BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber masalah produktivitas individu. Kepercayaan dalam hampir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai sistem tertutup (closed-system) tetapi organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan dituntut untuk terus meningkat. Salah satu langkah untuk. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan pilihan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. terbuka (openedsystem) yang harus dapat merespon dan. untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup (survive) dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Untuk memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut secara maksimal,

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB I PENDAHULUAN. seseorang pada waktu berusaha mempengaruhi aktivitas orang lain. Sebagai

BAB II KERANGKA TEORI. Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu. Efektif tidaknya suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan banyak aspek, sulit, berbahaya dan stressfull (Lutfiyah,

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

BAB III PEMBAHASAN. mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk sama-sama melakakukan aktivitasaktivitas

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal

BAB I PENDAHULUAN. yaitu PT. Indonensia Epson Industry, maka mulai tahun 2004, PT. Kiyokuni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Internal Audit State of the Profession 2013 survey yang digelar oleh PwC AS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan-perusahaan tumbuh dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula organisasi-organisasi baik yang bersifat sosial maupun formal di. akan mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya guna menemukan dan mengembangkan jati dirinya masing-masing. Untuk

dapat memuaskan baik bagi perusahaan maupun bagi individu itu sendiri. Kekhawatiran individu akan hasil yang ada akan sangat mempengaruhi performansi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian komunikasi, kepercayaan, hubungan dan keikutsertaan. condong untuk memperhatikan bagian bawah dari lingkaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi,

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Hardiyana dan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi yang pesat, persaiangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

Sumber : Abdul Mukhyi dan Organisasi.org. yudaharja.com

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan suatu perusahaan untuk berkembang sangat bergantung pada

Hubungan kepuasan..., Ferry Sugito, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi dan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dorongan dalam melakukan pekerjaanya, intensitas dan frekuensi dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hasil yang maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. dana pemerintah yang seharusnya untuk rakyat menjadi disalah gunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPEMIMPINAN EFEKTIF. Riza Aryanto @riza_ary. PPM School of Management

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fenomena yang terjadi saat ini menunjukan bahwa krisis kepercayaan menjadi sumber masalah produktivitas individu. Kepercayaan dalam hampir setiap lembaga masyarakat baik pemerintahan, media massa, bisnis, pemeliharaan kesehatan, agama, partai politik, dan sebagainya jauh lebih rendah dari pada satu generasi yang lalu, dan dalam banyak kasus mencapai titik terendah dalam sejarah. Di Amerika Serikat, misalnya suatu jajak pendapat Harris,(dalam Covey, 2005) menyingkapkan bahwa hanya 22% dari mereka yang mempercayai media masa, hanya 8% yang mempercayai partai partai politik, hanya 27% yang mempercayai pemerintah, dan hanya 12% yang mempercayai perusahaaan perusahaan besar. Segala macam hubungan yang dibangun tanpa adanya kepercayaan maka ada kecenderungan hubungan retak dan hancur karena adanya perasaan kecurigaan. Keadaan krisis kepercayaan menimbulkan berbagai dampak diantaranya dengan kepercayaan rendah tentu akan menimbulkan permasalahan tersendiri baik dalam segi kualitas, kuantitas ataupun produktivitas. Segalanya akan memiliki batasan batasan sehingga menjadi kendala dalam produktivitas individu berkarya, bekerja ataupun lainnya. Kepercayaan kepada organisasi akan terus menjadi topik yang senantiasa menarik dan juga penting, baik oleh ilmuan ataupun praktisi. Setiap organisasi perusahaan tentunya memiliki visi, misi dan target mencapai

produktivitas yang optimal. Pencapaian produktivitas bisa dicapai apabila ada kerjasama dan sinergi pada tiap bidang organisasi perusahaan. Karyawan dalam organisasi merupakan sekumpulan individu - individu yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Hubungan yang harmonis antar karyawan dengan perusahaan menjadi faktor kunci dalam pelaksanaan strategi tersebut. Hubungan kepercayaan dalam organisasi perlu ditekankan antara para karyawan karena ketidak percayaan karyawan akan menimbulkan beberapa konflik diantaranya, tertutupnya atau tidak transparan dalam menetapi jobdesk atau tanggung jawabnya dalam organisasi perusahaan. Sehingga bekerja sesuai dengan kehendaknya saja tanpa target tertentu. Menurut Boe,(2002) ada beberapa hal yang menyebabkan ketidakpercayaan dalam organisasi perusahaan yaitu, pemecatan, kerahasiaan, pengalaman masa lalu, kekerasan dalam tempat kerja, serangan, ancaman, dan gangguan. Penyebab - penyebab itulah yang menjadi kekhawatiran pada karyawan, karyawan merasa bekerja pada ujung tombak yang membahayakan. Pemecatan yang dilakukan secara tiba-tiba akan terekam menjadi pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, kerahasiaan dalam perusahaan bukan saja menjadi kecemburuan sosial namun akan membentuk paradigma karyawan yang merasa dibohongi dan dimanfaatkan oleh satu pihak. Belum lagi kekerasan, pelecehan bahkan pemerkosaan kerap terjadi dalam sebuah perusahaan. Kasus lainnya yang didapatkan karyawan adalah ancaman yang menimbulkan ketidak nyamanan. bukan motivasi yang didapat karyawan

melainkan ancamanlah yang sering dilimpahkan ke karyawan. Berbagai permasalahan dan fenomena yang mengancam karyawan dalam perusahaan menjadikan karyawan merasa terancam sehingga terdapat tembok besar yang membatasi kinerja dirinya dan membatasi kreativitasnya dalam bekerja. Saat karyawan tidak memiliki kepercayaan terhadap organisasi perusahaan maka karyawan tersebut tidak memiliki orientasi untuk berprestasi karena menganggap bahwa hal itu bukan suatu hal yang penting untuk dicapai. Ketidak percayaan karyawan menimbulkan terbatasnya karyawan untuk bereksplorasi dalam mengembangkan potensinya. Hingga pada akhirnya ketidak percayaan karyawan kepada organisasi dapat menimbulkan adanya keinginan atau perasaan untuk selalu pindah perusahaaan. Tak sedikit karyawan yang berpindah-pindah bagai kutu loncatan perusahaan dengan alasan tidak percaya kepada organisasi perusahaan. Menurut Covey,(2008) Ketika kepercayaan rendah, kecepatan menurun dan biaya meningkat, sebaliknya ketika kepercayaan tinggi, kecepatan meningkat dan biaya menurun. Begitulah alasan lainnya mengapa dalam suatu organisasi perusahaan membutuhkan kepercayaan yang tinggi antara karyawan dengan organisasi, ketika karyawan tidak memiliki kepercayaan terhadap organisasi perusahaan maka karyawan tidak memiliki tekat yang kuat untuk mencapai kinerja optimal hal semacam itu akan menjadi persoalan yang menyebabkan kerugian karena terdapat ketidak efektifan kinerja dan tentu saja berimbas pada besarnya biaya. Produksi yang dicapai tidak maksimal, karena perusahaan rugi waktu, tenaga dan biaya. Sehingga target dalam mencapai

tujuan tidak terpenuhi. Begitulah alasan lainnya mengapa kepercayaan karyawan kepada organisasi perusahaan sangat penting untuk dilakukan. Kepercayaan akan memfasilitasi adanya komunikasi yang baik. Tanpa adanya kepercayaan, lingkungan kerja akan penuh dengan konflik. Kepercayaan yang terbentuk diantara pemimpin dan karyawan akan berdampak kepada hubungan interpersonal yang efektif sehingga jalinan komunikasi dua arah dapat terkondisikan dengan baik. Dalam proses kepercayaan, komunikasi merupakan hal yang paling mendasar. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Shockley Zalabak, (dalam handoyo 2000) yang menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persespsi kepercayaan secara keseluruhan, diantaranya: (a) informasi yang akurat, (b) penjelasan untuk keputusan, dan (c) keterbukaan. Morgan dan Hunt, (1994) mengatakan bahwa Kepercayaan dipandang sebagai unsur sentral dalam menjalin hubungan yang sukses sedangkan komunikasi merupakan dasar bagi timbulnya kepercayaan. Kesuksesan organisasi dipengaruhi oleh adanya kepercayaan dengan adanya kepercayaan yang dibangun antara karyawan dan organisasi perusahaan tentunya akan menghilangkan rasa kecurigaan dan kesalahfahaman. Anderson dan Weitz, (1992) menyatakan pendapatnya bahwa kesalahpahaman tersebut dapat memicu timbulnya konflik yang berakibat pada menurunnya tingkat kepercayaan. Dengan adanya komunikasi yang baik, kesalahpahaman tersebut dapat diminimalisasi sehingga kepercayaan akan

dapat dijaga. Hasil penelitian Anderson,(1992) membuktikan bahwa komunikasi yang dijalin oleh suatu perusahaan akan meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan tersebut. Hasil penelitian yang sama juga dibuktikan oleh Morgan dan Hunt,(1994). Namun,bagaimana karyawan akan mempercayakan segala harapannya pada organisasi masih menjadi pertanyaan yang menarik untuk dijawab dan diteliti lebih mendalam. Kepercayaan merupakan kunci utama untuk mempertahankan hubungan jangka panjang antara karyawan dengan organisasi. Sementara Barney dan Hansen,(1994) berpendapat bahwa kepercayaan merupakan keyakinan mutual dari kedua pihak bahwa diantara keduanya tidak akan memanfaatkan kelemahan pihak lain. kepercayaan yang didukung dengan adanya timbal balik kedua belah pihak akan memberikan dukungan emosional dan rasa dihargai sehingga keduanya yakin tidak akan ada rasa kecurigan akan kelemahan yang dimanfaatkan. Kepercayaan merupakan variabel kunci dalam jaringan pertukaran antara perusahaan dengan mitra-mitranya (Morgant & Hunt,1994). Terdapat kerjasama antar mitra memerlukan sebuah kepercayaan. Moorman Zaltman & Deshpande, (2003) menjelaskan bahwa kepercayaan adalah fungsi dari dua hal yaitu karakter dan kompetensi. Karakter mencakup integritas, motif, niat terhadap orang lain. Kompetensi mencakup kemampuan, keterampilan, hasil hasil, catatan prestasi. Keduanya sama sama penting. Kepercayaan akan meningkatkan kinerja karyawan pada organisasi hingga mencapai prestasi kerja yang optimal.

Saat karyawan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap organisasinya mereka akan peduli terhadap masa depan dan keberhasilan perusahaan dan memahami peran mereka dalam organisasi serta berusaha melakukan yang terbaik dari peran mereka tersebut (Boe, 2002). Menurut Mangkunegara,(2005) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi yaitu Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi 2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill) dan yang kedua adalah Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Kondisi seperti inilah membentuk kelekatan dan kenyamanan di antara karyawannya. Permasalahan yang terjadi dalam suatu perusahaan tak luput dari kecurigaan kecurigaan organisasi kepada karyawan begitu juga sebaliknya karyawan tidak lepas dari rasa kekhawatiran kepada organisasi. Keadaan seperti ini menurunkan motivasi secara tidak langsung karena merasa tidak didapatnya kepercayaan dan memiliki ketakutan akan dimanfaatkan oleh pihak lainnya. Banyak hal yang menunjukkan kurangnya kepercayaan dalam organisasi seperti kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan oleh karyawan pada level atas, rendahnya informasi yang diberikan pada karyawan di level bawah, sedikitnya kebebasan yang dimiliki oleh karyawan, serta rendahnya motivasi dalam melakukan pekerjaan (Boe, 2002). Motivasi yang dimiliki oleh karyawan akan mempengaruhi kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi tentunya akan selalu berorientasi untuk

berprestasi dan mencapai prestasi kerja yang membanggakan dan memuaskan. Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel-variabel yang mempengaruhinya antara lain motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi perusahaan dapat diakomodasikan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi perusahaan. Gibson, (dalam Brahmasari 2004), mengemukakan bahwa kinerja organisasi tergantung dari kinerja individu atau dengan kata lain kinerja individu akan memberikan kontribusi. Jika seluruh karyawan memiliki motivasi yang cukup tinggi tentunya produktivitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan mencapai produktivitas yang maksimal hal itu menunjukan adanya kepercayaan. Menurut Simamora (dalam Mangkunegara 2005) Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kepemimpinan. Kepercayaan karyawan kepada organisasi perusahaan akan dipengaruhi oleh pemimpin dalam gaya kepemimpinan yang ditampilkan. Bagaimana tugas dari seorang pemimpin adalah mempengaruhi bawahan atau karyawannya untuk berkerja oprimal demi mencapai suatu tujuan organisasi perusahaan. Salah satu elemen yang bernilai penting dalam sistem manajemen perusahaan selain motivasi kerja kepada para karyawan adalah kepemimpinan (leadership). Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan secara berkelanjutan. Kepemimpinan menentukan proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus

sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Mintzberg,(dalam Luthans 2002) mengemukakan bahwa peran kepemimpinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi, motivator, penganalis, dan penguasaan pekerjaan. Dalam mensukseskan kepemimpinan dalam organisasi, pemimpin perlu memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada pegawainya (Mulyadi dan Rivai, 2009). Stoner dkk,(1995) memberikan definisi tentang gaya kepemimpinan yaitu berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Paul Hersey dan K. H Blanchard,(dalam Marcian 2008) menyebutkan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seseorang pada waktu tertentu dan berupaya mempengaruhi aktivitas orang lain. Menurut Lewin, (dalam Kartono,2008) mengemukakan gaya kepemimpinan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu gaya kepemimpinan Otokratis, Demokratis, dan gaya kepemimpinan Laissez faire Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kepercayaan (Trust) Karyawan Kepada Organisasi Perusahaan

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah Apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepercayaan karyawan kepada organisasi perusahaan PT.X? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepercayaan karyawan kepada organisasi perusahaan PT.X 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepercayaan kepada organisasi, sehingga digunakan oleh pihak yang membutuhkan, serta menambah ilmu pengetahuan bagi pengembangan ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Perusahaan, agar memberikan kepercayaan kepada karyawan melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan sehingga meningkatkan produktivitas karyawan

2. Bagi Karyawan, Penelitian ini diharapkan menginspirasi meningkatkan kinerja dengan mengurangi kecurigaan dan meningkatkan rasa kepercayaan terhadap integritas dalam suatu perusahaan.