TUGAS I PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATRIKS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT Oleh REFNITA 14175056 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Festiyed, MS Dr. Usmeldi, M.Si PENDIDIKAN FISIKA (A) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015 1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dengan judul Matriks Jurnal Nasional dan Internasional tentang Media Pembelajaran Berbasis ICT. Penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah, Ibu Prof.Dr.Festiyed,M.S, dan Bapak Dr.Usmeldi,M.Si. Penulis mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita mengenai perkembangan media pembelajaran fisika berbasis ICT. Penulis menyadari angket ini masih terdapat banyak kekurangan yang perlu untuk dibenahi. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penulis terima untuk pengembangan tugas berikutnya. Padang, Februari 2015 Penulis i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii A. Resume Perkembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT... 1 B. Matriks Perkembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT... 4 C. Sumber... 9 ii
A. Resume Perkembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT Depdiknas (2008) Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang: 1. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru) 2. Kompetensi yang akan dicapai 3. Content atau isi materi 4. Informasi pendukung 5. Latihan-latihan 6. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK) 7. Evaluasi 8. Balikan terhadap hasil evaluasi Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi. Pengembangan modul interaktif dilakukan karena perangkat komputer yang ada di sekolah tidak hanya dapat digunakan pada saat jam pelajaran TIK/Tinkom. tetapi juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain khususnya mata pelajaran Fisika. TIK yang ada belum dirancang dengan pendekatan saintifik. Dengan kata lain, media TIK tersebut belum disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 2013 yang mengacu pada pendekatan saintifik. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, saat ini telah banyak dikembangkan media pembelajaran berbasis Information and Communication Technology yang disingkat dengan ICT. ICT bukan hanya sekedar membantu dosen atau guru, tapi hampir bisa menggantikan guru, karena 1
dapat dirancang sebagai dosen bantu untuk pelaksanaan pembelajaran melalui media teks, audio, video dananimasi yang terpadu dan dikemas dalam suatu paket media interaktif berbasis komputer. Inilah yang disebuterknologi multimedia. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Fisika adalah pembelajaran interaktif menggunakan program Macromedia Flash. Macromedia Flash, dapat membantu menyampaikan isi pesan pembelajaran. Materi Fisika disampaikan dalam bentuk video flash yang menyajikan fenomena Fisika secara visual dan interaktif baik yang dapat dilihat secara langsung dengan kasap mata ataupun yang tidak dapat dilihat secara langsung dengan kasap mata. Modul interaktif dapat menggambarkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, belajar Fisika akan lebih menarik dan lebih efektif. Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi (Majid, 2007). Prosedur pengembangan modul interaktif dilakukan mengacu pada model pengembangan media instruksional yang diadaptasi dari Sadiman, dkk. (2009). Desain tersebut meliputi sebelas tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan, yaitu: 1. Analisis kebutuhan (masalah) Analisis kebutuhan untuk mengumpulkan informasi bahwa diperlukan adanya pengembangan media berupa modul interaktif berbasis ICT dengan pendekatan saintifik pada materi gelombang. 2. Merumuskan tujuan Perumusan tujuan dilakukan dengan mengacu pada hasil analisis kebutuhan melalui pengisisan angket oleh guru dan siswa. 3. Pokok materi Pengembangan materi berdasarkan KI dan KD yang telah disebutkan, yaitu materi gelombang bunyi dan gelombang cahaya. 2
4. Treatment Treatment berupa penyusunan rancangan awal produk serta alur penyajiannya untuk memudahkan proses pengembangan 5. Membuat naskah awal: Membuat naskah awal dilakukan berdasarkan treatment yang telah dibuat dan materi yang telah disusun yang diperoleh dari sumber yang teruji kebenarannya 6. Produksi Prototipe Produksi Prototipe dilakukan dengan pembuatan produk berdasarkan naskah awal menggunakan program Macromedia Flash 7. Evaluasi produk Evaluasi produk dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu uji ahli materi oleh seorang dosen, uji ahli desain oleh seorang dosen, dan uji satu lawan satu oleh 3 orang siswa. 8. Revisi Produk Revisi Produk dilakukan perbaikan produk berdasarkan hasil evaluasi produk 9. Naskah Akhir Naskah Akhir dilakukan produksi produk akhir setelah revisi yang siap untuk diujicobakan. 10. Uji Coba Uji Coba dilakukan uji keefektifan dan uji kemenarikan terhadap pengguna. 11. Program Final Program Final dihasilkan produk yang efektif dan menarik sebagai sumber belajar. Modul interakstif berbasis ICT dapat menggunakan program Macromedia flash, modul berbasis TIK, modul interaktif berbasis Web dan lain-lain. OECD (2006) telah menunjukkan meningkatnya kesenjangan antara penggunaan saat informasi dan teknologi komunikasi (ICT) dalam proses belajar mengajar di sekolah-sekolah dan pengalaman sehari-hari yang siswa harus dengan ICT di luar sekolah. Pengaruh praktek guru tentang penggunaan ICT dalam pendidikan tampaknya sedikit. Guru sains yang cukup terampil dalam menggunakan ICT. 3
Sedangkan TIK tersedia di sekolah, tetapi keyakinan ilmu guru tentang mengajar dan belajar. Banyak pengajaran dan materi pembelajaran, terutama dengan fokus pada menggunakan ICT dalam pendidikan sains. Penggunaan ICT dalam pendidikan sains bisa mendukung pembelajaran bermakna dan motivasi siswa B. Matriks Perkembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT Jurnal Nasional NO Aspek Pengembangan Modul Interaktif Berbasis ICT Materi Pokok Gelombang dengan Pendekatan Saintifik Pengembangan 4 Keterangan 1 Perencanaan 1. Analisis kebutuhan (masalah) Analisis kebutuhan untuk mengumpulkan informasi bahwa diperlukan adanya pengembangan media berupa modul interaktif berbasis ICT dengan pendekatan saintifik pada materi gelombang. 2. Merumuskan tujuan Perumusan tujuan dilakukan dengan mengacu pada hasil analisis kebutuhan melalui pengisisan angket oleh guru dan siswa. 3. Mengembangkan Pokok materi Pengembangan materi berdasarkan KI dan KD yang telah disebutkan, yaitu materi gelombang bunyi dan gelombang cahaya. 4. Mengembangkan Treatment Treatment yang dikembangkan berupa esei yang menggambarkan alur penyajian program yang dikembangkan. Treatment memudahkan peneliti dalam menyusun rancangan modul interaktif berbasis ICT yang dikembangkan.
2 Pelaksanaan 5. Membuat Naskah Awal Penyusunan naskah dan dirancang sesuai dengan materi yang telah dirumuskan. Materi-materi berasal dari sumber-sumber yang telah teruji. a. Menentukan simulasi fenomena yang mendukung pemahaman konsep siswa terhadap materi yang disampaikan. b. Membuat contoh soal beserta uraian jawabannya dan soal formatif. c. Mengemas semua komponen menjadi satu paket pembelajaran yang saling terhubung antara komponen yang satu dengan komponen yang lainya. 6. Memproduksi Prototipe Produksi Prototipe dilakukan dengan pembuatan produk berdasarkan naskah awal menggunakan program Macromedia Flash. Produk modul interaktif hasil pengembangan pada tahap ini disebut produk prototipe I. Di dalam modul interaktif ini terdapat 15 soal formatif gelombang. 3 Evaluasi 7. Evaluasi produk Evaluasi produk dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu uji ahli materi oleh seorang dosen, uji ahli desain oleh seorang dosen, dan uji satu lawan satu oleh 3 orang siswa. 8. Revisi Produk Revisi Produk dilakukan perbaikan produk berdasarkan hasil evaluasi produk. 5
9. Naskah Akhir Naskah Akhir dilakukan produksi produk akhir setelah revisi yang siap untuk diujicobakan. 10. Uji Coba Uji Coba dilakukan uji keefektifan dan uji kemenarikan terhadap pengguna. 11. Program Final Program Final dihasilkan produk yang efektif dan menarik sebagai sumber belajar 4 Pembahasan 1. Kesesuaian modul interaktif dengan tujuan pengembangan Modul interaktif yang dibuat telah melalui beberapa tahapan proses salah satunya proses evaluasi formatif. Evaluasi formatif meliputi: uji ahli materi, uji ahli desain, dan uji satu lawan satu. Ketiganya telah dilalui, dan terdapat saran perbaikan untuk modul seperti yang sudah diterangkan pada tahapan kerja. Setelah modul direvisi sesuai dengan rekomendasi maka diperoleh modul yang siap diujikan yang telah sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum 2013 yang harus dicapai. 2. Kemenarikan dan keefektifan modul interaktif yang dikembangkan Kemenarikan menggunakan modul ini sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran meng-gunakan modul yang dijabarkan.keefektifan dari modul interaktif yang dikembangkan diperoleh dari hasil belajar siswa setelah menggunakan prototipe II dengan mengerjakan soal-soal uji. 6
5 Kelebihan Modul interaktif yang dikembangkan memiliki beberapa kelebihan, yaitu: a. Konsep-konsep gelombang yang sulit dipahami dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari, divisualisasikan oleh komputer secara ideal melalui gambar, animasi dan video yang terdapat di dalam modul interaktif. b. Tampilan menu pada modul 77 interaktif disusun secara sistematis sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul interaktif. c. Modul interaktif dipublish ke dalam CD sehingga dapat langsung diputar pada laptop atau perangkat komputer manapun. d. Modul interaktif yang dikembangkan merupakan media interaktif sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan materi pembelajaran yang disajikan serta dilengkapi dengan animasi dan video pembelajaran 7
Jurnal Internasional In-Service Teacher Education Course Module Design Focusing on Usability of ICT Applications in Science Education NO Aspek Pengembangan 1 Perencanaan Analisis Kebutuhan Keterangan Untuk memperjelas kebutuhan dan kendala mengenai penggunaan aplikasi TIK dalam pendidikan sains, survei internasional dalam enam negara peserta (Austria, Bulgaria, Finlandia, Perancis, Jerman, dan Yunani) dirancang dan dilaksanakan. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui lebih dalam spektrum kondisi memungkinkan, kebutuhan dan praktek-praktek yang sebenarnya dalam menggunakan ICT di kelas sains. Analisis Masalah Teoritis Analisis masalah teoritis dimulai dengan penjelasan singkat tentang cara menggunakan ICT dalam ilmu mengajar dan belajar. Kedua, kita akan mengambil cepat melihat penggunaan proses adopsi ICT dalam ilmu pendidikan. Setelah tinjauan umum, kami terus dengan perhatian khusus pada aspek kegunaan dan fleksibilitas aplikasi ICT dalam pengajaran ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Kami telah membagi teoritis kami analisis menjadi dua kategori, kegunaan teknis dan pedagogis, untuk memperjelas makna Konsep kegunaan dan bagaimana hal itu bisa digunakan dalam pemilihan aplikasi ICT dan perencanaan penggunaannya. 2 Pelaksanaan Desain dan Produksi Produk 8
Modul terdiri dari empat sub-modul yang mendekati kegunaan dari perspektif yang berbeda: (1) konten yang terkait dan teknis kegunaan, (2) kegunaan, terutama dalam hal multimedia, (3) isu-isu pembelajaran bermakna terkait kegunaan, dan (4) masalah motivasi yang berkaitan dengan kegunaan. 3 Evaluasi Evaluasi Produk Kualitas penggunaan aplikasi TIK, yaitu, bagaimana aplikasi ICT nyaman, praktis, dan dapat digunakan untuk pelajar C. Sumber Adiyat Makrufi, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran fisika Berbasis Information and Communication Technology (ICT) Materi Listrik Dinamis untuk Siswa SMA Kelas x Depdiknas, Panduan Pengembangan bahan Ajar. 2008 Dian Sahri Ramadhan, dkk. Pengembangan Modul Interaktif Berbasis ICT Materi Pokok Gelombang Dengan Pendekatan Saintifik. Lauriks, Dkk., Review of ICT-based services for identified unmet needs in people with dementia. Elsevier: 23 July 2007 Nordina, In-service Teacher Education Course Module Design Focusing on Usability of ICT Applications in Science Education 8(2) 2012 Sahid, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 9