BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

Trainer Agri Group Tier-2

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pemeliharaan ( Maintenance Defenisi Pemeliharaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

CORRECTIVE MAINTENANCE

3. BAB III LANDASAN TEORI

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya yang berjudul Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, maju dan berkembangnya suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251)

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

PREVENTIVE MAINTENANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN MUTU PEMELIHARAAN MESIN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES PRODUKSI PADA PT. ANEKA BUMI PRATAMA (ABP) DI KABUPATEN BATANGHARI Jasasila 1

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA. sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam top manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh. Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha

BAB II LANDASAN TEORI

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

PEMBUATAN APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN UNTUK MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN INDUSTRI

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN

BAB III LANDASAN TEORI

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB III LANDASAN TORI. kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

ANALISIS PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PT. P&P BANGKINANG DI DESA SIMALINYANG SKRIPSI

Afina Fauziyyah 1, Sriyanto 2

BAB III LANDASAN TEORI

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000:25) mendefinisikan tentang beban :

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

PENERAPAN SISTEM PERAWATAN TERPADU DALAM UPAYA MENINGKATKAN KONDISI OPERASIONAL PERALATAN WORKSHOP DAN LABORATORIUM

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB II BAHAN RUJUKAN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan (organisasi) selalu diperlukan pengelolaan dengan suatu sistem manajemen, agar tujuan perusahaan dapat diwujudkan dengan baik. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah pelayanan dan atau laba (profit). Walaupun manajemen hanya sebuah alat untuk pencapaian tujuan tetapi harus tetap dikelola dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dikelola dengan baik akan terwujudnya tujuan perusahaan, terhindari dari pemborosan, dan semua potensi yang ada akan lebih bermanfaat dan terkelola dengan baik. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengelola, atau mengurus. Pengertian manajemen dapat lebih jelas diketahui dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Adapun beberapa pengertian manajemen yang dikemukakan menurut para ahli, sebagai berikut : Pengertian manajemen menurut Sofjan Assauri (2008:18), yaitu : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasi kegiatan-kegiatan orang lain Pengertian manajemen menurut Ricky W.Griffin (2004:27), yaitu : Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi 11

12 manusia, financial dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pengertian Manajemen menurut Hasibuan (2003:2), yaitu : Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian Manajemen menurut T. Hani Handoko (2000:12), yaitu : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur aktivitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber daya manusia melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memanfaatkan potensi-potensi sumber daya yang tersedia. Efisiensi yang berarti mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan sumber daya yang minimum, yang artinya penggunaan uang, waktu, material, dan manusia dengan cara yang terbaik. Sementara efektif berarti berusaha mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. 2.1.2 Pengertian Produksi Berdasarkan adanya peningkatan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap jumlah, variasi, dan tingkat mutu suatu barang dan jasa maka bagi setiap perusahaan timbul sebuah tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan meningkatkan kemampuan untuk menyediakan dan menghasilkan barang dan jasa tersebut. Kegiatan produksi dan menghasilkan suatu barang dan jasa merupakan kegiatan yang menambah manfaat dari masukan

13 (input) atau keluaran (output). Memproduksi suatu produk baik barang atau jasa merupakan hal penting bagi perusahaan, mencakup sebuah aktivitas yang penuh tanggung jawab dalam penciptaan nilai tambah pada produk atau jasa tersebut yang merupakan output perusahaan. Adapun pengertian produksi menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut : Pengertian produksi menurut Sofjan Assauri (2008:17), yaitu : Produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut yang berupa barang-barang atau jasa. Pengertian produksi menurut Vincent Gasperz (2004;3), yaitu: Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggungjawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa produksi adalah suatu proses transformasi dari mulai input menjadi sebuah output untuk memberikan manfaat guna menambah nilai tambah dari suatu produk (barang atau jasa) dengan metode-metode yang telah ditentukan. 2.1.3 Pengertian Operasi Pengertian operasi menurut Pangestu (2000:1), yaitu : Operasi atau operation adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi / operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah

14 kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa. Sedangkan menurut Schroeder (2007:3) menyatakan bahwa : Operations is responsible for supplying the product or service of the organization, Operation manager make decisions regarding the operations function and its connection with other function. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa operasi adalah usaha untuk mengubah input menjadi output dengan lebih bermanfaat dan memiliki nilai tambah dari bentuk aslinya. 2.1.4 Pengertian Manajemen Operasional Manajemen Operasional menurut Barry Render dan Jay Heizer (2001:2) mengemukakan bahwa manajemen operasional adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Definisi Manajemen Operasional menurut Tampubolon (2004:13), yaitu : Manajemen Operasional adalah manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran (output) yang diinginkan, berupa barang atau jasa/layanan. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat ditarik simpulan bahwa manajemen operasional adalah proses-proses perubahan dari input atau sumber daya menjadi output yang berupa barang atau jasa secara efektif dan efisien yang memiliki nilai tambah pada barang atau jasa tersebut.

15 2.2 Mesin 2.2.1 Pengertian Mesin Mesin merupakan suatu fasilitas yang membantu manusia melakukan suatu hal pekerjaan, mesin tidak selalu di gerakan oleh mesin itu sendiri tetapi dapat juga digerakan oleh manusia apabila dirancang dengan tepat. Selain untuk membantu manusia mengerjakan pekerjaannya, mesin dapat memberikan guna ketepatan waktu, kesamaan bentuk pembentukan barang, menekan kegagalan produk, meningkatkan standar kualitas produk serta dapat lebih efisien dalam penggunaan bahan baku. Pengertian mesin menurut Assauri (2004:79), yaitu : Mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu. 2.2.2 Jenis-jenis Mesin Menurut Assauri (2004:79) mesin dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Mesin yang bersifat serba guna (General purpose machine) Mesin yang serba guna merupakan mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis produk. Contoh dari mesin ini misalnya mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu karena dapat digunakan untuk menggergaji berbagai jenis kayu. Ciri-ciri dari General Purpose Machines ini adalah : a. Mesin ini diproduksi dalam bentuk standard atas dasar pasar (ready stock). b. Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar, maka harganya relatif murah sehingga investasi dalam mesin lebih murah.

16 c. Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak. d. Dipergunakan kegiatan pengawasan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan mesin tersebut. e. Biaya operasi lebih mahal. f. Biaya pemeliharaan lebih murah, karena bentuknya standar. g. Mesin ini tidak mudah ketinggalan jaman. 2. Mesin yang bersifat khusus (Special purpose Machines) Mesin yang bersifat khusus adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama, misalnya mesin pembuat gula pasir. Ciri-ciri Special Purpose Machines ini adalah : a. Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah kecil. Oleh karena itu harganya mahal, sehingga investasi menjadi lebih mahal. b. Mesin ini biasanya semi otomatis, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat. c. Biaya pemeliharaan dari mesin lebih mahal karena dibutuhkan tenaga ahli khusus. d. Biaya produksi per unit relatif lebih rendah e. Mesin ini mudah ketinggalan jaman. 2.3 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan secara umum adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Dengan kata lain barang tersebut dapat berupa mesin, mesin harus selalu siap digunakan sehingga kelangsungan proses operasi perusahaan tetap berjalan dengan baik. Berikut definisi tentang pemeliharaan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :

17 Pemeliharaan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:642), yaitu : All activities involved in keeping a system s equipment in working order. Artinya : Pemeliharaan adalah seluruh aktivitas yang didalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan. Menurut Sofjan Assauri (2008:134), yaitu : Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau pergantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan dilaksanakan untuk memberikan perawatan atau memperbaiki peralatan yang menjadi fasilitas perusahaan dalam proses operasi agar tetap pada kondisi yang baik sehingga kegiatan produksi dapat memuaskan dan berjalan lancar. 2.3.1 Tujuan Maintenance Beberapa tujuan umum pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.

18 5. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. 6. Memaksimalkan ketersediaan semua peralatan sistem produksi (mengurangi downtime). 7. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan. Menurut A.S. Corder (2000:3), tujuan utama dari maintenance adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan seluruh isinya). 2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (barang atau jasa) dan memperoleh laba investasi yang optimal. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat dan sebagainya. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menurut JayHeizer dan Barry Render (2001:700), yaitu : The objective of maintenance and reability is to maintain the capability of the system while controlling cost, a good maintenance system drives out system variability. System must be designed and maintained to reach expected and quality standard. Artinya : Tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan pengendalian biaya, dimana sistem harus dirancang dan dipelihara untuk mencapai standar mutu dan kinerja yang diharapkan. Menurut Sofjan Assauri (2008:134), yaitu : 1. Kemampuan produksi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tetap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas.

19 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhan. 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dari total biaya yang terendah. Jadi kesimpulannya dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas, bahwa maintenance adalah untuk memudahkan penggunaan secara optimal peralatan modal melalui kegiatan seperti penggantian, perbaikan, servis dan modifikasi dari komponen atau mesin yang telah ditentukan sampai sejauh mana kegiatan operasi tersebut masih tetap bisa bermanfaat. 2.3.2 Tugas-tugas Pemeliharaan (Maintenance) Maintenance memiliki peranan yang vital pada proses produksi, karena bertugas untuk menjaga agar mesin tetap bekerja dan untuk menekan seefisien mungkin kegagalan dalam proses memproduksi. Dalam setiap kegiatan apapun tidak akan terlepas dari langkah-langkah untuk menjalankan kegiatan tersebut. Adapun tugas dan kegiatan dari maintenance menurut Sofjan Assauri (2008:140), yaitu : 1. Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan tersebut. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan pabrik selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.

20 2. Kegiatan teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas alat yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan teknik ini termasuk pula kegiatan penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dengan cara-cara atau usaha-usaha untuk mengatasi atau memperbaiki yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi. 3. Kegiatan produksi (Production) Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan sebenarnya, yaitu mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan di pabrik dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, dan untuk ini diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan. 4. Kegiatan administrasi (Clerical Work) Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen atau sparepart yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, dan komponen atau sparepart yang tersedia di bagian pemeliharaan. 5. Pemeliharaan bangunan (Housekeeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. 2.3.3 Peranann Maintenance dalam Manajemen Operasi Perusahaan memiliki kegiatan usaha, didalam kegiatan usaha tersebut peranan maintenance sangat penting termasuk dalam perencanaan dan pengendalian operasi, dimana salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian

21 operasi adalah untuk menetapkan kerja mesin-mesin tertentu agar sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Kegiatan maintenance merupakan kegiatan yang cukup rumit, karena keberhasilan proses operasi berkaitan dengannya. Kegagalan melakukan maintenance adalah macetnya salah satu rangkaian proses operasi sehingga dapat menghambat operasi perusahaan selanjutnya. Menurut Sofjan Assauri (2008:145), dalam menjaga kegiatan maintenance yang dilakukan, maka perlu mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menambah jumlah peralatan-peralatan dan perbaikan para pekerja bagian maintenance, sehingga dapat diharapkan rata-rata waktu kerusakan dari mesin dapat dikurangi. 2. Menggunakan preventive maintenance, karena dengan cara ini dapat mengganti alat-alat yang sudah lama dalam keadaan kritis sebelum rusak. 3. Mengadakan cadangan di dalam sistem produksi yang merupakan critical unit. 4. Mengadakan suatu desain khusus yang dapat memperbaharui dan memperpanjang waktu hidup dari mesin yang digunakan. 5. Mengadakan persediaan cadangan pada tiap tingkatan produksi, sehingga terdapat keadaan yang tidak tergantung antara tiap angkatan. Dengan demikian, peranan maintenance dalam kegiatan operasi perusahaan adalah untuk menjaga agar mesin-mesin tidak terjadi kemacetankemacetan atau adanya kerusakan pada mesin atau fasilitas lainnya yang dapat mengganggu jalannya proses kegiatan operasi. Sehingga proses operasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. 2.3.4 Jenis-jenis Maintenance Menurut Sofjan Assauri (2004:96), mengklasifikasikan jenis-jenis maintenance yang dilakukan perusahaan manufaktur ke dalam dua jenis, yaitu: preventive maintenance dan corrective maintenance / breakdown maintenance.

22 a. Preventive Maintenance Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:646) mengemukakan bahwa : Preventive maintenance involved performing routine inspections and servicing and keeping facilities in good repair. These activities are intended to build a system that will find potential falure and make changes or repairs that will prevent failure. Artinya : Pemeliharaan pencegahan melibatkan pelaksanaan pemeriksaan rutin dan servis yang menjaga fasilitas-fasilitas dalam kondisi baik. Pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk membangun sistem yang mengetahui kerusakan potensial dan membuat penggantian atau perbaikan yang akan mencegah kerusakan. Menurut Sofjan Assauri (2008:135) mengemukakan pendapat tentang preventive maintenance yaitu : Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dari penjelasakan di atas dapat diketahui bahwa preventive maintenance dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. Preventive maintenance sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit. Menurut Sofjan Assauri (2008:135) ciri-ciri mesin yang critical unit adalah sebagai berikut : 1. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan dan keselematan para pekerja. 2. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. 3. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.

23 4. Modal yang ditanamkan pada fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal. Sofjan Assauri (2008:135), membedakan preventive maintenance dengan routine maintenance dan periodic maintenance. 1. Routine Maintenance Adalah kegiatan pemelihaaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan routine maintenance adalah pembersihan peralatan, pelumasan, atau pengecekan oli, serta pengecekan isi bahan bakarnya dan termasuk pemanasan dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai produksi sepanjang hari. 2. Periodic Maintenance Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu. Contoh setiap minggu sekali, lalu meningkat menjadi sebulan sekali, dan setiap setahun sekali dan seterusnya. Sebagai contoh dari kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran mesin dibagian aliran bahan bakar, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin dan pembongkaran mesin tersebut. Berikut ini merupakan tujuan preventive maintenance menurut Suyadi Prawirosentono (2001:305) agar terjamin hal-hal sebagai berikut : 1. Keamanan mesin dan operator/tenaga pemeliharaan Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan mengenai karakteristik mesin tersebut, misalnya temperatur, air, angin dan oli tidak boleh melebihi standar yang telah ditentukan. Sedangkan untuk operator harus memperhatikan alat-alat pengaman yang terdapat di dalam mesin. 2. Kelancaran mesin Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala, bertujuan agar dapat menjaga kelancaran mesin, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer. 3. Mutu produk Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini

24 dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk mencapai mutu produksi tersebut, maka bagian pemeliharaan akan menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi secara efisien dengan menghindari (mengurangi) hambatan sekecil mungkin sehingga produk dapat diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya. 4. Kebersihan mesin dan lingkungan sekitarnya Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta bebas dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan bagi para pekerja (operator), serta menciptakan kenyamanan pada saat bekerja. Sedangkan kebersihan mesin dijaga dengan membesihkan mesin tersebut serta diadakan pengecetan kembali. Adapun prosedur-prosedur pelaksanaan preventive maintenance menurut Suyadi Prawirosentono (2001:306), yaitu FITCAL yang terdiri atas : 1. Feel (perasaan) Biasanya yang lebih berpengalaman dan jelas merasakan adanya kelainan pada mesin yang sedang berjalan adalah operator maintenance. Apabila gejala kerusakan timbul, maka bagian pemeliharaan mempunyai keawajiban untuk mengambil tindakan pencegahan. Selain dengan merasakan, gejalagejala kerusakan dapat juga diketahui dengan jalan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium. Maintenance man yang mendengarkan kelainan pada bunyi salah satu mesin, sering kali dapat menentukan pada bagian mana di dalam mesin tersebut yang mengandung kerusakan. 2. Inspection (inspeksi) Inspeksi dilakukan untuk mengetahui apakah semua bagian pekerjaan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Tindakan itu dapat dilakukan secara visual atau menggunakan alat-alat ukur. Keberhasilan preventive maintenance juga tergantung pada inspeksi ini, karena kelengahan sedikit

25 saja dalam pelaksanaan inspeksi, kemungkinan bisa berakibat fatal sehingga mengakibatkan terhentinya proses produksi. Misalnya suatu gejala yang masuk dalam taraf kerusakan ringan, apabila dibiarkan dapat berpengaruh pada keseluruhan unit mesin sehingga akan terjadi kerusakan besar. Jadi seluruh kegiatan inspeksi perlu disusun dalam suatu program, lengkap dengan penjadwalan kerjanya, sebagai alat untuk melaksanakannya diadakan pencatatan yang dilakukan melalui kartu pemeriksaan (inspection order), yaitu kartu yang berisi alat atau bagian-bagian yang harus diperiksa sesuai dengan waktu pemeriksaan yang ditentukan. Pemeriksaan harus memberikan penilaian, misalnya baik, sedang, buruk dan beberapa keterangan lain yang dianggap perlu. 3. Tight (pengencangan) Pengencangan dilakukan terhadap bagian yang longgar, sebagai akibat adanya getaran, gesekan pada waktu mesin sedang berjalan, jadi semua bautbaut longgar, ikatan-ikatan dan lain-lain harus dikencangkan. Kelonggarankelonggaran tersebut dapat memperlambat gerakan-gerakan roda yang lebih berat lagi dan juga dapat memacetkan mesin disamping dapat menimbulkan kecelakaan bagi operator. 4. Clean (membersihkan) Pekerjaan membersihkan tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam pelaksanaan pemeliharaan karena pekerjaan membersihkan mesin yang berputar dari pengotoran dapat menghindarkan timbulnya kemacetan. Aktivitas lain juga tergolong dalam pekerjaan membersihkan adalah pengecetan pada bagian tertentu dari suatu mesin dapat mencegah timbulnya karat. 5. Adjustment (penyetelan) Penyetelan dilakukan terhadap bagian-bagian yang cara kerjanya dapat berubah-ubah. Biasanya hal ini terjadi setelah dilakukan pemasangan salah satu bagian yang baru diperbaiki, bagian ini harus dihubungkan dengan bagian lain yang sesuai dengan konstruksi mesin. Apabila mesin dijalankan kedua bagian tersebut harus distel atau disesuaikan cara kerjanya, selain itu

26 adanya getaran-getaran yang terus menerus dan proses berlangsungnya waktu, dapat pula mengakibatkan labilnya hubungan antara bagian yang bekerja secara sinkron. Sekiranya kerja penyetelan kurang memuaskan, maka harus segera diadakan perbaikan kembali atau penggantian sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. 6. Lubrication (pelumasan) Pelumasan diadakan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan laju kerusakan yang terlalu cepat serta kerugian daya dan tenaga yang terlalu besar. Umumnya yang dilumasi adalah bagian-bagian mesin dan alat-alat yang selalu bergesekan satu sama lain. Pelumasan berfungsi sebagai pendingin. Pendingin memang sangat diperlukan untuk bagian-bagian yang saling bergesekan, karena bagian-bagian tersebut cepat sekali menjadi panas, kenyataannya menunjukan bahwa daya kekuatan material akan menurun dengan naiknya temperatur. Kemacetan bisa terjadi, jika material tersebut kehabisan daya, selain itu naiknya temperature dalam banyak hal merupakan sumber kecelakaan dan kebakaran. Oleh karena itu, maka pelumas harus dilaksanakan dengan tekstur dan teliti melalui perencanaan dan pengontrolan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pelumasan yaitu : a. Kadar dan jenis bahan pelumas yang dipakai. b. Jumlah atau takaran minyak pelumas yang dibutuhkan. c. Bagian-bagian yang harus dilumasi. d. Sistem pelumasan yang biasanya berdasarkan normal. Dengan demikian FITCAL yang dilakukan pada preventive maintenance merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan efisiensi dan efektivitas pendayagunaan mesin. b. Breakdown Maintenance Menurut Sofjan Assauri (2008:136), mengatakan bahwa : Perbaikan yang dilakukan disebabkan karena adanya kerusakan yang terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance, ataupun

27 dilakukan preventive maintenance tetapi tetap sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:251), mengemukakan pendapat mengenai breakdown maintenance sebagai berikut : Pemeliharaan korektif (breakdown maintenance) merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadi kelainan pada fasilitas dan peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:646), yaitu : Breakdown maintenance occurs when equipment fails and must be repaires on an emergency or priority basis. Artinya : Pemeliharaan kerusakan yang terjadi ketika peralatan rusak dan kemudian harus diperbaiki atas dasar prioritas atau emerjensi. Jadi breakdown maintenance ini sifatnya hanya menunggu bila terjadinya kerusakan, barulah kemudian diadakan perbaikan. Dimaksudkan dalam kegiatan ini yaitu peralatan atau fasilitas dapat digunakan pada kondisi seperti yang baru kembali. 2.3.5 Fungsi Maintenance dan Keuntungan Maintenance 2.3.5.1 Fungsi Maintenance Menurut Agus Ahyari (2002:351), fungsi perawatan : Fungsi perawatan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaaan proses produksi. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan perawatan mutlak harus dilakukan agar seluruh kegiatan operasi produksi dapat berjalan sesuai rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya pemeliharan/perawatan pada peralatan atau fasilitas yang baik maka akan

28 mengurangi waktu yang telah terbuang sebagai akibat dari kerusakan mesin yang menghambat jalannya proses produksi. 2.3.5.2 Keuntungan Maintenance Kegiatan perawatan pada peralatan atau fasilitas pengoperasian adalah sebagai alat kontrol dan pengendali dalam menjaga proses penggunaan mesin, baik kondisi, jumlah, waktu, dalam keadaan tetap baik dan menghindari terjadinya kemacetan-kemacetan yang timbul akibat kerusakan, sehingga peralatan operasi dapat berjalan sesuai rencana dan efektif. Adapun menurut Ahyari (2002:349), keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh bila adanya pemeliharaan terhadap peralatan mesin yang ada dalam perusahaan, sebagai berikut : 1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang. 2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar. 3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan. 4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik maka pengendalian proses dan pengendalian kualitas proses harus dapat dilaksanakan dengan baik pula. 5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan. 6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku akan berjalan normal. 7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi, maka tujuan dari pemeliharaan telah tercapai.

29 2.4 Hubungan Kegiatan Pemeliharaan dengan Biaya. Tujuan utama dalam manajemen produksi adalah untuk mengelola sumber daya berupa faktor produksi yang tersedia, baik berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin dan fasilitas produksi agar berjalan dengan efektif. Suatu kegiatan pemeliharaan mesin juga dapat menunjang kelancaran proses produksi. Tidak sedikit biaya pemeliharaan yang dikeluarkan perusahaan untuk tetap menjaga agar mesin-mesin dapat terus berjalan menjalankan pekerjaannya. Kegiatan pemeliharaan semakin intensif dilakukan maka semakin besar pula biayanya. Demikian pula makin besar skala/volume produksi semakin banyak tenaga perawat mesin, karena banyak pula tahap kegiatan produksi yang perlu dimonitor. Jadi, biaya pemeliharaan berbanding lurus dengan frekuensi pemeliharaan dan skala usaha. 2.5 Economic of Maintenance Dalam suatu perusahaan dalam melaksanakan maintenance dihadapkan pada dua persoalan yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. Persoalan teknis yaitu persoalan mengenai usaha-usaha kegiatan maintenance dapat dihindari dan menghilangkan timbulnya kerusakan atau kemacetan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor pemicu terjadinya kemacetan atau kerusakan tersebut. Menurut Sofjan Assauri (2008;137), yang perlu diperhatikan dalam persoalan teknis ini dalah : 1. Tindakan apa yang harus dilakukan dalam memelihara peralatan yang ada untuk mereparasi mesin yang rusak. 2. Alat atau komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan apakah bagian pertama yang dapat dilakukan. Jadi dalam persolan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus diperbaiki. Untuk perbaikan tersebut semua tindakan atau usaha harus dilakukan yang secara teknis tidak dapat dihindarkan.

30 Persoalan ekonomis adalah bagaimana usaha yang harus dilakukan agar kegiatan pemeliharaan secara teknis dapat dilakukan seefisien mungkin, dengan memperhatikan besar biaya yang terjadi. Di dalam persoalan ekonomis perlu diadakan analisa perbandingan biaya masing-masing alternatif tindakan yang diambil dan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang dapat menguntungkan, perbandingan dari biaya yang perlu dilakukan adalah : 1. Membandingkan antara pengguna biaya pada preventive maintenance dan breakdown maintenance. 2. Menggunakan jasa tenaga kerja pemeliharaan dari dalam atau luar perusahaan. 3. Menentukan apakah peralatan yang rusak dapat diganti atau diperbaiki. Maka, dengan memperhatikan hal tersebut diatas, kita dapat menentukan manakah yang terbaik secara ekonomis, apakah preventive maintenance atau breakdown maintenance yang paling baik untuk digunakan. Untuk menentukan kebijakan mana yang digunakan, kita harus mengetahui biaya pemeliharaan preventive (C 1 ), biaya reparasi kerusakan (C 2 ), dan probabilitas terjadinya kerusakan setelah penyetelan atau reparasi yang rusak setiap periodenya dibagi jumlah seluruh mesin sebagai fungsi waktu sejak reparasi. Menurut Handoko (2000;162) menghitung biaya dari maintenance dengan rumus : 1. Untuk menghitung preventive maintenance yaitu dengan rumus : ( ) ( ) ( ) ( ) Keterangan : Bn = ekspektasi jumlah kerusakan dalam bulan

31 N = jumlah mesin Pn = probabilitas mesin rusak dalam periode n 2. Sedangkan untuk menghitung rata-rata umur mesin sebelum rusak atau rata-rata kehidupan mesin dengan cara : Rata-rata kehidupan mesin : (bulan sampai terjadinya kerusakan setelah perbaikan/pemeliharaan X probabilitas terjadinya kerusakan). 3. Untuk menghitung breakdown maintenance dengan rumus : Keterangan : TCr = biaya bulanan total kebijakan korektif NCr = biaya perbaikan semua mesin = jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakankerusakan 4. Kemudian membuat tabel perhitungan biaya bulanan total untuk setiap sub kebijakan preventive maintenance. Dari rumus-rumus diatas, barulah kita dapat mengetahui perbandinganperbandingan biaya dari preventive maintenance dengan breakdown maintenance mana yang lebih ekonomis bagi perusahaan.

32 Menurut Sofjan Assauri (2004:97), untuk memudahkan perhitungan maka dibuat tabel sebagai berikut : Preventive maintenance setiap n bulan Jumlah kerusakan yang diperkirakan dalam n bulan Tabel 2.1 Perhitungan Biaya Pemeliharaan Total Jumlah kerusakan rata-rata per bulan Biaya kerusakan yang diperkirakan per bulan Biaya preventive maintenance yang diperkirakan per bulan Biaya sub kebijaksanaan maintenance bulanan total yang diperkirakan (a) (b) (c) (d) (e) (f) Sumber : Assauri Setelah dilakukan perhitungan pada tabel diatas dapat disimpulkan dengan melihat kolom (f) pada baris titik biaya yang paling mudah yaitu dapat dipilih sub kebijaksanaan pelaksanaan pemeliharaan yang paling baik setiap n bulan. Dari rumus-rumus diatas, barulah kita dapat mengetahui perbandingan biaya preventive maintenance dengan breakdown maintenance, sehingga dapat ditentukan mana yang lebih ekonomis untuk perusahaan tersebut. 2.6 Penelitian Terdahulu (Jurnal) Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Variabel Kesimpulan Ardyarini, Pelaksanaan Pemeliharaan Pemeliharaan (Maintenance) Total biaya preventive sebesar Rp 2.464.333 (2002) Preventive Untuk lebih kecil jika Mencari Biaya dibandingkan dengan

33 Pemeliharaan Mesin total biaya breakdown Yang Minimal Pada yaitu sebesar Rp Perusahaan Daerah 17.281.250. Dengan Air Minum begitu kebijakan (PDAM) Tirta preventive maintenance Kertaraharja lebih baik karena Kabupaten perusahaan dapat Tangerang menghemat biaya sebesar Rp 14.816.916. Jadi sebaiknya perusahaan menerapkan kebijakan preventive maintenance. Zulaihah, Lilik, Fajriah. Nur (2009) Program Perencanaan Kebijakan Penjadwalan Preventive Pemeliharaan (Maintenance) 1. Dengan menggunakan kebijakan pemeliharaan preventive perusahaan Maintenance Unit dapat menghemat Mesin Las biaya sebesar Rp 1.699.582 untuk mesin las Transmig dan untuk mesin las Trans ARC perusahaan dapat menghemat sebesar Rp 1.607.743. 2. Pemeliharaan preventive lebih baik dilakukan daripada pemeliharaan

34 breakdown atau menunggu adanya kerusakan. Alfiansi Hamsi (2010) Study Pemeliharaan Turbin Air Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air Dengan Pemeliharaan (Maintenance) 1. Dengan menggunakan sistem preventive maintenance akan Kapasitas 73,2 MW diperoleh alternatif di PT. Inalum biaya yang paling Power Plant murah sehingga tidak Paritohan terjadi pemborosan biaya dalam pemeliharaan. 2. Dengan menggunakan sistem preventive maintenance akan diperoleh selang waktu yang paling tepat untuk melakukan pemeliharaan tanpa harus menunggu kerusakan yang parah. 3. Dari sistem preventive maintenance dapat diperkirakan umur dari sebuah mesin. 4. Umur sebuah mesin

35 dengan preventive maintenance lebih panjang dibandingkan dengan sistem breakdown maintenance. Fahrudin (2013) Analisis Pemeliharaan Main Booster Pump Pemeliharaan (Maintenance) 1. Subsistem kebijakan pemeliharaan preventive setelah Dalam diolah dengan metode Meningkatkan probabilitas Pemompaan BBM pelaksanaan Di Terminal BBM pemeliharaan tersebut Balongan dengan minimum cost dilaksanakan pada bulan ke 6. 2. Persentase selisih biaya antara pemeliharaan preventive dan pemeliharaan breakdown adalah 16% (Rp 20.235.096) untuk biaya preventive sebesar Rp 3.751.796 sedangkan biaya pemeliharaan breakdown sebesar Rp 23.986.982

36 Novita (2012) Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Dalam Upaya Pemeliharaan (Maintenance) 1. Pelaksanaan maintenance yang dilakukan oleh PT.X Menunjang khususnya pada Kelancaran Proses mesin potong dan Produksi Pada PT. mesin tiup meliputi X pemeliharaan preventif dan pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif. 2. Perusahaan sebaiknya melaksanakan kebijakan pemeliharaan korektif, karena berdasarkan analisa dan pembahasan mengenai biaya pemeliharaan yang paling ekonomis, diperoleh total biaya pemeliharaan korektif lebih rendah dibandingkan dengan total pemeliharaan pencegahan.