Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FUNDAMENTAL. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

Financial Performance (2)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

Analisa Laporan keuangan

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Manajemen Investasi SUTIA BUDI. STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

Transkripsi:

Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal Disampaikan oleh: Febriyanto, SE, MM. Pada Pelatihan Investasi di Pasar Modal Build an Intelligent Young Investor to Obtain A Bright Future Through Capital Market Training Metro, Sabtu, 18 Maret 2017. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO

INVESTASI Personal Financial Management. Invest? Risk Level (Safety) Return on Investment Liquidity Satisfaction

Investasi www.febriyanto79.wordpress.com

Alasan Investasi www.febriyanto79.wordpress.com

Alur Investasi www.febriyanto79.wordpress.com

PASAR MODAL Pendekatan analisis pada saham EFISIEN Kuat Analisis Fundamental Lap. Keuangan Semi Kuat Analisis Teknikal Grafik Lemah Random Walk Sentimen Pasar/Isu BEI : Lemah ke semi Kuat

Analisis Fundamental Definisi : Metode peramalan pergerakan instrumen finansial di waktu mendatang berdasarkan perekonomian, politik, lingkungan, dan faktor-faktor relevan lainnya serta statistik yang mempengaruhi permintaan dan penawaran instrumen finansial tersebut.

ANALISA FUNDAMENTAL Yaitu penelitian dalam bentuk fundamental/ basic dalam menentukan nilai sekuritas Menganalisa faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dan memprediksi perkembangan perusahaan dengan mempergunakan Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio Menekankan penilaian kepada faktor fundamental dari emiten, seperti kondisi keuangan, hasil operasi dan juga faktor ekonomi makro yang akan mempengaruhi secara signifikan prospek usaha emiten. 8

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 1. Aspek Makro Ekonomi 2. Aspek Industri 3. Aspek Perusahaan 9

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 1. Aspek Ekonomi Makro a. Tingkat Inflasi b. Tingkat Pengangguran c. Tingkat Suku Bunga d. Gross Domestic Product (GDP) e. Defisit Anggaran 10

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 1. Aspek Ekonomi Makro a. Tingkat Inflasi Yaitu peningkatan harga barang/jasa pada suatu periode tertentu, yang disebabkan oleh : Terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran Penurunan nilai rupiah terhadap mata uang asing, sehingga terjadi kenaikan biaya produksi yang mendorong kenaikan harga jual Terjadi pertumbuhan uang yang beredar yang melampaui kesediaan barang/jasa Jika suatu negara mengalami tingkat inflasi yang tinggi maka akan menurunkan pendapatan riil dari investasi 11

Tingkat Inflasi di Indonesia Februari 2016 Februari 2017 http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/default.aspx Bulan Tahun Tingkat Inflasi Februari 2017 3.83 % Januari 2017 3.49 % Desember 2016 3.02 % Nopember 2016 3.58 % Oktober 2016 3.31 % September 2016 3.07 % Agustus 2016 2.79 % Juli 2016 3.21 % Juni 2016 3.45 % Mei 2016 3.33 % April 2016 3.60 % Maret 2016 4.45 % Februari 2016 4.42 %

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 1. Aspek Ekonomi Makro b. Tingkat Pengangguran Merupakan salah satu indikator untuk melihat gambaran perekenomian suatu negara Dalam keadaan krisis ekonomi maka tingkat pengganguran meningkat, sebaliknya jika terjadipertumbuhan ekonomi maka akan terjadi full capacity dalam produksi barang/jasa sehingga banyak tanaga kerja yang terserap Tingkat pengangguran dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk berinvestasi disuatu negara apakah tersedia tenaga kerja yang cukup atau tidak Tingkat pengangguran secara tidak langsung berhubungan dengan daya beli 13

Tenaga Kerja Indonesia Sumber: BPS dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8 - Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8 - Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 1. Aspek Ekonomi Makro c. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan faktor negatif bagi Pasar Modal. Karena investor lebih cenderung menginvestasikan dananya di Bank dengan perhitungan akan memberikan return yang tinggi dan dengan risiko yang relatif rendah (riskless investment). Suku Bunga yang tinggi kurang menguntungkan bagi dunia usaha, karena akan menaikan harga pokok produksi dan harga jual. Akibatnya konsumen akan menunda pembelian yang pada akhirnya menurunkan penjualan /profit perusahaan15

Suku Bunga Bank Indonesia Sumber: http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-rr/data/contents/default.aspx Tanggal BI 7-Day 16 Maret 2017 4.75 % 16 Februari 2017 4.75 % 19 Januari 2017 4.75 % 15 Desember 2016 4.75 % 17 Nopember 2016 4.75 % 20 Oktober 2016 4.75 % 22 September 2016 5.00 % 19 Agustus 2016 5.25 % 21 Juli 2016 5.25 % 16 Juni 2016 5.25 % 19 Mei 2016 5.50 % 21 April 2016 5.50 %

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 1. Aspek Ekonomi Makro d. Gross Domestic Product (GDP) Yaitu jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasil kan oleh perusahaan domestik & asing pada suatu negara dalam periode tertentu Merupakan indiktor pertumbuhan ekonomi suatu negara Jika produksi barang/jasa meningkat, dapat diasumsikan bahwa suatu negara sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan ini dapat digunakan sebagai sinyal yang baik untuk berinvestasi di negara tersebut 17

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 1. Aspek Ekonomi Makro e. Defisit Anggaran Defisit anggaran didasarkan oleh Neraca Pembayaran suatu negara terhadap aktivitas ekonomi internasional, baik yang bersifat komersial maupun finansial Kemampuan suatu negara untuk membiayai anggaran belanjanya merupakan salah satu indikator perkembangan perkekonomian negara tersebut. Apabila untuk membiayai kebutuhan rutinnya saja sudah sulit, tentu dapat diduga kemampuannya dalam perdagangan internasional. Hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi investor untuk menginvestasikan dananya pada suatu negara baik dalam rangka Direct Foreign Invest- ment (DIF) maupun Undirect Foreign Investment 18

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 2. Aspek Industri Diperlukan untuk memilih industri yg memiliki prospek yang menguntungkan. Beberapa penelitian menyebutkan; a. Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda b. Tingkat return masing-masing industri berbeda disetiap tahunnya c. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup beragam d. Tingkat risiko industri juga beragam e. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu 19

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 2. Aspek Industri Daur hidup industri (dikaitkan dengan nilai penjualan): Thp Permulaan Pertumbuhan Kedewasaan Stabil Penurunan Persaingan dalam industri Michael Porter Five Forces of Competitive Internal Rivalry, New Entrants, Supplier, Consumers, dan Substitution. 20

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 2. Aspek Industri Penilaian ini sangat terkait dengan kinerja suatu perusahaan dalam kelompok industrinya. Contoh : Peristiwa WTC 1 September 2001 industri penerbangan dan asuransi di USA mengalami pukulan, karena banyak orang takut bepergian dengan pesawat dan asuransi harus membayar klaim atas hancurnya gedung WTC Krisis moneter hampir semua industri dalam negeri mengalami dampaknya dan yang paling parah adalah sektor keuangan dan perbankan. Sebaliknya perusahaan costumer goods dan sektor pertanian yang berorientasi ekspor justru meraih keuntungan 21

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL 3. Aspek Perusahaan Yaitu penilaian terhadap kinerja dan prospek suatu perusahaan, sehingga diketahui apakah layak untuk wadah berinvestasi atau tidak Salah satu alat untuk menilai kinerja dan prospek perusahaan adalah melalu Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan R/L Perusahaan yang telah listing di Bursa wajib menyampaikan dan memberikan Laporan Keuangannya kepada publik dan dipublikasikan melalui media cetak 22

www.febriyanto79.wordpress.com LOGO

Analisa Laporan Keuangan & Analisa Rasio Dari Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio akan diketahui tentang kondisi perusahaan sbb. : a. Tingkat Keuntungan (Profitabilitas) b. Posisi Hutang (Solvabilitas) c. Tingkat Likuiditas (Liquidity) d. Penilaian Rasio Sekuritas (saham dan Obligasi) 24

a. Tingkat Keuntungan (Profability Ratio) 1. Return on Asset (ROA) : EBT/Assets x 100 % = Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aset perusahaan dapat dapat diberdayakan untuk menghasilkan laba 2. Return on Equity (ROE) EAT/Equity x 100% = Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari modal sendiri (ekuitas) 3. Net Profit Margin (NPM) EAT / Sals x 100% = Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan 25 menghasilkan laba dari total penjualan

b. Posisi Hutang (Solvability Ratio) 1. Debt to Equity Ratio : Total Liability/Equity x 100 % = Rasio ini menunjukkan porsi sumber dana perusahaan apakah lebih banyak dari ekuitas (modal sendiri) atau dari pinjaman/hutang 2. Debt to Total Asset : Total Liability/Asset x 100 % = Rasio ini menunjukkan berapa besar Asset perusahaan yang telah dibiayai dari dana pinjaman/ hutang atau berapa besar hutang perusahaan dapat dijamin26dengan assetnya

c. Tingkat Likuiditas (Liquidity Ratio) 1. Curent Ratio : Current Asset/Current Liabilities x 100% = Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber dana jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini semakin baik 2. Quick Ratio : (Current Asset-Inventory) / Current Liabilies x 100% = Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber dana jangka pendek yang paling lancar (cash & equivalent). Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi tingkat likuiditas emiten. 27

d. Penilaian Rasio Sekuritas S a h a m : 1. Earning Per Share (EPS) : EPS : EAT/Total Share x Rp 1,- = Merupakan keuntungan (return) yang diperoleh investor per sahamnya 2. Price Earning Ratio (PER) PER : Share Price/EPS x 1 kali = Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampu- an emiten dalam menghasilkan laba, yang dihitung dalam satuan kali. Bagi investor semakin kecil rasio ini semakin baik, karena saham ydm termasuk murah 3. Net Asset Value/Book Value Ratio (BV) BV : Equity/Total Share x Rp 1,- = Menggambarkan perbandingan antara Total Modal (Ekuitas) terhadap jumlah saham yang beredar 28

4. Price to Book Value (PBV) PBV : Share Price /Book Value x 1 kali = Menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham emiten. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek emiten tersebut. 5. Dividend Payout Ratio (DPR) DPR : Dividend per share/eps x 100%= Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepeda investor dalam bentuk dividen 6. Dividend Yield (DY) DY : Dividend per share/share Price x 100% = Menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham. Semakin besar rasio ini semakin menarik bagi investor. 29

www.febriyanto79.wordpress.com LOGO