BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian beban studi, praktikum, PKLI dan skripsi. Namun, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II LANDASAN TEORI. Bandura adalah tokoh yang memperkenalkan istilah efikasi (self efficacy).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Maret 2013, dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB I PENDAHULUAN. sumbangsih bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Untuk memajukan

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyelesaikan Tugas Akhir (TA) atau skripsi, skripsi merupakaan karya ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puncak dari seluruh kegiatan akademik di bangku kuliah adalah menyelesaikan

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak, sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap mahasiswa memiliki keinginan untuk lulus dari perguruan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Mahasiswa pada umumnya diakhir perkuliahan akan diwajibkan untuk mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya ( Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sama-sama penting. Dalam 7-S Framework of McKinsey

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan S1 psikologi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga kerja seperti dalam bidang pendidikan menjadi guru bimbingan dan konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources Development) ataupun tenaga klinis sebagai tim psikolog dirumah sakit jiwa, panti rehabilitasi serta panti jompo. Universitas mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam menerapkan ilmu dan konsep psikologi dan memanfaatkan teknologi secara arif serta mengupayakan penggunaannnya untuk meningkatkan kualitas masyarakat, maka institusi pendidikan sarjana psikologi mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan lulusannya agar memiliki sikap dan kemampuan profesional dibidangnya (Pedoman Pendidikan, 2009:4) Untuk mendapatkan lulusan S1 psikologi yang profesional tersebut akan ditumbuhkan dan dibina sepanjang proses pendidikannya melalui berbagai bentuk seperti materi pembelajaran,pengalaman belajar, serta praktik dalam lapangan (PKL). Mahasiswa harus mengambil minimal 120 sks untuk mengambil prakttik kuliah lapangan (PKL). Setelah semua materi serta praktik dalam lapangan (PKL) sudah selasai dan memenuhi syarat maka mahasiswa di perbolehkan untuk membuat tulisan dari hasil penelitian atau bisa disebut skripsi. 1

2 Menurut Darmono dan Hasan (dalam Aini dan Iranita, 2011:65) skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan secara seksama sedangkan Menurut Poerwodarminto (Aini dan Iranita, 2011:65), skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di perguruan tinggi. Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Begitu panjang dan rumitnya proses pengerjaan skripsi ini sehingga membutuhkan biaya, tenaga, waktu, dan perhatian yang tidak sedikit. Banyak kalangan mahasiswa yang sibuk akan organisasi, kerja, ataupun masih ingin santai menikmati kehidupan. Seharusnya mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 2009 harus mengerjakan skripsi pada saat ini namun kebanyakan mereka masih belum mengerjakan skripsi. Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang banyak mahasiswa semester tujuh masih cenderung membiarkan tugas akhir skripsinya dengan masih sibuk mengikuti kegiatan organisasi baik itu intra maupun ekstra kampus serta masih ingin santai menikmati masa kuliah dan bersenang-senang berkumpul dengan teman-temannya akhirnya mereka menunda untuk mengerjakan skripsi. Dari hasil wawancara penulis lakukan kepada salah satu mahasiswa angkatan 2009 bahwa dia masih mengambil mata kuliah yang belum di ambil serta masih aktif dalam kegiatan salah satu organisasi ekstra kampus.

3 Fenomena prokrastinasi juga nampak pada mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian akademik Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, diketahui bahwa masih terdapat 100 mahasiswa dari angkatan 2007 dan 2008 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang belum lulus, dari jumlah tersebut terdapat 33 mahasiswa dari angkatan 2007 dan 67 mahasiswa pada angkatan 2008. pengerjaan skripsi yang seharusnya bisa diselesaikan selama delapan semester tetapi harus tertunda sampai semester berikutnya, ditambah dengan jumlah mahasiswa angkatan sebelumnya yang belum diwisuda. Penundaan ini disebut dengan istilah prokrastinasi akademik. Orang yang melakukan perilaku menunda disebut (prokrastinator). Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Ghufron dan Risnawita, 2011:156). Menurut Burka dan Yuen (Ghufron dan Risnawita, 2011:152) Prokrastinasi akademik itu sendiri terjadi karena adanya keyakinan irrasional yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irrasional tersebut dapat disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas akademik, seseorang memandang tugas sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan. Prokrastinasi akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas

4 kursus (Ghufron dan Risnawita, 2011:156). Prokrastinasi akademik ini merupakan jenis prokrastinasi yang paling banyak mendapatkan perhatian, salah satunya disebabkan oleh karena meluasnya perilaku tersebut di kalangan mahasiswa. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Fibrianti, 2009:97) pada mahasiswa Psikologi Universitas Dipenegoro Semarang yang mengerjakan skripsi pada kategori sedang. Pada sebuah penelitian yang di lakukan oleh (Wulandari, 2010:107). Tingkat prokrastinasi mahasiswa Angkatan 2003-2006 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terbagi menjadi tiga, yaitu dari 65 responden terdapat 9 mahasiswa atau 13,85% mempunyai tingkat prokrastinasi yang tinggi, 48 mahasiswa atau 73,84% mempunyai tingkat prokrastinasi sedang dan 8 mahasiswa atau 12,31% mempunyai tingkat prokratinasi yang rendah. Konsekuensi negatif dari prokrastinasi ini seperti performa yang kurang, mutu kehidupan individu berkurang, pengaruh negatif dan menurunnya prestasi. Faktor penyebab prokrastinasi akademik pada mahasiswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Farouq (2010: 13-19) penyebab utama dari prokrastinasi yaitu sikap negatif pada diri individu seperti suka bermalas-malasan, sifat perfeksionisme, takut salah, cepat frustasi, sifat pemarah, tidak mampu mengatakan tidak, lebih suka bekerja dengan tekanan, tidak memiliki batas waktu, serta memilih hal kecil yang harus dilakukan sendiri. Selain itu, menurut Ghufron (2011), faktor yang paling berperan dalam prokrastinasi yaitu keadaan psikologis

5 yang ada pada diri individu. Salah satu keadaan psikologis yang ada pada diri individu itu sendiri adalah self efficacy (keyakinan diri) yang dimiliki diri individu. Self efficacy merupakan keyakinan bahwa seseorang mampu mengatasi segala persoalan yang menimpa dirinya sehingga harus mau mencari jalan keluar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Individu mempunyai self efficacy tinggi berarti mempunyai kepercayaan diri dalam hal mengatasi situasi yang tidak menentu, tidak dapat diramalkan dan penuh dengan tekanan. Orang yang mempunyai self efficacy tinggi sering disebut dengan orang optimis, sebaliknya orang yang memiliki Self efficacy rendah sering disebut orang pesimis. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Manara, 2004: 80) tentang pengaruh self efficacy terhadap reliansi pada mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Malang ditemukan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Psikologi memiliki tingkat self efficacy sedang dengan persentase 72,8%. Sedangkan sisanya berada pada tingkat self efficacy tinggi dan rendah dengan persentase tinggi sebanyak 11, 2% dan kategori rendah sebanyak 16%. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Shohifatul, 2012:94) menunjukkan bahwa tingkat self efficacy mahasiswa fakultas pskologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagian besar pada kategori sedang yaitu dengan jumlah sebanyak 16 mahasiwa pada kategori tinggi dengan prosentase 38,1 % dan untuk kategori sedang terdapat 26 mahasiswa dengan prosentase 61,9 % sedangkan kategori rendah untuk fakultas psikologi dalam peneltian tidak ditemukan. Hasil salah satu wawancara yang dilakukan pada mahasiswa fakultas

6 psikologi universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang angkatan 2009 dia kurang yakin akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan skripsi sehingga dia lebih senang melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Keadaan psikologis seseorang juga berpengaruh dalam menentukan suatu intensitas motivasi serta kemampuan-kemampuan kognitif individu tersebut (Djemarah, 2006:157) Bandura (Gufron dan Risnawita, 2011:75) mengatakan bahwa Self efficacy pada dasarnya adalah hasil dari proses kognitif berupa keputusan, kenyakinan, atau penghargaan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Self efficacy tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki, tetapi berkaitan dengan kenyakinan individu mengenai hal yang dapat dilakukan dengan kecakapan yang di miliki seberapapun besarnya. Self efficacy menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan. Bandura (dalam Manara, 2004: 27) menyatakan self efficacy refers to beliefs in one s capability to organize and execute the courses of action required to produce given attainments. Dari definisi yang dirumuskan Bandura di atas, dapat dipahami bahwa Self efficacy merupakan keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan hasil yang ingin dicapai.

7 Sementara itu menurut Kanfer (dalam Muhid, 2009:4), self efficacy menunjuk kepada pertimbangan kognitif yang kompleks tentang kemampuannya di masa mendatang yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut Kanfer menjelaskan bahwa efficacy mencerminkan pemahaman individu tentang performansi tersebut dan intensinya untuk alokasi usaha. Meskipun sangat tergantung kepada kemampuan (ability), dan kemampuan (capability), definisi efficacy juga mencerminkan prediksi tentang seberapa keras individu akan berusaha dan integrasi kedua faktor tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa salah yang menyebabkan prokrastinasi adalah karena seseorang meragukan kemampuan yang dia miliki. Keraguan seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau suatu tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan merupakan indikasi dari kecilnya self efficacy yang dimiliki orang tersebut. Self efficacy juga akan menentukan seberapa besar usaha yang akan dilakukan dan berapa lama individu mampu bertahan dalam menghadapi tantangan atau hambatan yang muncul. Bila menghadapi kesulitan, individu yang ragu-ragu tentang kemampuan diri akan mengurangi usaha dan mudah menyerah. Sedangkan individu yang mempunyai self efficacy tinggi akan mengeluarkan usaha yang besar untuk mengatasi hambatan atau rintangan tersebut. Sehingga, dengan adanya self efficacy yang tinggi dari mahasiswa, maka tingkat prokratinasi akan rendah. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui adakah hubungan self efficacy dengan prokrastinasi pada mahasiswa psikologi

8 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang sedang menyelesaikan skripsi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat self efficacy mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang sedang mengerjakan skripsi? 2. Bagaimana tingkat prokrastinasi penulisan skripsi pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang? 3. Bagaimana hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada penulisan tugas akhir skripsi pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat self efficacy mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2. Untuk mengetahui tingkat prokrastinasi penulisan skripsi pada mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi pada penulisan skripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

9 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberi wawasan bagi peneliti mengenai keterkaitan antara self efficacy mahasiswa dan prokrastinasi penulisan skripsi, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran di masa yang akan datang. 2. Bagi Pengembangan Instusi Perguruan Tinggi Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan motivasi mahasiswa agar mahasiswa tidak melakukan prokrastinasi dan mendapatkan hasil yang maksimal. 3. Bagi Pendidik Penelitian ini membantu pendidik mengetahui sejauh mana mahasiswa mempunyai keyakinan diri (self efficacy ) sehingga pendidik dapat memberikan motivasi ekstrinsik kepada peserta didik agar memiliki motivasi yang tinggi sehingga tidak akan melakukan prokrastinasi dan target kompetensi dapat terpenuhi tepat waktu. 4. Bagi Orang tua Hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi orangtua dalam menerapkan pola asuh yang dapat menunjang motivasi sehingga tidak akan terjadi prokrastinasi pada anak