BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS KONSISTENSI PROTOKOL PENANGANAN RADIASI KANKER PROSTAT DENGAN EBRT PADA RS.X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Kemajuan pesat pada bidang radiotherapy telah banyak memberikan

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

TEORI DASAR RADIOTERAPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

BAB III PERHITUNGAN JUMLAH MONITOR UNIT MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

Pendidikan dan Peran Fisikawan Medik dalam Pelayanan Kesehatan

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB II LINEAR ACCELERATOR

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi XVMC adalah yang. pertama, instalasi dilakukan pada linux distro Ubuntu versi 7.

ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

KAJIAN TENTANG PERHITUNGAN JUMLAH MONITOR UNIT PADA SOFTWARE ISIS YANG DIPAKAI DI BAGIAN TREATMENT PLANNING

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

Verifikasi Distribusi Dosis Tps Dan Pesawat Linac Menggunakan Phantom Octavius 4d Dengan Teknik IMRT Protokol Kanker Lidah

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERSIAPAN & TERAPI RADIASI PASIEN DGN STS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

EFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

Analisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC)

Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013

Pendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasien yang menderita suatu penyakit membutuhkan adanya obat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya. Didirikan tahun 2010, yang nantinya diharapkan menjadi Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang ditemukan di Indonesia (Riskesdas, 2007). Hal ini seiring dengan

Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid dengan Deposisi Dosis pada Air

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( )

TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

ANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya : Bisnis,

Traktus Gastro Instestinal Traktus Urogenital dan organ reproduksi Traktus Respiratorius Sistem Syaraf Mamae dan organ-organ superfisial

BAB I PENDAHULUAN. informasi namun juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

Bab 2. Nilai Batas Dosis

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR: 21/Ka-BAPETEN/XII-02 TENTANG PROGRAM JAMINAN KUALITAS INSTALASI RADIOTERAPI

UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN 2D ARRAY MATRIXX EVOLUTION SKRIPSI YAHYA MUSTOFA

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Perkiraan Dosis dan Distribusi Fluks Neutron Cepat dengan Simulasi Monte Carlo MCNPX pada Fantom Saat Terapi Linac 15 MV. Abstrak

BAB IV PERBANDINGAN DATA DAN ANALISIS JUMLAH MONITOR UNIT OUTPUT SOFTWARE ISIS DENGAN OUTPUT SIMULASI MONTE CARLO

5. Diagnosis dengan Radioisotop

VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN FILM GAFCHROMIC

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing masing, tetapi

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

BAB I. Pendahuluan. Kanker rahim tergolong penyakit kanker yang terbanyak diderita kaum

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengaruh Jumlah Dan Arah Berkas Penyinaran Pada Penentuan Margin Antara Clinical Target Volume (CTV) Dan Planning Target Volume (PTV)

Profil dan Statistik Pengguna ECCT. Disusun oleh: C-Tech Labs Edwar Technology

Transkripsi:

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat dengan teknik EBRT terdiri atas beberapa tahapan. Setiap tahapan yang ada berlaku sangat ketat, artinya tahap selanjutnya tidak akan dilakukan bila suatu tahapan belum terpenuhi. Tahapan yang berlaku yaitu: 1. Pendaftaran pasien Data identitas pasien No pokok (ID number) pasien Ras Kategori etnis (Hispanic, Latin, dll) Status pasien bebas terapi hormonal selama >120 hari 2. Konsultasi Dokter Onkologi Pada konsultasi awal ini, dokter akan meninjau sejarah penyakit pasien dan peninjauan terhadap kelengkapan yang ada, seperti: 7 Radiation Therapy Onkologi Group (RTOG) 0321, Protocol EBRT for Adenocarcinoma of the Prostate 18

Hasil klinis (USG, Patologi Anatomi) Imaging (CT, X-Ray ataupun MRI) 3. Diagnosa Dokter Stadium tumor (berdasarkan hasil klinis, PSA dan Gleason) - Stadium T1c - T2c, Gleason score 2-6 dan 10< PSA 20 - Stadium T3a, T3b, Gleason score 2-6 and PSA 20 - Stadium T1c - T3b, Gleason score 7-10 and PSA 20 Penentuan jenis penyinaran (External atau Internal) Arah penyinaran (AP, PA, R atau L) Penentuan dosis maksimum berdasarkan teknik kepakaran Penentuan jumlah fraksi dalam penanganan Penentuan posisi penanganan pasien 4. Verifikasi Penanganan Penentuan Field Size Moulding Imaging awal penanganan ( photo sinar X) 5. Treatment Planning System (TPS) oleh Fisika medis secara konvensional ( tidak conformal memakai CT simulator) Penentuan energi efektif foton ( 6 MV) 19

Penentuan applicator dan lapangan Ekivalen Pemodelan sebaran dosis yang efektif (memakai atau tanpa tray dan blok) Penentuan nilai separasi tumor (kedalaman pusat massa tumor) dengan pemodelan melalui program pada TPS. Penentuan arah efektif penyinaran (sudut gantry pada LINAC) Pengeluaran data (output) TPS yang berupa parameter MU (monitor unit) sebagai fungsi laju dosis. 6. Proses Eksekusi Penanganan Pasien Eksekusi parameter output TPS, berupa parameter MU, Field Size, arah penyinaran, dll. 7. Verifikasi Dosis dan Geometri Imaging setiap kali penanganan untuk verifikasi dosis Verifikasi geometri dengan foto gamma untuk keefektifan penyinaran berikutnya Hasil kedua Image (dosimetri dan geometri) akan menjadi input untuk diolah pada TPS setiap kali penanganan Jika hasil yang didapat penyinaran sebelumnya sudah efektif dan tidak menyimpang dengan planning awal, maka proses penanganan diteruskan, tetapi apabila ditemukan penyimpangan 20

yang signifikan maka perhitungan dan perancangan dosis awal dilakukan lagi sebelum penanganan dilanjutkan Verifikasi terus dilakukan untuk setiap penanganan dari awal sampai dengan penanganan akhir 8. Kontrol Rutin Setiap 5 kali Penanganan Pengecekan efek radiasi secara fisiologi oleh dokter Dokter dan fisika medis meninjau penyimpangan yang ada dengan hasil verifikasi dosis dan geometri setiap 5 kali penanganan. Evaluasi perencanaan tiap minggu dilakukan 9. Pemantauan Akhir Kontrol rutin 3 bulan dari awal mulai penanganan dijalankan Kontrol rutin 6, 9, dan 12 bulan sejak penanganan awal Kontrol rutin selama 6 bulan selama 3 tahun, Kontrol tiap tahun Peninjauan menyeluruh Pengecekan apakah diperlukan penanganan tambahan atau tidak 3.2 Protokol Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT Pada Institusi kesehatan RS. X 8 8 Standard of Operasional (Protokol) Treatment Kanker Prostat RS.X 21

Protokol yang terdapat pada RS. X untuk penanganan kanker prostat dengan teknik EBRT terdiri atas: 1. Pendaftaran Pasien Baru Data identitas pasien 2. Konsultasi Dokter Onkologi Kelengkapan data sebagai referensi dokter, antara lain: Hasil pemeriksaan klinis (USG dan Patologi Anatomi (PA)) Hasil Imaging (CT Scan dan X-Ray) 3. Diagnosa Dokter Stadium Tumor, Dosis Maksimum, jenis dan arah penyinaran Penentuan Fraksi Penanganan Penentuan posisi penanganan pasien (terlentang, dsb) 4. Verifikasi Penanganan (Simulasi di Simulator) Penentuan Field Size Moulding Imaging awal penanganan ( photo sinar X) 22

5. Penanganan Fisika medis (Treatment Planning System, TPS) Planning Energi Linac yang digunakan Penentuan Applicator dan lapangan Ekuivalen Pemodelan Sebaran Dosis yang efektif Penentuan nilai separasi tumor (kedalaman pusat massa tumor) dengan pemodelan pada program pada TPS. Penentuan arah efektif penyinaran (sudut gantry pada LINAC) Pengeluaran data (output) TPS yang berupa parameter MU (monitor unit) sebagai fungsi laju dosis. 6. Proses penanganan Pasien (Eksekusi Penanganan) Eksekusi Parameter Output TPS,Parameter MU, Energi, Field Size, arah penyinaran, dll 7. Kontrol Rutin Pasien setiap 5 kali penanganan Pengecekan efek radiasi secara fisiology Evaluasi Planning 8. Pemantauan Akhir Kontrol rutin minimal 6 bulan sekali Peninjauan menyeluruh Pengecekan apakah diperlukan penanganan tambahan atau tidak 23