BAB I PENDAHULUAN. Dari berbagai kasus klien dengan gangguan jiwa yang ada, salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Menkes, 2005). Masyarakat (Binkesmas) Departemen Kesehatan dan World Health

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan.kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut data WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah,

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

NASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dengan masyarakat (Maslim, 2002 ; Maramis, 2010). masalah yang mesti dihadapi, baik menggunakan fisik ataupun psikologig

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. F DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI BANGSAL SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I PENDAHULUAN. emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun. 1992, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial. kurangnya adaptasi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

Koping individu tidak efektif

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai kasus klien dengan gangguan jiwa yang ada, salah satu diantaranya akan mengalami perilaku kekerasan. Dimana perilaku tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Perilaku kekerasan itu sendiri merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu. Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan hanya terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan semua orang. Menurut Sekertaris Jendral Departemen Kesehatan tahun 2006 (DEPKES), dr H. Syafii Ahmad MPH, Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Disisi lain, tidak semua orang mempunyai kemamuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut. (http://www.kompas.com, 2006). Menurut Azwar, World Health Organization (WHO) memperkirakan tidak kurang dari 450 juta penderita gangguan jiwa ditemukan studi world Bank 1

2 dibeberapa negara menunjukkan 8.1% dikesehatan global disebabkan oleh masalah gangguan lebih beras dalam prosentase 7.2% dengan TBC, 5.8% dengan kanker, 4.4% dengan jantung, dan 2.6% malaria. (www.kbi.gemari.or.id, 2007) Dari beberapa cara dan upaya yang dilakukan masyarakat dunia dari beberapa masa dapat dilihat adanya kepedulian masyarakat tentang penderita gangguan jiwa. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No 3 tahun 1966, adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosi yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi perasaan sejahtera secara subyektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencakup aspek konsep diri, kebugaran dan kemampuan pengendalian diri. Indikator mengenai keadaan sehat mental/psikologi/jiwa yang minimal adalah individu tidak merasa tertekan atau depresi. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa setelah Indonesia merdeka, pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dikembangkan sejalan dengan tanggungjawab pemerintah melindungi rakyat Indonesia dari berbagai masalah kesehatan yang berkembang. Kesehatan adalah hak azazi manusia yang tercantum juga dalam Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karenanya Pemerintah telah mengadkan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan sehat, terutama adalah kesehatan jiwa seseorang, pelayanan kesehatan berperan penting dalam mengupayakan masalah tersebut.pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungannya dengan masyarakat adalah dirumah sakit.

3 Sebagai pemberian layanan kesehatan yang komplek, perawat senantiasa mengembangakan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan serta trend dan issue dalam pelayanan (Yosep, 2007). Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungannya dengan masyarakat adalah dirumah sakit. Sebagai pemberian layanan kesehatan yang komplek, perawat senantiasa mengembangakan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan serta trend dan issue dalam pelayanan (Yosep, 2007). Asuhan keperawatan jiwa memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas mental, intelektual, emosianal, sosial, dan fisik serta ekonomi sebagai sumber kesejahteraan klien. Sistem asuhan keperawatan jiwa berbeda dengan asuahan keperawatan pada orang sakit fisik dan orang normal pada umumnya. Jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan pada penanganan pasien dengan perilaku kekerasan di atas adalah isolasi ruangan, pemberian mediak mentosa (pengobatan), pengikatan, dan pembentukan tim krisis (Stuart and Sundeen, 1998). Kesemuanya masih mengarah pada aspek keselamatan pada pasien dan juga orang lain di sekitarnya. Seperti pelaksanaan komunikasi terapiutik yang berusaha mengekspresikan persepsi, pikiran, dan perasaan serta menghubungkan hal tersebut untuk mengamati dan melaporkan kegiatan yang dilakukan, (Stuart and Sundeen, 1998). Keperawatan jiwa itu sendiri adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon psiko-sosial yang maladaptif

4 yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa individu, keluarga dan masyarakat. Prinsip keperawatan jiwa berdasarkan pada paradigma kesehatan yang dibagi menjadi 4 komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Cara yang dilakukan untuk memberikan keperawatan jiwa adalah dengan melakukan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan adalah prosedur tindakan yang dilakukan secara bertahap terhadap penderita. Adapun proses asuhan keperawatan secara umum yaitu dengan melakukan pengkajian terhadap penderita, mengenali tanda dan gejala yang timbul, menentukan diagnosa yang tepat, menentukan intervensi yang akan dilakukan, Melaksanakan implemantasi, serta mengevaluasi semua tindakan yang dilakukan. Asuhan keperawatan memiliki peran yang berhubungan dengan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan berperan dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat terhadap pasien, sebagai suatu upaya tercapainya tujuan-tujuan yang sebagaimana telah ditentukan. Asuhan keperawatan pada penderita ganguan jiwa akan berbeda dengan asuhan keperawatan pada umumnya. Asuhan keperawatan jiwa memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas mental, intelektual, emosianal, sosial, dan fisik serta ekonomi sebagai sumber kesejahteraan klien. Sistem asuhan keperawatan jiwa berbeda dengan asuahan keperawatan pada orang sakit fisik dan orang normal

5 pada umumnya. Jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan pada penanganan pasien dengan perilaku kekerasan di atas adalah isolasi ruangan, pemberian mediak mentosa (pengobatan), pengikatan, dan pembentukan tim krisis (Stuart and Sundeen, 1998). Kesemuanya masih mengarahpada aspek keselamatan pada pasien dan juga orang lain di sekitarnya. Seperti pelaksanaan komunikasi terapiutik yang berusaha mengekspresikan persepsi, pikiran, dan perasaan serta menghubungkan hal tersebut untuk mengamati dan melaporkan kegiatan yang dilakukan, (Stuart and Sundeen, 1998). Komunikasi terapiutik dapat menjadi jembatan penghubung antara perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dan pasien sebagai pengguna asuhan keperawatan. Karena komunikasi terapiutik dapat mengakomodasikan perkembangan status kesehatan yang dialami pasien. Komunikasi terapiutik memperhatikan pasien secara holistik meliputi aspek keselamatan, menggali penyebab, tanda-tanda dan mencari jalan terbaik atas permasalahan pasien. Juga mengajarkan cara-cara sehat yang dapat dipakai untuk mengekspresikan kemarahan yang dapat diterima oleh semua pihak tanpa harus merusak (asertif) dan tidak mencelakai diri sendiri, orang lain, lingkungan. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara yang digunakan sebagai tindakan asuhan keperawatan terhadap penderita gangguan jiwa. Komunikasi keperawatan dapat menjadi jembatan penghubung antara perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan dan pasien sebagai pengguna atau penerima asuhan keperawatan, karena komunikasi terapeutik dapat mengakomodasikan perkembangan status kesehatan yang dialami pasien. Penggalian penyebab, tanda-tanda, memecahkan masalah, serta mencari

6 jalan yang terbaik atas masalah yang pasien merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalammelaksanakan komunikasi terapeutik. Komunikasa keperawatan sebagai cara mencari jalan terbaik juga sangat efektif digunakan pada penderita gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan. Dengan komunikasi keperawatan perawat dapat mengajarkan cara-cara sehat untuk dipakai dalam mengekspresikan kemarahaan sehingga dapat diterima oleh semua pihak tanpa harus merusak dan mencelakakan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut serta penjelasan-penjelasannya, penulis ingin mengangkat tentang asuhan keperawatan jiwa dengan klien gangguan jiwa dengan masalah utama perilaku kekerasan di bangsal Ayodya, RSJD Surakarta, serta menerapkan komunikasi terapeutik demi meningkatkan pemahaman tentang masalah tersebut serta dapat tercapainya tujuan yang diharapan. Dan dengan ini penulis mengangkat tentang Asuhan keperawatan pada Sdr. F dengan perilaku kekerasan. Penulis melengkapi dengan penjelasan-penjelasan lebih anjut seputar tentang asuhan keperawatan tersebut dalam bab-bab selanjutnya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang tersebut diatas dapat diidentifikasi bahwa penulis ingin memberikan Asuhan Keperawatan pada Sdr. F dengan Perilaku Kekerasan di Bangsal Ayodya, RSJD Surakarta, dengan menggunakan metode komunikasi terapeutik yang mengarah pada pengkajian data, identifikasi masalah, menentukan intervensi, implementasi, dan evaluasi.

7 C. Tujuan 1. Tujuan umum Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien perilaku kekerasan dengan menerapkan komunikasi trapeutik, secara optimal. 2. Tujuan khusus a. Penulis dapat menggambarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada klien dengan perilaku kekerasan. b. Penulis dapat mendeskripsikan hasil analisa data yang diperoleh pada pengkajian pasien perilaku kekerasan. c. Penulis dapat menjelaskan tentang diagnosa yang muncul dari pasien dengan perilaku kekerasan. d. Penulis dapat mendiskripsikan intervensi yang ditentukan dari kasus perilaku kekerasan. e. Penlis dapat menjelaskan implementasi yang dilakukan. f. Penulis dapat menerangkan hasil evaluasi yang sudah berhasil dilakukan. g. Penulis mampu mempelajari cara pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Sdr. F dengan gangguan perilaku kekerasan.

8 D. Manfaat Beberapa manfaat yang dapat diambil dari asuhan keperawatan ini adalah: 1. Bagi penulis: karya tulis ini dapat memperdalam pengetahuan tentang asuhan keparawatan yang dilakukannya. 2. Bagi penderita: penderita lebih mengenali gangguan jiwa yang dialami sehingga dapat memaksimalkan kemampuannya untuk dapat mengendalikan jiwanya sehingga pasien dapat mandiri dan sembuh dari gangguan jiwa. 3. Hasil asuhan keperawatan ini minimal dapat menyumbangkan pikiran melalui tulisan mengenai komunikasi terapiutik yang merupakan cara yang digunakan penulis untuk memberikan layanan kesehatan pada penderita gangguan kejiwaan, khususnya pada perilaku kekerasan. 4. Bagi para pembaca maupun mahasiswa hasil asuhan keperawatan ini dapat menampah pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan di masa yang akan datang.