BAB I PENDAHULUAN. Belanja atau membeli barang gray market merupakan suatu fenomena perilaku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fenomena dunia. Belanja atau membeli produk bajakan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi dan berkomunikasi. Kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahan terhadap hak legal dari suatu organisasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Contohnya saja produk 3F (food, fashion, dan fun) ketiga produk tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. konsumen. Kebutuhan akan gadget yang bisa mengerjakan segala hal menggantikan

BAB I PENDAHULUAN. Counterfeiting atau pemalsuan adalah tindakan pelanggaran atau penyalahan terhadap

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka,

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Produk elektronik sendiri dikategorikan menjadi consumer product. elektronik ini menjadi potensi dalam pengembangan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Produk palsu atau produk tiruan ataupun yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya telepon genggam atau yang biasa kita sebut handphone. Telepon

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ponsel pintar. Menurut Brahima Sanou, Direktur Biro Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap merek dagang yang identik sehingga melanggar hak pemegang merek

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman yang cepat, dan modern serta diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi persaingan antar merek. Merek bukan hanya dianggap sebagai sebuah nama, logo,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang dengan sangat pesat. Setiap golongan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat selain itu pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. cepat dimana fasilitas tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu tidak lepas dari kebutuhan komunikasi dengan sesamanya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manajemen pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai e-commerce. Sistim perdagangan elektronik atau e- commerce saat ini menawarkan bentuk bisnis yang baru dengan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia komunikasi pada dewasa ini sangat pesat didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan akan menghasilkan sesuatu dari rangkaian tersebut. Misalnya. rangkaian radio menghasilkan suara, handphone menghasilkan

Pembangunan di lndonesia berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan perlu melakukan perpaduan dari aktifitas-aktifitas yang saling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Smartphone

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat bersaing guna meningkatkan penjualan sekaligus mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi sekarang ini manajemen pemasaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berlomba untuk survive di dunia bisnis yang sedang digelutinya. Ketatnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan trend yang sedang berkembang. Contohnya saja produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kesalahan atau produk cacat tersebut. Beberapa tahun terakhir ini kasus product recall kerap ditemui untuk

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

BAB I PENDAHULUAN. sekali bagi bangsa Indonesia. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dewasa ini semakin meningkat, berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Melihat fenomena masyarakat yang sangat menggandrungi smartphone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang ditandai dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu informasi. Berkembangnya teknologi komunikasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Salah satu yang dapat kita lihat secara langsung adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara lain membentuk identitas produk melalui merek. Selama dekade

BAB I PENDAHULUAN. konsumen akan kebutuhan sarana telekomunikasi yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini istilah teknologi tidaklah asing dan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat tiap tahunnya. Tak menutup kemungkinan para produsen

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. diminati masyarakat saat ini adalah smartphone ASUS. Untuk bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan smartphone semakin berlomba lomba menciptakan atau membuat

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir-akhir ini, pertumbuhan ekonomi dunia semakin meningkat sejalan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk sebelumnya, yang dimana produk yang dihasilkan banyak. handphone atau smartphone jenis tertentu sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik. akan sukses dipasaran. Apabila produk sudah sukses dipasaran, produk

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang semakin modern ini, bentuk-bentuk komunikasi seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi mirip dengan computer yang disebut dengan smartphone/ponsel

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak asing lagi bagi kehidupan modern sekarang. Handphone yang. berlomba untuk menciptakan produk unggulan mereka.

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi smartphone maka pasar

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap bangsa dan negara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2004, angkanya terus mengalami kenaikan mencapai 9% dari total nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup. Banyak perusahaan-perusahaan memproduksi jenis-jenis ponsel

BAB III FENOMENA PERDAGANGAN BARANG PALSU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia (Kotler dan Keller, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Blackberry Limited kini sudah memasuki pasar. masuk ke pasar Indonesia melalui bantuan operator Indosat dan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya transparansi di berbagai bidang, terutama di bidang teknologi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masuknya barang-barang gray market ke suatu negara terutama barang elektronik ponsel pintar telah merebak dan menjadi suatu fenomena dunia. Belanja atau membeli barang gray market merupakan suatu fenomena perilaku konsumen yang juga terjadi di Indonesia. Banyak diantara mereka menganggap bahwa membeli produk gray market adalah hal yang wajar dan bukan merupakan hal yang merugikan perusahaan. Seiring berlangsungnya globalisasi dan kemajuan teknologi, proses masuknya barang gray market ke suatu negara semakin mudah untuk dilakukan, sehingga peredaran barang-barang gray market pada era globalisasi dan era kemajuan teknologi saat ini semakin meningkat dan menjadi permasalahan yang sangat penting bagi pihak produsen. Kemajuan teknologi terutama dalam bidang distribusi tidak digunakan untuk mengembangkan ide-ide dan menciptakan strategi baru yang inovatif, melainkan disalahgunakan untuk mengejar keuntungan instan dengan memasukan barang-barang gray market ke Indonesia. Konsumen biasanya juga tidak menyadari bahwa sebenarnya membeli dan menggunakan barang-barang gray market memiliki dampak dan akibat yang sangat serius baik ditinjau dari sudut pandang ekonomi maupun sudut pandang pemakai produk. Dilihat dari bidang ekonomi, akan merugikan pemasukan negara melalui pajak, dan menyebabkan 1

2 kerugian pengusaha dari sisi penghasilan. Dari sisi konsumen, merugikan konsumen karena tidak memiliki garansi resmi. Salah satu kategori barang yang menjadi sasaran gray market belakangan ini adalah handphone terutama ponsel pintar. Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, membuat animo masyarakat terhadap handphone ponsel pintar semakin hari kian meningkat tajam. Bila dulunya ponsel pintar masuk dalam daftar produk mewah yang dijual di pasaran dengan harga mahal, beberapa tahun terakhir ini angka permintaan ponsel pintar di Indonesia cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat terutama di beberapa kota besar. Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan sepanjang 2014, pembelian gadget atau ponsel pintar di Indonesia menembus angka 3,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 40 triliun. Jika digabung dengan transaksi pasar gelap (black market), nominal pembelian ponsel pintar bahkan mencapai 4 triliun dolar AS (Republika, 2016). Hal tersebut sesuai dengan kasus penjualan iphone yang di ungkapkan oleh Kotabe dan Halsen (2010) yaitu dalam beberapa jam peluncuran iphone di tahun 2008, internet langsung dibanjiri dengan penawaran iphone unlocked yang akan bekerja dengan SIM apapun. Apple memiliki tujuan untuk menjual 10 juta iphone pada akhir 2008. Berdasarkan target penjualan iphone sebanyak 10 juta dapat diperhitungkan hilangnya pangsa penjualan dari iphone resmi yang diakibatkan penjulan gray market yang mengakibatkan hingga $ 500 juta pendapatan yang hilang. Jika hanya mengambil penjualan menjadi pertimbangan, diperkirakan

3 bahwa seperempat dari 5 juta iphone terjual sampai saat ini telah melalui gray market empat kali dari jumlah resmi dijual di Eropa. Faktor diatas merupakan faktor yang membuat banyak orang tertarik untuk melakuan perdagangan ponsel pintar ini melawati jalur yang tidak resmi yaitu jalur gray market. Berdasarkan data terkait pemalsuan produk baik di dunia maupun yang terjadi di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa beberapa tahun terakhir pertumbuhan produk-produk counterfeit maupun gray market khususnya produk kategori ponsel pintar terus meningkat dengan pesat dan diprediksi dalam beberapa tahun ke depan juga akan terus meningkat. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan niat beli konsumen terhadap barang gray market. Meskipun produk gray market tidak sama dengan produk counterfeit, akan tetapi produk gray market dan produk counterfeit sering dijumpai secara bersama-sama (Lewis, 2010). Data Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) tahun 2010, kerugian akibat pemalsuan yang terjadi di Indonesia mencapai 37 trilyun rupiah, dan itu mencakup 12 sektor industri. Angka tersebut naik sembilan kali lipat jika dibandingkan data pada tahun 2005 dengan kerugian 4,4 trilyun rupiah. Dari ke- 12 industri yang dirugikan karena pemalsuan tersebut, proporsi kerugian terbesar dialami oleh industri kosmetik dengan proporsi kerugian sebesar 16%; kemudian diikuti oleh industri pestisida (15%); industri obat-obatan, minuman non-alkohol, rokok, kulit, sepatu dan alas kaki, peralatan kantor dan elektronik, suku cadang mobil (10%); industri pompa air, lampu (4%); dan terakhir industri pelumas mesin dan kendaraan (3%) (MIAP, 2012).

4 Solusi untuk barang gray market dimiliki negara tertentu. Pertama, cek dengan pengacara setempat untuk mengetahui apakah solusi tersedia dibawah hukum merek dagang. Di beberapa negara, seperti Selandia Baru dan Kanada, hukum merek dagang memungkinkan untuk impor paralel, meskipun hukum lainnya (misalnya, hukum hak cipta) mungkin juga menyediakan solusi. Sebaliknya, di Amerika Serikat baik UU Merek (Lanham Act) dan UU Tarif memberikan solusi untuk barang gray market. Demikian pula, di Brazil pemilik merek dagang dapat mencegah pihak ketiga mengimpor barang yang melanggar hak dengan mengejar kedua tindakan pidana dan perdata (International Trademark Association, 2015). Saat ini distribusi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, di manapun bisnis kita berada kita membutuhkan distribusi yang baik tapi dengan berjalannya waktu banyak orang yang memanfaatkan celah di jalur distribusi dengan cara yang kurang etis yaitu dengan cara mendistribusikan barang gray market. Barang gray market bukan merupakan rahasia lagi di masyarakat walaupun memang pembeli dan penjualnya cukup sulit ditemukan masyarakat sudah mulai sadar akan keberadaan barang gray market. Penelitian sejenis ini telah dilakukan sebelumnya salah satu penelitian terdahulu yang mendasari penelitian jurnal yang di teliti oleh Huang, Lee, dan Ho pada tahun 2004 dengan judul Consumer attitude toward gray market goods merupakan jurnal yang meneliti terkait barang-barang gray market di Taiwan penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa dan mengunakan metode kuisioner sebagai metode pengumpulan data. Huang et al. (2004) meneliti mengenai

5 pengaruh kesadaran harga, inferensi kualitas berdasarkan harga, kecenderungan menghindari risiko yang merupakan variabel penyebab yang memepengaruhi sikap dan berpengaruh terhadap niat beli sebagai variabel dependent. Barang yang di teliti oleh Huang ada tiga macam bavarge, watch, and mobile phone. Berdasarkan penelitian terdahulu peneliti di sini akan meneliti sikap konsumen terhadap barang-barang gray market di Indonesia. Penelitian ini menjadi penting karena dengan masuknya barang gray market ke Indonesia akan mengurangi penjualan produk resmi yang akan berdampak kepada berkurangnya pemasukan perusahaan. Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap barang-barang gray market menjadi penting untuk manajer suatu perusahaan mengerti dan mengetahui faktor yang mempengaruhi sikap konsumen terhadap barang gray market agar bisa membuat strategi untuk menghadapi efek yang akan terjadi dengan masuknya barang-barang gray market. B. Rumusan Masalah 1. Apakah kesadaran harga yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi sikap konsumen terhadap barang gray market? 2. Apakah inferensi kualitas berdasarkan harga yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi sikap konsumen terhadap barang gray market? 3. Apakah kecenderungan menghindari risiko yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi sikap konsumen terhadap barang gray market? 4. Apakah sikap konsumen terhadap barang gray market mempengaruhi niat beli?

6 5. Apakah kesadaran harga yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi niat beli? 6. Apakah inferensi kualitas berdasarkan harga yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi niat beli? 7. Apakah kecenderungan menghindari risiko yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi niat beli? 8. Apakah kesadaran harga yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi niat beli melalui sikap? 9. Apakah inferensi kualitas berdasarkan harga yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi niat beli melalui sikap? 10. Apakah kecenderungan menghindari risiko yang di rasakan oleh konsumen mempengaruhi niat beli melalui sikap? C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh kesadaran harga terhadap sikap konsumen barang gray market. 2. Menganalisis pengaruh inferensi kualitas berdasarkan harga terhadap sikap konsumen barang gray market. 3. Menganalisis pengaruh kecenderungan menghindari risiko terhadap sikap konsumen barang gray market. 4. Menganalis sikap konsumen terhadap barang gray market yang memepengaruhi niat beli. 5. Menganalisis pengaruh kesadaran harga terhadap niat beli

7 6. Menganalisis pengaruh inferensi kualitas berdasarkan harga terhadap niat beli. 7. Menganalisis pengaruh kecenderungan menghindari risiko terhadap niat beli. 8. Menganalisis pengaruh kesadaran harga terhadap niat beli melalui sikap. 9. Menganalisis pengaruh inferensi kualitas berdasarkan harga terhadap niat beli melalui sikap. 10. Menganalisis pengaruh kecenderungan menghindari risiko terhadap niat beli melalui sikap. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut: Penelitian tentang sikap konsumen terhadap barang-barang gray market ini diharapkan bisa menjadi salah satu bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan untuk membuat rencana dan strategi di bidang pemasaran dalam menjalankan usaha bisnis mereka dan membuat rencana dan strategi untuk menghadapi barang-barang gray market yang terus masuk ke Indoensia. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait terkait dengan penelitian barangbarang gray market.