proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

ANALISIS PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI KENCANA BHAKTI NUSANTARA TEBING TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II LANDASAN TEORI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

Catatan 31 Maret Maret 2010

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengelompokan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

JUMLAH AKTIVA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

30 Juni 31 Desember

JUMLAH ASET LANCAR

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

melakukan penelitian yang sejenis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per September 2007 (PSAK, Kerangka

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) Laporan keuangan adalah laporan dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan

dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. 3. Pengguna Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : - Investor Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko melekat serta hasil pengembangan dari investasi mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. - Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja, - Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. - Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. - Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan - Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. - Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 4. Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen komponen berikut ini: a. neraca, b. laporan laba rugi, c. laporan perubahan ekuitas, d. laporan arus kas, e. catatan atas laporan keuangan. a. Neraca Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009): 1) aktiva berwujud, 2) aktiva tidak berwujud, 3) aktiva keuangan, 4) investasi diperlakukan menggunakan metode ekuitas, 5) persediaan, 6) piutang usaha dan piutang lainnya,

7) kas dan setara kas, 8) hutang usaha dan hutang lainnya, 9) kewajiban diestimasi, 10) kewajiban berbunga jangka panjang, 11) hak minoritas, 12) modal saham dan pos ekuitas lainnya. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) : 1) Pendapatan, 2) Laba rugi usaha 3) Beban pinjaman 4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi diperlukan menggunakan metode ekuitas, 5) Beban pajak, 6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 7) Pos luar biasa, 8) Hak minoritas, 9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) : 1) Laba rugi bersih periode bersangkutan,

2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas, 3) pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait, 4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, 5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan, 6) frekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian berasal dari kegiatan perusahaan selama periode bersangkutan. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas dapat memberikan informasi memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan

informasi terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) : 1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting, 2) Informasi diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, 3) Informasi tambahan tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secar wajar B. Laba Akuntansi Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan direalisasikan berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya. Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan dapat direalisir dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya layak

dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Menurut Muqodim (2005:131), Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2005: 456) : 1) Indikator efisiensi penggunaan dana tertanam dalam perusahaan diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital). 2) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. 3) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. 4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. 5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public. 6) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang. 7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus. 8) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9) Dasar pembagian dividen. Beberapa keunggulan laba akuntansi dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah: 1) Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2) Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata didukung oleh bukti.

3) Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme. 4) Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen. C. Laba Tunai Arus kas dari aktivitas operasi pada laporan arus kas dapat disebut sebagai laba tunai. Walaupun laba bersih perusahaan adalah hal penting, tetapi arus kas masih dipandang lebih penting karena untuk melanjutkan operasi perusahaan kas diperlukan dalam membeli aktiva, begitu juga dalam hal pembayaran deviden juga harus dibayarkan dengan kas. Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena adanya beberapa pendapatan dan beban tercantum dalam laporan laba rugi tidak dibayar secara tunai. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara arus kas bersih dengan laba bersih dapat diilustrasikan pada formulasi berikut ini: Arus kas besih = Laba bersih - Pendapatan non kas + Beban non kas Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu, beberapa pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan dari laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.

Laba tunai dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga belum dibayar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi merupakan jumlah penyusutan pada aktiva tidak berwujud. Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum melibatkan kas dalam transaksinya. Utang pajak, utang gaji dan utang bunga sudah menjadi beban tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji belum dilaksanakan. Dalam penelitian ini laba tunai didapatkan dari aktivitas operasi terdapat dalam laporan arus kas. D. Dividen Kas Deviden kas ialah dividen diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividend. Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara kedua biasanya dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang,

sehingga memudahkan pemegang saham mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia. Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya sama. Pembagian dividen untuk saham biasanya dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas diterima oleh investor, dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus kas diterima oleh investor. Jika dividen merupakan satu-satunya arus kas, maka model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengukur arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham. menyatakan bahwa pembayaran dividen dapat dikelompokkan ke dalam tiga kemungkinan, yaitu : pembayaran dividen tidak teratur, dividen konstan tidak tumbuh, dan pertumbuhan dividen konstan. Pembayaran dividen tidak teratur merupakan dividen dimana tiap-tiap periode tidak mempunyai pola jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak membayarkan dividen sama sekali, karena perusahaan menderita rugi atau kesulitan likuiditas. Dividen konstan tidak bertumbuh merupakan pembayaran dividen dari periode ke periode relatif konstan. Perusahaan umumnya tidak melakukan pemotongan atau pengurangan dividen, sekalipun perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kesan para pemegang saham atas stabilitas likuiditas perusahaan. Dividen adalah bagian laba diberikan emiten kepada para pemegang

saham, baik dalam bentuk dividen tunai (cash dividen) dan dividen saham (stock dividen). Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen dibayarkan oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya. (dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividen) merupakan dividen dibayarkan atau dibagi dalam bentuk saham, diperhitungkan untuk setiap lembarnya. Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen dibayarkan dalam bentuk tunai. Sedangkan dividen saham (stock dividen) merupakan dividen dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai dari suatu dividen tunai sesuai dengan nilai tunai diberikan, sedangkan nilai suatu dividen saham dapat dihitung dengan harga wajar dividen saham dibagi dengan rasio dividen saham. Harga wajar dividen saham merupakan harga diputuskan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan merupakan harga penutupan tersedia sebelum RUPS akan memutuskan dividen saham (umumnya pada sesi terakhir bursa sebelumnya atau sesi terakhir sebelum RUPS dimulai). E. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian terdahulu dapat mendukug penelitian ini adalah Fitri Ariyanti (2007) dalam penelitiannya berjudul Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan deviden Kas pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia Periode 2002-2004.. Karina Cahyati (2006) dalam penelitiannya berjudul Analisis Faktor-faktor Mempengaruhi Deviden Per Share pada

Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEJ dan Triana Hidayati (2006) dalam penelitiannya berjudul Analisis Faktor-faktor Mempengaruhi Deviden Kas di BEJ Tahun 1999-2003. Tinjauan peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut. Nama Peneliti No dan Tahun 1 Fitri Ariyanti, 2007 2 Karina Cahyati, 2006 Judul Penelitian Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan deviden Kas pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia Periode 2002-2004. Analisis Faktor-faktor Mempengaruh i Deviden Per Share pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEJ Variabel Variabel Indevenden: -Laba akuntansi -Laba tunai Variabel Devenden: -Deviden kas Variabel Indevenden: -Current ratio -Debt to Equity Ratio -Earning per share -Deviden per share tahun sebelumnya Hasil Penelitian Hasil penelitian menggunakan analisis korelasi spearman, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel indevenden dengan deviden kas. Variabel mempunyai hubungan kuat dengan deviden kas adalah variabel laba akuntansi. Dari penelitian menggunakan model regresi berganda, diketahui bahwa hanya variabel deviden per share tahun sebelumnya dan variabel earning per share saja Keterangan Penelitian dilakukan pada sembilan belas perusahaan industri konsumsi terdaftar di BEJ periode tahun 2002-2004. Penelitian dilakukan pada 39 perusahaan manufaktur terdaftar di BEJ periode tahun 2000-2003

3 Triana Hidayati, 2006 Analisis Faktor-faktor Mempengaruhi Deviden Kas di BEJ Tahun 1999-2003 -Total assets turn over Variabel Devenden: -Devidend per share Variabel Indevenden: -ROI -Cash Ratio -Current ratio -Debt to total asset -Earning per share -Cash devidend pay out ratio Variabel Devenden: -Deviden kas mempengaruhi devidend per share secara signifikan. Dan secara simultan disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. Dengan menggunakan analisis uji regresi linear berganda, peneliti menyimpulkan bahwa variabel berpengaruh terhadap cash devidend hanyalah variabel secara signifikan hanyalah variabel Cash devidend pay out ratio. Dan secara simultan, seluruh variabel indevenden tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel devenden. Penelitian dilakukan pada delapan belas perusahaan listing di BEJ pada tahun 1999-2003 dan membagikan deviden kas setiap tahunnya.

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori mencerminkan keterkaitan antara variabel diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Laba Akuntansi (X1) Laba Tunai (X2) H1 H2 Deviden Kas (Y) H3 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan direalisasikan berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. kenaikan pada laba akuntansi akan meningkatkan kesempatan pada perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham karena dividen tunai (dividen kas) diambil dari sisa laba bersih perusahaan (laba Akuntansi) perusahaan. Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap dividen kas. Arus kas (laba tunai) menunjukkan posisi kas pada suatu perusahaan. Posisi kas perusahaan baik memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya

karena dividen tunai berbentuk satuan kas. Laba tunai berpengaruh positif terhadap dividen kas. B. Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41) menyatakan hubungan diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi dapat diuji secara empiris. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah akan diuji kebenarannya, melalui analisis data relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Laba akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap deviden kas H2 : Laba tunai berpengaruh secara parsial terhadap deviden kas H3 : Laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas.