BAB I PENDAHULUAN. tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait bagi guru, tenaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar sejak manusia lahir hingga akhir hayatnya. Havighurst dalam Bimo

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjaga dari perilaku yang menyimpang dan hal-hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Budaya sekolah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 45 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB VI PENUTUP. dapat menetapkan kesimpulan sebagai berikut ini. Tulungagung secara umum terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas, dan produktivitas. Untuk itu diperlukan sistem

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia. Volume 3 Nomor 1, 2017, Hlm Akses Online :

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM ISO DI SMK SARASWATI SALATIGA (KAJIAN MANAJEMEN KESISWAAN) Sistem. Manajemen. Mutu. A. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

TATA TERTIB SEKOLAH SD NEGERI 01 DUKUH

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

KEPATUHAN SISWA TERHADAP DISIPLIN DAN UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKANNYA MELALUI LAYANAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memberikan, pengetahuan, ketrampilan tertentu pada setiap individu guna

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya para karyawan yang memiliki kedisiplinan yang baik sebagai unsur

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendidik siswa dalam hal akademis saja, tetapi juga melatih siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

PELAKSANAAN TATA TERTIB SISTEM SKORING DALAM PENINGKATAN DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI 20 MALANG SKRIPSI OLEH SITI NURHAYATI NIM

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

PENERAPAN LAYANAN INFORMASI TENTANG ETIKA DAN DISIPLIN DI SEKOLAH UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB PADA SISWA SMP

PENGELOLAAN KEDISIPLINAN SISWA (Studi Situs: SMA 1 Tunjungan, Blora) TESIS

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. seorang pemimpin yang mampu menumbuhkan suatu disiplin, motivasi, lebih diciptakan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

PENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dewasa ini sangat dominan, di negara-negara yang sedang

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN Situraja kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah, tetapi merupakan kebutuhan yang harus mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri, Hadianti (2008: 3). Berdasarkan permasalah tersebut, maka sekolah pada umumnya menyusun tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait bagi guru, tenaga administrasi maupun siswa. Isi tata tertib tersebut secara garis besar berupa larangan, sanksi serta tugas dan kewajiban siswa yang harus dilakukan. Dalam perencanaan tata tertib sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Surakarta tanpa melibatkan kepala sekolah, wakasek kesiswaan, guru Bimbingan Konseling (BK), dan guru. SMP Negeri 9 Surakarta juga telah melakukan pengorganisasian, pembagian tugas, seperti penindak pelanggaran, perekap poin. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka diharapkan pelaksanaan tata tertib dapat berjalan dengan baik. Pengawasan tata tertib juga dilakukan di SMP Negeri 9 Surakarta, hal ini bertujuan agar tata tertib berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Pemberian tata tertib dan pengawasan terhadap pelaksanaannya diharapkan akan dapat menumbuhkan rasa disiplin diri siswa. Dengan pelaksanaan tata tertib yang baik, diharapkan dapat menciptakan situasi sekolah yang kondusif. Guru BK SMP Negeri 9 Surakarta sudah mempunyai 1

2 acuan sendiri untuk menangani kasus yaitu dengan menggunakan panduan wawancara. Pelaksanaan tata tertib di SMP Negeri 9 Surakarta masih ada siswa yang melanggar tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah. Misalnya seperti datang terlambat kesekolah, tidak memakai atribut sekolah secara lengkap, tidak memakai topi dan dasi saat upacara, tidak masuk sekolah tanpa alasan, membawa hp dan lain sebagainya. Selain itu, guru dan karyawan di SMP Negeri 9 Surakarta kurang peduli dengan pelaksanaan tata tertib sekolah. Misalnya, guru yang cuek jika ada siswa yang melakukan pelanggaran, putusnya komunikasi terkait tata tertib antara wali kelas dengan guru BK dan kepala sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran dalam tata tertib sekolah. Salah satunya siswa yang suka berbuat aneh untuk menarik perhatian, siswa yang berasal dari keluarga disharmonis, siswa yang kurang membaca dan belajar serta tidak mengerjakan tugas-tugas dari guru, siswa yang pesimis atau putus asa terhadap keadaan lingkungan prestasinya, Ilahi (2013: 23). Banyak faktor yang mempengaruhi siswa SMP Negeri 9 Surakarta melakukan pelanggaran. Misalnya, siswa yang terlambat datang ke sekolah karena tidak ada yang mengantar ke sekolah atau siswa bangun kesiangan. Ada siswa yang pernah melakukan pelanggaran yaitu tidak masuk sekolah tanpa adanya alasan itu dipengaruhi oleh lingkungan, seperti sikap orangtua yang tidak peduli dengan anak atau pun memang lingkungan siswa di rumah bersama teman-teman yang gemar tidak masuk sekolah.

3 Penegakkan tata tertib sekolah dengan baik, akan membentuk siswasiswa yang disiplin, sehingga masalah pelanggaran-pelanggaran moral yang sering terjadi dapat ditekan seminimal mungkin. Untuk mewujudkan penegakkan tata tertib tersebut, perlu adanya strategi khusus yang dapat menjalankan tata tertib sekolah secara efektif dan efisien. SMP Negeri 9 Surakarta telah menerapkan sistem poin pelanggaran untuk mengatasi permasalahan pelanggaran terhadap tata tertib. SMP Negeri 9 Surakarta memberikan poin pada setiap pelanggaran tata tertib. Poin yang dicantumkan berbeda-beda sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. SMP Negeri 9 Surakarta memberi batasan poin pelanggaran, yaitu 100. Jika siswa telah mencapai poin 100 maka siswa akan dikeluarkan dari SMP Negeri 9 Penerapan poin pelanggaran untuk menegakkan tata tertib sekolah memberikan dampak positif. Dampak positif yang muncul dengan adanya poin pelanggaran akan membuat siswa menjadi lebih patuh pada peraturan sekolah atau guru, intropeksi dan berjanji tidak akan melanggar peraturan lagi, menjaga keterlibatan sekolah, dan membantu mendisiplinkan siswa. Dengan demikian, pengelolaan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 Surakarta penting untuk diteliti secara mendalam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada Bagimana pengelolaan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9

4 Surakarta?. Fokus penelitian ini dirinci menjadi empat rumusan masalah. Masing-masing diuraikan dibawah. 1. Bagaimana perencanaan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 Surakarta? 2. Bagaimana pengorganisasian tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 Surakarta? 3. Bagaimana penegakkan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 Surakarta? 4. Bagaimana pengawasan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut penelitian ini ada empat tujuan penelitian. Masing-masing diuraikan dibawah. 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 2. Untuk mendeskripsikan pengorganisasian tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 3. Untuk mendeskripsikan penegakkan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 4. Untuk mendeskripsikan pengawasan tata tertib sekolah di SMP Negeri 9 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah referensi kepada perkembangan ilmu dalam bidang pendidikan yang berkaitan dalam menegakkan tata tertib sekolah yang ada di sekolah untuk memajukan sekolah yang lebih baik.

5 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan tata tertib sekolah yang diteliti. Pihak-pihak yang tersebut yaitu kepala sekolah, guru siswa dan orangtua siswa. Masingmasing diuraikan secara singkat dibawah. a. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah mendapatkan masukan dalam mengambil kebijakan pengelolaan tata tertib sekolah dengan menerapkan poin pelanggaran di SMP Negeri 9 b. Bagi Guru Guru lebih mudah dalam menjalankan tugasnya dalam menegakkan tata tertib sekolah dengan menerapkan poin pelanggaran, karena adanya jenis dan sanksi pelanggaran yang jelas. c. Bagi Siswa Tindakan siswa dapat teridentifikasi sehingga siswa berhati-hati dalam melakukan tindakan yang berkaitan dengan tata tertib sekolah. d. Bagi Orangtua Siswa Orangtua dapat mengetahui poin dari pelanggaran yang dilakukan oleh anak-anaknya, sehingga dapat menjadi bahan untuk membimbingnya.