BAB I PENDAHULUAN. Maha Kuasa, tempat berlindung dan memohon pertolongan-nya. Manusia. pendidikan agama untuk menuntun ibadahnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertolongan-nya. Manusia akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau dapat mendekatkan

PENGARUH METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK DI KELOMPOK B PAUD TERPADU HARAPAN MULIA PALU

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dimana para pengguna teknologi sudah mampu menggunakan semua

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

TELAAH CERITA ANAK UPIN DAN IPIN DARI SUDUT PANDANG PENDIDIKAN ISLAM SERTA PENGARUHNYA TERHADAP ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III Metode Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2016.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. 46

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada masa yang akan datang. Berbagai harapan diletakkan agar mereka

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

ANALISIS PERUBAHAN STATUS SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat berupa kejadian-kejadian yang terjadi di area khususnya Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai perilaku yang mulai memudar. dikalangan anak-anak, yakni perilaku peduli pada sesama.

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam. perusahaan dalam mengelolanya, seperti bidang pemasaran, produksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu karakteristik anak usia taman kanak-kanak yaitu usia antara

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2014 PENGARUH MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan panduan kepada peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha!7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan perumusan masalah yang dikaji,maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama. Dalam jiwa manusia ada satu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat berlindung dan memohon pertolongan-nya. Manusia akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau dapat mendekat dan mengabdi kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Agama mengajarkan manusia agar selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Itulah sebabnya manusia memerlukan pendidikan agama untuk menuntun ibadahnya. Pendidikan Agama Islam dalam masyarakat adalah usaha sadar untuk menyiapkan masyarakat agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being), walaupun cara mereka mempelajari Islam dengan cara yang berbeda-beda tapi mempunyai tujuan yang sama yaitu menyembah Allah SWT. Mempelajari Islam dalam pendidikannya tidak haruslah melalui sekolah ataupun melalui pendidikan formal lainnya karena pendidikan agama Islam di sekolah umum adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan melakukan, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama pendidikan agama Islam di sekolah ialah keberagamaan, yaitu menjadi muslim yang sebenarnya. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia bisa mempelajari Islam beserta prakteknya dalam hal nyata dan justru itu yang dapat menjadi momok dan perkembangan 1

yang lebih pesat dalam mempelajari Islam. Maka dari itu pendidikan agama akan lebih baik bilamana di ajarkan sejak dini sehingga dapat terpupuk dengan kuat pada diri manusia, dan itu merupakan tanggung jawab orang tua yang mana di sisi lain diberi kemampuan untuk membina anak didiknya agar menjadi orang baik dan mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Perkembangan agama sejak usia dini anak-anak memerlukan dorongan dan rangsangan sebagaimana pohon memerlukan air dan pupuk. Minat dan cita-cita anak perlu ditumbuh kembangkan ke arah yang baik dan terpuji melalui pendidikan (formal ataupun non formal). Cara memberikan pendidikan atau pengajaran agama haruslah sesuai dengan perkembangan psikologis anak. Oleh karena itu orang tua wajib memiliki jiwa pendidik dan agama, supaya segala gerak-geriknya menjadi teladan dan cermin bagi anakanaknya, (Daradjat, 2001: 127). Sesungguhnya pendidikan anak secara umum, dan pendidikan agama secara khusus merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang dipikulkan oleh Allah di pundak para orang tua. Barang siapa menunaikan kewajiban dan tanggung jawab ini, maka berarti ia telah membebaskan diri dan keluarganya dari panasnya api neraka yang sudah emnunggu-nunggu para orang yang melanggar batasan-batasan agama dan orang-orang yang berbuat ceroboh terhadap kewajiban dan tanggung jawab, (Sayid, Muhammad, 2007: 582). Anak pada usia Taman Kanak-kanak ataupun sekolah dasar masih sangat terbatas kemampuannya. Pada umur ini kepribadiannya mulai

terbentuk dan ia sangat peka terhadap tindakan-tindakan orang di sekelilingnya. Pendidikan agama diperlukan untuk menanamkan kebisaaankebisaaan baik misalnya membaca do.a tiap kali memulai pekerjaan seperti do.a mau makan dan minum, do a naik kendaraan, do a mau pulang, dan lainlain yang bisaa di terapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Disamping itu memperkenalkan Tuhan yang Maha Esa secara sederhana, sesuai dengan kemampuannya. Metode yang digunakan dalam menyampaikan pendidikan agama pada anak tentu berbeda dengan metode yang dilaksanakan untuk orang dewasa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat sebagai berikut: Anakanak bukanlah orang dewasa yang kecil, kalau kita ingin agar agama mempunyai arti bagi mereka hendaklah disampaikan dengan cara-cara lebih konkrit dengan bahasa yang dipahaminya dan tidak bersifat dogmatic saja. (Darajat, 1996: 41) Dalam hal ini penulis mencoba mengungkap salah satu dari metode tersebut yang secara langsung ataupun tidak langsung bisa mempengaruhi perkembangan pendidikan agama anak. Yaitu melalui cerita dalam wujud visual yang ada dalam televisi. Cerita itu adalah cerita komedi anak dari Negara melayu Upin dan Ipin, yang mana dominan sekali menyampaikan cerita yang mendidik tentang agama kepada anak. Cerita Upin dan Ipin merupakan karya seni dalam wujud cerita dan tidak ada larangan untuk manusia untuk belajar Islam melalui seni Jika jiwa seni adalah rasa adanya keindahan, maka Al Qur'an menggugah dan menegaskannya dalam berbagai topic. Dengan kekuatan dia mengarahkan pandangan kepada hukum

"kebaikan" atau "keindahan" yang dititipkan Allah kepada segala sesuatu yang diciptakan agar manusia memandang kepada hukum "manfaat" atau "kegunaan"-nya. Al quran juga mengatur manusia bagaimana menikmati keindahan atau perhiasan dan memanfaatkannya. "Dan kamu menikmati pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan." (An Nahl 6). Ayat ini memperingatkan sisi keindahan, yaitu mengarahkan pandangan kita kepada oknum Allah yang sangat indah yang tidak pernah ada tangan seorang makhluk senimanpun mampu melukisnya, melainkan dilukis oleh tangan Sang Pencipta Yang Maha Suci. Cerita merupakan salah satu keindahan dengan cara yang berbeda yang sifatnya menuturkan. Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya, orang tua kepada anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan sandaran kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk mencapai tujuan cerita (Soekanto, 2001: 9). Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar, maka metode dengan menggunakan cerita merupakan salah satu teknik penyampaian yang digunakan dalam proses pendidikan untuk anak yang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan teknik yang bervariasi dalam penyampaian pelajaran akan membantu orang tua dan guru dalam melaksanakan tugas secara baik. Oleh sebab itu, metode dengan cerita adalah salah satu pemberian pengalaman

belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada secara langsung, (Moeslichatoen. 2004: 157). Anak-anak itu sangat perasa dengan perasaan yang halus dan mudah terpengaruh.cerita visual ini merupakan suatu acara mendidik yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan sandaran kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk mencapai tujuan cerita. Anak-anak merupakan sosok individu yang mempunyai pikiran yang terbatas dan pengalaman yang sedikit. Mereka hidup dengan akal pikiran dan alam yang nyata, mereka dapat mengetahui dengan salah satu pancaindra, mereka belum dapat memikirkan soal-soal maknawi, soal-soal yang abstrak dan hukumhukum umum. Anak-anak itu sangat perasa dengan perasaan yang halus dan mudah terpengaruh. Berkenaan dengan pendidikan agama yang akan diberikan dan ditanamkan ke dalam jiwa anak, orang tua harus dapat memperhatikan kondisi anak di dalam mendidiknya, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Orang tua sebagai pendidik harus dapat memikirkan dan memperhatikan tahapan-tahapan di dalam memberikan pendidikan agama pada anaknya. Peneliti tertarik dengan pemilihan judul ini karena dalam dunia anak adalah dunia pasif ide, maka dalam menunjang kemampuan penyesuaian diri seorang anak membutuhkan rangsangan yang cocok dengan jiwa mereka. Secara kejiwaan anak-anak ialah manusia yang akrab dengan simbol-simbol kasih sayang orang lain yang ada di sekitarnya, seperti melalui kata-kata sanjungan atau pujian. Salah satu cara untuk merangsang anak agar dapat

tertarik dan mengembangkan serta melakukan kegiatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari maka penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh nilai-nilai akhlak anak melalui film Upin dan Ipin dan mengambil judul penelitian: Telaah Cerita Anak Upin Dan Ipin Dari Sudut Pandang Pendidikan Islam Serta Pengaruhnya Terhadap Anak (Studi Kasus di desa Kebon Ploso Pacitan) B. Penegasan Istilah Telaah: (menelaah) menganalisa dan mengolah untuk mendapatkan satu kesimpulan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, (Badudu, 2008: 360). Cerita Anak: (Cerita) sebuah alur yang diatur dengan gaya bahasa tertentu yang membentuk sebuah penyampaian atau kisah, (Badudu, 2008: 81). Cerita anak: Sebuah bentuk alur cerita yang dibuat secara sederhana supaya dimengerti anak, diciptakan dengan tujuan menghibur anak dengan tujuan sebagai pembelajaran, (Hardjana HP, 2006: 25). Upin Dan Ipin: Tayangan film religi anak yang berasal dari negeri Jiran Malaysia, yang menceritakan tentang 2 orang anak kecil yang selalu ingin belajar. (Agus Nizami Media Islam Blog, http://media-islam.or.id/about-2/) Sudut Pandang Pendidikan Islam: Hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan si pengarang dalam menyampaikan kisah terutama yang bersifat religi (Islam), bertujuan untuk menilai baik-buruk nya suatu peristiwa atau suatu kejadian (Albertine Mindrop, 2005: 93). Berdasarkan dengan penegasan istilah di atas makadapat disimpulkan bahwa maksud penulis menggunakan judul Telaah Cerita Anak Upin dan

Ipin dari Sudut Pandang Pendidikan Islam serta Pengaruhnya Terhadap Anak (Studi Kasus di desa Kebon Ploso Pacitan) adalah untuk mengetahui seberapa jauh anak mampu menerima nilai akhlak baik dalam agama melalui cerita Upin dan Ipin dan juga seberapa jauh kesuksesan dalam perbandingan pendidikan formal dan pendidikan nonformal.. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang seperti yang dijelaskan diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana deskripsi cerita anak Upin dan Ipin ditinjau dari segi pendidikan agama? 2. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam cerita anak Upin dan Ipin yang mempengaruhi akhlak anak-anak di Kebon Ploso Pacitan? 3. Apakah dampak negatif dan positif dari cerita anak Upin dan Ipin pada anak-anak di Kebon Ploso Pacitan? D. Tujuan dan Manfaat penelitian Adapun tujuan dari dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan cerita anak Upin dan Ipin ditinjau dari segi pendidikan. 2. Untuk memetakan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita anak Upin dan Ipin mempengaruhi akhlak anak-anak di Kebon Ploso Pacitan 3. Untuk menentukan dampak negatif dan positif dari cerita anak Upin dan Ipin pada anak-anak di Kebon Ploso Pacitan

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis Menambah khasanah keilmuan dan keislaman dalam dunia pendidikan tentang teori pengajaran diluar dunia formal dengan menggunakan sarana seni dan tekhnologi semabagi subjeknya. 2. Secara praktis a. Untuk instansi pendidikan dapat menjadi satu bahan maskan khususnya pemanfaatan media seni dan visual dalam mengembangkan pendidikan keislaman secara formal ataupun non formal. b. Untuk penulis, hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai sebuah sumber yang lebih konkrit apabila nantinya penulis terjun di bidang pendidikan. E. Kajian Pustaka Novi Romawati (Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta: 2007) dalam skripsinya yang berjudul Metode Bercerita Sebagai Penanaman Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di Taman Kanak- Kanak Bait Al-Falah Pondok Ranji yang menyimpulkan bahwa Pelaksanaan pendidikan agama Islam melalui metode bercerita di Taman Kanak-kanak Bait Al-Falah dengan cara menyajikan cerita-cerita bersifat umum yang bernuansa Islami membuat anak didik memperhatikan dan mendengarkan dengan tenang ketika guru menjelaskan pelajaran yang didukung oleh alat peraga dan media (TV, Radio, Tape, VCD cerita Islami) ditunjang oleh kreativitas guru yang menarik.

Penulis menggunakan metode dan objek yang berbeda dengan skripsi Novi Romawati. Yang membuat berbeda adalah penulis menelaah sebuah film anak dari negeri Melayu yang berjudul Upin dan Ipin. Di dalam menelaah film penulis menggunakan alat-alat sederhana dalam pengunpulan data seperti Video, dan Computer. Penulis menggunakan kedua alat tersebut karena dalam film merupakan sebuah tayangan visual sehingga tidak memerlukan sarana lain seperti penelitian dalam sebuah novel. Dalam sebuah novel diperlukan ketelitian lebih karena harus mmahami isi cerita dari alur, plot, tema, character dan lain-lain. Subjeknya pun berbeda, penulis mengambil subjek dari anakanak yang berusia 6-11 tahun dan study kasus di desa Kebon Ploso Pacitan. F. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah digunakan cara tertentu yang sesuai dengan pokok masalah yang akan dibahas. Di samping itu cara-cara tertentu dipilih agar penelitian dapat menghasilkan data-data yang positif dan valid. Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan metode penelitian adalah: 1. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan berupa penelitian lapangan dan menggunakan penelitia kualitatif yang mana memerlukan data kata-kata tertulis, peristiwa dan perilaku yang diamati. Kelebihan dari metode ini adalah mempunyai fleksibilitas tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah dalam penelitian (Alwasilah, 2003: 97).

2. Subyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini bukanlah pelaku seperti dalam kalimat melainkan sumber data, dan sumber data yang digunakan adalah suber data primer dan sumber data sekunder. Suber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber yang utama. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu anak-anak usia 6 11 tahun. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumbre data yang diperoleh dari data lain yang mendukung data primer seperti, dokumentasi, atau wawancara. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas seperti buku-buku pustaka tentang pendidikan keislaman untuk anak, cerita Upin-Ipin itu sendiri, atau data lain yang mendukung yang diambil dari internet. Sampel merupakan bagian dari populasi. Kata sample bisa dipadankan sebagai contoh atau wakil. Kalau mempunyai populasi yang sangat besar dan tidak mungkin ditetliti secara keseluruhan maka peneliti mengambil sample dari populasi tersebut. Cara mengambil sample tidak bisa sembarangan untuk menghindari subjektifitas, melainkan harus dengan secara acak atau random yang bisaa di sebut dengan random sampling (Jauhari, 2009: 42). 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Metode wawancara Wawancara adalah Tanya jawab peneliti dengan responden. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban sesuai dengan kebutuhan penelitian. Jawaban tersebut dapat dijadikan data untuk dianalisis dalam kerangka menjawab pertanyaan penelitian atau memecahkan masalah penelitian. Wawancara tersebut harus sesuai dengan pedoman wawancra yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan penelitian (Jauhari, 2009: 40). Wawancara dilakukan guna mengambil data tentang pengaruh nilai-nilai akhlak yang terjadi pada anak-anak karena pengaruh cerita Upin dan Ipin, juga wawancara terhadap orang tua mereka yang turut menyaksikan perkembangan anak dalam nilai-akhlaknya. b. Metode Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain. Dengan pengamatan langsung terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan dan sebagainya juga dapat memeperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tidak mau berkomunikasi secara verbal (Nazir, 1999: 212-213). Pengamatan langsung dilakukan untuk memeperoleh gambaran secara menyeluruh tentang perkembangan perilaku akhlak anak karena pengaruh cerita Upin dan Ipin.

c. Metode dukumentasi Metode dokumentasi merupakan sarana membantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman atau pernyataan tertulis pustaka tertentu. Penulis mempelajari dokumen-dokumen tersebut untuk mengenal lebih jauh tentang objek dan subjek lebih jauh (Sarwono, 2006: 225). Sumber document dalam penelitian ini adalah buku pustaka atau virtual yang berkaitan dengan ke Islaman anak ataupun tentang cerita Upin dan Ipin. 4. Metode Analisis Data Tekhnik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kualitatif yang mana tehnik analisis kualitatif adalah proses pengolahan data dengan cara mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, mengkategorikannya dan menguraikannya (Patton dalam Moleong, 2002: 103). Pertama mengumpulkan data serta mengelompokkan data dengan mengurutkan hasil data kemudian memilah data dan menyesuaikan dengan pola yang sudah disusun dan kemudian menguraikan serta menjelaskan guna mendapatkan hasil untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan Skripsi Sebuah skripsi akan lebih sistematis jika disusun dengan sistematika yang sesuai dengan kaidah yang baik, maka dalam skripsi ini penulis mencantumkan sistematika penulisan sekripsi sebagai berikut: BAB I pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika skripsi. Bab II, Film dan kajian tentang novel yang terdiri dari Film dan Kegunaan Media Pendidikan Islam. Bab III, Cerita anak Upin dan Ipin, nilai-nilai dan hasil observasi yang meliputi cerita anak dalam film Upin dan Ipin, nilai-nilai yang terkandung dalam film Upin dan Ipin, hasil observasi, dan dampak positif dan negatif dalam film Upin dan Ipin. Bab IV, Analisis data. Pembahasan yang meliputi tentang pengaruh cerita Upin dan Ipin pada nilai akhlak anak-anak di desa kebon Ploso Pacitan, Seberapa jauh nilai-nilai yang terkandung dalam cerita anak Upin dan Ipin mempengaruhi akhlak anak-anak di serta dampak negatif dan positif dari cerita anak Upin dan Ipin pada anak-anak BAB V penutup yang meliputi kesipulan dan saran, kat apenutup