Karanganyar tentang nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah, pelaksanaan guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah melalui pembelajaran sejarah meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dan hasil akhir dari analisis penanaman nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah. C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984) dalam Lexy J. Moleong (2006: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik. Data adalah sesuatu yang paling penting dalam setiap penelitian, jika tidak ada data maka mustahil kiranya penelitian akan dilaksanakan. Tidak semua data adalah penting, sehingga data harus dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2006: 157). Jenis sumber data secara menyeluruh yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa manusia dan tingkah lakunya, peristiwa, dokumen dan benda lain (Sutopo, 2006: 7). Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan berupa data deskriptif, misalnya dokumen pribadi, catatan lapangan, tindakan responden, dokumen dan lain-lain (Andi, 2012: 42). Dari pendapat ahli, maka sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini, meliputi: 1. Informan atau narasumber Informan merupakan orang yang dapat dimintai keterangan tentang suatu infromasi. H.B. Sutopo (2006: 6) peneliti dan informan memiliki posisi yang sama pentingnya. Orang yang ditunjuk sebagai sampel di dalam penelitian kualitatif bisa saja diganti dengan kebutuhan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan penelitian. Informan yang dijadikan sumber yang berhubungan dengan penelitian ini adalah a. Wakil Kepala Urusan Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. b. Wali Kelas X MAN Karanganyar c. Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas X d. Guru BK MAN Karanganyar e. Perwakilan peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. 2. Tempat, peristiwa atau aktivitas Tempat dan peristiwa yaitu kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas X Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Data yang diperoleh dari aktifitas pembelajaran digunakan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, media yang digunakan pada waktu mengajar, sumber belajar Sejarah Kebudayaan Islam, materi yang

disampaikan, media yang digunakan waktu mengajar, interaksi antara guru dan siswa berupa tanggapan dari materi yang disampaikan, serta sistem evaluasi pada akhir pelajaran. 3. Dokumen atau arsip Dokumen atau arsip biasanya merupakan bahan tetulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen dan arsip bukan hanya menjadi sumber data yang penting bagi penelitian kesejarahan, tetapi juga dalam penelitian kualitatif pada umumnya (H.B Sutopo, 2006: 61-62). Menurut Lexy J. Moleong (2006: 216), dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen atau arsip dari Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar berupa struktur kurikulum, visi dan misi sekolah, kalender akademik, silabus dan RPP. D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan) Penelitian kualitatif menggunakan teknik pengambilan sampel atau cuplikan untuk memperoleh kelengkapan dan jenis data yang diperlukan. Teknik sampling atau cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan sumber data dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Sampling atau cuplikan berkaitan dengan pemilihan dan pembatasan. Jumlah serta jenis dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti memilih informasi berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan data dipercaya untuk menjadi sumber yang mantap (Sutopo, 2006: 62-64). Menurut Lexy J. Moleong (2007: 223), teknik sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (contructions). Sugiyono (2010: 15) mengemukakakan bahwa penelitian kualitatif adaah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilam sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball. Teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Menurut Sutopo (2002: 55), cuplikan dalam penelitian kualitatif memiliki peran dan fungsi yang berbeda dengan cuplikan di dalam penelitian kuantitatif. Cuplikan dalam penelitian

kualitatif juga dinyatakan sebagai internal sampling. Sampling dalam penelitian kualitatif dari sifatnya yang internal tersebut mengarah pada kemungkinan generalisasi teoritis. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling antara lain: a. Purposive Sampling Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel penelitian dengan kecenderungan peneliti memilih informan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. b. Time Sampling Time Sampling adalah teknik penentuan sampel penelitian yang berkaitan dengan cuplikan waktu yang dipilih dan dipandang tepat untuk pengumpulan informasi sesuai dengan permasalahan yang dikaji. c. Snowball Sampling Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel penelitian yang digunakan bila peneliti ingin mengumulkan data yang berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang tepat untuk dipilih, karena tidak mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut sehingga ia tidak bisa merencanakan pengumpulan data secara pasti. Dalam snowball sampling, penelitian berjalan tanpa rencana, semakin lama semakin mendekati informan yang paling mengetahui informasinya, sehingga ia akan mamu menggali data secara lengkap dan mendalam. Berdasarkan penjelasan diatas, maka teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Penelitian Kualitatif menggunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan lain-lainnya. Oleh karena itu cuplikan yang akan digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat purposive sampling. Dalam memilih informan yang dimaksud dalam purposive sampling di atas, peneliti akan memilih informan yang mengetahui informasi dan masalah secara mendalam. Peneliti hanya memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu Wakil Kepala Urusan Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar, Wali Kelas X MAN Karanganyar, Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Guru BK MAN Karanganyar, Perwakilan peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar.

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2014: 62). Dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percapakan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186). Menurut Kahn & Cannell (1957) dalam Sarosa (2012: 45), mengemukakan wawancara di definisikan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Menurut Samiaji Sarosa (2012: 46), tipe wawancara dapat digolongkan berdasarkan seberapa tingkat formalitas dan terstrukturnya wawancara tersebut, yaitu: a. Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang sudah disusun sebelumnya sehingga memiliki standar yang sama. Wawancara terstruktur dilakukan dengan menanyakan daftar pertanyaan dalam sebuah kuesioner. b. Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur bersifat informal dan tidak ada pedoman apapun. Pewawancara tidak memerlukan daftar pertanyaan yang menuntun arah wawancara. c. Wawancara semi terstruktur Wawancara semi terstruktur adalah kompromi antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, jadi pewawancara sudak menyiapkan topik dan daftar pertanyaan pemandu wawancara sebelum aktivitas wawancara dilaksanakan. Pewawancara perlu menelusuri lebih jauh suatu topik berdasarkan jawaban yang diberikan pastisipan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur. Dalam melakukan wawancara, peneliti sudah membuat daftar pertanyaan sebagai pemandu wawancara sebelum aktivitas tersebut dilaksanakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan. Wawancara mendalam dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam. (Sutopo,

2006: 228). Melalui wawancara ini akan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dari informan yang akan diwawancarai, karena wawancara bukan sekedar mengumpulkan data dari informan yang akan diwawancarai. Untuk melakukan wawancara dengan narasumber, peneliti mencari waktu dan kondisi yang tepat untuk mendapatkan data yang rinci dan mendalam. Adapun narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah wakil kepala kurikulum MAN Karanganyar, guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan peserta didik kelas X sebagai pendukung informasi yang telah diberikan untuk mencari data mengenai perencanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, pelaksanaan dan kondisi pada saat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, evaluasi yang dilaksanakan serta hambatan yang dihadapi ketika berlangsungnya pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN Karanganyar. 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung (Sutopo, 2006: 75). Menurut Sugiyono (2013: 64), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Menurut J.R Raco (2011: 112), observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Menurut Spradley (1980) dalam Sutopo (2002: 65) menjelaskan bahwa pelaksanaan teknik dalam observasi dikategorikan menjadi berikut ini: a. Observasi tak berperan Observasi tak berperan, peneliti sama sekali kehadirannya dalam melakukan observasi tidak diketahui oleh subjek yang diamati. b. Observasi berperan Observasi berperan terdiri dari 1) Observasi berperan pasif, bahwa dalam observasi ini perilaku dan kondisi lingkungan penelitian bisa dilakukan observasi baik secara formal ataupun informal. Secara formal dapat diamati dan secara informal pengamatan dapat dilakukan selama kunjungan.

2) Observasi berperan aktif, observasi ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat tetapi memainkan peran yang dimungkinkan dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang busa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data. 3) Observasi berperan jenuh, observasi ini diartikan bahwa peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya, sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya. Berdasarkan uraian pelaksanaan teknik dalam observasi, maka penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan pasif. Teknik ini dilakukan peneliti untuk mengamati dan menggali informasi mengenai perilaku dan kondisi lingkungan penelitian menurut kondisi sebenarnya. Teknik ini bisa dilakukan secara formal atau pun informal. Secara formal dapat diamati sedangkan secara informal pengamatan jenis ini dapat dilakukan selama kunjungan. Observasi ini dilakukan untuk mengamati berbagai macam kegiatan dan peristiwa dalam pelaksanaan sejarah Kebudayaan Islam. Dalam observasi berperan pasif, peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam konteksnya (Sutopo, 2002: 66). Untuk memperoleh data yang mendalam, peneliti akan melakukan kunjungan ke Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar tidak hanya sekali. 3. Analisis Dokumen Dokumen merupakan arsip tertulis sebagai data yang sering memiliki posisi yang penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dan yang tertulis sederhana sampai yang lebih lengkap dan kompleks. Arsip pada umumnya berupa catatan-catatan yang lebih formal bila dibandingkan dengan dokumen. Sumber data yang berupa arsip dan dokumen biasanya merupakan sumber data pokok dalam penelitian kesejarahan, terutama untuk mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang diteliti (Sutopo, 2006: 80-81). Dokumen-dokumen tersebut dimanfaatkan untuk teknik pengumpulan data karena dokumen itu dapat dijadikan sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan bahkan meramalkan. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini, yang merupakan data yang akan dikumpulkan untuk diteliti adalah struktur kurikulum, visi dan misi sekolah, program semester, silabus, RPP, data nilai peserta didik kelas X.

F. Teknik Uji Validitas Data Sugiyono (2013: 125), triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lexy J. Moleong (2006: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Kebenaran data dalam penelitian sangat diperlukan agar hasil penelitian tersebut benarbenar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa yang biasa digunakan oleh penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Ada 4 macam teknik triangulasi yaitu triangulasi data, triangulasi peneliti, metodologis, dan triangulasi teoritis (Sutopo, 2002: 78). Dari empat triangulasi, peneliti menggunakan dua triangulasi yaitu: 1. Triangulasi Data Triangulasi data sering juga disebut trianggulasi sumber yang berarti mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang tersedia. Sutopo (2002: 79) mengatakan bahwa triangulasi data mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data peneliti wajib menggunakan beragam sumber data, peneliti wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Sutopo (2006: 93), triangulasi sumber memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis disini tekanannya pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Teknik triangulasi sumber dapat pula dilakukan dengan menggali informasi dari sumber-sumber data yang berbeda jenisnya. 2. Triangulasi Metode Triangulasi metode bisa dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. (Sutopo, 2002: 80). Menurut Paton (1987: 329) dalam Lexy J. Moleong (2006: 331), pada triangulasi metode terdapat dua strategi yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan mengkaji dokumen. G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak awal atau sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data kualitatif dapat dilakukan sejak penelitian dilaksanakan, berbeda dengan penelitian kuantitatif dimana analisis dilakukan setelah pengumpulan dan data selesai (Sutopo, 2006: 103). Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013: 89) menyatakan Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkn, teori yang grounded, dalam penelitiankualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari awal berakhirnya penelitian dilaksanakan dalam pengumpulan data dan analisis data dilakukan maka dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif yang menempatkan tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi dalam satu jalinan dalam pengumpulan data. Langkah-langkah analisis data tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut ini: Pengumpulan Data Sajian Data Reduksi Data Penarikan Simpulan/Verifikasi Gambar 3. 1 Komponen-komponen analisis data: model interaktif (Miles & Huberman 1992: 20) 1. Reduksi Data Miles dan Huberman (1992: 16), reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Selama pengumpulan

data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo). Reduksi data/proses tranformasi ini brelanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman (1992: 16). Menurut Sugiyono (2013: 92-93), mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi 2. Penyajian Data Menurut Miles dan Huberman (1992: 17), penyajian adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif. Menurut Sugiyono (2013: 95), dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. 3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi Dari pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari makna bendabenda mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung (Miles & Huberman, 1992: 19). Menurut Sugiyono (2013: 99), kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan berupa dekripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori. H. Prosedur Penelitian

Secara garis besar terdapat empat tahapan dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) pra-lapangan 2) pekerjaan lapangan 3) analisis data, dan 4) penulisan laporan (Moleong, 2006: 127). Secara rincinya, tahapn-tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1) Tahap Pra-lapangan Terdapat tiga tahap kegiatan dalam tahapan ini, yaitu: a) Menyusun rencana penelitian b) Memilih lapangan penelitian c) Mengurus perizinan d) Menjajaki dan menilai lapangan e) Memilih dan memanfaatkan informan 2) Tahap Pekerjaan Lapangan Dalam tahapan ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri b) Memasuki lapangan c) Berperan serta-sambil mengumpulkan data d) Wawancara terhadap narasumber 3) Tahap Analisis Data Pada tahapan ini peneliti melakukan telah terhadap data-data yang sudah terkumpul. Kemudian, dilakukan reduksi data dan memeriksa keabsahan atau validasi data. 4) Tahap Penulisan Laporan Penelitian Pada tahap ini, peneliti melakukan penulisan laporan penelitian dengan turut berkonsultasi dengan pembimbing. Jika digambarkan dengan bagan, maka proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Pra lapangan Penelitian Lapangan Analisis Data Penulisan Laporan Gambar 3. 2 Prosedur Penelitian