LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) PENGEMBANGAN TENUN SONGKET SEBAGAI PRODUK DESAIN INTERIOR. Tahun ke 1 dari Rencana 1 Tahun.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) PENGEMBANGAN TENUN SONGKET SEBAGAI PRODUK DESAIN INTERIOR. Tahun ke 1 dari Rencana 1 Tahun."

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) PENGEMBANGAN TENUN SONGKET SEBAGAI PRODUK DESAIN INTERIOR Tahun ke 1 dari Rencana 1 Tahun Oleh: Siti Zulfa Yuzni, ST, M.Si NIDN: , Ketua Tim Pengusul Evalina Z, ST, MURP NIDN: Anggota Tim Pengusul Dibiaya Oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Kontrak Pengabdian Masyarakat Nomor : 014/SP2H/PPM/DRPM/IV/2017 tanggal 3 April 2017 UNIVERSITAS SYIAH KUALA OKTOBER 2017

2

3 RINGKASAN Propinsi Aceh banyak memiliki kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi, salah satunya adalah tenun songket. Kerajinan tenun songket merupakan warisan leluhur yang bernilai seni tinggi dan berkembang secara turun temurun. Berbagai ragam hias atau motif songket dengan komposisi warna dan pemilihan bahan yang bermaterikan benang sutera dan benang katun sangat mempengaruhi keindahan hasil akhir dari produk tenun songket tersebut. Dahulu pengrajin tenun songket banyak terdapat di Gampong Siem Kabupaten Aceh Besar. Saat ini kerajinan tersebut mengalami kemunduran jumlah produksi karena mahalnya bahan dasar dan lamanya waktu pekerjaannya. Akibatnya harga jual produk kain tenun songket semakin tinggi sedangkan minat masyarakat semakin menurun. Hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya pengrajin tenun songket, yang akhirnya membuat semakin lesunya dan berkurang produksi. Berdasarkan permasalahan tersebut dan untuk membangkitkan semangat para pengrajin perlu adanya pengembangan desain atau inovasi baru dari tenun songket menjadi produk baru, yaitu dalam bentuk produk terapan. Pengembangan desain dilakukan dengan mengkombinasikan hasil produk tenun songket dengan bordir dan rajut sehingga menghasilkan produk desain interior, seperti taplak meja, sarung bantal kursi, penutup galon air, hiasan dinding dan lain sebagainya. Dengan keterbatasan pengetahuan tentang pengembangan desain tenun songket menjadi produk desain interior, maka pengabdi melakukan pendekatan dalam bentuk penyuluhan, pengarahan dan bimbingan kepada para pengrajin. Metode ini dilakukan secara bertahap dalam bentuk pembinaan langsung kepada pengrajin tenun songket yang selanjutnya mengkolaborasikan kepada pengrajin bordir dan rajut. Dari hasil perpaduan tenun songket dengan bordir serta rajut menghasilkan produk interior yang inovatif dan bernilai seni tinggi. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Gampong Siem Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar untuk tenun dan rajut dan untuk bordir dilakukan di Gampong Lamteh Kota Banda Aceh. Pada kegiatan ini pengabdi dapat berperan langsung membantu pengrajin dan saling bekerjasama mengembangkan ide-ide kreatif. Kegiatan dilakukan secara bertahap, yaitu pengenalan desain dalam bentuk penyuluhan dan aplikasi desain dalam bentuk pembimbingan langsung. Kata kunci: pengrajin, produk desain, ide kreatif

4 PRAKATA Puji syukur tim pengabdi panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-nya, tim pengabdi dapat menyelesaikan kegiatan pengabdian dan nenyelesaikan laporan akhir ini. Shalawat dan salam disampaikan ke junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan. Tim pengabdian mengucapkan terima kasih kepada mitra yang telah membantu dan bekerjasama dalam mewujudkan pengabdian kepada masyarakat berupa pengembangan tenun songket sebagai produk desain interior. Terima kasih juga tim pengabdi ucapakan kepada pihak lain yang turut membantu kegiatan ini hingga laporan akhir ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Akhir kata, tim pengabdi bersedia menerima kritik dan saran yang dapat membangun sehingga tim pengabdi dapat berkarya dengan lebih baik lagi. Selain itu tim pengabdi meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam laporan ini. Semoga laporan akhir ini bermanfaat dan pengabdi dapat mengembangkan desain lainnya. Terima kasih. Banda Aceh, 26 Oktober 2017 Tim Pengabdi

5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i RINGKASAN... ii PRAKATA.... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN Analisa Situasi Permasalahan Mitra Solusi yang Ditawarkan... 4 II. TARGET DAN LUARAN... 6 III. METODE PELAKSANAAN... 7 IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI... 9 V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Tenun Kegiatan Rajut Kegiatan Bordir Pengembangan Desain Tenun Songket sebagai Produk Desain Interior VI. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

6 DAFTAR TABEL Halaman 1. Hasil-Hasil yang Telah Dilaksanakan LPPM dan Penelitian Relevan Kualifikasi Tim Pelaksana Deskripsi Tugas Tim Pengusul v

7 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Motif dan Beberapa Karya Tenun Songket Contoh Aplikasi Bordir Persiapan Sosialisasi dan Pembagian Tugas Alat Tenun dan Jalinan Benang Lungsin Teupeun Alat untuk Memasang Benang Berbagai Contoh Motif Songket Aceh Suasana Diskusi antara Pengabdi, Tenaga Ahli dan Pengrajin Suasana Pelatihan dan Pengarahan Seni Rajut Hasil Seni Rajut dan Proses Kombinasi dengan Songket Diskusi Hasil Perpaduan Songket dan Rajut Diskusi dengan Pengrajin di Gampong Lamteh Diskusi Bentuk dan Warna Diskusi Pemilihan Motif dan Modifikasinya Kegiatan Membordir Proses Kegiatan Pengabdian di Gampong Lamteh, Kota Banda Aceh Hasil Produk Songket dan Bordir di Gampong Lamteh, Kota Banda Aceh Kegiatan Pelatihan dan Workshop di Gampong Lamteh, Kota Banda Aceh Hasil Produk Mitra Pengabdi di Gampong Siem, Aceh Besar Kegiatan Sosialisasi dan Workshop di Gampong Siem, Aceh Besar Tahap Presentasi Hasil Pengabdian Monitoring Reviewer di Lapangan Bersama Pengabdi dan Mitra Pameran Unsyiah Inovation Expo vi

8 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Instrumen Pelaksanaan Biodata Ketua Biodata Anggota Peta Lokasi Wilayah Pengabdian Draft Artikel Ilmiah Publikasi, Poster dan sertifikat Foto Kegiatan vii

9 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Tenun songket merupakan sebuah karya yang memiliki citarasa yang tinggi yang dalam pengerjaannya harus dilakukan secara cermat. Rumitnya cara pembuatan kain songket membuatnya lama baru bisa menghasilkan kain songket yang baik (Marianti dan Istiharini, 2013). Dikatakan songket karena dihubungkan dengan proses menyungkit atau menjungkit benang lungsi dalam membuat pola hias, (Kartiwa, 1989). Tenun songket merupakan kerajinan warisan leluhur masyarakat Aceh yang bernilai seni tinggi yang telah dikenal secara luas. Kerajinan ini telah berkembang secara turun temurun di Gampong Siem Kabupaten Aceh Besar. Keindahan dari ragam hias atau motif tenun songket Gampong Siem merupakan salah satu keunggulan dari tenun songket, yaitu pada paduan warna, motif songket dan bahannya. Pilihan bahan songket dengan bermaterikan benang sutera ataupun benang katun juga mempengaruhi keindahan hasil akhir dari produk tenun songket. Gampong Siem merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kemukiman Siem tepatnya terletak di Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Untuk mencapai Gampong Siem ini kita dapat menempuh perjalanan selama 45 menit dari pusat Kota Banda Aceh. Luas Gampong Siem 25,71 Ha yang terbagi atas empat Dusun, dengan jumlah penduduk sebanyak 692 jiwa (data Gampong Siem, tahun 2014). Pada umumnya pekerjaan penduduk adalah sebagai petani, pedagang, wiraswasta, pengrajin, PNS, tukang dan lainnya. Pencari nafkah utama di Gampong Siem adalah laki-laki dengan persentase perbadingan pencari nafkah laki-laki dan wanita adalah 72,68% dan 27,32% (data Gampong Siem, tahun 2011). Gampong Siem mempunyai suatu kawasan yang merupakan suatu pusat penghasil songket tenun di propinsi Aceh dan merupakan suatu daerah usaha pengembangan Tenun songket. Kerajinan ini sudah dimiliki warga setempat dari warisan pendahulunya yang dikembangkan secara turun temurun. Keindahan produk 1

10 tenun dari Gampong Siem sudah dikenal khalayak luas hingga ke manca negara. Wisatawan asing maupun lokal sering mendatangi Gampong Siem untuk membeli dan memesan produk tersebut. Namun, semenjak wilayah Gampong sebagai salah satu basis gerakan separatis GAM dan diberlakukannya DOM oleh pihak pemerintah pusat menyebabkan usaha Tenun songket mengalami penurunan, baik dari segi kualitas maupun pembelinya. Selain itu, bahan baku sutera semakin mahal yang didatangkan dari Jakarta atau Pelembang yang secara ekonomis sangat tidak menguntungkan bagi para pengrajin. Menurut Adiputra et all, 2014, kebanyakan pengrajin melakukan usahanya secara sendiri-sendiri dengan berkelompok dengan ibu-ibu rumah tangga lainnya sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu menambah pendapatan keluarga. Manajemen yang dilakukan adalah manajemen usaha rumah tangga secara sederhana dengan satu orang sebagai koordinator. Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh tim pengabdi di Gampong Siem terlihat bahwa antusiasme masyarakat terhadap pengembangan Tenun songket masih tinggi. Hal ini membuat pengabdi berkeyakinan kuat dalam mengembangkan tenun songket sebagai ciri khas Gampong tersebut. Disini pengabdi bekerjasama dengan pengrajin sebagai mitra 1, yaitu Ibu Dahlia dan anggota. Berikut ini adalah beberapa contoh kain tenun songket yang dihasilkan oleh para pengrajin yang berada di Gampong Siem, (Gambar 1). Hasil produksi tenun songket tersebut memiliki kualitas dan motif corak yang sangat baik dan dapat dikembangkan lebih luas sebagai produk desain Interior Rumah Tinggal atau Perkantoran. Gambar 1. Motif dan Beberapa Karya Tenun Songket Sumber : Koleksi Pribadi 2

11 Untuk meningkatkan desain produk, maka dilakukan kolaborasi dengan kerajinan bordir dan rajut. Pengabdi bekerjasama dengan pengrajin bordir dari Gampong Lamteh. Sama halnya seperti pengrajin tenun, kerajinan bordir juga mengalami kemunduran dan sudah mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi karena kurangnya generasi muda menyukai kerajinan ini dan kurangnya pembinaan yang berdampak pada berkurangnya jumlah pengrajin. Untuk itu pengabdi bersama mitra berusaha memotivasi pengrajin dengan pengembangan desain untuk menggali ide-ide kreatif. Pengabdi optimis dengan kegiatan ini karena pada dasarnya pengrajin mempunyai motivasi yang kuat untuk berwirausaha, khususnya di kalangan Ibu-ibu rumah tangga. Gambar 2. Gambar 2. Contoh Aplikasi Bordir Kelemahan dalam menghasilkan produk bordir yang berkualitas dengan hasil yang beragam agak sulit terpenuhi akibat kurangnya SDM yang berbanding terbalik dengan permintaan pasar yang cukup banyak sehingga sangat sulit bagi mereka untuk mencoba mengikuti pelatihan maupun workshop pengembangan diri. 1.2 Permasalahan Mitra Dari analisis situasi, permasalahan mitra yang menjadi latar belakang usulan pengabdian masyarakat ini adalah: a. Untuk Kelompok Pengrajin Tenun Songket Aceh : 1. Pengunaan material utama pembuatan tenun masih mengandalkan dari luar Aceh, khusunya dari Palembang dan Jakarta. 3

12 2. Teknik pencampuran warna masih menggunakan pola yang sederhana dan cenderung monoton. 3. Proses pembuatan masih membutuhkan waktu yang lama, sekitar sebulan lebih untuk satu jenis kain tenun. Harga jual tidak sebanding dengan proses kerja sehingga menyusutkan keinginan para pengrajin untuk tetap berkarya 4. Produk yang dikerjakan masih terbatas pada kain sarung dan selendang, sehingga permintaan pasar akan produksi tenun relatif tidak begitu pesat. b. Untuk Kelompok Pengrajin Bordir dan Rajut : 1. Kurangnya tenaga terampil dalam mewujudkan hasil kerajinan sehingga pengembangan kreativitas dikalangan pengrajin relatif sulit terpenuhi 2. Teknik komposisi warna dan motif masih menggunakan pola yang sederhana dan cenderung monoton. 3. Aplikasi produk hanya sebatas untuk fashion saja sehingga harga jual sudah bisa ditebak dengan standar harga pasar. 4. Produk yang dikerjakan tidak menjangkau wilayah kreatifitas yang lain 1.3 Solusi yang Ditawarkan Sejak dahulu Gampong Siem dikenal sebagai kampung penghasil kain tenun songket. Produk yang dihasilkan berupa kain dan selendang. Pada umumnya selendang yang dihasilkan jarang digunakan oleh pemakai. Dengan usaha memadukan kerajinan tenun songket dengan kerajinan bordir akan menghasilkan hasil produksi yang lebih menarik dan bernilai seni tinggi sehingga menjadi lebih menarik, yang akhirnya akan berdampak pada bertumbuhnya keinginan pengrajin untuk tetap mempertahankan keahlian yang dimiliki. Dari hal inilah peran dari Unsyiah sebagai salah satu perguruan tinggi di Aceh untuk membantu memberikan solusi kepada mitra tersebut. Adapun solusi yang ditawarkan kepada mitra adalah: 1. Memotivasi serta meningkatkan kesadaran akan potensi yang terdapat pada masyarakat Gampong Siem yang telah mulai ditinggalkan yaitu sebagai Desa Pengrajin Tenun. 4

13 2. Memberikan penyuluhan dan bimbingan pengembangan desain kepada para pengrajin tentang bagaimana merancang produk terapan untuk diaplikasikan pada produk desain interior. 3. Memadukan tenun songket dengan bordir sehingga menghasilkan corak desain baru dalam komposisi bentuk pakai yang lebih menarik dan bernilai jual tinggi. 4. Mengarahkan pengrajin dalam proses produksi dengan metode baru dan mendiskusikan tentang desain-desain baru yang sesuai dengan konteks lokal dan nilai-nilai kearifan lokal sehingga kerajinan yang sudah turun temurun dapat tetap terjaga keberlangsungannya. 5

14 BAB II TARGET DAN LUARAN Setelah pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan tim pengusul pengabdian akan menghasilkan target dan luaran. Adapun target yang ingin dicapai dengan adanya kegiatan pengrajin antara lain: 1. Pengrajin dapat mengembangkan ide-ide kreatif dalam menghasilkan produk terapan melalui pengembangan desain menjadi produksi benda-benda pengisi interior ruang ataupun menjadi benda-benda pajangan sebagai pelengkap interior. 2. Pengrajin dapat menghasilkan produk terapan yang dapat diaplikasikan pada produk desain interior dalam bentuk karya sarung bantal kursi dan taplak atau produk lainnya melalui perpaduan antara produk tenun songket dengan produk bordir dan rajut. 3. Pengrajin dapat meningkatkan produktivitas kerja dan pertambahan nilai ekonomi, sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi mikro pengrajin dan masyarakat pada umumnya. Luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Model, berupa tulisan ilmiah tentang modifikasi desain dari beberapa materi dan bahan yang beda. 2. Jasa, berupa pengetahuan dan pemahaman ketrampilan dengan penggalian ideide kreatif tentang modifikasi desain yang dapat meningkatkan nilai estetika dan nilai visual produk. 3. Metode, pembimbingan tentang desain kreatif sehingga menghasilkan produk terbarukan. 4. Produk, berupa barang hasil desain kerajinan. 6

15 BAB III METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan pengabdian dilakukan di Gampong Siem Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Gampong ini berjarak sekitar 20 km dari Universitas Syiah Kuala kearah Barat pinggiran kota, dan Gampong Lamteh Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Pengumpulan Data, menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara kepada mitra dan observasi lapangan. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Pemerintahan Gampong yang meliputi data jumlah pengrajin, penghasilan pengrajin dan data penunjang lainnya. 2. Persiapan dan Inisiasi; pada tahapan ini kegiatan dilakukan untuk menentukan sumber daya tenaga penyuluh yang terdiri dari para pengusul yang dibantu oleh 4 mahasiswa di jurusan arsitektur dan tenaga ahli yang sesuai dengan permasalahan diatas. Pengusul, mahasiswa dan tenaga ahli saling berkolaborasi dan merumuskan tentang teknis dari kegiatan serta hal-hal yang perlu dipersiapkan lebih lanjut dan lebih detail untuk pelaksanaan kegiatan. 3. Pelaksanaan Kegiatan: kegiatan dilakukan di Gampong Siem dan Gampong Lamteh. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pengenalan, penyuluhan, pembimbingan dan sosialisasi kepada para mitra/pengrajin. Pada tahapan ini kegiatan telah mulai diimplementasikan dengan mitra/pengrajin yaitu dalam bentuk penggalian jenis-jenis produk kain yang dihasilkan pengrajin yang dilakukan oleh pengusu, dibantu oleh mahasiswa dan mitra. Selama proses pengenalan dan penggalian, dilakukan kegiatan penyuluhan dan pembimbingan kepada mitra dalam bentuk pengembangan inovasi produk yang dilakukan oleh pengusul. 7

16 4. Monitoring dan Evaluasi, pada tahapan ini dilakukan monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan. Hasil dari monitoring dan evaluasi ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk kegiatan pengabdian masyarakat yang sama pada tahun-tahun berikutnya. 5. Penulisan Laporan, pada tahapan ini hasil dari kegiatan Pengabdian Masyarakat yang telah dilaksanakan akan dituliskan ke dalam sebuah laporan yang akan diserahkan kepada LPPM Unsyiah sebagai pertanggungjawaban kegiatan dan sebagai masukan untuk pelaksanaan kegiatan yang sama di masa yang akan datang. 6. Seminar dan Perbaikan Laporan, pada tahapan ini akan dilakukan seminar dengan dihadiri pihak LPPM sebagai penanggung jawab kegiatan untuk dapat saling berdiskusi secara langsung dengan pengusul membahas hasil kegiatan yang telah dilakukan. 8

17 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI (PT) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan Perguruan Tinggi (PT) yang terbesar di Provinsi Aceh. Unsyiah memiliki Jurusan Arsitektur dengan salah satu bidang ilmu yang ditelitinya adalah bidang Teori Arsitektur, Perancangan Arsitektur dan Desain Interior yang berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Tenaga ahli yang terkait dengan kegiatan mitra mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk dapat menjadi tenaga penyuluh bagi para mitra. Selain itu, dalam pengabdian ini pengabdi dibantu dan bekerjasama dengan mahasiswa. Tenaga mahasiswa yang tersedia di Jurusan Arsitektur memiliki kemampuan dan kompetensi untuk dapat menjadi tenaga pendamping para pengrajin untuk pengembangan desain produk yang akan diaplikasikan pada desain interior sebuah hunian ataupun perkantoran. Jurusan Arsitektur sebagai salah satu jurusan di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala memiliki staf pengajar yang berkompetensi pada bidang material dan desain. Kompetensi para dosen merupakan modal untuk pengembangan pengabdian ini yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan para mitra/pengrajin. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan misi dari Jurusan Arsitektur yaitu Menjalin kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan pihak luar dalam pengembangan pendidikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat. LPPM sebagai salah satu unit kerja internal Unsyiah memiliki tugas dalam mengelola pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Pengelolaan kegiatan termasuk pada tahapan proposal, pelaksanaan kegiatan, serta monitoring dan evaluasi. LPPM didukung oleh dosen dan staf Unsyiah dan juga peer group dan grup riset yang terdiri dari kelompok riset Dosen dan Mahasiswa. LPPM didukung pendanaan dari UNSYIAH, DIKTI, dan lembaga donor lainnya. 9

18 Kegiatan dan hasil-hasil yang telah dilaksanakan oleh LPPM yang relevan dengan kegiatan ini diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil-hasil yang telah dilaksanakan LPPM dan Penelitian Relevan No. Nama Judul Dana Tahun 1. Siti Zulfa 1. IbM Peningkatan Kualitas Yuzni, ST, Produksi Gerabah di Dikti 2014 M.Si Gampong Ateuk Jawo, Banda Aceh 2. IbM Peningkatan Perekonomian Industri Kreatif Gampong Ateuk Jawo Berbasis Pengembangan Desain Gerabah PNBP Evalina, ST, MURP 1. Pelatihan Teknik Merajut kepada Masyarakat Gampong Siem, Aceh Besar Mandiri 2015 Dalam membantu menyelesaikan permasalahan mitra, tim pengabdi memiliki keahlian dan kompetensi sesuai kepakaran dan minat yang dimiliki. Ketua Pengabdi memiliki dasar ilmu Arsitektur, yaitu Desain Bentuk yang berisi tentang pengetahuan komposisi warna, komposisi bentuk, pengetahuan bahan dan detail serta aplikasinya. Anggota Pengabdi memiliki dasar keilmuan bidang Arsitektur dalam bidang Desain Tata Ruang yang sangat membantu dalam mensupport para pengrajin dalam usaha mengembangkan kerajinan produk dan membina masyarakat mengembangkan kreatifitas. Susunan Tim Pengusul dan Deskripsi tugas Tim pengusul dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2. Kualifikasi Tim Pelaksana No Nama Jabatan Kepakaran Ipteks 1 Siti Zulfa Yuzni Ketua Tim Pengusul 2 Evalina Z Anggota I Tim Pengusul Desain Bentuk (Estetika Bentuk) Desain Tata ruang Fasilitas Pendukung 1. Lab. Desain dan Model Struktur 2. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Unsyiah 10

19 Tabel 3. Deskripsi Tugas Tim Pengusul No Tugas Ketua Tim 1. Mengkoordinir semua kegiatan pengabdian Pengumpulan Data 2. Mengumpul data dari Pemerintahan Gampong Siem Persiapan dan Inisiasi Menyiapkan tenaga Penyuluh dan 3. tenaga ahli Berkolaborasi pengabdi dangan tenaga ahli dalam merumuskan teknis kegiatan. Pelaksanaan Kegiatan Anggota I Mahasiswa Tenaga Ahli Kegiatan sosialisasi kepada MITRA Implementasi kegiatan dengan MITRA Monitoring dan Evaluasi Melakukan monitoring dan evaluasi Mendapatkan masukan untuk kegiatan pengabdian yang telah dilakukan 6. Penulisan Laporan 7. Seminar dan Perbaikan Laporan 11

20 BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1. Tahap Persiapan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Tim Pengabdi Arsitektur dimulai dengan tahapan persiapan. Sebelum turun ke lapangan tim pengabdi melakukan sosialisasi dan melakukan kordinasi tentang program kegiatan pengabdian kepada mahasiswa yang akan membantu dilapangan. Pada pertemuan ini membahas mengenai pembagian tugas ketua, anggota dan tugas mahasiswa serta dibantu tugas oleh tim tenaga ahli atau. Pembagian tugas dilakukan untuk memperlancar kegiatan pengabdian di lapangan. Gambar 3. Gambar 3. Persiapan, Sosialisasi dan Pembagian Tugas Pertemuan ini membahas tentang rincian kegiatan, tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian dan membahas tentang teknik kegiatan pengabdian. Selain itu juga dilakukan kesepakatan tentang jadwal kegiatan turun ke lapangan dan menginformasikannya kepada mitra Pelaksanaan Kegiatan Setelah tahap persiapan tahap selanjutnya adalah kegiatan pelaksanaan di lapangan. Pertama sekali yang dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan adalah menghubungi mitra untuk menginformasikan tentang kegiatan pengabdian. Pada tahap ini pengabdi melakukan diskusi yang membahas tentang permasalahan mitra dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. 12

21 Solusi yang ditawarkan pengabdi kepada masyarakat adalah mengembangkan desain-desain baru melalui bahan atau kain songket dan mengkombinasikannya dengan bordir ataupun rajut. Solusi yang ditawarkan merupakan penerapan Iptek yaitu menciptakan desain terapan melalui pengembangan desain sehingga menjadi produk desain interior. Kegiatan dilakukan dengan cara pembimbingan di lapangan sehingga pengrajin mendapatkan konsep dan ide-ide kreatif serta dapat mengembangkannya menjadi suatu bentuk desain yang kreatif dan inovatif Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Tenun Proses pembuatan tenun dilakukan melalui proses yang cukup panjang. Tahapan proses yang dilakukan oleh seorang pengrajin adalah persiapan bahan yang akan ditenun, yang terdiri dari benang emas atau benang perak sebagai motif yang merupakan ciri utama kain songket dan sebagai dasar kainnya adalah benang katun. Terlebih dahulu benang katun disusun pada alat tenun yang menjadi dasar pembuatan songket dan benang ini disebut benang lungsin yaitu benang yang menunggu. Gambar 4. (a) (b) Gambar 4. Alat Tenun (a) dan Jalinan Benang Lungsin (b) Benang lungsin selanjutnya dijalin dengan benang yang datang yang disebut benang pakan. Benang pakan ini merupakan benang emas atau benang perak disisipkan diantara benang katun (benang lungsin) sesuai dengan motif sehingga 13

22 menghasilkan motif yang sangat menarik. Pekerjaan ini seperti pekerjaan menyulam pada kain. Alat yang dipakai untuk memasang benang disebut teupeun yang terbuat dari beberapa papan dan benang dirangkai sedemikian rupa. Memilih dan memasang benang memerlukan ketelitian yang tinggi karena pada saat inilah motif pada songket digambar. Gambar 5. Gambar 5. Teupeun Alat untuk Memasang Benang Pekerjaan tenun ini terus berkembang dengan berbagai teknik sesuai dengan kreativitas masyarakat, sehingga mrnghasilkan kain yang indah dan menarik. Songket merupakan kain pusaka dan merupakan juga nafas budaya yang menjadi ciri dari suatu suku bangsa. Dari kain songket dapat dikembangkan menjadi suatu produk terapan. Gambar 6. Gambar 6. Berbagai Contoh Motif Songket Aceh 14

23 Pengembangan desain ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi yang akhirnya dapat menambah penghasilan. Pengabdi dengan tenaga ahli selalu melakukan diskusi dengan mitra untuk mengembangkan desain produk dari berbagai motif songket. Gambar 7. Terdapat lebih kurang 25 jenis motif songket yang terdiri motif-motif tradisional Aceh yang diadopsi dari bentuk bunga dan kaligrafi. Gambar 7. Suasana Diskusi Antara Pengabdi, Tenaga Ahli dan Pengrajin 5.4. Kegiatan Rajut Keterampilan rajut dikenal dengan crochet, yaitu merajut dengan menggunakan satu jarum. Menurut Puspitasari, 2009, teknik merajut (crochet), adalah teknik yang digunakan dalam membentuk atau menciptakan struktur kain sekaligus membentuk motif dari struktur kain tersebut. Merajut menggunakan jarum yang salah satu ujungnya mengait dan cara pembuatannya menggunakan teknik yang disebut dengan teknik selip dan tusuk tangkai. Merajut dengan tangan adalah kegiatan yang mudah dan menyenangkan. Kegiatan ini sangat cocok dilakukan oleh ibu rumah tangga di sisa waktu luangnya. Hasil produknya dapat dipakai untuk melengkapi kebutuhan fashion pribadi dan dikomersialkan seperti dompet, tas, atau kebutuhan rumah tangga lainnya. Kegiatan merajut dapat dijadikan kegiatan industri rumah tangga yang dapat menambah penghasilan jika digeluti dengan tekun. Namun jika kita tidak tahu bagaimana tekniknya, maka merajut akan terlihat sulit. Perlu mempelajari teknik dasar serta perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini. 15

24 Kegiatan rajut di Gampong Siem dilakukan dengan cara berkelompok yang diikuti oleh remaja putri dan ibu-ibu muda. Lihat gambar 8. Hasil rajut akan di kombinasikan dengan songket melalui media kain sehingga menghasilkan produk suatu barang jadi. Masyarakat pengrajin sangat antusias melakukan kegiatan ini dan hasilnya masih perlu penyempurnaan dalam hal desain dan warna. Lihat gambar 9 dan gambar 10. Gambar 8. Suasana Pelatihan dan Pengarahan Seni Rajut Gambar 9. Hasil Seni Rajut dan Proses Kombinasi dengan Songket Gambar 10. Diskusi Hasil Perpaduan Songket dan Rajut 16

25 5.5. Kegiatan Bordir Bordir adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan motif gambar atau hiasan pada kain. Seni bordir merupakan seni kriya yang mempunyai nilai yang tinggi dan hasilnya dapat meningkatkan nilai estetika dan nilai jual kain. Pada hakekatnya bordir merupakan seni menyulam yang identik dengan seni lukis yang dituangkan diatas dalam media serat, benang dan sehelai kain dengan menggunakan alat mesin jahit. Kegiatan dilakukan di Gampong Lamteh Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Pada mulanya kegiatan akan dilakukan di Gampong Siem, namun saat ini pengrajin bordir di Gampong tersebut sudah tidak beraktivitas kembali maka dialihkan ke Gampong Lamteh. Pengabdi melakukan pertemuan dengan pengrajin dan membahas tentang kegiatan ini dan mendiskusikan waktu dan cara pekerjaannya. Lihat gambar 11. Gambar 11. Diskusi dengan Pengrajin di Gampong Lamteh Kegiatan diawali dengan diskusi antara pengabdi dengan tenaga ahli dalam untuk menentukan motif bordir dan modifikasinya dengan cara padu padan bentuk dan warna. Lihat gambar 12. Gambar 12. Diskusi Motif, Bentuk dan Warna 17

26 Setelah diskusi dengan tenaga ahli dilanjutkan diskusi dengan pengrajin bordir. Disini pengabdi dan pengrajin saling menuangkan ide dan gagasannya melalui motif dengan cara mengkombinasi desain motif dan mengkombinasikan padu padan warna. Kegiatan banyak menerima masukan baik dari pengabdi ataupun pengrajin. Lihat gambar 13. Kegiatan dilanjutkan dengan mulai membordir, lihat gambar 14. Gambar 13. Diskusi Pemilihan Motif dan Modifikasinya Gambar 14. Kegiatan Membordir. 18

27 5.6. Pengembangan Desain Tenun Songket sebagai Produk Desain Interior Tenun songket merupakan suatu seni kriya yang pekerjaannya membutuhkan waktu yang panjang dan tingkat keterampilan yang tinggi dan rumit. Kegiatan pengabdian dengan judul Pengembangan Tenun Songket sebagai Produk Desain Interior, menghasilkan beberapa produk desain interior. Hasil ini merupakan kolaborasi atau penggabungan dua jenis kerajinan yang berbahan dasar songket. Hasil perpaduan dan penggabungannya menghasilkan dua bentuk hasil, pertama penggabungan antara songket dan bordir, ke-dua perpaduan antara songket dan rajut. Desain yang dihasilkan adalah dalam bentuk roperty untuk ruang tamu, seperti sarung bantal kursi, taplak meja dan tempat roper. Pengembangan desain dilakukan di Gampong Lamteh Kota Banda Aceh untuk perpaduan songket dan bordir, dan di Gampong Siem untuk perpaduan songket dan rajut. a. Hasil Desain Songket dan Bordir di Gampong Lamteh Pelaksanaan kegiatan di Gampong Lamteh dilakukan oleh mitra yang di ropert pengabdi di Tim Unsyiah. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, yang dimulai dari tahap pemilihan bahan, dan penentuan model dan penentuan motif serta proses untuk menghasilkan produk. (Gambar 15). Kegiatan ini menghasilkan beberapa produk desain interior yang mempunyai nilai jual dan dapat dikembangkan dengan bentuk dan model yang lain. (Gambar 16). Gambar 15. Proses Kegiatan Pengabdian di Gampong Lamteh, Kota Banda Aceh. 19

28 Gambar 16. Hasil Produk Songket dan Bordir di Gampong Lamteh, Kota Banda Aceh. Selanjutnya, pengabdi bersama dengan mitra melakukan kegiatan sosialisasi dan workshop bagi ibu-ibu PKK di Gampong Lamteh. Bentuk kegiatannya adalah dalam bentuk pelatihan dan praktek langsung terhadap materi dan bahan yang disediakan oleh pengabdi dan dibimbing oleh narasumber. (Gambar 17). Kegiatan ini mendapat sambutan yang sangat dari para peserta workshop. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat menimbulkan minat dan bakat dari para peserta pelatihan. Gambar 17. Kegiatan Pelatihan dan Workshop di Gampong Lamteh, Kota Banda Aceh. 20

29 b. Hasil Desain Songket dan Rajut di Gampong Lamteh Hasil desain yang dihasilkan oleh para mitra dari Gampong Siem merupakan suatu bentuk produk interior yang berfungsi sebagai properti ruang tamu. Produk yang dihasilkan merupakan perpaduan songket dengan rajut. Teknik yang dilakukan adalah dengan memadukan motif dan pola serta warna yang terdapat pada songket dengan pola dan bentuk serta warna dari hasil kerajinan rajut. Perpaduan ini menghasilkan suatu desain terapan yang sangat harmonis dan proporsional sebagai pelengkap penghias ruang tamu. Gambar 18. Gambar 18. Hasil Produk Mitra Pengabdi di Gampong Siem, Aceh Besar Selain itu, kegiatan Sosialisasi dan pelatihan atau workshop juga dilakukan di Gampong Siem. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang memadukan desain songket dengan rajut. Model dan kegiatan yang dilakukan di Gampong Siem sama seperti yang dilakukan pada Gampong Lamteh, yaitu memadukan motif dan pola songket dengan desain rajut yang dihasilkan oleh para peserta. Kegiatan ini diikuti oleh ibu- 21

30 ibu yang berada di Gampong Siem dan dengan antusias dan tekun mereka mengikutinya. Hasil kegiatannya dapat menimbulkan minat dan bakat dengan menggali ide dan kreativitas dari para peserta pelatihan. Gambar 19. Gambar 19. Kegiatan Sosialisasi dan Workshop di Gampong Siem, Aceh Besar Kegiatan sosialisasi dan workshop yang dilakukan pada Gampong Lamteh dan Gampong Siem mendapat sambutan yang sangat baik. Hal ini terbukti dengan antusias dan kemauan peserta dalam mengembangkan ide dan gagasan desain. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini sangat bervariasi yaitu dengan pengarahan dan praktek langsung dengan mengajarkan atau demontrasi langsung kepada peserta. Sistem ini lebih bersifat atraktif, santai dan kekeluargaan sehingga terjalin hubungan timbul balik antara pengabdi dan pengrajin. Dari kegiatan ini menghasilkan produk yang inovatif, kreatif dan atraktif. c. Kegiatan Monitoring Kegiatan ini merupakan tahapan kegiatan analisa dan pembinaan dari pihak institusi kepada pengabdi agar pengabdi dapat mengembangkan ide dan kreatifitas 22

31 yang nantinya dapat dikembangkan kepada para mitra. Kegiatan ini dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap presentasi hasil pengabdian (Gambar 20) dan tahap monitoring langsung ke lapangan terhadap pengabdi dan mitra (Gambar 21). Dari kegiatan ini menghasilkan banyak masukan bagi pengabdi dan mitra sehingga timbul ide dan gagasan lain sehingga tenun songket dapat lebih berkembang lagi. Gambar 20. Tahap Presentasi Hasil Pengabdian Gambar 21. Monitoring Reviewer di Lapangan Bersama Pengabdi dan Mitra d. Pameran Produk Aplikasi dari produk desain pada tahap pelaksanaan kegiatan pengabdian menghasilkan suatu produk yang siap untuk dipasarkan. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan kegiatan mengenalkan produk dalam bentuk kegiatan pameran. Kegiatan ini melibatkan pengabdi, pengrajin dan mahasiswa. Kegiatan pemeran ini diadakan oleh Unsyiah dengan bentuk kegiatan Unsyiah Inovation Expo 2017, yang diikuti oleh para pengabdi yang menghasilkan karya-karya yang kreatif dan inovasi yang kekinian. 23

32 Tujuan dari kegiatan pameran adalah untuk lebih memperkenalkan produk songket yang telah dikembangkan dengan penerapan model dan bentuk pada arsitektur ruang dalam sebagai penunjang dan pengisi interior. Kegiatan banyak menarik minat dan respon pengunjung terhadap hasil kreasi baru dari tenun songket dengan bordir dn tenun songket dengan rajut. Gambar 22. Gambar 22. Pameran Unsyiah Inovation Expo

33 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat Arsitektur berupa peningkatan pemahaman ketrampilan pada masyarakat dengan cara motivasi, penyuluhan dan pembimbingan. Dari kegiatan ini dapat diambil kesimpulan: 1. Pelaksanaan kegiatan tenun, rajut dan bordir mulai ditinggalkan oleh masyarakat terutama kaum ibu dan remaja putri, karena hasilnya tidak dapat menambah pendapatan. 2. Masyarakat menerima bentuk kegiatan penyuluhan dan pembimbingan dengan baik dan sangat antusias. 3. Produk yang dihasilkan belum maksimal. 4. Produk yang dihasilkan perlu dikembangkan kembali dalam finishing atau sentuhan akhir yang lebih detail agar produk yang dihasilkan dapat bernilai jual tinggi 6.2. Saran 1. Perlu melakukan pendekatan yang intensif kepada masyarakat pengrajin dengan memberikan pengarahan untuk mencari dan menentukan model produk yang dapat diterima masyarakat. 2. Perlu ada pembimbingan dan arahan dengan memberi contoh dan pengenalan desain-desain yang lebih inovatif sehingga kreatifitas pengrajin lebih berkembang. 3. Perlu adanya perhatian pemerintah dalam pengembangan dan keberlangsungan para pengrajin songket, rajut dan bordir sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat. 25

34 DAFTAR PUSTAKA Adiputra, et all IbM Songket Jinengdalem [Laporan Pengabdian]. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Pendidikan Ganesha. Kartiwa, S Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan. Jakarta. Leigh, B Tangan-tangan trampil, Penerbit Djambatan, Jakarta Marianti M, Istiharini Analisis Karakteristik dan Perilaku Konsumen Tenun Songket Palembang [Laporan Penelitian]. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan. Puspitasari, Citra Eksplorasi Teknik Crochet pada Kait Brokat. Laporan Tugas, Institut Teknologi Bandung. 26

35 Lampiran 1. Instrumen Pelaksanaan Mitra Pengrajin tenun songket berada di Gampong Siem dan mitra bordir di Gampong Lamteh Kota Banda Aceh merupakan MITRA yang akan bekerjasama dengan pengabdi. Dalam pelaksanaan kegiatan dan kelangsungan kegiatan ini perlu dibuat suatu instrument untuk pelaksanaan kerja. Bentuk instrumen tersebut tercakup dalam bentuk alat, bahan dan petunjuk kerja seperti table di bawah ini.. a. Alat utama yang digunakan dalam kegiatan songket adalah alat tenun yang sifatnya manual dan tradisional. Untuk menjalankannya perlu keahlian dan ketrampilan khusus dan memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi pula. Pada alat ini terdapat juga lungsin yang berfungsi sebagai tempat jalinan benang b. Mesin jahit sebagai alat untuk membordir. 27

36 c. Ilustrasi model dan desain produk yang akan dibuat Teknik pelaksanaan dilakukan secara pembinaan yang kunjungan langsung ke lapangan. Pengabdi dan mitra saling mendiskusikan bentuk dan desain yang akan dibuat. Hal ini dilakukan karena semakin sedikitnya jumlah pengrajin. Jumlah pengrajin yang ada pada saat ini semakin berkurang oleh karena itu perlu adanya transfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi para pengrajin. Adapun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang akan ditransfer kepada MITRA berupa: 1. Penerapan Iptek secara konkrit, yaitu suatu kegiatan dimana tim pengabdi akan memberikan materi yang berkaitan dengan pengembangan desain produk yang lebih variatif sehingga kreativitas dan ide-ide pengrajin dapat berkembang yang akhirnya akan menghasilkan produk desain interior yang lebih cantik dan menarik. 2. Penerapan Iptek secara abstrak yaitu pembinaan melalui pengembangan rancangan dari bentuk kain/sarung menjadi bentuk benda baru yang dapat dijadikan pengisi interior ruangan. 28

37

38

39

40

41

42 Lampiran 4. Peta Lokasi Wilayah Pengabdian Lokasi Pengrajin Tenun dan Rajut Lokasi Pengrajin Bordir

43 Lampiran 5. Draft Artikel Ilmiah PENGEMBANGAN PRODUK DESAIN INTERIOR DENGAN PENDEKATAN SENI KERAJINAN TENUN SONGKET DI ACEH Siti Zulfa Yuzni, Evalina Z ulfa_yuzni@yahoo.co.id, evalinaz_lgs@yahoo.co.id Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala Darussalam-Banda Aceh Kain tenun songket merupakan kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi, merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Aceh dan warisan leluhur yang berkembang secara turun temurun. Berbagai ragam hias atau motif songket dengan komposisi warna dan bahan yang bermaterikan benang sutera dan benang katun sangat mempengaruhi keindahan produk. Pengrajin tenun songket banyak terdapat di Gampong Siem Kabupaten Aceh Besar. Saat ini kerajinan tersebut mengalami kemunduran jumlah produksi karena mahalnya bahan dasar dan lamanya waktu pekerjaannya. Akibatnya harga jual produk kain tenun songket tinggi sedangkan minat masyarakat menurun. Hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya pengrajin tenun songket sehingga hasil produksi berkurang. Berdasarkan permasalahan tersebut dan untuk membangkitkan semangat para pengrajin perlu adanya pengembangan desain atau inovasi baru sehingga menghasilkan produk baru dalam bentuk produk terapan. Pengembangan desain dilakukan dengan mengkombinasikan hasil produk tenun songket dengan bordir dan rajut sehingga menghasilkan produk desain interior. Dengan keterbatasan pengetahuan tentang pengembangan desain tenun songket menjadi produk desain interior, maka pengabdi melakukan pendekatan dalam bentuk penyuluhan, pengarahan dan bimbingan kepada para pengrajin. Bentuk kegiatan dilakukan secara bertahap, yaitu pengenalan desain dalam bentuk penyuluhan dan aplikasi desain dalam bentuk pembimbingan langsung. Metode ini dilakukan secara bertahap dalam bentuk pembinaan langsung kepada pengrajin tenun songket yang selanjutnya mengkolaborasikan kepada pengrajin bordir dan rajut. Hasil perpaduan tenun songket dengan bordir serta rajut menghasilkan produk interior yang inovatif dan bernilai seni tinggi. Kata kunci: pengrajin, produk desain, ide kreatif I. PENDAHULUAN Kain tenun songket merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Aceh dan merupakan karya seni yang memiliki citarasa tinggi. Seni kerajinan tenun songket memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan rumit sehingga pembuatannya memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan kain songket yang baik (Marianti dan Istiharini, 2013). Proses pembuatan songket dilakukan dengan cara menyungkit atau menjungkit pada benang lungsi dalam membuat pola hias, (Kartiwa, 1989). Tenun songket merupakan kerajinan warisan leluhur masyarakat Aceh dan telah berkembang secara turun temurun di Gampong Siem Kabupaten Aceh Besar. Keindahan dari ragam hias atau motif songket Gampong Siem merupakan salah satu keunggulannya, yaitu pada paduan warna, motif dan bahan. Pilihan bahan

44 songket dengan bermaterikan benang sutera atau benang katun mempengaruhi keindahan produk. Keindahan songket dari Gampong Siem sudah dikenal khalayak luas hingga ke manca negara. Wisatawan asing maupun lokal sering mendatangi Gampong Siem untuk membeli dan memesan produk tersebut. Usaha tenun songket ini dilakukan oleh para pengrajin yaitu kaum ibu. Saat ini jumlah pengrajin semakin berkurang dan para generasi muda tidak ada yang berminat untuk mempelajari dan mendalami seni kerajinan ini. Menurut Adiputra et all, 2014, kebanyakan pengrajin melakukan usahanya secara berkelompok terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu menambah pendapatan keluarga. Manajemen yang dilakukan adalah manajemen usaha rumah tangga secara sederhana dengan satu orang sebagai koordinator. Hasil survei menunjukkan bahwa antusias masyarakat terhadap pengembangan Tenun songket masih tinggi. Untuk meningkatkan desain produk, dilakukan kolaborasi dengan seni kerajinan bordir dan rajut. Pengrajin bordir juga mengalami kemunduran dan mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi karena kurangnya generasi muda menyukai kerajinan ini dan kurangnya pembinaan yang berdampak pada berkurangnya jumlah pengrajin. Proses perubahan hasil kesenian dan kerajinan yang ada saat ini pada umumnya merupakan perubahan lambat yang pengaruhnya dapat besar atau kecil bagi kehidupan manusia (Simandjuntak dan Pasaribu 1992:24). II. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Gampong Siem Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Gampong ini berjarak sekitar 20 km dari Universitas Syiah Kuala kearah Barat pinggiran kota. Gampong ini menjadi sentra kegiatan tenun songket yang ada di Propinsi Aceh. Untuk pengembangan bentuk dan pengembangan desain, maka dilakukan perpaduan dua bentuk kegiatan seni kerajinan. Adapun daerah penelitian lainnya untuk memadukan konsep ini adalah di Gampong Lamteh, Kota Banda yang memiliki pengrajin bordir yang perlu dilakukan pengembangan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji tentang pengembangan songket menjadi suatu barang atau produk desain interior. Pengembangan ini dilakukan dengan pendekatan seni kerajinan songket. Kajian penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan pengrajin, tokoh masyarakat, dan masyarakat serta studi literatur dan observasi atas songket Aceh. Sumber data utama diperoleh melalui wawancara atau pengamatan langsung di lapangan, yang kemudian dapat dicatat melalui catatan tertulis atau pun melalui perekam suara atau dengan pengambilan foto. III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Seni Kerajinan Tenun Songket Songket merupakan kain tenun yang bersulam benang emas atau perak, dan dikombinasi dengan benang katun berwarna lainnya. Kerajinan merupakan barang yang dihasilkan melalui keterampilan yang mengandung unsur keindahan/seni. Kain tenun songket merupakan hasil seni kerajinan tangan. Songket berasal dari kata tusuk dan cukit

45 yang disingkat menjadi suk-kit, lazimnya menjadi sungkit dan akhirnya berubah menjadi songket. (Direktori Kesenian Sumsel, 2008:122). Teknik pembuatannya menggunakan alat yang disebut dengan alat tenun. Gambar 2. Gambar 2. Alat Tenun Sumber: dokumen pribadi Proses pembuatan songket dilakukan melalui proses yang cukup panjang. Tahapan proses yang dilakukan adalah persiapan bahan yang akan ditenun, yang terdiri dari benang emas atau benang perak sebagai motif yang merupakan ciri utama kain songket dan sebagai dasar kainnya adalah benang katun. Terlebih dahulu benang katun disusun pada alat tenun yang menjadi dasar pembuatan songket dan benang ini disebut benang lungsin yaitu benang yang menunggu. Gambar 2. Selanjutnya benang lungsin dijalin dengan benang yang datang yang disebut benang pakan. Benang pakan ini merupakan benang emas atau benang perak disisipkan diantara benang katun (benang lungsin) sesuai dengan motif sehingga menghasilkan motif yang sangat menarik. Pekerjaan ini seperti pekerjaan menyulam pada kain. Alat yang digunakan untuk memasang benang disebut teupeun yang terbuat dari beberapa papan dan benang dirangkai sedemikian rupa. Memilih dan memasang benang memerlukan ketelitian yang tinggi karena pada saat inilah motif pada songket digambar. Gambar 3. Pekerjaan tenun terus berkembang dengan berbagai teknik sesuai dengan kreativitas masyarakat, sehingga menghasilkan kain yang indah dan menarik. Songket merupakan kain pusaka dan merupakan juga nafas budaya yang menjadi ciri dari suatu suku bangsa. Dari kain songket (Gambar 4) dapat dikembangkan menjadi suatu produk terapan. Gambar 3. Teupeun Alat untuk Memasang Benang Sumber: dokumen pribadi Gambar 2. Jalinan Benang Lungsin Sumber: dokumen pribadi Pengembangan desain diharapkan dapat menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi yang akhirnya dapat menambah penghasilan. Terdapat lebih kurang 25 jenis motif songket yang terdiri motif-motif tradisional Aceh yang diadopsi dari bentuk bunga dan kaligrafi. Hasil produksi tenun songket memiliki

46 kualitas dan motif corak yang sangat baik dan dapat dikembangkan lebih luas sebagai produk desain Interior Rumah Tinggal atau Perkantoran. Gambar 4. Gambar 4. Berbagai Contoh Motif Songket Aceh Sumber: dokumen pribadi b. Pengembangan Desain Selanjutnya, untuk keberlanjutan keberadaan songket Aceh, perlu dilakukan inovasi desain motif dan inovasi desain lainnya. Pengembangan dilakukan dengan mengkombinasikan dengan seni kerajinan lainnya dengan tetap menghandalkan songket sebagai bahan dasarnya. Dalam proses ini dilakukan suatu analisa jenis desain produk yang cocok untuk di kembangkan di kawasan ini. Adapun jenis produk yang akan dikembangkan akan terbagi menjadi produk utama, produk pendukung dan produk asesories. Pemilihan bentuk dan pola disesuaikan dengan model desain produk dan tenun yang sesuai dengan kemampuan lokal. Gambar 5. Contoh Desain Produk Identifikasi motif dan sejarah perkembangan songket yang telah dan pernah berkembang memberikan sedikit kemudahan dalam penerapan desain produk dengan paduan sulaman atau bordir yang diaplikasikan pada Arsitektur Ruang Dalam. Hasil analisa terhadap jenis produk interior atau Arsitektur Ruang yang lagi trend dijadikan model sebagai aplikasi perancangan dari desain produk terbaru Produk Tenun Siem. Proses yang dilakukan dalam pengembangan desain dilakukan dengan penyuluhan dan pembimbingan langsung kepada pengrajin. Proses ini dilakukan secara bertahap dengan melakukan survei terlebih, sehingga kemudian dapat menentukan model yang digemari oleh pemakai atau masyarakat. Agar hasil kerajinan mempunyai nilai yang baik tidak terlepas dari bentuk dan model terkini dan teknik aplikasi yang dikembangkan. Semua ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk dan model yang maksimal sehingga menghasilkan produk aplikasi songket yang bernilai tinggi yang diminati masyarakat selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kombinasi yang dilakukan agar tercipta desain produk terapan dilakukan dengan seni kerajinan bordir dan rajut. Hasil kolaborasi kegiatan ini tetap memperhatikan prinsip-prinsip desain dengan memperhatikan faktor bentuk, corak/motif dan komposisi warna. Setiap proses desain merupakan langkah strategi pengembangan kerajinan yang dapat ditemui sebagai suatu bentuk kreasi, produksi, distribusi, dan komersialisasi (Primasari, 2014). Keterampilan rajut dikenal dengan crochet, yaitu merajut dengan menggunakan satu jarum. Menurut

47 Puspitasari, 2009, teknik merajut (crochet), adalah teknik yang digunakan dalam membentuk atau menciptakan struktur kain sekaligus membentuk motif dari struktur kain tersebut. Merajut menggunakan jarum yang salah satu ujungnya mengait dan cara pembuatannya menggunakan teknik yang disebut dengan teknik selip dan tusuk tangkai. Merajut dengan tangan adalah kegiatan yang mudah dan menyenangkan. Kegiatan ini sangat cocok dilakukan oleh ibu rumah tangga di sisa waktu luangnya. Hasil produknya dapat dipakai untuk melengkapi kebutuhan fashion pribadi dan dikomersialkan seperti dompet, tas, atau kebutuhan rumah tangga lainnya. Kegiatan merajut dapat dijadikan kegiatan industri rumah tangga yang dapat menambah penghasilan jika digeluti dengan tekun. Namun jika kita tidak tahu bagaimana tekniknya, maka merajut akan terlihat sulit. Perlu mempelajari teknik dasar serta perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini. Gambar 6. Bordir adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan motif gambar atau hiasan pada kain. Seni bordir merupakan seni kriya yang mempunyai nilai yang tinggi dan hasilnya dapat meningkatkan nilai estetika dan nilai jual kain. Pada hakekatnya bordir merupakan seni menyulam yang identik dengan seni lukis yang dituangkan diatas dalam media serat, benang dan sehelai kain dengan menggunakan alat mesin jahit. Gambar 7. Gambar 7. Bentuk Kegiatan Membordir Sumber: dokumen pribadi Gambar 6. Bentuk Kegiatan Merajut Sumber: dokumen pribadi Kelemahan dalam menghasilkan produk bordir yang berkualitas dengan hasil yang beragam agak sulit terpenuhi akibat kurangnya sumber daya manusia yang berbanding terbalik dengan permintaan pasar yang cukup banyak sehingga sangat sulit bagi mereka untuk mencoba mengikuti pelatihan maupun workshop pengembangan diri. Selain itu kekurangan dan kelemahan para pengrajin bordir juga karena minimnya alat sehingga mempengaruhi jumlah produksi dan mutu serta kualitas produksi.

48 c. Hasil Produk Desain Perpaduan dan kombinasi antara songket dengan bordir dan antara songket dengan rajut menghasilkan produk desain terapan. Perpaduan keduan komponen ini memerlukan inovasi-inovasi baru dan penggalian ide-ide kreatif dari para pengrajin dengan bimbingan dan pengarahan desain dari para ahli. Perpaduan dan kombinasi ini terwujud dalam melalui bentuk dan pola desain, motif dan coraknya kain tenun serta perpaduan dan kombinasi warna. Sehingga hasilnya menunjukkan prinsipprinsip desain yang harmonis, proporsi dan kesesuaian bentuk hasil produksi. Seni kerajinan dipengaruhi alam, lingkungan serta rangsangan naluri alamiah yang menjadikan variasi bentuk dari bentuk dasar kerajinan, hal ini dapat dilihat sebagai bentuk kreatifitas dan inovasi dari kerajinan itu sendiri seperti motif, corak, dan ragam hias (Primasari, 2014). Hasil yang tercapai untuk program ini adalah dalam bentuk properti atau pelengkap interior ruang tamu, seperti taplak meja, dan sarung bantal kursi. Gambar 8. Gambar 8. Hasil Produksi Desain Terapan Sumber: dokumen pribadi IV. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat Arsitektur berupa peningkatan pemahaman ketrampilan pada masyarakat dengan cara motivasi, penyuluhan dan pembimbingan. Dari kegiatan ini dapat diambil kesimpulan: 1. Pelaksanaan kegiatan tenun, rajut dan bordir mulai ditinggalkan oleh masyarakat terutama kaum ibu dan remaja putri, karena hasilnya tidak dapat menambah pendapatan. 2. Masyarakat menerima bentuk kegiatan penyuluhan dan pembimbingan dengan baik dan sangat antusias. 3. Produk yang dihasilkan belum maksimal. 4. Produk yang dihasilkan perlu dikembangkan kembali dalam finishing atau sentuhan akhir yang lebih detail agar produk yang dihasilkan dapat bernilai jual tinggi 6.2. Saran 1. Perlu melakukan pendekatan yang intensif kepada masyarakat pengrajin dengan memberikan pengarahan untuk mencari dan menentukan model produk yang dapat diterima masyarakat. 2. Perlu ada pembimbingan dan arahan dengan memberi contoh dan pengenalan desain-desain yang lebih inovatif sehingga kreatifitas pengrajin lebih berkembang. 3. Perlu adanya perhatian pemerintah dalam pengembangan dan keberlangsungan para pengrajin songket, rajut dan bordir sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat.

49 DAFTAR PUSTAKA Adiputra, et all IbM Songket Jinengdalem [Laporan Pengabdian]. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Pendidikan Ganesha. Kartiwa, S Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan. Jakarta. Leigh, B Tangan-tangan trampil, Penerbit Djambatan, Jakarta Marianti M, Istiharini Analisis Karakteristik dan Perilaku Konsumen Tenun Songket Palembang [Laporan Penelitian]. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan. Puspitasari, Citra Eksplorasi Teknik Crochet pada Kait Brokat. Laporan Tugas, Institut Teknologi Bandung. Primasari, Diah Ajeng. 2014, Sentra Kerajinan Tenun di Pekan baru dengan Pendekatan Tampilan Visual Arsitektur, Skripsi, Pekanbaru, Universitas Riau.

50 Lampiran 6. Publikasi Poster dan Sertikat

51 Lampiran 5. Foto Kegiatan No Kegiatan 1 Pengarahan tim pengabdi kepada mahasiswa 2 Menginformasikan kegiatan pengabdian 2017 kepada mitra/pengrajin 3 Meninjau dan diskusi tentang desain motif kain tenun. 35

52 4 Pelatihan dan pengarahan me-rajut 5 Diskusi tim pengabdi dengan tenaga ahli tentang model dan padupadan desain 6 Kegiatan pengabdian dengan pengrajin bordir di Gampong Lamteh. 36

53 7 Pelaksanaan kegiatan bordir dan hasil produksi bordir 8 Diskusi mengenai hasil produk kombinasi songket dengan hasil rajut dengan Ibu Geuciek Gampong Siem. 37

54 9 Diskusi hasil desain bordir menjadi produk jadi, yaitu dalam bentuk sarung bantal kursi dan taplak meja 10 Pelaksanaan Kegiatan mitra pengrajin bordir di Gampong Lamteh, Kota Banda Aceh 11 Hasil Produksi Songket dan Bordir 38

55 12 Kegiatan Pelatihan/workshop di Gampong Lamteh dan di Gampong Siem 13 Hasil Produksi Songket dan Rajut 39

56 14 Kegiatan monitoring eksternal, presentasi hasil pengabdian dan kunjungan lapangan 15 Kegiatan Pameran Unsyiah Inovation Expo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA Nina Fahriana 1* Yusnawati 2 Nurlaila Handayani 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Kreatif merupakan sektor industrial yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM OLEH: WIDJININGSIH, M.PD EMY BUDIASTUTI, M.PD. WIDIHASTUTI, S.PD.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT PKM PEMBERDAYAAN EKONOMI PENYANDANG DISABILITAS DENGAN PENGUASAAN BERBAGAI KETRAMPILAN BAGI REMAJA PUTRI DI SEKOLAH LUAR BIASA Tahun 1 dari rencana 1 tahun Novita,

Lebih terperinci

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T PANDUAN LOMBA sains dan TERAPAN (LST) KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T. POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017 1 I. PENDAHULUAN Era globalisasi memberi memberi dampak ganda yaitu di samping membuka

Lebih terperinci

Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELATIHAN QUILTING DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KAIN SEBAGAI PELUANG USAHA BAGI REMAJA PUTRI DAN WANITA DI KELURAHAN ARGASOKA BANJARNEGARA Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

Ketentuan Pengajuan PKM

Ketentuan Pengajuan PKM Ketentuan Pengajuan PKM A. Program Kreatifitas Mahasiswa 1. Program Kreatifitas Mahasiswa merupakan kompetisi ide yang dilaksanakan oleh Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) untuk mahasiswa se-indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ragam hias merupakan ciri khas dari setiap suku yang memilikinya. Indonesia yang merupakan negara dengan suku bangsa yang beraneka ragam tentulah juga menjadi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan ekonomi bebas saat ini, setiap negara terutama negara-negara yang sedang berkembang diharapkan mampu

Lebih terperinci

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2016 SOSIALISASI MOTIF DAN BUDAYA KARAWO MELALUI PELATIHAN APLIKASI TEMPLATE KARAWO YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Embroidery adalah memberi hiasan pada kain yang telah ditenun dengan cara menusuk menggunakan jarum. Emboridery atau sulaman, merupakan suatu seni reka bentuk

Lebih terperinci

KRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk

KRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk Budiyono dkk KRIYA TEKSTIL SMK JILID 1 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang memiliki sarana untuk melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Kegiatan inti dari sekolah

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Desi Trisnawati, Ranelis, Wendra, Lucy Prasilia Prodi Desain Komunikasi

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Bank BRO (Be Reading Opportunity) BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Bank BRO (Be Reading Opportunity) BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Bank BRO (Be Reading Opportunity) BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIUSULKAN OLEH : Aprilianti Kusuma Dewi NIM: 2014820157 / ANGKATAN:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) I b M MANAJEMEN DESA WISATA JIPANGAN (Mono Tahun) Oleh: Yohana Ari Ratnaningtyas, S.E., M.Si. NIDN 00 050273 04 Agnes WidyasmoroS.Sn., M.A.. NIDN 00

Lebih terperinci

PANDUAN LOMBA PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA (PKM) 5 BIDANG REKTOR CUP UMM 2015

PANDUAN LOMBA PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA (PKM) 5 BIDANG REKTOR CUP UMM 2015 PANDUAN LOMBA PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA (PKM) 5 BIDANG REKTOR CUP UMM 2015 OLEH : UKM FORUM DISKUSI ILMIAH 1. PKM-PENELITIAN (PKM-P) I. Pendahuluan Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P)

Lebih terperinci

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM HIJAB MODERN BERBALUT KAIN TRADISIONAL

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM HIJAB MODERN BERBALUT KAIN TRADISIONAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM HIJAB MODERN BERBALUT KAIN TRADISIONAL Diusulkan oleh : Khairunnisa Titus Andrian Arum Kusumaningtyas A11.2013.07991 A12.2013.04850 A12.2010.04183 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

Program Kreativitas Mahasiswa

Program Kreativitas Mahasiswa 2011 pedoman 1. PENJELASAN UMUM Program Kreativitas Mahasiswa Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta 2011 1 Lulusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sebuah karya seni terlahir dari proses berfikir seorang seniman yang dituangkan ke dalam sebuah media dan menjadi identitas pencipta seni. WPAP (Wedha s

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU HODIDJAH, dkk ABSTRAKSI Dalam upaya meningkatkan kemandirian mahasiswa, diperlukan program yang menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON 1 Suryaningsih, 2 Febry Chrisdanty Abstrak Salah satu bentuk budaya yang saat ini sedang berkembang cukup pesat di Probolinggo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBUATAN HANDICRAFT DENGAN MEMANFAATKAN BARANG BEKAS SUATU UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN

PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN Oleh: Sri Wening, Enny Zuhni K, Sri Emy Yuli S A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA PENGRAJIN SULAM DI KEC. TANGGULANGIN KAB. SIDOARJO

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA PENGRAJIN SULAM DI KEC. TANGGULANGIN KAB. SIDOARJO PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA PENGRAJIN SULAM DI KEC. TANGGULANGIN KAB. SIDOARJO 1 Rr. Herini Siti Aisyah, 2 Dewi Amartani 1 Universitas Airlangga Surabaya 2 Universitas Bhayangkara Surabaya herini@fh.unair.ac.id

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 199-206 PENDAMPINGAN USAHA KERAJINAN UNTUK MEMANFAATKAN SAMPAH KEMASAN DAN KAIN PERCA DI RW 07 KELURAHAN CIBEUREUM KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI

Lebih terperinci

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni rupa sebagai ciptaan manusia senantiasa dikembangkan di setiap zaman dan tempat yang berbeda, hal itu akibat semakin meningkatnya kebutuhan manusia

Lebih terperinci

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok PENINGKATAN MUTU PRODUK KELOMPOK USAHA PENGRAJIN ECENG GONDOK DI DESA SEMULA JADI KEC. DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI DENGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA PROSES FINISHING PRODUK Buchari, Afan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 PROGRAM PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) ETAP 1 Nelly Masnila, 2 Faridah,

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANDIRI

PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANDIRI PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANDIRI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH. TAHUN 2016 Kata Pengantar Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo Trifandi Lasalewo Jurusan Teknik Industri - Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Setiap

Lebih terperinci

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali Ida Ketut Kusumawijaya STIE Triatma Mulya, Badung, Bali ik_kusumawijaya@yaho.com ABSTRAK Tujuan pelaksanaan PKM ini adalah metode pengelolaan usaha

Lebih terperinci

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang disusun bedasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Manfaat Hasil Pelatihan Sulaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu potensi daerah yang mempunyai nilai budaya dan nilai ekonomi masyarakat serta mempunyai nilai kekhasan daerah, dengan tingkat kepedulian masyarakat

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMBERDAYAAN BURUH TANI MISKIN MELALUI USAHA HOME INDUSTRY KERAJINAN ENCENG GONDOK UNTUK MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DESA TANGGUL KECAMATAN MIJEN KABUPATEN

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN REGULER UNISNU JEPARA. Luaran program Pengabdian kepada Masyarakat LPPM UNISNU Jepara dapat berupa: a.

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN REGULER UNISNU JEPARA. Luaran program Pengabdian kepada Masyarakat LPPM UNISNU Jepara dapat berupa: a. PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN REGULER UNISNU JEPARA 1. Pendahuluan Program Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu kegiatan Tri Dharma perguruan Tinggi yang dimana dalam pengeloaan dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun oleh :

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun oleh : LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DISTRIBUSI BATIK BESUREK DENGAN MEREK DAGANG BATIK SAYO SEBAGAI UPAYA MEMPERKENALKAN KEBUDAYAAN BENGKULU BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh : Ketua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Kalimantan Barat adalah tenun ikat Dayak. Tenun ikat Dayak merupakan salah satu kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM TPQ ar-rahman Desa Ganggang Panjang Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo

USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM TPQ ar-rahman Desa Ganggang Panjang Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM TPQ ar-rahman Desa Ganggang Panjang Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Oleh : Ima Faizah/ Ketua Puspita Handayani/ Anggota UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. No Objek Refrensi Keterangan. https://id.pinterest.com/pin/ /

BAB II METODOLOGI. No Objek Refrensi Keterangan. https://id.pinterest.com/pin/ / BAB II METODOLOGI A. Orisinalitas Perancangan tas yang dibuat memiliki orisinalitas sendiri berdasarkan desain bentuk seperti tas ransel dan selempang, Dengan menonjolkan kelebihan sebuah karya motif rajut

Lebih terperinci

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Rajut sering diidentikkan dengan kegiatan nenek-nenek yang duduk di kursi goyang, karena merajut merupakan kegiatan yang bisa menjadi hobi atau kegemaran

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut. Dalam busana menghias berarti memperindah segala sesuatu yang dipakai oleh manusia baik

Lebih terperinci

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017 PEMBUATAN BATIK JUMPUT DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK Nur Indah Rosyidah 1, Nurdiana Fatmawati 2, Novi Eka Styorini 3, Retno Wulan N.S 4, Siti Aisyah 5 1,2,3 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA DISUSUN OLEH : YULIATI, S.KEP, M.KEP DWI HENDRO WIDAYATMOKO, SE, MM BARIKA, SE, MM DEPARTEMEN KEMAHASIWAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, budaya memiliki kaitan yang sangat erat

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR PKMM-1-10-1 PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR A. Syamsul Asti, Andi Fajar Asti, Supriadi, R Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA

EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA Laporan Mata Kuliah Tugas Akhir Kria Tekstil KR40ZJ EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA Disusun oleh : Amelia H Devita NIM : 17203019 Dosen pembimbing : DR. Biranul Anas Zaman PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan, yang biasanya selalu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SEKACA (SEPATU KAIN PERCA) MEMANFAATKAN BARANG BEKAS MENJADI BARANG LAYAK PAKAI BIDANG KEGIATAN:

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SEKACA (SEPATU KAIN PERCA) MEMANFAATKAN BARANG BEKAS MENJADI BARANG LAYAK PAKAI BIDANG KEGIATAN: USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SEKACA (SEPATU KAIN PERCA) MEMANFAATKAN BARANG BEKAS MENJADI BARANG LAYAK PAKAI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH: 1. DESTI RISQIANA (7101415257) angkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Umum

PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Umum 1.1 Penjelasan Umum 1 PENDAHULUAN Lulusan Perguruan Tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill of thinking, management skill, dan communication skill. Kekurangan atas salah satu dari keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

Panduan Program Pengabdian kepada Masyarakat LPPM Itenas

Panduan Program Pengabdian kepada Masyarakat LPPM Itenas Panduan Program Pengabdian kepada Masyarakat LPPM Itenas 1. Latar Belakang Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Itenas difokuskan pada program penerapan ipteks bagi masyarakat. Sebagaimana telah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU UNIT PELAKSANA TUGAS PENELITIAN PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017 0 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Identitas Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Purworejo Kelas / Semester : X / Genap Mata Pelajaran : Prakarya Materi Pokok : Mengenal Produk kerajinan Tekstil Sub-Materi

Lebih terperinci

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA Oleh Nurida C.S., Harti, Inti Nahari, Saino, dan Yoyok Susatyo Abstrak Pelatihan proses pembuatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya kerjasama ekonomi ASEAN akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Asean Ekonomic Community

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa memiliki dua fungsi antara lain seni rupa murni (fine art) dan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Desi Widi Astuti (1401414320/2014) Dianita Utami (1401414266/2014) Muzoda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. Ratna Dewi Murtiana NIM F3615055

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat

Lebih terperinci

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016 Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016 Yang Terhormat, Ibu Mufidah Jusuf Kalla Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri Kreatif adalah industri yang memanfaatkan kreatifitas, keterampilan dan bakat individu demi menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014 PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014 KREATIVITAS GAGASAN PKM-P PKM-M PKM-K PKM-T PKM-KC PKM-AI PKM-GT KEMAUAN DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inti permasalahan yang sebenarnya (nomena) dari gejala-gejala yang tampak di

BAB III METODE PENELITIAN. inti permasalahan yang sebenarnya (nomena) dari gejala-gejala yang tampak di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Sebagai sebuah research humaniora, penelitian ini berusaha mengungkap inti permasalahan yang sebenarnya (nomena) dari gejala-gejala yang tampak di permukaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul Penelitian... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Rumusan Masalah... 2

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI BIDANG KEGIATAN PKM-Kewirausahaan Diusulkan oleh : Dwi Fera Wati 8111414176 2014 Diva Aureli S. 8111414182 2014 Setyo Puji W. 8111412161

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia, walaupun pada awalnya

Lebih terperinci

KIAT MENDAPATKAN. (PROPOSAL IbM dan IbIKK)

KIAT MENDAPATKAN. (PROPOSAL IbM dan IbIKK) KIAT MENDAPATKAN DANA PKM DIKTI (PROPOSAL IbM dan IbIKK) 2 3 1 3 5 4 6 BAGI MISI PROGRAM I b M = IPTEKS bagi MASYARAKAT I b W =IPTEKS bagi WILAYAH I b K = IPTEKS bagi KEWIRAUSAHAAN I b PE = IPTEKS

Lebih terperinci

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola asuh orang tua terhadap anak ternyata berbeda-beda sesuai latar belakang wilayah, status sosial, etnis dan agama. Menurut Singgih D. Gunarso (200:55), pola asuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang industri merupakan suatu program pemerintah untuk mencapai pembangunan nasiaonal. Oleh karena

Lebih terperinci