BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.2 Resin Polyester

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI MASSA TEMPURUNG KELAPA PADA KOMPOSIT SERBUK UNTUK PEMBUATAN KAMPAS REM

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT SERABUT KELAPA, PLASTIK PET, SERBUK ALUMUNIUM PADA SIFAT FISIK DAN KOEFESIEN GESEK BAHAN KAMPAS REM GESEK

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT BAMBU, FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN KAMPAS REM DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI PENGIKAT

PENGARUH WAKTU TAHAN SINTERING (EKSOTERM) TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS NON ASBES DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya industri pembuatan produk dari logam. belakangan ini, sehingga berdampak besar menghasilkan limbah serbuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah. juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya kondisi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PEMANFAATAN CAMPURAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA-ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan

VARIASI UKURAN TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT EPOXY ALUMUNIUM-SERBUK TEMPURUNG KELAPA UNTUK KAMPAS REM

PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM

BAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM

PRAKATA. Pekanbaru, 26 November Tim Peneliti

Inovasi Penggunaan Serbuk Kayu Berpenguat Serbuk Kuningan Terhadap Sifat Mekanis Kampas Rem

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PEMANFAATAN SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN GESEK ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR. Dian Prasetyo, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

PENELETIAN PEMBUATAN REM KOMPOSIT KERETA API MENGGUNAKAN SERBUK PASIR BESI NON FERRO DAN SERAT KULIT KELAPA

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin. berkembang diberbagai bidang terutama dalam bidang otomotif,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Prosentase Serbuk Arang Batok Kelapa Bermatrik Polyester Pada Komposit Bahan Kampas Rem Sepeda Motor

PEMANFAATAN SERBUK BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KAMPAS REM NON-ASBESTOS SEPEDA MOTOR. Prisma Frendi Wardana, Yuyun Estriyanto, Suharno.

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM SERAT BAMBU SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF KAMPAS REM MOBIL

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR KERJA PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU SINTERING PADA PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM SERBUK BAMBU. Nur Efendi, Ranto, Yuyun Estriyanto ABSTRACT

Analisis Keausan Kampas Rem Non Asbes Berbahan Limbah Organik Kulit Tempurung Kemiri

VARIASI KOMPOSISI KUNINGAN PADA PEMBUATAN KAMPAS REM NON ASBES BERMATRIK RESIN VINYLESTER TIPE RIPOXY R-802

Pengembangan Bahan Kampas Rem Sepeda Motor dari Komposit Serat Bambu terhadap Ketahanan Aus Pada Kondisi Kering dan Basah

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM SERAT BONGGOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF KAMPAS REM MOBIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VARIASI KUNINGAN 2 GRAM, 4 GRAM, 6 GRAM PADA PEMBUATAN DAN KEKERASAN DENGAN PERBANDINGAN KAMPAS REM YAMAHAPART

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 6, maka

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: SYAIFUL ANWAR SANI D JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. motor mengembangkan kemampuan performa mesin dan teknologi. yang mendukungnya kian pesat. Saat ini perkembangan itu sangat

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Ukuran Serbuk Kuningan Dan Alumunium Pada Performa Kampas Rem Dengan Resin Serbuk Sebagai Pengikat

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

Pengaruh variasi komposisi arang kelapa dan kayu berpenguat serat ijuk terhadap sifat fisik dan mekanik komposit kampas rem

BAB II 2.1 Tinjauan Pustaka

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HOT PRESS PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 62-66

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

Karakterisasi Material Sprocket

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

Kata kunci : Kampas Rem, Limbah Kulit Mete, Phenolic Resin, Laju Keausan D.1

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

SIFAT MEKANIK KANVAS REM TROMOL SEPEDA MOTOR BERPENGUAT ABU TERBANG BATUBARA

KAJI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z

PEMANFAATAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA KOMPOSIT Al 2O 3-EPOXY

PENGARUH BESAR BUTIR ALUMINIUM TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1 Foto Makro dan Foto Mikro Foto Makro dan Mikro digunakan untuk mengetahui dan membedakan kerusakan yang terjadi pada spesimen dan digunakan juga untuk mengetahui distribusi dan ikatan antara masing-masing bahan penyusun yaitu antara tempurung kelapa, alumunium oxide dan resin. Foto makro dan mikro dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Hasil akhir dari Fraksi massa 12,5 %, 18,75%, 25 %, dan 31,25% dicari yang paling baik penampangnya dan tidak banyak memiliki cacat. Struktur permukaan spesimen uji pada fraksi massa 12,5 %, 18,75%, 25 %, dan 31,25% dengan skala 500 micrometer pada foto makro dan perbesaran 20 X dengan skala 50 micrometer pada foto mikro dapat dilihat pada gambar 4.1 sampai 4.5. voids Al 2 O 3 tempurung kelapa voids Magnification: 20x Gambar 4.1 Spesimen pada Fraksi Massa 12,5 % Al 2 O 3 tempurung kelapa Gambar 4.2 Spesimen pada Fraksi Massa 18,75 % 37

38 Al 2 O 3 tempurung kelapa Gambar 4.3 Spesimen pada Fraksi Massa 25 % Al 2 O 3 tempurung kelapa Gambar 4.4 Spesimen pada Fraksi Massa 31,25 % Gambar 4.5 Kampas Rem Indopart Dari hasil foto makro dan mikro didapatkan kelima foto yang menunjukan penampang struktur yang berbeda-beda. Dapat dilihat bahwa pada gambar 4.1 yang menunjukan fraksi massa 12,5 % dengan komposisi 10 gram tempurung kelapa, 20 gram Alumunium Oxide, dan 50 gram resin menujukan hasil yang

39 paling berbeda dengan spesimen yang lain. Pada fraksi massa 12,5 % dapat dilihat adanya banyak void atau lubang-lubang sehingga komposit menjadi tidak homogen, dikarenakan resin terlalu banyak dan pada fraksi massa 12,5 % ini pembuatanya juga sulit karena perbandingan antara serbuk dengan resin pengikatnya berbeda jauh, hal ini yang menyebabkan warna dari komposit berbeda dan memiliki kekerasan yang rendah. Dapat dilihat juga bahwa serbuk alumunium terlihat sangat banyak dan serbuk tempurung kelapa tidak terlihat banyak karena kandungan tempurung kelapa yang sedikit dan tidak terdistribusi secara merata. Fraksi massa 18,75% dapat dilihat pada gambar 4.2, dapat dilihat bahwa serbuk alumuniumnya semakin berkurang dan serbuk tempurung kelapa semakin banyak dari fraksi massa 12,5%, karena perbandingan antara ketiga campuran semakin baik sehingga distribusinya tempurung kelapa juga semakin baik. Pada fraksi massa 25% pada gambar 4.3 menunjukan hasil yang lebih baik dari fraksi massa 12,5% dan 18,75% hal ini karena resin dan tempurung kelapa memiliki campuran yang tepat sehingga alumina dan tempurung kelapa dapat dilihat cukup merata sehingga memiliki ikatan yang baik. Hasil yang paling baik ditunjukan pada gambar 4.4 dengan fraksi massa 31,25% karena campuran antara tempurung kelapa, alumunium, dan resin cukup seimbang. Sehingga menghasilkan serbuk tempurung kelapa yang terdistribusi secara merata dan memiliki ikatan yang baik. Hasil foto mikro kampas rem merk Indopart menunjukan bahwa campuran bahan penyusunnya merata dan saling mengikat. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengujian untuk mengetahui komposisi bahan kampas rem Indopart. Kampas rem merk Indopart ini hanya dijadikan sebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan dan keausannya saja. Sehingga hanya dilakukan pengujian kekerasan dan keausan pada kampas rem ini. Dari hasil foto makro dan mikro dapat disimpulkan bahwa semakin banyak fraksi massa komposit tempurung kelapa maka semakin baik struktur penampangnya hal ini tidak lepas juga dari campuran yang sesuai dari tempurung kelapa, resin, dan Alumunium oxide.

40 4.2 Hasil Uji Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan di D3 teknik mesin UGM dengan menggunakan metode uji vikers dengan pembebanan 1 Kg satuan pengukuran diagonal jejak indentor dalam mm. Pengujian dilakukan pada tanggal 3 dan 4 April 2017. Dari pengujian di D3 teknik Mesin UGM didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kekerasan NO Fraksi Posisi titik Massa (%) uji 1 12,5 Acak 2 18,75 Acak 3 25 Acak 4 31,25 Acak Kampas 5 rem Acak d 1 d 2 d rata-rata Kekerasan (mm) (mm) (mm) (VHN) 0,76 0,76 0,76 3,2 0,76 0,76 0,76 3,2 0,76 0,76 0,76 3,2 0,69 0,70 0,695 3,8 0,69 0,69 0,690 3,9 0,69 0,70 0,695 3,8 0,62 0,60 0,610 5,0 0,63 0,61 0,620 4,8 0,62 0,62 0,615 4,9 0,59 0,59 0,590 5,3 0,59 0,61 0,600 5,2 0,62 0,59 0,605 5,1 0,52 0,52 0,52 6,9 0,52 0,52 0,52 6,9 0,52 0,52 0,52 6,9 Dari hasil pengujian telah didapatkan harga kekerasan setiap masingmasing titik yang telah dilakukan pengujian pada posisi acak, jadi dapat dilakukan penekanan pada bagian yang dianggap tidak ada cacat. Setelah kekerasan masingmasing didapat di cari rata-rata kekerasan masing-masing spesimen uji. Kekerasan rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.2.

Kekerasan Vikers 41 Tabel 4.2 Nilai Kekerasan Rata-Rata NO Fraksi Massa Kekerasan Titik satu Kekerasan Titik dua Kekerasan Titik tiga Kekerasan Rata-rata 1 12,5 3,2 3,2 3,2 3,2 2 18,75 3,8 3,9 3,8 3,83 3 25 5,0 4,8 4,9 4,9 4 31,25 5,3 5,2 5,1 5,2 5 Kampas rem 6,9 6,9 6,9 6,9 Dari tabel 4.2 dapat dilihat kekerasan rata-rata masing-masing spesimen uji. Setelah kekerasan rata-rata diketahui selanjutnya membuat grafik kekerasan yang dilengkapi dengan standar deviasi yang dapat dilihat pada gambar 4.6. 8 7 6 5 4 3 2 1 0 12,5 18,75 25 31,25 Kampas rem Fraksi Massa (%) Gambar 4.6 Grafik Kekerasan Dengan Pembanding Kampas Rem Indopart Dari grafik dapat diketahui bahwa kekerasan yang paling rendah terjadi pada fraksi massa 12,5 % dengan komposisi 10 gram tempurung kelapa, 20 gram alumunium oxide, dan 50 gram resin. Kekerasan pada fraksi massa 12,5 %

42 memiliki kekerasan yang rendah karena sampel ini memiliki kandungan tempurung kelapa yang sedikit. Pada fraksi massa 18,25 % memiliki kekerasan yang semakin tinggi dari fraksi massa 12,5 % dan pada fraksi massa 25% kekerasanya juga semakin tinggi dari fraksi massa 12.5% dan 18,25% karena serbuk tempurung kelapa pada fraksi massa ini semakin banyak. Kekerasan yang paling tinggi terdapat pada fraksi massa 31,25 % dengan komposisi serbuk tempurung kelapa 15 gram, alumunium oxide 20 gram, dan resin sebesar 35 gram. Pada fraksi massa 31,25 % memiliki kekerasan paling tinggi karena kandungan serbuk tempurung kelapa pada komposisi ini memiliki kandungan yang paling tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tempurung kelapa sangat mempengaruhi kekerasan pada pembuatan komposit untuk kampas rem. Kekerasan tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian kekerasan menggunakan pengujian vikers yang didapatkan bahwa semakin rendah komposisi serbuk tempurung kelapa maka kekerasannya semakin rendah, sedangkan semakin besar fraksi massa serbuk tempurung kelapa maka semakin besar juga kekerasannya. Kekerasan kampas rem dengan perbandingan fraksi massa tempurung kelapa dan resin sebesar 12,5% : 62,5%, 18,75% : 56,25%, 25% : 50%, dan 31,25 : 43,75% serta alumunium oxide dibuat tetap masih didapat hasil yang cukup jauh dari kampas rem. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso, (2013) bahwa Santoso telah berhasil membuat kampas rem dengan bahan tempurung kelapa-alumunium yang sudah mendekati kampas rem dipasaran yaitu pada variasi fraksi 20% serbuk tempurung kelapa dan 40% alumunium dengan menghasilkan kekerasan brinel sebesar 16,8 kgf/mm 2, sedangkan kekerasan kampas rem dipasaran dengan menggunakan brinel sebesar 18,5 kgf/mm 2. Pengujian yang dilakukan Santoso memiliki nilai kekerasan yang lebih baik karena campurannya yaitu alumunium memiliki kandungan sebesar 40%. Karena kekerasan alumunium lebih rendah dari kekerasan alumunium oxide maka pengujian ini menggunakan kandungan serbuk alumunium oxide sebesar 25% namun dari kandungan ini hasil didapatkan bahwa komposit serbuk tempurung kelapa dan alumunium oxide masih belum menghasilkan nilai kekerasan yang sama dengan kekerasan kampas rem dipasaran.

43 Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Santoso bahwa semakin banyak serbuk tempurung kelapa maka kekerasanya semakin naik sedangkan berbeda dengan pengujian oleh kiswiranti dengan bahan tempurung kelapa dan MgO didapatkan bahwa kekerasan semakin menurung seiring dengan bertambahnya komposisi tempurung kelapa. Penelitian dengan penambahan alumunium oxide masih memiliki kemungkinan untuk mendekati kampas rem dipasaran jika fraksi massa tempurung kelapa dan fraksi massa alumunium ditambah. 4.3 Hasil pengujian Keausan Pengujian keausan dilakukan dengan menggunakan uji gesek. Pengujian ini dilakukan selama 10 jam dengan pembagian waktu 5 jam berhenti dan 5 jam berhenti suapaya dapat diketahui berat spesimen yang berkurang dan agar motor yang digunakan untuk pengujian tidak mengalami kerusakan. Luas permukaan spesimen yang dilakukan uji keausan yaitu sebesar 20 mm x 25 mm. Pengujian gesek ini digunakan untuk mengetahui laju keausan dengan mengetahui berat awal spesimen (w o ), berat akhir atau berat setelah dilakukan pengausan (w 1 ) dan waktu yang dibutuhakan selama pengujian (t). Setelah itu di cari laju keausan dengan menggunakan rumus : W = wo w1 t Dengan perhitungan melalui data-data yang didapat dari pengujian, didapatkan hasil : Perhitungan Keausan Nomor 1 Spesimen 1 Di ket = W o = 4,55 gram W 1 t = 4,53 gram = 10 Jam Di Tanya = W = Keausan...? Di Jawab = W = ( Wo W1)/ (t) W = (4,55 4,53)/ (10) W = 0,002 gram/ Jam

44 Dengan menggunakan rumus yang sama didapatkan hasil untuk seluruh pengujian pada 15 spesimen. Hasil pengujian untuk 15 spesimen dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Keausan NO Fraksi Massa 1 12,5 2 18,75 3 25 4 31,25 5 Kampas rem Wo W1 t Keausan (gram) (gram) (Jam) (gram/jam) 4,55 4,53 10 0,002 4,59 4,57 10 0,002 4,69 4,67 10 0,002 4,27 4,24 10 0,003 4,92 4,89 10 0,003 4,81 4,79 10 0,002 4,25 4,23 10 0,002 4,43 4,41 10 0,002 4,37 4,36 10 0,001 4,62 4,6 10 0,002 4,49 4,48 10 0,001 4,44 4,43 10 0,001 3,52 3,51 10 0,001 4,05 4,04 10 0,001 3,34 3,33 10 0,001 Dari hasil pengujian keausan seperti pada tabel 4.3 lalu di cari rata-rata keausan masing-masing spesimen uji. Kekerasan rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.4. NO Fraksi Massa Tabel 4.4 Nilai Keausan Rata-rata Keausan 1 (mg/jam) Keausan 2 (mg/jam) Keausan 3 (mg/jam) Keausan Ratarata (mg/jam) 1 12,5 2,00 2,00 2,00 2,00 2 18,75 3,00 3,00 2,00 2,67 3 25 2,00 2,00 1,00 1,67 4 31,25 2,00 1,00 1,00 1,33 5 Kampas rem 1,00 1,00 1,00 1,00

Nilai Keausan gram/jam 45 Dari tabel 4.4 dapat dilihat keausan rata-rata masing-masing spesimen uji. Setelah keausan rata-rata diketahui selanjutnya membuat grafik keausan yang dilengkapi dengan standar deviasi yang dapat dilihat pada gambar 4.7. 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 12,5 18,75 25 31,25 Kampas rem Fraksi Massa (%) Gambar 4.7 Grafik Keausan dengan Pembanding Kampas Rem Indopart. Dari grafik diketahui bahwa keausan paling rendah terjadi pada fraksi massa 31,25 % yang memiliki nilai keausan sebesar 1,33 mg/jam. Keausan pada fraksi massa ini rendah karena pada fraksi massa ini memiliki kandungan tempurung kelapa yang tinggi sehingga keausannya semakin rendah. Sedangkan nilai keausan tertinggi terjadi pada fraksi massa 18,75 % dengan nilai kekerasan sebesar 2,67 mg/jam, hal ini dikarenakan pada fraksi massa ini memiliki kandungan tempurung kelapa yang rendah serta campuran tempurung kelapa dan resin yang sesuai. Pada fraksi massa 12,5 % memiliki keausan yang lebih rendah dari fraksi massa 18,75 %, hal ini karena pada fraksi massa 12,5% memiliki kandungan resin yang sangat banyak di bandingkan dengan fraksi massa 18,75 % sehingga menyebabkan keausan pada fraksi massa 12,5% lebih rendah dari 18,75%. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar fraksi massa tempurung kelapa maka semakin rendah keausannya hal ini berbanding terbalik dengan nilai

46 kekerasan dimana pada kekerasan semakin banyak fraksi massa tempurung kelapa maka semakin tinggi nilai kekerasannya. Keausan komposit serbuk tempurung kelapa dalam pembuatan kampas rem dengan perbandingan fraksi massa tempurung kelapa dan resin sebesar 12,5% : 62,5%, 18,75% : 56,25%, 25% : 50%, dan 31,25 : 43,75% serta alumunium oxide didapatkan hasil yang mendekati dari kampas rem yaitu pada fraksi massa 31,25% serbuk tempurung kelapa dengan nilai keausan 1,33 mg/jam sedangkan keausan kampas rem yaitu 1,00 mg/jam. Santoso, (2013) juga telah berhasil membuat komposit untuk kampas rem yang memiliki hasil yang hampir sama dengan keausan kampas rem dipasaran yaitu pada fraksi 20% serbuk tempurung kelapa dan 40% alumunium dengan nilai keausan menggunakan ogoshi sebesar 0,087 x 10-7 dan keausan kampas rem dipasran sebesar 0,071 x 10-7. Penelitian oleh Santoso didapatkan kesimpulan akhir bahwa semakin besar komposisi serbuk tempurung kelapa maka semakin kecil juga keausannya hal ini sama dengan penelitian dari campuran serbuk kelapa dan alumunium oxide perbedaanya pada komposisi yang digunakan bahwa santoso tidak memvariasi pengikatnya namun memvariasikan penguatnya yaitu tempurung kelapa dan alumunium, sedangkan penelitian ini memvariasikan pengikatnya yaitu resin dan penguatnya yaitu serbuk tempurung kelapa sedangkan alumunium oxidenya dibuat tetap.