D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 6

dokumen-dokumen yang mirip
D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung I - 1

1. PENDAHULUAN. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap. Supardi 1)

JENIS KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR LOKASI CIRI CIRI PENYEBAB AKIBAT CARA PENANGANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4.5 Tanah Dasar Lapisan Pondasi Bawah Bahu Kekuatan Beton Penentuan Besaran Rencana Umur R

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

Tabel Tingkat Kerusakan Struktur Perkerasan Lentur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN JALAN TOL DAN JALAN PENGHUBUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, terutama pada saat melakukan pengereman dan berhenti. Kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

Dosen, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buketrata,

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI KUAT TEKAN JALAN BETON YANG POLA PEMBANGUNANNYA DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Teguh Yuono. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

Margareth Evelyn Bolla *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskrispsi Data

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PERENCANAAN START

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA DEPOK. : Baiq Laxmi Riska Zone

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN TOL PADALARANG CILEUNYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

KERUSAKAN DAN PERBAIKAN PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN TOL CIPULARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas maupun sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan seseorang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

Regresi Linear Sederhana (Tunggal)

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jalan raya merupakan prasaranan perhubungan untuk melewatkan lalu lintas

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

Studi Penanganan Ruas Jalan Bulu Batas Kota Tuban Provinsi Jawa Timur Menggunakan Data FWD dan Data Mata Garuda

MODEL BIAYA PEMELIHARAAN RUTIN TERHADAP KERUSAKAN JALAN PADA JALAN ARTERI UTARA-BARAT YOGYAKARTA. Vivi Anita Elka 1 dan 2 Yohanes Lulie 2

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS. HENDRY admin teorionline.net Phone : / klik.statistik@gmail.com

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian pada Tugas Akhir ini merujuk pada Tugas Akhir yang disusun oleh Mochamad Rasyanda dengan judul Strategi Pemeliharaan Jalan Tol Padaleunyi ruas Paster Buah Batu. Dijelaskan pada Tugas Akhir tersebut dilakukan perancangan strategi pemeliharaan menggunakan nilai IRI (International Roughness Index) agar kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dapat lebih terukur. Metode peracangan yang digunakan adalah metode Outlier dengan analisis nilai IRI pada tahun 2005, 2007, 2009, dan 2011, sehingga dapat diprediksi nilai IRI pada tahun 2011 hingga 2026. Dalam studi kasus berjudul Analisa Perbandingan Kerusakan Jalan Antar Lajur Akibat Pengaruh Beban Kendaraan Pada Jalan Bedono Jambu Kabupaten Semarang yang disusun oleh Nidaaul Khasanah dkk, menjelaskan bahwa Komposisi lalu lintas dapat diketahui melalui survai lalu-lintas harian rata-rata yang didapat dengan menghitung jumlah lalu lintas tiap golongan kendaraan yang melewati titik pos pengamatan dalam durasi waktu tiap 10 menit. Sementara, kerusakan jalan ditinjau secara visual dengan titik tinjauan tiap 100 m (Km 46+000 s/d Km 49+500). Kedua data ini digunakan untuk melihat hubungan antara beban kendaraan dengan kerusakan, jenis kendaraan yang berpengaruh besar terhadap kerusakan dan perhitungan kumulatif angka ekivalen beban sumbu kendaraan yang dihitung menggunakan beban standar dan beban berlebih (overload) dengan menggunakan metode Bina Marga yaitu Pd. T- 05-2005-B. Pengaruh jenis kendaraan terhadap kerusakan jalan dianalisis dengan metode regresi. Sedangkan pada perancangan Tugas Akhir ini, menggunakan metode regresi dimana data yang dibutuhkan adalah jumlah kerusakan, dan Lalulintas Harian Rata-rata. Dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan bilangan yang memodelkan perubahan kondisi dari perkerasan jalan pada tahun yang akan D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 6

datang, sehingga biaya pemeliharaan pada masa yang akan datang dapat ditentukan pada masa sekarang. Tabel 2.1 Perbandingan Dengan Penelitian Yang Pernah Dilakukan Perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan Uraian Lucky Adhi Satrio (2013) M. Rasyanda (2011) Nidaaul Khasanah, dkk (2012) Strategi Analisa Perbandingan Judul Penelitian Pemeliharaan Jalan Tol Padaleunyi Km 145+000 153+00 Mengunakan Strategi Pemeliharaan Jalan Tol Padaleunyi Ruas Pasteur Buahbatu Kerusakan Jalan Antar Lajur Akibat Pengaruh Beban Kendaraan Pada Jalan Bedono Jambu Kabupaten Semarang Metode Regresi Memberikan Manfaat Penelitian estimasi biaya pemeliharaan jalan tol untuk tahun kedepan dan mengetahui kondisi perkerasan pada masa yang akan Memberikan alternatif pemeliharaan jalan tol paling ekonomis Melihat hubungan antara beban kendaraan dengan kerusakan yang dianalisis menggunakan metoda regresi datang. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 7

Tabel 2.1 Perbandingan Dengan Penelitian Yang Pernah Dilakukan (lanjutan) Analisa yang digunakan Metoda Regresi Metode Outlier dan perhitungan BOK Metoda regresi Lokasi Kajian Jalan tol Padaleunyi Jalan tol Padaleunyi Kabupaten Semarang Perbedaan Menggunakan metode yang berbeda Dilakukan perhitunga BOK, dan memberikan beberapa alternatif pilihan, analisis ekonomi menggunakan NPV Tidak menghitung analisa biaya untuk pekerjaan pemeliharaan pada masa yang akan datang. Persamaan Lokasi Pada Jalan Tol Metoda yang sama yaitu metoda regresi 2.2 Dasar Teori 2.2.1 Pemeliharaan Jalan Tol Pemeliharaan yaitu kegiatan yang dilakukan secara berulang dan terjadwal dengan tujuan agar kondisi saat ini dapat mendekati kondisi awal. Pemeliharaan dilakukan agar perkerasan dapat melayani dibawah ambang batas nilai standard pelayanan minimal. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 8

Tabel 2.2 Lingkup Kegiatan Pemeliharaan Jalan Tol Nama Kegiatan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala Lingkup Kegiatan a. Penambalan Perkerasan dan bahu, dan/ atau perbaikan minor unsur lain jalan yang berfungsi struktural. b. Pembersihan dan/atau perbaikan minor sistem drainase. c. Perbaikan, pengecatan dan/atau pemasangan kembali unsur bangunan pelengkap, perlengkapan dan fasilitas jalan. d. Pembabatan rumput, pemangkasan pohon dan pengendalian air pada ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan yang mengganggu struktur jalan serta kelancaran lalulintas dan keselamatan pengguna jalan. e. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan f. Pembersihan lapangan g. Upaya upaya rutin lain sepanjang tahun untuk mempertahankan kondisi jalan. a. Perbaikan minor untuk permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk penambalan permukaan. b. Pemasangan lapis bukan struktural pada permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk pengendalian mutu. c. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan d. Pembersihan lapangan. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 9

Tabel 2.2 Lingkup Kegiatan Pemeliharaan Jalan Tol (lanjutan) Peningkatan Penanganan Darurat a. Koreksi bentuk permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk penambalan struktural b. Pemasangan lapis strukturan pada permukaan perkerasan lama, termasuk pengendalian mutu. c. Perbaikan sistem drainase. d. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan. Pembersihan lapangan a. Pembersihan insidental ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan dari benda benda yang keberadaannya sebagai akibat kejadian tak terduga serta mengganggu kelancaran lalulintas dan/atau membahayakan pengguna jalan. b. Perbaikan insidental unsur unsur jalan yang kondisinya mengganggu kelancaran lalulintas dan/atau membahayakan pengguna jalan. c. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan Upaya upaya insidental lain untuk memulihkan secepatanya kondisi jalan. Sumber : Permen PU Nomor : 02/PRT/M/2007 Jalan Tol mempunyai Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan non Tol, Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 392/PRT/M/2005 Tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol adalah ukuran yang harus dicapai oleh PT. Jasa Marga, selaku Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT). Standar pelayanan minimal untuk jalan Tol adalah sebagai berikut : D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 10

Tabel 2.3 Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Standar Pelayanan Minimal Indikator Cakupan/Lingkup TolakUkur 1.Kekesatan > 0.33 mm 2. Ketidakrataan IRI 4m/km 3. Tidak ada lubang (Zero Potholes) > 50mm 4. Keamanan dan kekuatan struktur jalan dengan indikasi lendutan FWD 5. Pencegahan dan penanganan kerusakan konstruksi jalan, jembatan, dan bangunan lainnya terhadap bencana alam, seperti banjir, longsor, dsb. 6. Kebersihan dan keindahan lingkungan di rumija Tol Seluruh Ruas Jalan Tol 100% < 0.8 mm 100% Bebas sampah, tanaman indah, rapi, dan terawat. Sumber : Pedoman Pemeliharaan Jalan Tol No. 028/BM/2011 D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 11

2.2.2 Jenis Jenis Kerusakan Perkerasan Jalan Jenis jenis kerusakan jalan pada perkerasan dapat dikelompokkan atas dua macam, yaitu : a. Kerusakan struktural Kerusakan struktural adalah kerusakan pada struktur jalan, sebagian atau seluruhnya, yang menyebabkan perkerasan jalan tidak lagi mampu menahan beban yang bekerja diatasnya. Untuk itu perlu adanya perkuatan struktur dari perkerasan dengan cara pemberian pelapisan ulang (overlay) atau perbaikan lapisan perkerasan yang ada. b. Kerusakan fungsional Kerusakan fungsional adalah kerusakan pada permukaan jalan yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi jalan tersebut. Kerusakan ini dapat berhubungan atau tidak dengan kerusakan struktural. Pada kerusakan fungsional, kerusakan jalan masih mampu menahan beban yang bekerja namun tidak memberikan tingkat kenyamanan dan keamanan seperti yang diinginkan. Untuk itu lapisan permukaan perkerasan harus dirawat agar permukaan kembali baik. Ø Jenis Kerusakan Perkerasan Kaku Menurut Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (rigid pavement) No.10/T/BNKT/1991 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga, kerusakan perkerasan kaku ada beberapa macam serta penyebab kerusakannya. Berikut pada Tabel 2.4 dapat dilihat jenis kerusakan dan penyebabnya. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 12

Tabel 2.4 Tipe Kerusakan Perkerasan Kaku dan Penyebabnya Klasifikasi Kerusakan disebabkan oleh karakteristik permukaan Penyebab Utama Retak yang tidak mencapai dasar slab Retak setempat Retak awal Retak sudut Retak melintang Retak di sekitar lapisan tanah dasar Patahan (faulting) Tidak teraturnya susunan lapisan Patahan slab Pengeringan berlebihan pada saat pelaksanaan Daya dukung tanah dasar dan lapis pondasi yang tidak cukup besar Susunan sambungan dan fungsinya tidak sempurna Ketebalan slab kurang memadai Perbedaan penurunan tanah dasar Mutu beton rendah Penyusutan dan lapis pondasi struktur Konsentrasi tegangan. Pemadatan tanah dasar dan lapis pondasi kurang baik Penyusutan tanah dasar yang tidak merata Pemompaan (pumping) D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 13

Tabel 2.4 Tipe Kerusakan Perkerasan Kaku dan Penyebabnya (Lanjutan) Klasifikasi Kerusakan disebabkan oleh karakteristik permukaan Penyebab Utama Deformasi Ketidakrataan memanjang Fungsi dowel tidak sempurna Kurangnya daya dukung tanah dasar Perbedaan penurunan tanah dasar Abrasi Pelepasan butir Lapisan permukaan Pelicinan (hilangnya ketahan gesek) Pengelupasan (scaling) usang Lapis permukaan aus penggunaan aggregat lunak Pelaksanaan yang kurang baik Kerusakan sambungan Kerusakan pada bahan Bahan pengisi perekat sambungan sambungan yang Kerusakan pada ujung usang sambungan Bahan pengisi yang usang yang mengeras, melunak, menyusut Kerusakan susunan dan fungsi sambungan Lain lain Berlubang Campuran aggregat yang kurang baik seperti kepingan kepingan kayu di dalam adukan Mutu beton yang kurang baik. Sumber :Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) NO. 10/T/BNKT/ 1991 Sedangkan jenis kerusakan perkerasan kaku menurut Manual Pemeliharaan Jalan Tol No.029/BM/2011 adalah sebagai berikut: 1. Gompal / pecah (spailling) a. Ciri ciri: bagian slab beton terkelupas atau gompal. Arah kupasan umumnya miring ke arah sambungan b. Penyebab utama: i. Kesalahan pelaksanaan, misalya pada saat pemadatan beton terjadi pemisahan bahan (segregasi). D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 14

ii. iii. Sebagai perkembangan (pengaruh beban lalu lintas) dari jenis kerusakan. Penurunan slab di sambungan yang tidak segera ditangani. c. Akibat: i. Bila dibiarkan, pengaruh cuaca dan beban lalu lintas akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah. ii. Mengurangi kenyamanan dan membahayakan keselamatan pemakai jalan. 2. Retak (crack) a. Ciri - ciri: bagian permukaan perkerasan terdapat retakan b. Kemungkinan penyebab utama: i. Pengeringan terlalu cepat selama konstruksi ii. Kapasitas tanah dasar dan lapis pondasi (base course) untuk menahan beban kurang. iii. Ketidaksempurnaan sambungan struktur dan fungsinya iv. Perbedaan penurunan tanah dasar v. Ketidakrataan struktur dan lapis pondasi vi. Konsentrasi tegangan c. Akibat: bila dibiarkan maka retak tersebut akan menimbulkan lubang yang besar yang akan mengganggu keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Sumber: PT. Jasa Marga Gambar 2.1 Kerusakan Retak D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 15

3. Penurunan Slab Beton a. Ciri ciri: bila dilalui kendaraan, kendaraan tersebut mengalami benturan pada rodanya dan tampak penurunan salah satu slab atau penurunan slab yang tidak seragam pada sambungan melintang. b. Kemungkinan penyebab utama: i. Terdapat rongga dibawah slab karena material lapis pondasi tergerus air ii. Terjadi penurunan badan jalan yang tidak seragam c. Akibat: i. Penurunan slab mengakibatlan bahan pengisi ceah retak, sehingga air dapat meresap ke lapis bawah dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah. ii. Membahayakan keselamatan pemakai jalan. 4. Kerusakan pengisi celah melintang (transverse joints) a. Ciri ciri: pengisi celah terkelupas atau retak retak. b. Kemungkinan penyebab utama: i. Kebersihan tidak terjaga ii. Kualitas bahan pengisi tidak memadai c. Akibat: bila dibiarkan air akan meresap ke lapisan di bawah slab dan dapat menimbulkan kerusakan lebih parah. 5. Permukaan licin a. Ciri ciri: i. Tampak permukaan jalan mengkilap jika terkena sinar matahari ii. Bila dilalui kendaraan, kendaraan mengalami slip pada rodanya. b. Kemungkinan penyebab utama: penggerusan yang diakibatkan oleh roda kendaraan. c. Akibat: membahayakan keselamatan pemakai jalan. 6. Blow up a. Ciri ciri: sambungan beton yang mengalami kerusakan b. Kemungkinan penyebab utama: ketidaksempurnaan struktur dan fungsi sambungan. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 16

c. Akibat: jika dibiarkan maka sambungan tersebut akan patah. 7. Deformasi a. Ciri ciri: permukaan ke arah memanjang jalan mengalami perubahan b. Kemungkinan penyebab utama: i. Kapasitas tumpu tanah dasar dan lapis pondasi kurang ii. Perbedaaan penurunan tanah dasar c. Akibat: jika dibiarkan maka permukaan ke arah memanjang tersebut akan rusak. 2.2.3 Jenis Pemeliharaan Pemeliharaan jalan tol menurut Pedoman dan Manual Pemeliharaan Jalan Tol No. 028/BM/2011 meliputi: 1. Pemeliharaan rutin Adalah pemeliharaan aset aset jalan tol yang dilaksanakan setiap hari, mingguan atau bulanan, tergantung kondisi atau sewaktu waktu yang sifatnya tidak struktural, dengan tujuan untuk memepertahankan kondisi agar tetap memenuhi ketentuan standar pelayanan minimal jalan tol. Kegiatan pemeliharaan rutin misalnya penambalan lubang (patching) dan penutupan retak jalan beton. 2. Pemeliharaan berkala Adalah pemeliharaan aset aset jalan tol terhadap kerusakan akibat berakhirnya masa pakai yang dapat diperkirakan waktunya, serta kerusakan akibat kesalahan dalam pemakaian. Dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi agar tetap memenuhi ketentuan standar pelayanan minimal jalan tol dan umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. Kegiatan pemeliharaan berkala misalnya pelapisan ulang (overlay), scrapping dan filling serta surface dressing. 3. Peningkatan Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara menambah lapis struktural pada permukaan perkerasan jalan lama, termasuk koreksi bentuk permukaan D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 17

perkerasan jalan lama dan penambalan struktural, dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan perkerasan jalan agar selama kurun waktu tertentu di masa yang akan datang dapat memikul beban lalu lintas, serta mempertahankan atau meningkatkan kondisi jalan agar tetap memenuhi ketentuan standar pelayanan minimal jalan tol dan umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. Kegiatan peningkatan misalnya pelebaran jalan tol dan overlay. 4. Penanganan Darurat Penanganan yang dilakukan untuk memulihkan secepatnya kondisi jalan yang mengganggu kelancaran lalu lintas atau membahayakan pengguna jalan yang diakibatkan oleh kejadian yang tak terduga. 2.2.4 Prioritas Perbaikan Kerusakan Prioritas perbaikan kerusakan jalan yang terdapat pada pedoman manual pemeliharaan jalan tol, antara lain: 1. adalah perbaikan atau penanganan kerusakan yang tidak dapat ditunda karena membahayakan konstruksi atau lingkungan dan pemakai jalan. 2. P2 adalah perbaikan atau penanganan kerusakan yang dapat ditunda atau tidak membahayakan konstruksi dan pemakai jalan. Tabel 2.5 Kategori Kerusakan Dan Prioritas Perbaikan Jenis Perkerasan Jenis Kerusakan Prioritas Perbaikan Jalan Aspal Ketidakrataan permukaan Keriting Kekesatan Lubang Amblas Gelombang longitudinal Lepas butir Retak buaya Jalan Beton Ketidakrataan permukaan Penurunan Texture rusak Retak Kekesatan Sumber : Manual Pemeliharaan Jalan Tol Nomor 09/SE/Db/2012 D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 18

2.2.5 Analisa Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variable atau lebih. Dalam analisis regresi dikenal 2 jenis variable yaitu: a. Variabel respon disebut juga variable dependen yaitu variable yang keberadaannya dipengaruhi oleh variable lainnya dan dinotasikan dengan variable Y. b. Variabel predictor disebut juga dengan variable independen yaitu variable yang bebas (tidak dipengaruhi oleh variable lainnya) dan dinotasikan dengan X. Untuk mempelajari hubungan hubungan antara variable bebas maka regresi linier terdiri dari dua bentuk, yaitu: a. Analisis regresi sederhana (simple analysis regresi) b. Analisis regresi berganda (multiple analysis regresi) 2.2.5.1 Analisa Regresi Berganda Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variable dependen) yaitu kondisi persen kerusakan dengan faktor faktor yang mempengaruhi lebih dari satu predictor (variable independen) yaitu LHR yang melewati ruas yang ditinjau. Regresi linier berganda hampir sama dengan linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variable bebasnya lebih dari satu variable penduga. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variable atau lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y (persen kerusakan atas X (data LHR). Hubungan fungsional antara variable dependen (Y) dengan variable independen (X1, X2,..Xn) secara umum dapat ditulis sebagai berikut: Y = f(x!, X!,, X! ) dimana: D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 19

Y = variable dependen (persen kerusakan) X = variable independen (data LHR) Dalam suatu persamaan regresi berganda yang mempunyai variable dependen Y (persen kerusakan) dengan dua variable independen, yakni X1 (golongan kendaraan) dan X2 (golongan kendaraan). Secara umum, persamaan regresi berganda lebih dari dua variable independen dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b! X! + b! X! + b! X! + b! X! dimana: Y a = nilai estimasi Y (persen kerusakan) = nilai Y pada perpotongan antara garis linear dengan sumbu vertikal Y X1, X2 = nilai variable independen X1 dan X2 (nilai esal golongan setiap kendaraan) b1, b2 = slope yang berhubungan dengan variable X1 dan X2 Persamaan regresi yang melibatkan lebih dari dua variable independen akan sangat sulit ditentukan dengan menggunakan cara perhitungan tangan (manual). Untuk menentukan persamaan linear yang menggunakan lebih dari dua variable akan lebih mudah dengan menggunakan komputer. Paket program komputer statistik yang digunakan kali ini ialah program SPSS. Dengan metoda ini didukung dengan program SPSS, maka dapat diramalkan bagaimana kondisi perkerasan untuk tahun kedepannya apakah lebih baik atau lebih buruk dari tahun sebelumnya. Data yang dibutuhkan pada analisis tersebut diantaranya, data lalu lintas harian rata rata dan data kerusakan jalan. Setelah itu kita dapat melihat apakah beban kendaraan pada ruas yang ditinjau sangat berpengaruh terhadap kerusakan atau tidak. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 20

2.2.5.2 Koefisien Determinasi Tabel 2.6 Tabel Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.976 a.952.924.017012778 Sumber : Output Software SPSS Tampilan SPSS pada model summary menunjukan besarnya R square dan standart error of the estimate. apabila nilai R square sebesar 0.952 hal ini berarti 95.2%% kondisi persen kerusakan jalan dapat dijelaskan oleh beban kendaraan, sedangkan sisanya (100%-95.2%=4.8%) dijelaskan oleh sebab sebab yang lain misalnya seperti cuaca atau tanah yang tidak stabil. Apabila nilai standart error of the estimate semakin kecil akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variable dependent (kondisi persen kerusakan). Tabel 2.7 Tingkat hubungan koefisien korelasi Besar R 2 Interpretasi 0,00 < 0,20 Hubungan sangat Lemah 0,20 < 0,40 0,40 < 0,70 0,70 < 0,90 Hubungan Rendah Hubungan sedang atau cukup Hubungan kuat dan tinggi 0,90 1, 00 Hubungan sangat kuat atau tinggi 2.2.5.3 Signifikansi Simultan Tabel 2.8 Tabel ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression.002 4.001 6.563.016 a Residual.001 7.000 Total.003 11 D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 21

Berdasarkan ANOVA (tabel pada SPSS) apabila diperoleh nilai probabilitas 0.016 < 0.05, dan terlihat Fhitung (6.563) >Ftabel (Tabel 2.9) maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi independent (LHR) secara simultan berpengaruh terhadap kondisi persen perkerasan dan hasil persamaan untuk prediksi untuk masa kedepannya dapat dipergunakan. 2.2.5.4 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendeteksi data normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideketsi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau histogram residual, (Ghozali,2006): Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Tabel 2.9 Tabel Distribusi F D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 22

2.2.6 Pertumbuhan Lalu Lintas Persamaan faktor pertumbuhan lalu lintas dapat ditampilkan pada Persamaan 2.1 faktor pertumbuhan lalu lintas dihitung untuk mengetahui laju pertumbuhan lalu lintas dari tahun ke tahun. i = 1!!!!!"#!"##!!!!!"#!"#! Rumus Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (2.1) D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 23