HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.


ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KOMPLEKS PASAR 45 KOTA MANADO Fitriani Valentine Limpeleh*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-59 BULAN. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI PPA (PUSAT PENGEMBANGAN ANAK) ID-127 DI KELURAHAN RANOMUUT MANADO

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-59 BULAN. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KUNIR PUTIH 13 WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

STUDI TENTANG STATUS GIZI PADA RUMAHTANGGA MISKIN DAN TIDAK MISKIN NUTRITIONAL STATUS OF POOR AND NON-POOR HOUSEHOLDS

ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

Maria Kareri Hara. Abstract

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DAN JUMLAH ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA BULAN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN WASTING PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS 4 DAN 5 SD KATOLIK St. THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

POLA ASUH MAKAN PADA RUMAH TANGGA YANG TAHAN DAN TIDAK TAHAN PANGAN SERTA KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014 1 Risa K. F. Sahalessy 2 Nova H. Kapantow 2 Nelly Mayulu 1 Kandidat Skripisi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Staf Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: rsahalessy@yahoo.com Abstract: Nutritional transition is very important to reduce infectious disease prevalence and under nourishment. Whenever we have a balance food intake, our nutrition status will be good. This study aimed to obtain the relation between the energy intake and the nutrition status based on the anthropometric indices: W/A, H/A, W/H, and IMT/A. This was an analytical study with a cross sectional design, using the purposive sampling method. Total samples were 90 children aged under 3 years. Data were collected by using interview about food recall, body weight, and height. The results showed that 62 children (68.9%) had normal nutritional status by using index IMT/A; good nutrition with W/A in 66 children (73.3%); H/A normal in 41 children (45.6%); and W/H normal in 71 children (78.9%). The Spearman s rank test showed a coefficient value (r) equal to -0,245 and p 0.02 < α = 0.05. Conclusion: In most of the children aged under 3 years there was a significant relationship between energy intake and nutrition status (W/A). Keywords: energy intake, nutrition status Abstrak: Transisi gizi sangat penting untuk menurunkan prevalensi penyakit infeksi dan W/Akekurangan gizi. Status gizi dikatakan baik apabila asupan makanan seimbang. Asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit, sebaliknya, asupan makanan yang kurang dapat menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dengan status gizi berdasarkan indeks antropometri BB/U, TB/U, BB/TB, dan IMT/U. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan potong lintang. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 batita yang memenuhi kriteria sampel. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner food recall, timbangan berat badan, dan alat ukur tinggi badan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62 batita (68,9%) memiliki status gizi IMT/U nomal; 66 batita (73,3%) BB/U gizi baik; 41 batita (45,6%) TB/U normal; dan 71 batita (78,9%) BB/TB normal. Uji satistik Spearman s rank mendapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,245 dan nilai p 0,02 <α=0,05. Simpulan: Pada sebagian besar batita umur 1-3 tahun terdapat hubungan bermakna antara asupan energi dan status gizi (BB/U). Kata kunci: asupan energi, status gizi Status gizi adalah keadaan kesehatan akibat beli keluarga, lingkungan fisik dan sosial, interaksi anatara makanan dan faktor-faktor zat gizi dalam makanan, kebiasaan makan antara lain: keadaan gizi yang mencakup dan pemeliharaan kesehatan. 1 Beban ganda konsumsi makanan dan kesehatan, daya masalah gizi masalah gizi menciptakan 690

berbagai persoalan gizi di Indonesia. Kekurangan gizi pada anak dapat menyebabkan pertumbuhan fisik dan otak anak tidak optimal, anak menjadi kurus dan sangat pendek (stunting). Bila hal ini tidak segera diatasi dalam jangka panjang akan mengakibatkan hilangnya potensi generasi muda yang cerdas dan berkualitas (lost generation) sehingga anak menjadi tidak produktif dan tidak mampu bersaing di masa depan. 2 Penelitian oleh Mananoru tentang hubungan antara asupan energi dengan status gizi pada anak sekolah dasar di Bunaken menjelaskan bahwa status gizi dikatakan baik apabila asupan makanan seimbang, artinya banyak dan jenis makanan yang dimakan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh. Sebaliknya, dikatakan status gizi salah bila yang dimakan kurang dari yang dibutuhkan sehingga tubuh akan kurus dan sakit-sakitan. 3 Isdaryanti meneliti asupan protein, status gizi dan prestasi belajar anak sekolah di Arjowinangun Pacitan didapatkan hubungan bermakna antara asupan energi dengan prestasi belajar berdasarkan indeks BB/TB. 4 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu desain analitik dengan rancangan potong lintang. Populasi penelitian ialah 165 batita berumur 1-3 tahun di desa Mopusi. Sampel penelitian berjumlah 90 batita diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel bebas ialah asupan energi dan variabel terikat ialah status gizi. Penelitian ini menggunakan kuesioner, food recall 2 x 24 jam, food model, microtoise, dan timbangan berat badan digital. Setelah didapatkan data konsumsi makanan, dengan bantuan program nutrisurvey di dapatkan jumlah asupan energi. Analisis data menggunakan uji Spearman s rank. HASIL PENELITIAN Berdasarkan jenis kelamin, sampel laki-laki sebanyak 38 batita (42,2%) dan perempuan sebanyak 52 batita (57,8%). Berdasarkan umur, batita yang memiliki Sahalessy, Kapantow, Mayulu: Hubungan antara asupan... umur 12-19 bulan sebanyak 42 batita (46,7%) serta merupakan distribusi terbanyak. Berdasarkan anak ke berapa, batita yang merupakan anak ke-1 sebanyak 52 batita (57,8%) serta merupakan distribusi terbanyak. Berdasarkan jumlah keluarga yang tinggal di rumah bersama 3-4 orang sebanyak 57 batita (63,3%) serta Berdasarkan umur ibu, responden yang berumur 15-25 tahun sebanyak 64 ibu (71%) serta merupakan distribusi terbanyak. Berdasarkan pekerjaan ibu, responden yang memeiliki pekerjaan IRT sebanyak 78 ibu (86,7%) serta merupakan distribusi terbanyak. Berdasarkan latar belakang pendidikan ibu lulusan SD sebanyak 37 orang (41,1%) serta Berdasarkan penghasilan rata-rata responden yang tidak memiliki penghasilan sebanyak 76 orang (84,4%) serta merupakan distribusi terbanyak. Berdasarkan pekerjaan ayah, yang memiliki pekerjaan petani sebanyak 37 orang (41,1%) serta merupakan distribusi terbanyak. Berdasarkan latar belakang pendidikan ayah lulusan SMP sebanyak 39 orang (43,3%) serta merupakan distribusi terbanyak. Berdasarkan penghasilan ratarata ayah batita, yang memiliki penghasilan 1-3 juta sebanyak 41 orang (45,6%) serta Dari 90 sampel yang diteliti terdapat 87 batita yang memiiliki asupan energi kurang, 3 batita memiliki status gizi cukup. Gambaran Status Gizi Anak Batita Menurut IMT/U, BB/U, TB/U, BB/TB Berdasarkan hasil penelitian didapatkan status gizi indeks massa tubuh berdasarkan umur yang dikategorikan normal sebanyak 62 batita (68,9%) serta Berdasarkan status gizi berat badan menurut umur sebanyak 66 batita (73,3%) serta Berdasarkan status gizi tinggi badan menurut umur yang dikategorikan normal sebanyak 41 batita (45,6%) serta 691

Berdasarkan status gizi berat badan menurut tinggi badan yang dikategorikan normal sebanyak 71 batita (78,9%) serta Hubungan antara asupan energi dengan status gizi Berdasarkan uji statistik hubungan status gizi (IMT/U) dengan asupan energi didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,003 dan nilai p = 0,978 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan status gizi (IMT/U) dengan asupan energi pada batita umur 1-3 tahun di Desa Mopusi. Berdasarkan uji statistik hubungan status gizi (BB/U) dengan asupan energi di dapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,245 dan nilai p = 0,02 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan status gizi (BB/U) dengan asupan energi pada batita umur 1-3 tahun di Desa Mopusi. Berdasarkan hasil uji statistik hubungan status gizi (TB/U) dengan asupan energi di dapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,088 dan nilai p = 0,407 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan satus gizi (TB/U) dengan asupan energi pada batita umur 1-3 tahun di Desa Mopusi. Berdasarkan hasil uji statistik, hubungan status gizi (BB/TB) dengan asupan energi di dapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,017 dan nilai p = 0,875 <α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan status gizi (BB/TB) dengan asupan energi batita umur 1-3 tahun di Desa Mopusi. BAHASAN Berdasarkan hasil wawancara konsumsi makanan dengan menggunakan food recall 2 x 24 jam yang dilakukan pada ibu batita, di dapatkan 96,7% batita dengan gizi kurang, 3,3% batita dengan gizi cukup. Sampel yang termasuk kategori gizi kurang disebabkan karena jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi tidak sesuai kebutuhan. Penelitian oleh Chairunisa mendapatkan status gizi kurang di wilayah kerja puskesmas Bugangan sebesar 42,1%. Dibandingkan dengan RISKESDAS 2010 yang menunjukkan prevalensi gizi kurang sebesar 13%, maka anak 1-2 tahun dengan status gizi kurang di wilayah kerja puskesmas Bugangan tergolong tinggi. 5 Penelitian oleh Djola di Kecamatan Modayag Barat, menyatakan bahwa pendapatan orang tua tidak memengaruhi aspuan dan status gizi anak. 6 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwaningrum dan Wardani di wilayah kerja puskesma Sewon 1 Bantul, menyatakan bahwa pendidikan dan pendapatan responden berpengaruh terhadap asupan makanan (energi) balita. 7 Asupan energi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 96,7% batita dengan gizi kurang, 3,3% batita dengan gizi cukup. Pada usia batita diperlukan asupan energi yang cukup untuk pertumbuhan batita. Energi dapat timbul karena adanya pembakaran karbohidrat, lemak dan protein, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan yang cukup dengan mengkonsumsi makanan yan cukup dan seimbang. 8 Status Gizi Hasil penelitian status gizi berdasarkan IMT/U didapatkan batita dengan status gizi normal sebanyak 62 orang dan merupakan distribusi terbanyak, sedangkan batita dengan status gizi sangat kurus sebanyak 5 orang dan merupakan distribusi terendah. Hasil penelitian BB/U didapatkan batita dengan status gizi baik sebanyak 66 orangdan merupakan distribusi terbanyak, sedangkan batita dengan status gizi lebih sebanyak 1 orang dan merupakan distribusi terendah. Hasil penelitian berdasarkan TB/U didapatkan batita dengan status gizi normal sebanyak 41 orang dan merupakan distribusi terbanyak, sedangkan batita dengan tinggi sebanyak 3 orang dan merupakan distribusi terendah. Berdasarkan BB/TB didapatkan batita dengan status gizi normal sebanyak 71 692

orang dan merupakan distribusi terbanyak, sedangkan batita dengan status gizi sangat kurus sebanyak 1 orang dan merupakan distribusi terendah. Bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Amerika pada tahun 2007-2008 dari 3.281 anak-anak dan remaja yang berusia 2-19 tahun, 13,9% memiliki berat badan lebih, 19,6% berisiko berat badan lebih dan 34,1% normal. 9 Penelitian yang dilakukan oleh Mengistu et al. di Hidabu pada batita usia 6-59 bulan mendapatkan 12,9% batita jenis kelamin perempuan dan 17,9% batita dengan jenis kelamin laki-laki memiliki status gizi kurang (underweight). Batita dengan jenis kelamin laki-laki yang sangat pendek (stunting) 25,9% sedangkan pada batita perempuan 21,7%. Batita dengan jenis kelamin laki-laki yang pendek (wasting) 9,3%, sedangkan pada batita perempuan 7,6%. 10 Hubungan Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Hasil penelitian yang dilakukan pada batita umur 1-3 tahun di Desa Mopusi dianalisis dengan uji korelasi Spearman s rank dengan nilai signifikansi 0,05. Dari hasil analisis didapatkan hubungan bermakna antara asupan energi dengan status gizi. Hal ini dilihat dari penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U. Tidak terdapat hubungan bermakna antara asupan energi dengan status gizi batita berdasarkan indeks IMT/U, TB/U, dan BB/TB. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari berdasarkan asupan energi, distribusi status gizi dengan indikator TB/U diperoleh nilai p=0,027, p=α (0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara status gizi TB/U dengan asupan energi. 11 SIMPULAN Dari hasil penelitian di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk dapat disimpulkan bahwa sebagian besar batita umur 1-3 tahun memiliki asupan energi kurang dibawah nilai AKG tetapi berstatus gizi normal. Terdapat hubungan bermakna Sahalessy, Kapantow, Mayulu: Hubungan antara asupan... 693 antara asupan energi dengan status gizi (BB/U). SARAN 1. Mengaktifkn kembali sarana puskesmas di Desa Mopusi. 2. Mengadakan program pemantauan gizi untuk anak batita. 3. Perlu diadakan penyuluhan kepada orang tua tentang pola makan yang benar dan sehat. DAFTAR PUSTAKA 1. Supriasa IDN et al. Penilaian Status Gizi Indeks Antropometri. Jakarta: ECG, 2001. 2. Sulistyoningsih H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. 3. Mananoru W. Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado Sulawesi Utara [Karya Tulis Program Sarjana]. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 2013. 4. Isdaryanti C. Asupan Energi Protein, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Arjowinangun Pacitan [Karya Tulis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2007. 5. Nur Rarastiti C. Hubungan Karakteristik Ibu, Frekuensi Kehadiran Anak ke Posyandu, Asupan Energi Protein dengan Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro, 2013. 6. Djola R. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Pola Asuh dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Bongkudai Kecamatan Modayag Barat [Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi, 2011. 7. Purwaningrum S, Wardani Y. Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon 1, Bantul. [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan, 2012. 8. Danone Institut Nakita. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Kompas Gramedia. 2010.

9. Ogden CL, Carrol MD, Kit BK, Glegal KM. Prevalence of childhood and adult obesity in the United States, 2011-2012. JAMA. 2014;311(8):806-14. 10. Mengistu K, Alemu K, Destaw B. Prevalence of Malnutrition and Associated Factors Among Children Aged 6-59 months at Hidabu Abote District, North Shewa, Oronia Regional State. J Nutr Disorders Ther. Doi: 10.4172/2161-0509. T1-001. 11. Sulistya H. Hubungan Tingkat Asupan Energi dan Protein Dengan Kejadian Gizi Kurang Anak Usia 2-5 Tahun. [Skripsi]. Semarang: Program studi gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013. 694