Penetapan Kadar Natrium Benzoat Pada Cabai Giling Halus (Capsicum annuum Linn.)Secara Spektrofotometri UV-VIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS ZAT PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA CABE MERAH GILING SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA SAUS SAMBAL DI RUMAH MAKAN AYAM GORENG CEPAT SAJI DI MANADO

ANALISIS PEMANIS SINTESIS NATRIUM SAKARIN DAN NATRIUM SIKLAMAT DALAM TEH KEMASAN

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL KOTA MANADO

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

Pupuk amonium sulfat

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT DALAM BEBERAPA MERK DAGANG MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Pupuk kalium sulfat SNI

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

ABSTRACT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

3 METODOLOGI PENELITIAN

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MINUMAN RINGAN YANG BEREDAR DI WILAYAH KARANGANYAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS AKHIR

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Transkripsi:

Penetapan Kadar Natrium Benzoat Pada Cabai Giling Halus (Capsicum annuum Linn.)Secara Spektrofotometri UV-VIS Henni Rosaini 2), Zulharmita 1), Susi Yuliana 2) 1) Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang 2) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang ABSTRACT The reseacrh about identification and assay of sodium benzoate content in fine milled chilli taken from three locations which were Pasar Ibuh Payakumbuh, Pasar Bawah Bukittinggi and Pasar Raya Padang had been done, two samples were taken from each location. It was found that three samples gave positive indication by esterification reaction to the presence of sodium benzoate in samples. Assay of sodium benzoate in samples after extraction with ether as a solvent were carried out using ultraviolet spectrophotometer. The benzoic acid content of the positive samples were found to be in the range of 0.811-0.976 g/kg. This amount of benzoic acid content fine milled chilli samples were below the maximum amount allowedaccording to the rule stated by to National Agency of Drug and Food Control Republic of Indonesia No. 36/2013 which was 1 g/kg, so it was safe to consume. Keywords : Sodium Benzoat, Milled Chilli, Capsicum annuum Linn., Spectrophotometry UV ABSTRAK Penelitian tentang identifikasi dan penetapan kadar natrium benzoat telah dilakukan pada cabai giling halus yang diambil dari tiga lokasi yaitu Pasar Ibuh Payakumbuh, Pasar Bawah Bukittinggi dan Pasar Raya Padang, masing masing lokasi diambil dua sampel. Analisis kualitatif dilakukan dengan reaksi esterifikasi terhadap semua sampel dan didapat tiga sampel positif (+) mengandung natrium benzoat. Sampel yang positif mengandung natrium benzoat diekstraksi dengan menggunakan pelarut eter dan ditetapkan kadarnya dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet. Dari hasil analisis kuantitatif yang dilakukan, didapat kadar asam benzoat dengan rentang 0,811-0,976 g/kg. Hasil ini membuktikan bahwa kadar asam benzoat yang terdapat pada cabai giling halus tidak melampui batas pemakaian maksimum yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 36 Tahun 2013 yaitu 1 g/kg bahan, sehingga aman untuk di konsumsi masyarakat. Kata Kunci: Natrium Benzoat, Cabai Giling Halus, Capsicum annuum Linn, Spektrofotometri UV PENDAHULUAN Kebutuhan akan cabai merah makin meningkat sejalan dengan semakin beragamnya jenis dan menu masakan yang menggunakan cabai merah. Hampir setiap orang mengkonsumsi cabai baik dalam bentuk cabai segar maupun cabai olahan. Cabai giling halus merupakan salah satu bentuk cabai olahan yang banyak dijual di pasar.cabai giling halus banyak digunakan ibu rumah tangga maupun pedagang makanan olahan karena praktis.cabai giling halus merupakan hasil olahan cabai yang digiling menggunakan mesin giling dengan penambahan bahan-bahan lain seperti garam dan air. Beberapa pedagang bahkan menambahkan natrium benzoat sebagai pengawet dengan maksud memperpanjang umur simpan cabai giling halus, sehingga cabai giling halus dapat disimpan lebih dari delapan hari, sedangkan cabai giling halus tanpa pengawet cuma bisa bertahan selama dua hari (Rosaria & Rahayu, 2008; Oktaviana, et al., 2012). Bahan pengawet berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroba agar pangan bisa bertahan lama. Keuntungan dari pemakaian bahan pengawet pada makanan adalah mengurangi jumlah mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan bagi manusia dan mikroorganisme non patogen 88

yang dapat menyebabkan terjadi kerusakan pada bahan makanan sehingga kualitas pangan tetap terjaga, sedangkan kerugiannya adalah apabila pemakaian jenis pengawet tidak tepat dan dosisnya tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sehingga kemungkinan akan menimbulkan efek toksis bahkan bersifat karsinogenik bagi yang mengkonsumsinya (Afriyanti, 2010 ). Natrium benzoat merupakan salah satu pengawet yang diizinkan penggunaannya dalam makanan dan minuman.natrium benzoat merupakan bentuk garam dari asam benzoat yang sering digunakan karena mudah larut dalam air. Benzoat dan bentuk garamnya ini digunakan untuk menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri pada ph 2,5-4. Batas maksimum penggunaan natrium benzoat pada makanan tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan RI No. 36 Tahun 2013, untuk cabai giling halus batas maksimum pemakaiannya adalah 1 g/kg bahan dihitung sebagai asam benzoat (Afriyanti, 2010 ; BPOM RI, 2013). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian terhadap kadar natrium benzoat dalam cabai giling halus yang dijual di Pasar Ibuh Payakumbuh, Pasar Bawah Bukittinggi dan Pasar Raya Padang secara spektrofotometri ultraviolet. Metode ini memiliki ketelitian yang tinggi, cepat dan bisa diterapkan pada konsentrasi yang rendah serta bisa digunakan untuk senyawa yang mengandung gugus kromofor (Dachriyanus, 2004; Reksohadiprodjo, 1994). METODE PENELITIAN a. Alat dan bahan Alat alat yang digunakan adalah neraca analitik (Ohaus carad series), kertas lakmus, kertas saring Whatman nomor: 8, corong pisah (Pyrex Iwaki ), labu ukur 100 ml (Pyrex Iwaki ), labu ukur 250 ml (Pyrex Iwaki ), labu ukur 25 ml (Pyrex Iwaki ), erlemeyer (Pyrex Iwaki ), spatel, beker glass (Pyrex Iwaki ), corong (Pyrex Iwaki ), pipet volume (Pyrex Iwaki ), Spektrofotometer UV mini-1240 (Shimadzu), tabung reaksi (Pyrex Iwaki ), rak tabung reaksi dan lampu spiritus Bahan-bahan yang digunakan adalah cabai giling halus, asam klorida p.a (Merck), asam sulfat p.a (Merck), eter p.a (Merck), amoniak p.a (Merck), kertas lakmus, aquadest (Kopertis), natrium klorida p.a (Merck), asam benzoat p.a (Merck), besi (III) klorida heksahidrat (Merck), aluminium foil dan etanol 96 % (Brataco). b. Pengambilan Sampel Sampel berupa cabai giling halus diambil di Pasar Ibuh Payakumbuh, Pasar Bawah Bukittinggi dan Pasar Raya Padang dengan metode acak, dengan mekanisme mendata sepuluh orang pedagang di masingmasing pasar. Tiap pedagang diberi nomor lot dari satu sampai sepuluh. Kemudian dikocok dan diambil dua nomor lot secara acak, dua nomor terpilih dijadikan sebagai objek sampling. Sampel diambil masingmasing 200 gram(sugiyono, 2006). - Pembuatan pelarut dan reagen(svehla, 1985) a) Asam klorida 0,1 % Dipipet 0,67 ml HCl p.a diencerkan dengan aquadest hingga 250 ml. b) Larutan Ammonium hidroksida 0,1 % Larutan ammonium hidroksida 0,1 % dibuat dengan memipet 1 ml NH4OH ditambahkan dengan aquadest sampai 250 ml. c) Larutan NaCl jenuh Ditimbang kristal NaCl p.a 72 gram, dilarutkan dalam beker glass dengan aquadest hingga 200 ml. d) Larutan FeCl3 5 % Ditimbang 1,25 gram besi (III) klorida heksahidrat, 89

dilarutkan dengan aquadest hingga 25 ml. c.analisis kualitatif - Reaksi esterifikasi Cabai sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi tambahkan aqudest 2 ml dikocok, masukkan ke dalam centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Sampel akan memisah menjadi dua bagian, ambil bagian atas masukan ke dalam tabung reaksi ditambahkan asam sulfat pekat dan etanol, kemudian dipanaskan. Cabai yang mengandung asam benzoat mengeluarkan bau seperti bau pisang ambon. - Reaksi warna Cabai sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi tambahkan aqudest 2 ml dikocok, masukkan ke dalam centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Sampelakan memisah menjadi dua bagian, ambil bagian atas masukan ke dalam tabung reaksi tetesi dengan FeCl3 5 %. Sampel yang mengandung asam benzoat akan membentuk endapan warna jingga kekuningan. d. Penyiapan sampel Cabai giling halus ditimbang sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Ditambahkan NaCl jenuh sampai 100 ml, dikocok homogen dan disaring, lalu dimasukkan ke dalam corong pisah ditambahkan asam klorida 0,1 % hingga larutan bersifat asam (kertas lakmus biru menjadi merah), kemudian dikocok homogen. Larutan sampel diekstraksi dengan 35, 25, 20 dan 15 ml bagian eter, kocok dan pisahkan bagian eter, gabungkan eter hasil ekstraksi lalu dicuci dengan 25, 20 dan 15 ml asam klorida 0,1 % dan ambil ekstrak eternya. Kemudian diekstraksi lagi bagian eter dengan 25, 20 dan 15 ml NH4OH 0,1 % buang bagian eternya. Ekstrak ammonium ini digabungkan dan ditambahkan asam klorida 0,1 % hingga larutan jadi asam. Larutan asam ini diekstrak lagi dengan 35, 25, 20 dan 15 ml eter.ambil bagian eter dan di gabung hingga didapat ekstrak eter. e. Pembuatan larutan induk asam benzoat 500 ppm dalam eter Larutan induk asam benzoat 500 ppm dibuat dengan cara menimbang 50 mg asam benzoat lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan eter sampai 100 ml, dikocok homogen. h.penentuan panjang gelombang serapan maksimum Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan dengan mengukur absorban larutan asam benzoat standar dengan konsentrasi 60 ppm. Asam benzoat 60 ppm dibuat dengan cara memipet larutan induk asam benzoat 3 ml lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml dan diencerkan dengan eter sampai 25 ml lalu dikocok homogen. Diukur absorbannya dengan menggunakan Spektrofotometer UV mini- 1240 (Herlich, 1990). g.pembuatan kurva kalibrasi dari larutan asam benzoat Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan cara mengukur serapan larutan standar asam benzoat dalam eter dengan konsentrasi 40, 60, 80, 100 dan 120 ppm pada panjang gelombang maksimum 269,5 nm (Herlich, 1990). h.penetapan kadar sampel Ekstrak eter yang sudah didapat dicukupkan volumenya dengan eter sampai 100 ml dan diukur absorbannya menggunakan spektrofotometer UV mini- 1240, pada panjang gelombang 269,5 nm. Kadar asam benzoat dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan regresi linear. 90

i.analisis Data Data yang diperoleh berupa absorban diolah secara statistik. Analisis yang dilakukan yaitu uji deskriptif berupa nilai rata-rata, simpangan baku / Standar Deviasi (SD), Batas Deteksi (BD), dan Batas Kuantitasi (BK). HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil pengamatan kualitatif Tabel I.Hasil analisis Kualitatif dengan Reaksi Esterifikasi No Sampel Sampel Hasil Identifikasi Hasil Analisa 1 Pasar Ibuh Payakumbuh 2 Pasar Bawah Bukittinggi 3 Pasar Raya Padang A1 Tidak berbau Na. Benzoat (-) A2 Tidak berbau Na. Benzoat (-) B1 Tidak berbau Na. Benzoat (-) B2 Bau pisang ambon Na. Benzoat (+) C1 Bau pisang ambon Na. Benzoat (+) C2 Bau pisang ambon Na. Benzoat (+) Pada Tabel 1 terlihat dengan reaksi esterifikasi terdapat tiga sampel (B2, C1 dan C2) positif mengandung natrium benzoat. - Tabel II. Hasil Analisis Kualitatif Reaksi Warna Dengan Ferri Klorida No Sampel Sampel Hasil Identifikasi Hasil Analisa 1 Pasar Ibuh Payakumbuh 2 Pasar Bawah Bukittinggi 3 Pasar Raya Padang A1 Merah Na. Benzoat (-) A2 Merah Na. Benzoat (-) B1 Merah Na. Benzoat (-) B2 Jingga-kekuningan Na. Benzoat (+) C1 Jingga-kekuningan Na. Benzoat (+) C2 Jingga-kekuningan Na. Benzoat (+) Pada Tabel 2 terlihat hasil reaksi sampel dengan reagen ferri klorida yang menghasilkan warna jingga kekuningan didapat tiga sampel yang positif mengandung natrium benzoat. b. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan pada larutan standar asam benzoat dengan kosentrasi 60 ppm dan didapat panjang gelombang 269,5 nm. 91

Absorban (ppm) Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016 Gambar 1. Kurva panjang gelombang serapan maksimum c. Kurva Kalibrasi Asam Benzoat Kurva kalibrasi dibuat dengan cara mengukur absorban larutan asam benzoat dengan berbagai konsentrasi yakni 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm, 120 ppm, dari kurva kalibrasi ini didapat persamaan regresinya Y = 0,0073x 0,0778 dengan nilai koefisien korelasi (r) yang didapat adalah 0,9997. 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 y = 0,0073x - 0,0778 r = 0,9997 0 20 40 60 80 100 120 140 Konsentrasi ( ppm) Gambar 2. Kurva kalibrasi asam benzoat 92

- Tabel III. Data Simpangan Baku, Batas Deteksi, dan Batas Kuantitasi. NO X Y Ŷ (y-ŷ) (y-ŷ) 2 1 40 0,21 0,2142-0,0042 0,00001764 2 60 0,365 0,3602 0,0048 0,000023 3 80 0,503 0,5062-0,0032 0,00001 4 100 0,652 0,6522-0,0002 0,00000004 5 120 0,795 0,7982-0,0032 0,00001 2,525 2,531-0,006 0,000036 1. Simpangan Baku (Standar Deviasi) SD = (y y ) 2 (n 2) SD = 0,000036 5-2 SD = 0,0035 2. Batas Deteksi (BD) BD = 3 x SD b BD = 3 x 0,0035 0,0073 BD = 1,44 µg/ml 3. Batas Kuantitasi (BK) 10 x SD BK = b BK = 3 x 0,0035 0,0073 BK = 4,79 µg/ml d. Analisis Kuantitatif Tabel IV. Hasil Pengukuran Kadar Asam Benzoat Pada Cabai Giling Halus Yang Positif mengandung asam benzoat. 93

Kadar (g/kg) Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016 Berdasarkan Tabel 4 terlihat kadar asam benzoat dalam sampel B2 didapat sebesar 0,811 g/kg, C1 sebesar 0,976 g/kg, dan C2 sebesar 0,894 g/kg. - Diagram Kadar Natrium Benzoat Pada Cabai Giling Halus Kadar Natrium Benzoat 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 B2 C1 C2 Sampel Gambar 3. Diagram Kadar Natrium Benzoat Berdasarkan Gambar 3 kadar natrium benzoat yang paling besar adalah C1 dan paling kecil B2. Kesimpulan Dari analisis kuantitatif didapat kadar natrium benzoat dalam cabai giling halus dari Pasar Bawah Bukittinggi ( B2) adalah 0,957 g/kg setara dengan 0,811 g/kg asam benzoat dan dari Pasar Raya Padang (C1, C2) adalah 1,151 g/kg dan 1,055 g/kg setara dengan 0,976 g/kg dan 0,894 g/kg asam benzoat, tidak ada yang melebihi ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.36 Tahun 2013 yang mencantumkan bahwa penggunaan asam benzoat yang diperbolehkan adalah 1 g/kg bahan. DAFTAR PUSTAKA Afriyanti, L. (2010). Pengawet makanan alami dan sintetis. Bandung: Alfabeta Dachriyanus.(2004). Analisis struktur senyawa organik secara Spektroskopi.Andalas University Press. Herlich, K. (1990). Official methods of Analisis (15 th ed). Association of Official Analyticcal Chemical Inc. USA: Boulevard-Arlington-Virginia. Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan RI. (2013). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Nomor.36Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Jakarta: Badan POM RI Oktaviana, Y., Aminah, S., & Sakung, J. (2012). Pengaruh Lama Penyimpanan dan Kosentrasi Natrium Benzoat Terhadap Kadar Vitamin C Cabai Merah (Capsicum annuum L).Jurnal Akademi Kimia, 1, 193. 94

Reksohadiprojo, S. (1994).Pusat Penelitian Obat Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rosaria & Rahayu, W. P. (2008). Studi Keamanan dan Daya Simpan Cabe Merah Giling.Jurnal Teknol dan Industri Pangan, 19, 8-11. Sugiyono.(2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Svehla, G. (1985). Vogel Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. 95