BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat dengan teknik EBRT terdiri atas beberapa tahapan. Setiap tahapan yang ada berlaku sangat ketat, artinya tahap selanjutnya tidak akan dilakukan bila suatu tahapan belum terpenuhi. Tahapan yang berlaku yaitu: 1. Pendaftaran pasien Data identitas pasien No pokok (ID number) pasien Ras Kategori etnis (Hispanic, Latin, dll) Status pasien bebas terapi hormonal selama >120 hari 2. Konsultasi Dokter Onkologi Pada konsultasi awal ini, dokter akan meninjau sejarah penyakit pasien dan peninjauan terhadap kelengkapan yang ada, seperti: 7 Radiation Therapy Onkologi Group (RTOG) 0321, Protocol EBRT for Adenocarcinoma of the Prostate 18
Hasil klinis (USG, Patologi Anatomi) Imaging (CT, X-Ray ataupun MRI) 3. Diagnosa Dokter Stadium tumor (berdasarkan hasil klinis, PSA dan Gleason) - Stadium T1c - T2c, Gleason score 2-6 dan 10< PSA 20 - Stadium T3a, T3b, Gleason score 2-6 and PSA 20 - Stadium T1c - T3b, Gleason score 7-10 and PSA 20 Penentuan jenis penyinaran (External atau Internal) Arah penyinaran (AP, PA, R atau L) Penentuan dosis maksimum berdasarkan teknik kepakaran Penentuan jumlah fraksi dalam penanganan Penentuan posisi penanganan pasien 4. Verifikasi Penanganan Penentuan Field Size Moulding Imaging awal penanganan ( photo sinar X) 5. Treatment Planning System (TPS) oleh Fisika medis secara konvensional ( tidak conformal memakai CT simulator) Penentuan energi efektif foton ( 6 MV) 19
Penentuan applicator dan lapangan Ekivalen Pemodelan sebaran dosis yang efektif (memakai atau tanpa tray dan blok) Penentuan nilai separasi tumor (kedalaman pusat massa tumor) dengan pemodelan melalui program pada TPS. Penentuan arah efektif penyinaran (sudut gantry pada LINAC) Pengeluaran data (output) TPS yang berupa parameter MU (monitor unit) sebagai fungsi laju dosis. 6. Proses Eksekusi Penanganan Pasien Eksekusi parameter output TPS, berupa parameter MU, Field Size, arah penyinaran, dll. 7. Verifikasi Dosis dan Geometri Imaging setiap kali penanganan untuk verifikasi dosis Verifikasi geometri dengan foto gamma untuk keefektifan penyinaran berikutnya Hasil kedua Image (dosimetri dan geometri) akan menjadi input untuk diolah pada TPS setiap kali penanganan Jika hasil yang didapat penyinaran sebelumnya sudah efektif dan tidak menyimpang dengan planning awal, maka proses penanganan diteruskan, tetapi apabila ditemukan penyimpangan 20
yang signifikan maka perhitungan dan perancangan dosis awal dilakukan lagi sebelum penanganan dilanjutkan Verifikasi terus dilakukan untuk setiap penanganan dari awal sampai dengan penanganan akhir 8. Kontrol Rutin Setiap 5 kali Penanganan Pengecekan efek radiasi secara fisiologi oleh dokter Dokter dan fisika medis meninjau penyimpangan yang ada dengan hasil verifikasi dosis dan geometri setiap 5 kali penanganan. Evaluasi perencanaan tiap minggu dilakukan 9. Pemantauan Akhir Kontrol rutin 3 bulan dari awal mulai penanganan dijalankan Kontrol rutin 6, 9, dan 12 bulan sejak penanganan awal Kontrol rutin selama 6 bulan selama 3 tahun, Kontrol tiap tahun Peninjauan menyeluruh Pengecekan apakah diperlukan penanganan tambahan atau tidak 3.2 Protokol Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT Pada Institusi kesehatan RS. X 8 8 Standard of Operasional (Protokol) Treatment Kanker Prostat RS.X 21
Protokol yang terdapat pada RS. X untuk penanganan kanker prostat dengan teknik EBRT terdiri atas: 1. Pendaftaran Pasien Baru Data identitas pasien 2. Konsultasi Dokter Onkologi Kelengkapan data sebagai referensi dokter, antara lain: Hasil pemeriksaan klinis (USG dan Patologi Anatomi (PA)) Hasil Imaging (CT Scan dan X-Ray) 3. Diagnosa Dokter Stadium Tumor, Dosis Maksimum, jenis dan arah penyinaran Penentuan Fraksi Penanganan Penentuan posisi penanganan pasien (terlentang, dsb) 4. Verifikasi Penanganan (Simulasi di Simulator) Penentuan Field Size Moulding Imaging awal penanganan ( photo sinar X) 22
5. Penanganan Fisika medis (Treatment Planning System, TPS) Planning Energi Linac yang digunakan Penentuan Applicator dan lapangan Ekuivalen Pemodelan Sebaran Dosis yang efektif Penentuan nilai separasi tumor (kedalaman pusat massa tumor) dengan pemodelan pada program pada TPS. Penentuan arah efektif penyinaran (sudut gantry pada LINAC) Pengeluaran data (output) TPS yang berupa parameter MU (monitor unit) sebagai fungsi laju dosis. 6. Proses penanganan Pasien (Eksekusi Penanganan) Eksekusi Parameter Output TPS,Parameter MU, Energi, Field Size, arah penyinaran, dll 7. Kontrol Rutin Pasien setiap 5 kali penanganan Pengecekan efek radiasi secara fisiology Evaluasi Planning 8. Pemantauan Akhir Kontrol rutin minimal 6 bulan sekali Peninjauan menyeluruh Pengecekan apakah diperlukan penanganan tambahan atau tidak 23