BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. oleh sebab itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. aktif mengembangkan potensi didalam dirinya.

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data... 77

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai

HASIL OBSERVASI IDENTIFIKASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN BUSANA DI SMK N 2 GODEAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang

MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN PAKAIAN DAN LENAN RUMAH TANGGA Oleh : As-as Setiawati

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan skill yang terarah. Bidang

ANALISIS KUALITAS HASIL PRAKTIK DESAIN SULAMAN BERWARNA PADA MATA KULIAH DESAIN HIASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

BAB II PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN

2015 PENGUASAAN HASIL BELAJAR MENYULAM PADA PEMBUATAN CINDERAMATA OLEH PESERTA DIDIK DI SMPN 3 LEMBANG

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

2016 PENERAPAN KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN (K3) KERJA PADA PELAKSANAAN PRAKTIK MEMBATIK DI SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

Standar Kompetensi Lulusan. Bordir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, kurikulum adalah alat yang sangat tepat

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Hal ini terlihat pada tuntunan dalam menjalankan profesi / pekerjaan,

EVALUASI PEMBELAJARAN PRAKTEK SENI KRIYA PAYET SARUNG BANTAL KURSI PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan salah satu jenis anak berkesulitan yang

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dan bahagia menurut konsep kehidupan mereka. memiliki potensi untuk menciptakan peserta didik yang cerdas, hendaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat. mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAGIAN X SEMOK A. Semok Inggris B. Semok Belanda

Kata kunci: Desa Sekaran, lenan rumah tangga, teknik patchwork quilting.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

BAGIAN VII TEKNIK MENGHIAS KAIN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI FASHION ORNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) PENGEMBANGAN TENUN SONGKET SEBAGAI PRODUK DESAIN INTERIOR. Tahun ke 1 dari Rencana 1 Tahun.

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

Jenjang Pendidikan. Kompetensi Utama Kompetensi Inti. Indikator Esensial. Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

Fashion And Fashion Education

M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENCIPTA PRODUK KERAJINAN PADA MATA KULIAH REKAYASA LIMBAH TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang dimilikinya. Manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MEMBORDIR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK (BUKU MOTIF) SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 2 SLEMAN

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK SULAM PITA DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN UDYANA WIGUNA SINGARAJA

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Bangsa yang ingin maju haruslah memajukan pendidikannya terlebih. kebutuhan dengan segala keterampilan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

Sektor Desain. Materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGHIAS ALAS MEJA DENGAN SULAMAN FANTASI MELALUI DEMONSTRASI, LATIHAN, KERJA KELOMPOK DI SMPN I KEC.PAYAKUMBUH EVIE LINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu untuk menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

KRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya bertujuan meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M

MENJAHIT LENAN RUMAH TANGGA. Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Embroidery adalah memberi hiasan pada kain yang telah ditenun dengan cara menusuk menggunakan jarum. Emboridery atau sulaman, merupakan suatu seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha (2011) bahwa seni sulam (Embroidery) adalah keluwesan dan kebebasan ruang gerak dan keandalan penyulam dapat diperoleh setelah melalui proses ketekunan dan ketelitian yang luar biasa. Hal ini membutuhkan bakat, kemauan, konsentrasi, kesabaran dan pengalaman.pengetahuan akan komposisi warna juga menentukan hasil karya sebuah seni sulam dengan memperhatikan warna-warna kain dan warna-warna benang. Dengan tersematnya sulaman pada kain, maka akan menambah keindahan dan kemewahan pada benda tersebut. Dari tangan tangan yang kreatif akan dihasilkan suatu bentuk karya yang memiliki nilai estetika yang tinggi dengan harga jual yang tinggi pula. Dalam usaha untuk memperoleh karya embroidery yang indah, maka diperlukan keahlian dan keterampilan yang dapat dilakukan dengan meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan, tanpa pendidikan manusia tidak akan dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia. Dalam usaha untuk menjawab kebutuhan bangsa akan pendidikan, maka pemerintah merancangkan pendidikan yang dikelompokkan dalam berbagai jenjang 1 pendidikan, diantaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan.

SMK Tata Busana merupakan pendidikan kejuruan yang memberikan keahlian dan keterampilan di bidang embroidery, salah satu materi pembelajaran embroidery adalah sulaman berwarna satu diantaranya yaitu sulaman fantasi. Pada sulaman fantasi siswa dituntut untuk dapat mengkreasikan antara penggunaan tusuk hias dengan perpaduan warna. Sulaman fantasi adalah sulaman yang motifnya diisi penuh dengan tusuk hias. Penggunaan tusuk hias pada sulaman fantasi harus lebih dari 2 jenis tusuk hias dan lebih dari 2 jenis warna benang. Oleh sebab itu dalam menciptkan sebuah karya sulaman fantasi maka sangat diperlukan keserasian, keseimbangan dan perpaduan warna yang memenuhi nilai estetika. Berdasarkan data dokumentasi hasil belajar Embroidery pada siswa lulusan SMK Pemda Lubuk Pakam dari Tahun 2009 sampai tahun 2011 diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai A sebanyak 8,92%, nilai B sebanyak 35,71%, nilai C sebanyak 41,07%, nilai D sebanyak 14,28%. Sehingga diketahui bahwa hasil belajar siswa masih kurang memuaskan karena 55,35 % siswa masih harus memperbaiki/remedial nilai tersebut. Data terinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Nilai A (90-100) Tabel 1. Daftar Hasil Belajar Menyulam Nilai B (75-89) Nilai C (60-74) Nilai D (0-59) Jumlah % Lulusan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % 2009 3 8.33% 15 41.67% 13 36.11 % 5 13.88% 36 100 2010 5 13.15% 12 31.57% 15 39.47% 6 15.78% 38 100 2011 5 13.15% 13 34.21% 16 42.10% 4 10.52% 38 100 13 11.60% 40 35.71% 44 39.28% 15 13.39% 112

Sumber : Guru bidang Study Embroidery SMK Pemda Lubuk Pakam Lebih lanjut hasil observasi yang diperoleh berdasarkan data siswa lulusan tahun 2009 sampai 2011 SMK Pemda Lubuk Pakam yang bekerja di bidang embroidery adalah sebagai berikut : No Tahun Lulusan Jumlah Lulusan Bekerja di bidang embroidery 1 Tahun 2009 35 orang 5 orang (14,28%) 2 Tahun 2010 38 orang 7 orang (18,42%) 3 Tahun 2011 35 orang 8 orang (22,82%) Sumber : Data Lulusan SMK Pemda Lubuk Pakam Berdasarkan data di atas diketahui bahwa prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori kurang. Pengetahuan ini merupakan hasil yang diperoleh melalui proses belajar yaitu pengetahuan yang dimiliki siswa tentang embroidery. Pengetahuan merupakan cara sebagai hasil yang nyata diperoleh melalui belajar, baik secara insidensial maupun secara terencana yang mempengaruhi individu dan sekitarnya. Pengetahuan tentang embroidery adalah segala sesuatu yang diketahui secara teori mengenai pengertian sulaman, ciri-ciri sulaman, pemilihan bahan utama, motif hiasan, tusuk hias, benang dan alat serta teknik pembuatan sulaman. Pengetahuan merupakan bentuk pelatihan atau ilmu yang diberikan pada seseorang sebelum melakukan tugas-tugas dengan maksud agar lebih cepat mengerti atau mempelajari dan membiasakan diri mengatasi suatu persoalan, permasalahan dalam bidang pengetahuan emboridery.

Berdasarkan uraian di atas maka sebelum menerapkan hiasan pada kain, maka diperlukan pengetahuan tentang teknik sulaman, motif, tusuk hias,bahan benang dan alat. Pengetahuan tentang embroidery pada siswa digunakan untuk mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Siswa yang memiliki pengetahuan yang tinggi pada kompetensi Emboridery, diharapkan dapat menerapkan hiasan pada lenan rumah tangga. Rendahnya hasil belajar embroidery tentunya akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam membuat hiasan pada kain. Menghias adalah seni untuk membuat suatu bahan menjadi lebih indah dengan memberi motif- motif hiasan yang serasi. Hiasan berfungsi untuk menambah indahnya benda karena itupenempatan ragam hias di tempat yang menjadi pusat perhatian. Hiasan yang diterapkanpada kain dapat memberi keindahan pada kain, menarik perhatian, meningkatkan kualitas atau mutu kain, meningkatkan nilai jual dan menambah penghasilan bagi produsen (http://www.scribd.com).lenan rumah tangga adalah barang atau bahan berupa kain yangdigunakan untuk keperluan rumah tangga, antara lain adalah taplak meja, tutup dispenser, waslap, seprai, handuk, sarung bantal kursi dan lain sebagainya. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa adalah kompetensi Membuat Hiasan pada kain, diantaranya adalah lenan rumah tangga. Siswa diharapkan untuk menguasai berbagai bentuk hiasan, memahami prinsip desain hiasan, memahami hiasan yang disesuaikan dengan bahan dan teknik hiasannya.penempatan ragam hias pada benda harus memperhatikan bentuk dan

fungsibenda. Ragam hias dapat diletakkan di tengah, di tepikanan dan kiri atau di sudut. Dengan demikian, maka untuk dapat menerapkan hiasan pada lenan rumah tangga, maka siswa terlebih dahulu harus memiliki hasil belajar Embroidery yang memuaskan. Berdasarkan wawancara singkat dan observasi awal yang dilakukan penulis pada tanggal 20 januari 2012 kepada guru kompetensi Membuat Hiasan pada busana SMK Pemda Lubuk Pakam diketahui bahwa dari 20 orang siswa memiliki kekurangan dalam hal sebagai berikut : No Indikator Kemampuan Siswa (%) 1 Perpaduan warna hiasan 40% (8 orang) 2 Memadukan warna desain hiasan dengan 50% (10 orang) warna busana 3 Kreasi Hiasan 40% (8 orang) 4 Kesesuaian letak hiasan 55% (11 orang) 5 Pengetahuan tentang bentuk hiasan 30% (6 orang) Menurut Pudji (2007) bahwa sebelum menerapkan hiasan pada kain, sebaiknya perlu dipertimbangkan tempat meletakkan hiasan dan memutuskan bentuk rancangan hiasan dan menentukan besarnya pola hiasan yang akan dibuat, selain itu perlu diamati bentuk kain yang akan diberi hiasan. Dengan demikian maka hiasan yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan indah. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mempelajari dan mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian dengan judul : Hubungan Pengetahuan Embroidery Dengan Kemampuan Membuat

Hiasan pada Lenan Rumah Tangga Siswa SMK Pemda Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Pengetahuan Embroidery pada Siswa SMK Pemda Lubuk Pakam? 2. Bagaimanakah Pengetahuan Embroidery pada Siswa SMK Pemda Lubuk Pakam? 3. Apakah sarana prasarana yang tersedia disekolah dapat mempengaruhi pembelajaran membuat hiasan pada lenan rumah tangga pada siswa kelas XI SMK Pemda Lubuk Pakam? 4. Apakah kreativitas siswa dapat mempengaruhi penerapan hiasan lenan rumah tangga pada Siswa SMK Pemda Lubuk Pakam? 5. Apakah sulaman fantasi yang diterapkan pada lenan rumah tangga dapat dilakukan secara inovatif? 6. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menerapkan hiasan yang sesuai pada lenan rumah tangga? 7. Bagaimanakah penerapan hiasan dari segi keserasian warna bahan dengan benang terhadap model lenan rumah tangga pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam?

8. Apakah terdapat Hubungan Pengetahuan Embroidery Dengan Kemampuan membuat hiasan lenan rumah tangga Pada Siswa SMK Pemda Lubuk Pakam? C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan mempertegas sasaran yang hendak diteliti, maka dalam penelitian ini dibatasi pada : 1. Pengetahuan Embroidery yaitu berbagai jenis sulaman dan teknik menyulam, motif hiasan, letak hiasan serta warna benang. 2. Emboidery yang diterapkan adalah sulaman tangan yang menggunakan jarum tangan 3. Menerapkan hiasan lenan rumah tangga pada penelitian ini dibatasi pada sarung bantal kursi yang berukuran 40 x 40 cm. 4. Sulaman diterapkan pada sarung bantal kursi dengan menggunakan teknik sulaman fantasi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pengetahuan Embroidery pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam? 2. Bagaimana Kemampuan membuat Hiasan pada Lenan Rumah Tangga pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Embroidery Dengan Kemampuan membuat Hiasan pada Lenan Rumah Tangga pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam? E. Tujuan Penelitian Setiap usaha yang dilakukan berhasil guna apabila terlebih dahulu ada tujuan. Demikian pula dengan penelitian ini harus mempunyai tujuan tertentu agar dapat memberikan gambaran secepatnya sesuai dengan data-data penelitian yang dilaksanakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Pengetahuan Embroidery pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam. 2. Untuk mengetahui Kemampuan membuat Hiasan pada Lenan Rumah Tangga pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Embroidery Dengan Kemampuan membuat Hiasan pada Lenan Rumah Tangga pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam. F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas diharapkan hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi siswa bahwa pentingnya meningkatkan pengetahuan Embroidery sehingga dapat menerapkan hiasan pada lenan rumah tangga dengan baik.

2. Sebagai masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan hiasan pada lenan rumah tangga. 3. Sebagai bahan masukan yang relevan untuk penelitian di kemudian hari. 4. Sebagai bahan masukan yang positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.